Tiba-tiba Langit kota Mekah menjadi redup dan………. ABDUL MUTHALIB adalah kakek dari Nabi Muhammad SAW. Abdul Muthalib terkenal sebagai ketua suku Quraisy yang sangat jujur dan terhormat. Beliau dipercaya menjaga ka’bah di kota Mekah. Sejak dahulu Ka’bah terkenal sebagai tempat kiblat seluruh umat Ibrahim di dunia. Setiap tahun berbondong-bondong orang dari jazirah Arab mendatangi Ka’bah untuk memuliakannya. Kabar ini membuat Raja bernama Abrahah dari negeri Abbasinia menjadi iri dan gusar. Sebab kuil megah yang dibangun di San’a untuk menyaingi Ka’bah, tetapi tidak pernah berhasil untuk menyaingi Ka’bah. Lalu Raja Abrahah memerintahkan panglima perangnya untuk bersiap- siap menyerang Ka’bah, “Hai Panglima, persiapkan pasukan gajah yang terbaik, kita akan menyerbu kota Mekah dan menghancurkan Ka’bah.” Kata Raja Abrahah. “Baik baginda.” Jawab panglima. Maka berangkatlah Raja Abrahah bersama ratusan pasukan gajahnya menuju kota Mekah. Kabar keberangkatan Raja Abrahah untuk menghancurkan Ka’bah tersiar sampai di kota Mekah membuat penduduk Mekah mulai ketakutan dan banyak yang mengungsi ke tempat-tempat yang aman. Tetapi Abdul Muthalib, sang penjaga Ka’bah berusaha menenangkan para penduduk, “Wahai penduduk sekalian, kita tidak perlu takut dengan mereka, jangan pernah keluar dari kota Mekah, pergilah serbagian dari kalian ke tempat yang aman, aku akan menghadapi Raja kejam itu.” Maka pergilah sebagian penduduk kota Mekah mengungsi ke tempat yang aman. Sementara sebagian yang lain berjaga-jaga bersama dengan Abdul Muthalib di dalam kota. Setelah menempuh perjalanan beberapa hari, akhirnya Raja Abrahah bersama ratusan pasukan gajahnya tiba di perbatasan kota Mekah. Mereka lalu beristirahat, sambil menyusun rencana untuk menyerbu kota Mekah. Lalu sang Raja memanggil seorang utusannya. “ Hunata, ajaklah penjaga Ka’bah menghadap kepadaku. Aku akan membujuknya agar menjadi sekutu kita.” Ujar Raja Abrahah. “Baik, hamba akan laksanakan.” Jawab Hunata. Pergilah Hunata menemui Abdul Muthalib untuk menghadap Raja Abrahah. Singkat cerita, Abdul Muthalib tidak bersedia dengan ajakan Hunata, ia tetap teguh dengan pendiriannya. Raja Abrahah menjadi geram dengan jawaban tegas Abdul Muthalib. Tak lama kemudian, tanah yang diinjak serasa runtuh oleh hentakan kaki-kaki gajah,”Duum…duum…duum.” Membuat debu beterbangan kesana kemari. Raja Abrahah datang dengan menunggang gajah paling besar berada di barisan terdepan. Ketika pasukan Raja Abrahah hendak memasuki gerbang kota Mekah, tiba-tiba langit kota Mekah menjadi redup. Terdengar suara bergemuruh, “Suara apa ini?” Tanya Raja Abrahah dengan heran. “Hamba juga tidak tahu baginda.” Jawab pembantunya. Bersamaan itu muncullah ribuan burung Ababil yang mendapat perintah dari Allah untuk menghancurkan pasukan gajah. Burung-burung ini terbang sambil membawa batu panas (sijjil) di paruhnya. Pasukan burung Ababil ini kemudian menjatuhkan batu-batu panas tersebut tepat di atas pasukan gajah Raja Abrahah. “Panas…panas.” Teriak pasukan Raja Abrahah sambil berlarian tunggang langgang menyelamatkan diri. Ka’bah akhirnya tetap selamat sampai sekarang.
MBAH MARIJAN, orang tua yang sangat disegani di kawasan Merapi
Jogjakarta wajahnya kini sangat sering muncul di layar kaca. Maklum, sekarang beliau telah menjadi bintang iklan sebuah produk minuman energi. Sepintas ada kesan bahwa lelaki yang pernah tetap tenang dan tidak mengungsi saat Merapi mulai “batuk-batuk” pertengahan dua tahun yang lalu itu, kini menjadi komersial. Dalam iklan tersebut, keperkasaan Mbah Marijan telah disejajarkan dengan Chris Jhon juara tinju dunia asal Indonesia.
Konon kabarnya, pada awalnya Mbah Marijan menolak mentah-mentah
untuk menjadi bintang iklan produk minuman energi tersebut. Lelaki yang dianggap sakti oleh sebagian warga Merapi ini lebih memilih untuk memperhatikan warga sekitar dan lingkungan alam sekitarnya. Tetapi setelah dibujuk dengan berbagai cara, hati Mbah Marijan akhirnya luluh juga untuk menerima tawaran menjadi bintang iklan tersebut. Kesediaan hatinya terbuka , ketika kepada Mbah Marijan diyakinkan bahwa uang yang bisa diperoleh dengan menjadi bintang iklan tersebut dapat digunakan untuk menolong tetangga- tetangganya yang kekurangan dan juga dapat digunakan menolong warga di sekitar Merapi yang mengalami kesulitan. Maka, jadilah Mbah Marijan sebagai bintang iklan.
Kesediaan Mbah Marijan menjadi bintang iklan karena ingin menolong
sesama manusia adalah sebuah peristiwa langka. Pada saat kebanyakan manusia lebih mementingkan urusannya sendiri, Mbah Marijan mencontohkan bahwa uang dan popularitas yang diraih adalah sarana untuk membantu sesama. Kita semua mengetahui saat ini banyak pemimpin dan wakil rakyat yang bertindak bukan memperjuangkan dan membela nasib rakyat yang diwakilinya, malah sebaliknya lebih sibuk memperjuangkan kepentingan dan kesenangannya sendiri.
Keteladanan Mbah Marijan mengajarkan kepada kita bahwa kita harus
senantiasa berkorban dalam rangka menolong orang lain. Mbah Marijan adalah sosok pemimpin yang sebenarnya bagi warga di sekitar Merapi. Karena menurut pandangan beliau kesejahteraan masyarakat sekitar Merapi telah menjadi tanggung jawab yang harus dipikulnya. Kesulitan dan penderitaan masyarakat di sekitar Merapi adalah suara hati yang menggerakkan setiap tindakan dan perilakunya untuk membantu mereka. Mbah Marijan adalah sosok penuh kepedulian, khususnya kepada sesama manusia yang hidupnya penuh kekurangan. Semoga kita semua dapat meniru perilaku hidup seperti Mbah Marijan. Wallahu A’lam bis Shawab!!!