Vous êtes sur la page 1sur 12

AYAT & HADIST EKONOMI SYARIAH

TUGAS MAKALAH

WAKAF

Oleh: Fazli Rais

Universitas Trisakti
WAKAF

Program Pascasarjana IEF VIII


Pendahuluan
Dalam sejarah, wakaf mempunyai peranan penting dalam pembangunan
Umat Islam, bangsa dan Negara. Sebagai sebuah tradisi, wakaf telah dikenal serta
dipraktekkan masyarakat dunia semenjak zaman Romawi kuno, sebelum
datangnya Islam. Wakaf pertama dalam sejarah Islam adalah masjid Quba’, Dar al-
Hijra didekat Madinah yang didirikan oleh Rasulullah pada 622 M. Para sahabat
besar seperti Umar ra, Abu bakar ra, Usman ra, Ali ra, dan diikuti para sahabat
lainnya juga telah melakukan wakaf. Dalam konteks berikutnya, perwakafan yang
dilakukan Rosulullah dan para sahabat tersebut kemudian diikuti oleh generasi
berikutnya, sehingga jumlah harta wakaf berjumlah sangat banyak dan manfaatnya
pun mulai dirasakan oleh masyarakat.
Di Indonesia, wakaf telah dikenal dan dilaksanakan oleh umat Islam sejak
agama Islam masuk Indonesia pada pertengahan ke-2 abad ke-13 atau kurang lebih
900 tahun yang lalu hingga sekarang. Sebagai salah satu institusi keagamaan yang
erat hubungannya dengan sosial ekonomi, wakaf telah banyak membantu
pembangunan secara menyeluruh di Indonesia, baik dalam pembangunan sumber
daya manusia maupun dalam pembangunan sumber daya sosial. Tak dapat
dipungkiri, bahwa sebagian besar rumah ibadah, perguruan Islam dan lembaga-
lembaga Islam lainnya dibangun diatas tanah wakaf.
WAKAF

Definisi Wakaf
Para ulama fiqh berbeda pendapat dalam memberi pengertian wakaf.
Perbedaan tersebut membawa akibat yang berbeda pada hukum yang ditimbulkan.
Definisi wakaf menurut ahli fiqh tersebut sebagai berikut:
 Hanafiyah mengartikan wakaf sebagai menahan materi benda (al-‘ain) milik
Wakif dan menyedekahkan atau mewakafkan manfaatnya kepada siapapun
yang diinginkan untuk tujuan kebajikan (Ibnu al-Humam: 6/203). Definisi
wakaf tersebut menjelaskan bahawa kedudukan harta wakaf masih tetap
tertahan atau terhenti di tangan Wakif itu sendiri. Dengan artian, Wakif masih
menjadi pemilik harta yang diwakafkannya, manakala perwakafan hanya terjadi
ke atas manfaat harta tersebut, bukan termasuk asset hartanya.
 Malikiyah berpendapat, wakaf adalah menjadikan manfaat suatu harta yang
dimiliki (walaupun pemilikannya dengan cara sewa) untuk diberikan kepada
orang yang berhak dengan satu akad (shighat) dalam jangka waktu tertentu
sesuai dengan keinginan Wakif (al-Dasuqi: 2/187). Definisi wakaf tersebut
hanya menentukan pemberian wakaf kepada orang atau tempat yang berhak
saja.
 Syafi‘iyah mengartikan wakaf dengan menahan harta yang bisa memberi
manfaat serta kekal materi bendanya (al-‘ain) dengan cara memutuskan hak
pengelolaan yang dimiliki oleh Wakif untuk diserahkan kepada Nazhir yang
dibolehkan oleh syariah (al-Syarbini: 2/376). Golongan ini mensyaratkan harta
yang diwakafkan harus harta yang kekal materi bendanya (al-‘ain) dengan
artian harta yang tidak mudah rusak atau musnah serta dapat diambil
manfaatnya secara berterusan (al-Syairazi: 1/575).
WAKAF

 Hanabilah mendefinisikan wakaf dengan bahasa yang sederhana, yaitu menahan


asal harta (tanah) dan menyedekahkan manfaat yang dihasilkan (Ibnu
Qudamah: 6/185).
Bagaimana menurut undang-undang di Indonesia? Dalam Undang-undang
nomor 41 tahun 2004, wakaf diartikan dengan perbuatan hukum Wakif untuk
memisahkan dan/atau menyerahkan sebagian harta benda miliknya untuk
dimanfaatkan selamanya atau untuk jangka waktu tertentu sesuai dengan
kepentingannya guna keperluan ibadah dan/atau kesejahteraan umum menurut
syariah.
Penjelasan wakaf di Indonesia dituangkan dalam UU No.41/2004 yang
dirumuskan berdasarkan fatwa MUI bahwasanya, “Wakaf adalah perbuatan hukum
wakif untuk memisahkan dan/atau menyerahkan sebagian harta benda miliknya
untuk dimanfaatkan selamanya atau untuk jangka waktu tertentu sesuai dengan
kepentingannya guna keperluan ibadah dan/atau kesejahteraan umum menurut
syariah”

Landasan Hukum Wakaf

‫لن تنالوا البر حتى تنفقوا مما تحبون وما تنفقوا من‬
‫شيء فإن‬

‫الله به عليم‬

“Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu
menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu
nafkahkan, maka sesungguhnya Allah mengetahuinya”. (QS. Ali Imran (3):92)
WAKAF

‫اذا مات النسان انقطع عمله ال من ثلث صدقة جارية‬


‫أو علم ينتفع‬

‫صالح يدعو له به أو ولد‬

“Apabila manusia wafat, terputuslah amal perbuatannya, kecuali dari tiga hal,yaitu
sedekah jariyah, atau ilmu pengetahuan yang dimanfaatkan, atau anak yang saleh “
(HR. Muslim).

Undang-undang Nomor 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf dan Peraturan Pemerintah


Nomor 42 Tahun 2006 tentang pelaksanaan UU No.41 Tahun 2004.

Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) tentang kebolehan wakaf uang pada 11 mei
2002.

Konsep dan Praktek Klasik


Isu mengenai wakaf uang sesungguhnya bukanlah wacana baru pada studi
dan praktik dalam masyarakat Islam. Dalam sejarah Islam, masalah wakaf uang
(waqf an-nuqud) telah berkembang dengan baik pada zaman Bani Mamluk dan
Turki Usmani. Namun baru belakangan ini menjadi bahan diskusi yang intensif di
kalangan para ulama dan pakar ekonomi Islam.
Pengembangan wakaf dalam bentuk uang yang dikenal dengan cash wakaf
sudah dilakukan sejak lama di masa klasik Islam. Bahkan dalam sejarah Islam,
wakaf uang sudah dipraktekkan sejak abad kedua Hijriyah. Diriwayatkan oleh
Imam Bukhari bahwa Imam az Zuhri (wafat 124 H), salah seorang ulama
terkemuka dan peletak dasar tadwin al hadits, memberikan fatwanya untuk
WAKAF

berwakaf dengan Dinar dan Dirham agar dapat dimanfaatkan sebagai sarana
pembangunan, dakwah, sosial, dan pendidikan umat Islam. Cara yang dilakukan
adalah dengan menjadikan uang tersebut sebagai modal usaha (modal produktif)
kemudian menyalurkan keuntungannya sebagai wakaf.
Kebolehan wakaf uang juga dikemukakan oleh Mazhab Hanafi dan Maliki.
Bahkan sebagian ulama Mazhab Syafi’iy juga membolehkan wakaf uang
sebagaimana yang disebut Al-Mawardy, ”Abu Tsaur meriwayatkan dari Imam
Syafi’iy tentang kebolehan wakaf dinar dan dirham”.
Pendapat inilah yang dikutip Komisi fatwa MUI (2002) dalam melegitimasi
wakaf uang. Di Indonesia saat ini, persoalan boleh tidaknya wakaf uang, sudah
tidak ada masalah lagi. Hal itu diawali sejak dikeluarkannya fatwa MUI pada
tanggal 11 Mei 2002. Isi fatwa MUI tersebut sebagai beikut :
 Wakaf uang (cash wakaf/ waqf al-nuqud) adalah wakaf yang dilakukan
seseorang, kelompok orang, lenmbaga atau badan hukum dalam bentuk uang
tunai
 Termasuk ke dalam pengertian uang adalah surat-surat berharga.
 Waqaf uang hukumnya jawaz (boleh)
 Wakaf uang hanya boleh disalurkan dan digunakan untuk hal-hal yang
dibolehkan secara syar’iy. Nilai pokok wakaf uang harus dijamin
kelestariannya, tidak boleh dijual, dihibahkan dan atau diwariskan.

Rukun Wakaf
 Orang yang berwakaf (wakif)
Wakif mempunyai kecakapan melakukan tabarru, yaitu melepaskan hak milik
tanpa imbalan materi. Orang dikatakan cakap bertindak tabarru adalah baligh,
berakal sehat, dan tidak terpaksa.
WAKAF

 Harta yang diwakafkan (mauquf)


Harta wakaf merupakan harta yang bernilai, milik waqif dan tahan lama untuk
digunakan. Harta wakaf dapat berupa uang yang dimodalkan, berupa saham
pada perusahaan dsb. Untuk harta yang berupa modal harus dikelola
sedemikian rupa (semaksimal mungkin) sehingga mendatangkan kemaslahatan
atau keuntungan.
 Tujuan wakaf (mauquf’alaih)
Tujuan wakaf harus sejalan dengan nilai-nilai ibadah, sebab wakaf merupakan
salah satu amalan shadaqah dan shadaqah merupakan salah satu perbuatan
ibadah. Harta wakaf harus segera dapat diterima setelah wakaf diikrarkan. Bila
wakaf diperuntukkan membangun tempat-tempat ibadah umum, hendaklah ada
badan yang menerimanya.
 Pernyataan wakaf (shigat waqf)
Wakaf itu di-shigat-kan, baik dengan lisan, tulisan, maupun dengan isyarat.
Wakaf dipandang telah terjadi apabila ada pernyataan wakif (ijab) dan Kabul
dari mauquf’alaih tidak diperlukan. Isyarat hanya boleh dilakukan bagi wakif
yang tidak mampu melakukan lisan dan tulisan.

Syarat Wakaf
 Wakaf tidak dibatasi dengan waktu tertentu sebab perbuatan wakaf berlaku
untuk selamanya, tidak untuk waktu tertentu. Bila seseorang mewakafkan
kebun untuk jangka waktu 10 tahun misalnya, maka wakaf tersebut dipandang
batal.
 Tujuan wakaf harus jelas, seperti mewakafkan sebidang tanah untuk masjid
dsb. Apabila seseorang mewakafkan sesuatu kepada hukum tanpa menyebut
tujuannya, hal itu dipandang sah sebab penggunaan benda-benda wakaf tersebut
menjadi wewenang lembaga hukum yang menerima harta-harta wakaf tersebut.
WAKAF

 Wakaf harus segera dilaksanakan setelah dinyatakan oleh yang


mewakafkan, tanpa digantungkan pada peristiwa yang akan terjadi di masa
yang akan datang sebab pernyataan wakaf berakibat lepasnya hak milik bagi
yang mewakafkan. Bila wakaf digantungkan dengan kematian yang
mewakafkan, ini bertalian dengan wasiat dan tidak bertalian dengan wakaf.
Dalam pelaksanaan seperti ini, berlakulah ketentuan-ketentuan yang bertalian
dengan wasiat.
 Wakaf merupakan perkara yang wajib dilaksanakan tanpa adanya hak
khiyar (membatalkan atau melangsungkan wakaf yang telah dinyatakan) sebab
pernyataan wakaf berlaku seketika dan untuk selamanya.

Ketentuan Wakaf
 Harta wakaf harus tetap (tidak dapat dipindahkan kepada orang lain), baik
dijualbelikan, dihibahkan, maupun diwariskan.
 Harta wakaf terlepas dari pemilikan orang yang mewakafkannya.
 Tujuan wakaf harus jelas (terang) dan termasuk perbuatan baik menurut ajaran
agama Islam.
 Harta wakaf dapat dikuasakan kepada pengawas yang memiliki hak ikut serta
dalam harta wakaf sekadar perlu dan tidak berlebihan.
 Harta wakaf dapat berupa tanah dan sebagainya, yang tahan lama dan tidak
musnah sekali digunakan.

Jenis Umum Wakaf


 Wakaf ahli (khusus)
Wakaf ahli disebut juga wakaf keluarga atau wakaf khusus. Maksud wakaf ahli
ialah wakaf yang ditujukan kepada orang-orang tertentu, seorang atau terbilang,
WAKAF

baik keluarga wakif maupun orang lain. Misalnya, seseorang mewakafkan


buku-buku yang ada di perpustakaan pribadinya untuk turunannya yang mampu
menggunakan. Wakaf semacam ini dipandang sah dan yang berhak menikmati
harta wakaf itu adalah orang-orang yang ditunjuk dalam pernyataan wakaf.
 Wakaf khairi
Wakaf khairi ialah wakaf yang sejak semula ditujukan untuk kepentingan-
kepentingan umum dan tidak ditujukan kepada orang-orang tertentu. Wakaf
khairi inilah yang benar-benar sejalan dengan amalan wakaf yang amat
digembirakan dalam ajaran Islam, yang dinyatakan pahalanya akan terus
mengalir hingga wakif meninggal dunia, selama harta masih dapat diambil
manfaatnya.

Syarat Wakif
Dalam wakaf terkadang wakif mensyaratkan sesuatu, baik satu maupun
berbilang. Wakif dibolehkan menentukan syarat-syarat penggunaan harta wakaf,
syarat-syarat tersebut harus dihormati selama sejalan dengan ajaran agama
Islam. Misalnya, seseorang mewakafkan tanah untuk mendirikan pesantren khusus
laki-laki, syarat seperti itu harus dihormati karena sejalan dengan ketentuan-
ketentuan syara’.
Apabila syarat-syarat penggunaan harta wakaf bertentangan dengan ajaran
Islam, wakafnya dipandang sah, tetapi syaratnya dipandang batal. Misalnya,
seseorang yang mewakafkan tanah untuk masjid jami’, dengan syarat hanya
dipergunakan oleh para anggota perkumpulan tertentu, maka wakafnya dipandang
sah, tetapi syaratnya tidak perlu diperhatikan.

Jenis Harta Wakaf


WAKAF

Menurut Undang-undang No.41 Tahun 2004 Pasal 16 harta benda yang


boleh diwakafkan terdiri dari benda bergerak dan tidak bergerak, yaitu:
 Benda bergerak adalah harta benda yang tidak bisa habis karena dikonsumsi:
 Uang
 Logam mulia
 Surat berharga
 Kendaraan
 Hak atas kekayaan intelektual
 Hak sewa
 Benda bergerak lain sesuai dengan ketentuan syariah dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku

 Benda Tidak bergerak:


 Hak atas tanah
 Bangunan atau bagian bangunan yang berdiri di atas tanah.
 Tanaman dan benda lain yang berkaitan dengan tanah.
 Hak milik atas satuan rumah susun.
 Benda tidak bergerak lain sesuai dengan ketentuan syariah dan peraturan
perundang-undangan.

Menukar dan Menjual Harta Wakaf


Berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim
dari Ibnu Umar ra yang menceritakan tentang wakaf bahwa wakaf tidak
boleh dijual, diwariskan dan dihibahkan. Perbuatan wakaf dinilai ibadah yang
senantiasa mengalir pahalanya apabila harta wakaf itu dapat memenuhi
fungsinya yang dituju. Dalam hal harta wakaf berkurang, rusak, atau tidak
WAKAF

dapat memenuhi fungsinya yang dituju, harus dicarikan jalan keluar agar
harta itu tidak berkurang, utuh dan berfungsi. Bahkan untuk menjual atau
menukar pun tidak dilarang, kemudian ditukarkan dengan benda lain yang
dapat memenuhi tujuan wakaf.
Ibnu Qudamah berpendapat bahwa apabila harta wakaf mengalami
rusak hingga tidak dapat membawa manfaat sesuai dengan tujuannya,
hendaknya dijual saja, kemudian harga penjualannya dibelikan benda-benda
lain yang akan mendatangkan manfaat sesuai dengan tujuan wakaf dan
benda-benda yang dibeli itu berkedudukan sebagai harta wakaf seperti
semula.

Pengawasan Harta Wakaf


Pada dasarnya pengawasan harta wakaf merupakan hak wakif, tetapi
wakif boleh menyerahkan pengawasan kepada yang lain, baik lembaga
maupun perorangan. Untuk menjamin kelancaran masalah perwakafan,
pemerintah berhak campur tangan dengan mengeluarkan peraturan-peraturan
yang mengatur permasalahan wakaf termasuk pengawasannya.
Untuk pengawas wakaf yang sifatnya perorangan diperlukan syarat:
 Berakal sehat
 Baligh
 Dapat dipercaya
 Mampu melaksanakan urusan-urusan wakaf
Bila syarat-syarat tersebut tidak terpenuhi, hakim berhak menunjuk
orang lain yang mempunyai hubungan kerabat dengan wakif. Bila kerabat
juga tidak ada, maka ditunjuk orang lain. Agar pengawasan dapat berjalan
dengan baik, pengawas wakaf yang bersifat perorangan boleh diberi imbalan
WAKAF

secukupnya sebagai gajinya atau boleh diambil dari hasil harta wakaf.
Pengawas harta wakaf berwenang melakukan perkara-perkara yang dapat
mendatangkan kebaikan harta wakaf dan mewujudkan keuntungan-keuntungan
bagi tujuan wakaf, dengan memperhatikan syarat-syarat yang ditentukan
wakif.

Studi Pustaka

http://www.pkesinteraktif.com
http://komunitaswakaf.org
http://www.canboyz.co.cc/2010/04/makalah-fiqih-muamalah-pengertian-
wakaf.html
http://ekisopini.blogspot.com/2010/01/wakaf-uang-dan-peningkatan.html

Vous aimerez peut-être aussi