Vous êtes sur la page 1sur 9

A.

PENDAHULUAN
Sebelum audit atas Laporan keuangan dilaksanakan, auditor perlu mempertimbangkan apakah
ia akan menerima atau menolak perikatan audit(audit engagement) dari calon kliennya. Jika auditor
memutuskan untuk menerima perikatan audit dari calon kliennya,ia akan melaksanakan audit dalam
beberapa tahap. Dan dua dari beberapa tahap tersebut yaitu audit plan(perencanaan audit) dan audit
program.

B. PEMBAHASAN
a. Audit plan
Audit Plan adalah pengembangan strategi menyeluruh pelaksanaan dan lingkup audit yang
diharapkan dan disusun segera setelah Engagement Letter (surat perikatan/surat tugas) disetujui oleh
klien .
Tujuan audit plan yaitu untuk mencapai keyakinan memadai guna mendeteksi salah saji yang
diyakini jumlahnya besar, baik secara individual maupun keseluruhan, yang secara kuantitatif
berdampak material terhadap laporan keuangan.

Dalam merencanakan audit :

 Risiko audit dapat dibatasi pada tingkat yang rendah, sesuai dengan pertimbangan
profesional

 Menetapkan pertimbangan awal mengenai tingkat materialitas

Untuk dua keadaan tersebut didasarkan atas laporan keuangan interim klien yang disetahunkan
atau laporan keuangan tahunan satu/lebih periode sebelumnya, dengan syarat memperhatikan
pengaruh perubahan besar dalam perusahaan klien dan perubahan lain yang relevan dalam
perekonomian secara keseluruhan.

Ada tujuh tahap yang harus ditempuh oleh auditor dalam merencanakan auditnya:

1. Memahami bisnis dan industri klien (understanding client bussiness)


Sebelum auditor melakukan verifikasi dan analisis transaksi atau akun-akun
tertentu,ia perlu mengenal lebih baik industry tempat klien berusaha serta kekhususan
bisnis klien. Untuk memperoleh pengetahuan tentang bisnis klien melalui pengalaman
dengan klien dan industrinya, Pengajuan pertanyaan kepada pegawai perusahaan klien,
Kertas kerja audit dari tahun sebelumnya (yang berisi informasi mengenai sifat bisnis,
struktur organisasi dan karakteristik operasi serta transaksi yang memerlukan
pertimbangan khusus), Publikasi yang dikeluarkan industri, laporn keuangan, buku teks,
majalah dan perorangan yang memiliki pengetahuan industri klien.
Pengetahuan bisnis klien akan membantu auditor dalam mengidentifikasikan bidang
yang memerlukan pertimbangan khusus, menilai kondisi yang didalamnya data akuntansi
yang dihasilkan, diolah, di review dan dikumpulkan dalam organisasi, Menilai kewajaran
estimasi, seperti penilaian atas persediaan, depresi, penyisihan piutang ragu-ragu,
persentase penyelesaian kontrak jangka panjang, menilai kewajaran representasi
manajemen, Mempertimbangkan kesesuaian prinsip akuntansi yang diterapkan dan
kecukupan pengungkapannya.

2. Melaksanakan prosedur analitik


Prosedur analitik meliputi perbandingan jumlah-jumlah yang tercatat atau ratio
yang dihitung dari jumlah-jumlah yang terctat, dibandingkan dengan harapan yang
dikembangkan oleh auditor.
3. Mempertimbangkan tingkat materialitas awal untuk tujuan audit
 Sebelum laporan keuangan yang akan diaudit selesai disusun
 Setelah laporan keuangan yang diaudit selesai disusun, namun perlu
dimodifikasi .
4. Mempertimbangkan resiko bawaan
Pada tahap perencanaan audit ,auditor harus mempertimbangkan risiko
bawaan(inberent risk) yakni suatu risiko salah saji yang melekat dalam saldo akun atau
asersi tentang suatu saldo akun.
5. Mempertimbangkan berbagai factor yang berpengaruh terhadap saldo awal, jika
kontrak dengan klien berupa audit tahun pertama.
6. Mengembangkan strategi audit awal terhadap asersi signifikan
Ada dua strategi audit awal yang dapat dipilih oleh auditor:1) primarily substantive
approach, dan 2) lower assessed level of control risk approach.
7. Memahami pengendalian intern klien.
Langkah pertama adalah dengan mempelajari unsure-unsur pengendalian intern
yang berlaku. Langkah berikutnya adalah melakukan penilaian terhadap efektifitas
pengendalian intern dengan menentukan kekuatan dan kelemahan pengendalian intern
tersebut.

 Supervisi yaitu pengarahan usaha asisten yang terkait dalam pencapaian tujuan audit dan
menentukan apakah tujuan tersebut tercapai .
Prosedur yang dipertimbangkan dalam perencanaan dan supervisi :

1. Arsip korespondensi, kertas kerja, arsip permanen, laporan keuangan dan laporan audit
tahun lalu
2. Membahas masalah (yang mempunyai dampak audit) dengan staf KAP yang
bertanggungjawab atas jasa non audit
3. Mengajukan pertanyaan tentang perkembangan bisnis yang berdampak terhadap
entitas
4. Membaca laporan keuangan interim tahun berjalan
5. Membicarakan tipe, luas dan waktu audit dengan manajemen, dewan komisaris atau
komite audit
6. Mempertimbangkan dampak diterapkannya pernyataan standar akuntansi dan auditing
7. Mengkoordinasikan bantuan dari pegawai perusahaan klien dalam penyiapan data
8. Menentukan luasnya keterlibatan, jika ada, konsultan, spesialis dan auditor intern
9. Membuat jadwal pekerjaan audit (time schedule)
10. Menentukan dan mengkoordinasikan kebutuhan staf audit
11. Melaksanakan diskusi dengan pihak pemberi tugas untuk memperoleh tambahan
informasi tentang tujuan audit yang akan dilaksanakan sehingga auditor dapat
mengantisipasi dan memberikan perhatian terhadap hal yang berkaitan

Unsur supervisi :

 Memberikan instruksi kepada asisten

 Tetap menjaga penyampaian informasi masalah penting yang ditemukan dalam audit
 Mereview pekerjaan yang dilaksanakan, apakah pekerjaan audit telah dilaksanakan
secara memadai dan menilai apakah hasilnya sejalan dengan kesimpulan yang disajikan
dalan laporan audit

 Menyelesaikan perbedaan pendapat antara staf audit dan KAP

• Faktor yang mempengaruhi luasnya supervisi:

 Kompleksitas masalah

 Kualifikasi orang yang melaksanakan audit

• Memahami tanggung jawabnya dan tujuan prosedur audit

• Mengetahui hal yang kemungkinan berpengaruh terhadap sifat, luas dan


saat prosedur tersebut dilaksanakan (sifat bisnis klien, masalah akuntansi
dan audit)

 Isi Audit Plan

1. Hal-hal mengenai klien

2. Hal-hal yang mempengaruhi klien

3. Rencana kerja auditor

2. Hal-hal mengenai klien

1. Bidang usaha klien, alamat, no. telepon, fax dll

2. Status hukum perusahaan (berdasarkan akte pendirian) à Nama Pemilik, Permodalan

3. Accounting policy (Kebijakan Akuntansi)

1. Buku yang digunakan à Buku Penjualan, Buku Pembelian, Buku


Kas/Bank, Buku Memorial

2. Metode pembukuan à Manual (tulis tembus atau biasa), Komputer, Mesin


Pembukuan

3. Komentar mengenai mutu pembukuan secara umum (membantu dalam


menyusun budget dan pemilihan tenaga yang akan ditugaskan di klien tsb)

4. Neraca komparatif dan perbandingan penjualan, Laba/Rugi tahun lalu dan sekarang

5. Client contact à Presiden direktur, Controller, Chief Accountant,


Penasihat hukum

6. Accounting, Auditing & Tax Problem


1. Accounting problem à Perubahan metode pencatatan dan manual
ke komputer, Revaluasi fixed asset,
Perubahan metode atau tarif penyusutan

2. Auditing problem à Hasil konfirmasi tahun lalu tidak memuaskan,


Perubahan accounting policy

3. Tax problem à Masalah rastitusi, kekurangan penyetoran, adanya


dua pembukan dalam perusahaan

• Hal-hal yang Mempengaruhi Klien

à Majalah ekonomi/surat kabar (Business News, Ekonomi Keuangan Indonesia)

• Rencana Kerja Auditor

a. Staffing

• Nama Partner

• Nama Manager

• Nama Supervisor

• Nama Senior

• Nama Asisten

b. Waktu Pemeriksaan

• Waktu dimulai suatu pemeriksaan

• Berapa lama waktu pemeriksaan

• Dead Line (selesai kapan, dikirim kemana, sampainya kapan, kepada siapa
report itu dikirim)

• Budget (jam kerja dan biaya audit)

c. Jenis Jasa yang Diberikan

• General Audit, Special Audit, Bantuan Administrasi, Menyusun Neraca/Laba


Rugi, Perpajakan

• Hal-hal tambahan

a. Bantuan yang dapat diberikan klien

• Mengisi formulir konfirmasi piutang, utang


• Membuat schedule

• Aging Schedule

• Rincian Harga Tetap

• Rincian Utang dan Piutang

• Rincian Biaya yang Masih Harus Dibayar

b. Time Schedule

• Jadwal kerja per bulan

• Siapa yang mengerjakan

• Berapa jam waktu yang dibutuhkan

• Pada akhir Audit Plan, mencantumkan :

a. Dibuat oleh :

b. Review oleh :

c. Approved oleh : (harus diapproved oleh Partner)

b. AUDIT PROGRAM

Audit program merupakan kumpulan prosedur audit (dibuat tertulis) yang rinci dan dijalankan
untuk mencapai tujuan audit (akan lebih baik jika audit program dibuat terpisah untuk Compliance Test
dan Substantive Test).

 Tujuan Audit Program


Untuk mengetahui apakah penyajian laporan keuangan oleh manajemen dari sisi eksistensi atau
keterjadian, kelengkapan, hak dan kewajiban, pemilaian atau alokasi serta penyajian dan pengungkapan
dapat dipercaya, wajar dan tidk menyesatkan terhadap pihak yang berkepentingan terhadap laporan
keuangan tersebut.

 Manfaat Audit Program :

 Sebagai petunjuk kerja yang harus dilakukan asisten dan instruksi bagaimana harus
menyelesaikan
 Sebagai dasar untuk koordinasi, pengawasan, dan pengendalian pemeriksaan

 Sebagai dasar penilaian kerja yang dilakukan klien

• Disusun setelah Audit Plan (tetapi sebelum pemeriksaan lapangan dimulai) :

 Disusun secara standardisasi untuk semua klien

 Disusun sesuai dengan kondisi dan situasi klien (tailor made)

• Audit program yang baik mencantumkan :

 Tujuan pemeriksaan (audit objective)

 Prosedur audit yang akan dijalankan

 Kesimpulan pemeriksaan

• Prosedur Audit Program :

 Prosedur audit program untuk Compliance Test

Contoh audit program untuk compliance test: prosedur pembelian

No KEGIATAN WP Ref. Paraf Tanggal

1 Dapatkan Surat Pesanan (SP) dan periksa


kesesuaian nomor urutnya untuk bulan Januari,
Juni, Desember, dan pilih 10 untuk bulan-bulan
tsb sebagai sample scr random

2 Periksa otorisasinya untuk memastikan bahwa


setiap pembelian yg dilakukan telah disetujui
oleh pejabat perusahaan yg berwenang

3 Bandingkan kuantitas, jenis barang, dan lain-


lainnya dengan Surat Permintaan Pembelian
Barang (SPPB)

4 Cocokkan SP dengan faktur dari supplier

5 Periksa kebenaran nomor kode perkiraan


6 Periksa perhitungan matematis dari bukti-bukti
pembelian yg dipilih sbg sample

7 Periksa posting (pemindahbukuan) ke buku


besar/sub buku besar utang dagang dan
persediaan

8 Catat hal-hal yg penting ditemukan untuk


dimasukkandalam Management Letter

9 Buat kesimpulan hasil pemeriksaan

 Prosedur audit program untuk Substantive Test

 Prosedur audit program untuk keduanya

C. KESIMPULAN
Audit Plan adalah pengembangan strategi menyeluruh pelaksanaan dan lingkup audit yang
diharapkan dan disusun segera setelah Engagement Letter (surat perikatan/surat tugas) disetujui oleh
klien .
Ada tujuh tahap yang harus ditempuh oleh auditor dalam merencanakan auditnya:

1. Memahami bisnis dan industri klien (understanding client bussiness)


2. Melaksanakan prosedur analitik
3. Mempertimbangkan tingkat materialitas awal untuk tujuan audit
4. Mempertimbangkan resiko bawaan
5. Mempertimbangkan berbagai factor yang berpengaruh terhadap saldo awal, jika
kontrak dengan klien berupa audit tahun pertama.
6. Mengembangkan strategi audit awal terhadap asersi signifikan

1. Memahami pengendalian intern klien.


 Isi Audit Plan

1. Hal-hal mengenai klien


2. Hal-hal yang mempengaruhi klien

3. Rencana kerja auditor

Audit program disusun setelah Audit Plan (tetapi sebelum pemeriksaan lapangan dimulai)
Disusun setelah Audit Plan (tetapi sebelum pemeriksaan lapangan dimulai) yang merupakan kumpulan
prosedur audit (dibuat tertulis) yang rinci dan dijalankan untuk mencapai tujuan audit (akan lebih baik
jika audit program dibuat terpisah untuk Compliance Test dan Substantive Test).

Vous aimerez peut-être aussi