Vous êtes sur la page 1sur 5

ANALISIS DAN SIMULASI MODEL TRAFIK NEXT GENERATION NETWORK

Ir Nana Rachmana M.Eng, Dhata Praditya


nana@telecom.ee.itb.ac.id, dhata@students.ee.itb.ac.id

Program Studi Teknik Elektro


Institut Teknologi Bandung

ABSTRAK

NGN atau Next Generation Network merupakan suatu sistem yang mencoba mengintegrasikan berbagai macam
jaringan yang ada, entah menjadi satu platform besar ataupun tetap memakai banyak jaringan hanya pada level
aplikasinya disatukan. NGN sampai dengan hari ini masih dalam riset, dan belum mempunyai satu standar yang
jelas, apalagi kalau kita berbicara soal regulasi. Satu hal yang perlu diketahui dari integrasi berbagai macam
jaringan adalah masalah trafik, sebab prediksi trafik yang didasari oleh sistem telephony (menggunakan distribusi
Poisson) ternyata tidak relevan lagi untuk diterapkan.

Kata kunci: Pareto, Lognormal, Uniform, Poisson, Self-similar, OPNET

1. PENDAHULUAN • Menyokong makin bertambahnya jaringan


komunikasi di masyarakat (diharapkan mampu
Perkembangan teknologi telekomunikasi saat ini beroperasi pada berbagai sistem)
meningkat sejalan dengan bertambahnya kebutuhan • Mempertahankan QoS
komunikasi masyarakat. Sektor telekomunikasi yang • Fleksibel (dari sisi arsitektur)
merupakan cabang strategis saat ini diarahkan • Menjaga kualitas keamanan jaringan
menjadi satu layanan yang mencakup data, suara, • Murah
gambar dan komunikasi mobile dengan kualitas • Mempercepat akses, terutama akses data
tinggi. Sampai dengan hari ini, para pakar masih
• Mudah untuk dikembangkan lagi menjadi future-
mencoba bereksperimen untuk mengajukan suatu
tech
bentuk teknologi yang mendukung terwujudnya
kondisi ini.
2. TEORI NGN DAN PROBABILITAS
Konsep NGN (Next Generation Network) merupakan
anak emas dari perkembangan teknologi
2.1 NGN
telekomunikasi saat ini. Konsep ini diharapkan
mampu mengintegrasikan seluruh jaringan yang ada,
Definisi Next Generation Network berdasarkan ITU-
entah membuat satu jaringan baru ataupun tetap
T: Next Generation Network (NGN) adalah jaringan
memakai banyak jaringan. Berbagai masukan yang
packed-based yang mampu menyediakan berbagai
ada kebanyakan mengimplementasikan menggunakan
layanan, terutama layanan telekomunikasi dan
sifat WDM (bukan lagi TDM) karena jaringan yang
mampu untuk digunakan pada multiple broadband,
ada merupakan paket-paket. Selain itu kebanyakan teknologi transport dengan mekanisme pemeliharaan
pakar juga menggunakan jaringan optik sebagai dasar
QoS dan dalam fungsi service-related adalah
bagi penggunaan NGN.
independent sehingga mendasari teknologi transport-
related. NGN menawarkan akses tak terbatas bagi
Konsep NGN ini baru dalam tahap perkembangan,
user dari berbagai penyedia layanan yang berbeda.
karena itu masih banyak hal-hal yang perlu di
NGN juga mendukung mobilitas secara menyeluruh
standarisasi maupun diperbaharui agar tujuan dengan memberikan layanan yang konsisten dan
dikembangkannya NGN tersebut dapat dicapai.
tersedia dimana-mana bagi user.
Tujuan tersebut yaitu:
Dalam mendukung konsep NGN ini, dikembangkan
beberapa layanan dan fitur-fitur diantaranya adalah
IPv6 sebagai solusi dari keterbatasan jumlah user

Prosiding Konferensi Nasional Teknologi Informasi & Komunikasi untuk Indonesia 472
3-4 Mei 2006, Aula Barat & Timur Institut Teknologi Bandung
pada IPv4. MPLS yang berfungsi sebagai sistem d. Distribusi log-normal
yang efisien dalam hal rouitng, forwarding,dan
switching dari aliran trafik yang mengalir pada Dalam probability dan statistik, distribusi log-normal
jaringan. Softswitch, yang secara khusus digunakan adalah distribusi kemungkinan dari variabel acak
untuk mengontrol koneksi pada junction point antara yang logaritmanya terdistribusi secara normal (dasar
jaringan circuit dan paket. Tujuan ini bisa dilakukan dari fungsi logaritmik bahwa loga X adalah
oleh satu alat yang mempunyai kemampuan sebagai terdistribusi normal jika dan hanya jika logb X
switching logic dan switching fabric. Kemudian terdistribusi normal). Jika X adalah variabel acak
dikembangkan pula SIP, protocol yang diusulkan dengan distribusi normal, maka exp(X) memiliki
sebagai standard untuk menginisiasi, memodifikasi distribusi log-normal.
dan mengakhiri sesi interaksi user yang melibatkan
elemen multimedia seperti video, suara, online game, e. Distribusi Weibull
instant messaging dan virtual reality. Dan yang
sedikit lebih baru adalah IMS, yang lahir sebagai satu Distribusi Weibull sering digunakan untuk
teknologi yang mengawinkan teknologi wireless dan memodelkan waktu hingga terjadi kegagalan teknis
wireline dengan tawaran layanan yang tidak hanya dari suatu alat.
voice namun juga layanan data yang sangat beragam.
Prinsip teknologi ini adalah mengatur session yang f. Self-similarity Traffic
timbul untuk tiap layanan. Pada konsep NGN dengan
softswitch (wireline), seluruh session layanan yang Self-similarity merupakan bagian terpenting dari
timbul seluruhnya (baik suara maupun data) akan konsep fractal yang berasal dari ide Benoit B.
dilewatkan pada call manager (softswitch). Mandelbrot, konsep ini mendeskripsikan fenomena
dimana sifat tertentu objek adalah mempertahankan
2.2 Teori Probabilitas dengan baik skala dalam jarak maupun waktu.
Maksudnya ada suatu fenomena dimana bila kita
a. Distribusi Erlang memotong suatu objek pada bagian yang kecil
tubuhnya, memiliki bentuk yang serupa dirinya

Distribusi Erlang dikembangkan oleh A. K. Erlang Proses self-similar dapat didefinisikan menggunakan
untuk menguji jumlah panggilan telepon yang distribusi heavy-tailed, juga biasa disebut distribusi
mungkin dilakukan dalam satu waktu pada suatu long-tailed. Distribusi heavy-tailed dapat digunakan
switching station milik operator. Ini bekerja pada untuk menggambarkan probability density yang
perencanaan trafik telepon yang pemakaiannya mendeskripsikan proses trafik seperti waktu inter-
meluas hingga untuk menghitung waktu tunggu arrival paket dan panjang burst. Proses self-similar
dalam system antrian secara umum. Distribusi Erlang menunjukkan fenomena long-range dependency.
kini digunakan dalam proses stochastic.
b. Distribusi Poisson

Dalam teori probabilitas, distribusi Poisson adalah


distribusi kemungkinan yang diskrit. Digunakan
untuk merepresentasikan kejadian yang amat jarang.
Hal ini diperlihatkan dengan probabilitas banyaknya
event yang terjadi dalam suatu interval waktu jika
event ini diketahui nilai rate rata-rata, dan
independent terhadap waktu sampai dengan event
terakhir
Gambar 1. Distribusi heavy-tailed
c. Distribusi Pareto
3. SIMULASI JARINGAN
Pareto distribution, diambil dari nama ahli ekonomi
dari Italia Vilfredo Pareto. Dalam jaringan, Distribusi
Simulator yang digunakan adalah OPNET IT Guru
Pareto digunakan untuk memodelkan waktu utilisasi
Academic Version 9.1
CPU oleh sebuah proses, ukuran file web pada web
project : dhata
server, jumlah byte data pada FTP burst, dan waktu
scenario : final_version
“berpikir” web browser.
skala jaringan : dunia.

Prosiding Konferensi Nasional Teknologi Informasi & Komunikasi untuk Indonesia 473
3-4 Mei 2006, Aula Barat & Timur Institut Teknologi Bandung
Gambar 2. Jaringan yang disimulasikan

Secara umum model jaringan yang dibuat dibagi


menjadi dua bagian, yang masing-masing terdiri dari
topologi yang berbeda pula. Pertama adalah VoIP
yang coba disimulasikan pada node 3, 4 dan 5,
kemudian WLAN dan LAN yang disimulasikan pada
node-node 1, 2, dan 6. Sedangkan pada node 8
dirancang suatu jaringan LAN namun menggunakan
dial up modem untuk koneksinya. Ke-delapan subnet
tersebut kemudian dihubungkan melalui link ke suatu
IP network, dan untuk IP2, merupakan pusat dari
sistem jaringan VoIP.

Dua hal paling esensial yang mempengaruhi analisis


simulasi jaringan ini adalah konfigurasi aplikasi dan
konfigurasi profil.

Konfigurasi Aplikasi, parameter ini menunjukkan


aplikasi apa saja yang akan kita gunakan. Dalam
simulasi aplikasi yang disediakan ada tujuh buah
yaitu: VoIP, HTTP, FTP, database, email, remote
login dan video conferencing.
Gambar 3. subnet-subnet dalam jaringan

Sedangkan Konfigurasi Profil, parameter ini


menunjukkan profil dari node yang menggunakan 4. ANALISIS
aplikasi yang telah didefinisikan. Dalam simulasi ini
digunakan empat profil, yaitu profil VoIP, profil Sebelum melakukan analisis terhadap model trafik
LAN, profil WLAN, dan profil Sm_Int. Pada yang terkondisikan dalam jaringan, dilakukan
Konfigurasi inilah distribusi yang digunakan dalam terlebih dahulu analisis mengenai kinerja jaringan
permodelan trafik jaringan di-setting. yang disimulasikan ini. Ada tiga parameter yang
digunakan yaitu, response time, delay dan data loss.

Prosiding Konferensi Nasional Teknologi Informasi & Komunikasi untuk Indonesia 474
3-4 Mei 2006, Aula Barat & Timur Institut Teknologi Bandung
langsung dibandingkan, tanpa harus merubahnya
menjadi probability density function dulu.

Gambar 4. respon time

Delay

5
ethernet delay
delay (msec)

4
paket end to end
3
delay VoIP
2 WLAN delay
1

0
4 user 10 user 20 user

Gambar 7. hasil simulasi


Gambar 5. delay

Data Loss Gambar kiri atas adalah model trafik aplikasi FTP,
kanan atas adalah untuk aplikasi HTTP, gambar kiri
600 bawah adalah model untuk aplikasi remote login atau
500 TS FTP telnet, dan gambar terakhir untuk aplikasi database.
400 TR FTP
paket

TS HTTP
300 Keseluruhan gambar tersebut tidak memiliki
TR HTTP
200 TS TELNET
karakteristik yang mirip dengan probability density
100 TR TELNET function dari distribusi-distribusi yang dijadikan
0 dasar teori.
4 user 10 user 20 user

Untuk langkah kedua, hasil yang didapat tidak jauh


Gambar 6. data loss berbeda, karena setelah dibandingkan, keseluruhan
node memperlihatkan bahwa model trafik jaringan
Untuk menganalisis distribusi yang paling tepat
tidak sama dengan model distribusi yang ada.
untuk memodelkan trafik jaringan, pada Tugas Akhir
ini dilakukan dua cara, yang pertama adalah
membandingkan probability density function yang
didapat dari hasil simulasi dengan probability density
function teoritis yang telah ditampilkan sebelumnya.
Probability density function yang didapat merupakan
hasil dari ethernet load pada satu node dalam satu
subnet dari skenario simulasi.

Dan langkah yang kedua adalah, pada simulasi ini


dibuat banyak skenario, yang beberapa diantaranya
mensimulasikan jaringan apabila distribusi pada
parameter atribut profil-nya di-set menjadi Pareto
semua, Lognormal semua, Uniform semua, Poisson
semua, dan sebagainya. Hasil dari skenario ini
Gambar 8. Self-similarity
kemudian dibandingkan dengan skenario pertama.
Untuk langkah kedua ini ethernet load-nya bisa

Prosiding Konferensi Nasional Teknologi Informasi & Komunikasi untuk Indonesia 475
3-4 Mei 2006, Aula Barat & Timur Institut Teknologi Bandung
5. KESIMPULAN

1. Model trafik yang dihasilkan dari simulasi tidak


ada yang sesuai dengan model-model distribusi
yang telah ada. PDF yang didapat dari simulasi
sangat spesifik, perubahan yang terjadi pada satu
aplikasi, mempengaruhi aplikasi lain. Dan setiap
aplikasi memiliki karakteristik masing-masing.
2. Kinerja jaringan yang dilakukan telah optimal,
pada parameter distribusi, untuk remote login,
membutuhkan variance dan mean yang relatif lebih
kecil dibanding aplikasi lain.
3. Konsep self-similarity dapat terlihat dalam rentang
waktu 50 sec, 200 sec, dan 500 sec.
4. Dapat dibuktikan bahwa permodelan yang cocok
untuk jaringan yang ada saat ini merupakan Self-
similarity, karena mempertahankan burst untuk
seluruh selang waktu.

6 REFERENSI

[1] OPNET IT Guru Simulator, Attributes and


Parameter Description. Opnet Press.
http://www.opnet.com

[2] Will Leland, Murad Taqqu, Walter Willinger, and


Daniel Wilson, ``On the Self-Similar Nature of
Ethernet Traffic (Extended Version)'', IEEE/ACM
Transactions on Networking, Vol. 2, No. 1, pp. 1-15,
February 1994.

[3] Mark E. Crovella and Azer Bestavros, “Self-


Similarity in World Wide Web Traffic: Evidence and
Possible Causes”, IEEE/ACM Transactions on
Networking, 5(6):835-846, December 1997.

[4] B. B. Mandelbrot. The Fractal Geometry of


Nature, W. H. Freeman, New York, 1982.

[5] Xiaojun, Hei. The Self-Similar Traffic Modeling


in the Internet. 2001

[6] Nawaporn Wisitpongphan, Jon M. Peha. Effect of


TCP on Self-Similarity of Network Traffic paper.
Carnegie Mellon University. Pittsburgh

[7] Philip Rehatta. Services in NGN: Provision and


Opportunity Presentation. Jakarta. 2004. PT. Telkom

[8] Wastuwibowo K (2003). Pengantar MPLS.


IlmuKomputer: http://ilmukomputer.com

[9] www.wikipedia.com

Prosiding Konferensi Nasional Teknologi Informasi & Komunikasi untuk Indonesia 476
3-4 Mei 2006, Aula Barat & Timur Institut Teknologi Bandung

Vous aimerez peut-être aussi