Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
AI merupakan penyakit viral pada unggas yang disebabkan oleh virus “Orthomyxiridae”
dengan subtipe H5N1. Haemaglutinin (H) adalah enzym pada virus yang berfungsi untuk
mengikatkan virus ke reseptor sel target untuk mengawali terjadinya infeksi. Sedangkan
Neuraminidae (N) adalah enzym yang dibutuhkan untuk melepas keturunan virus dari sel yang
terinfeksi. Tingkat keganasan AI ada 2 yaitu:
1. LPAI (Low Pathogenic AI) atau tingkat keganasan ringan
Gejalanya antara lain terjadi gangguan pernafasan (batuk dan ngorok), tidak nafsu makan,
tingkat kematian rendah
2. HPAI (High Pathogenic AI) atau tingkat kematian tinggi
Gejalanya antara lain penyakit cepat menyebar dan tingkat kematian tinggi, meningkat 10-
50 kali dan mencapai puncak pada hari ke-6 sampai 7.
Secara umum penyakit AI menyerang sistem pernafasan, pencernaan, reproduksi dan syaraf.
1.1. Penyebaran AI
Penularan AI dapat terjadi langsung maupun tak langsung. Kontak langsung terjadi dari satu
unggas yang terinfeksi ke unggas lain yang peka melalui tinja atau udar. Kontak tak langsung
terjadi secara mekanis, melalui peralatan, kendaraan atau petugas kandang yang menangani
ayam sakit. AI tidak menular secara vertikal karena ayam yang terinfeksi AI menghasilkan telur
yang tidak akan menetas. Masalahnya, AI bersifat zoonosis atau menular ke manusia tetapi
sampai saat ini penularan antar manusia belum terjadi. AI juga tidak menular melalui daging
atau telur yang dikonsumsi manusia karena virus AI akan mati pada pemanasan dengan suhu
80 0C selama 1 menit (daging) dan 64 0C selama 4,5 menit (telur).
AI menyerang pada semua unggas dan babi. Babi dapat terjangkit penyakit AI karena babi
merupakan hewan yang unik dengan 2 macam reseptor (pembawa rangsang) yaitu virus AI dan
virus influenza pada manusia sehingga dapat tertular virus keduanya. Sedangkan pada manusia
virus ini hanya menyerang pada tingkat kekebalan yang rendah. Perlu diketahui bahwa
penularan virus hanya terjadi apabila ada kesamaan reseptor dan kondisi lingkungan yang
sesuai.
1.2. Pencegahan AI
Cara pencegahan dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu:
a. Biosekuriti
Prinsipnya ada 3 yaitu :
a) meminimalkan kesempatan penyakit berhubungan dengan hewan unggas;
b) meminimalkan keberadaan penyebab penyakit dan
c) membuat lingkungan tidak kondusif untuk kehidupan penyakit.
Biosekuriti dapat dilakukan dengan cara pemakaian masker, sarung tangan, wearpack dan
sepatu; mencuci tangan dengan desinfeksi sebelum dan sesudah kontak dengan unggas;
sanitasi kandang; pembatasan lalu lintas orang yang keluar masuk kandang, pemusnahan
6. COLIBACILLOSIS
Penyakit ini tidak mengenal musiom dan disebabkan oleh bakterri E. coli. Gejala yang
dialami antara lain terjadi peradangan pada bagian pusar ayam, peradangan bawah kulit,
peradangan saluran telur/oviduk dan diare. Penularan penyakit secara vertikal maupun
horizontal. Pencegahan dapat dilakukan dengan menciptakan kenyamanan di lokasi kandnag,
sanitasi kandang, peralatan dan air minum. Pengobatan dengan Coliquin, Doxytin, Koleridin dll
kemudian diberikan Vitastress 4-5 hari setelahnya.
7. COCSIDIOSIS
Penyebabnya adalah parasit golongan Eimeria. Factor yang memicu munculnya penyakit
ini adalah kepadatan kandang tinggi, ransum dengan kadar garam tinggi, tata laksana
pencahayaan dengan periode pendek, litter yang termakan dan lembab. Gejala klinis yang
umum terlihat antara lain anoreksia, peningkatan konsumsi minum, bulu pucat dan kusut.
Penularan terjadi secara horizontal. Pencegahannya dilakukan dengan sanitasi kandang dan
peralatan, menciptakan kenyamanan di lokasi kandang, menggunakan koksidiostat dalam
ransum, vaksinasi sedangkan pengobatan menggunakan antikoksi, Coxy, Sulfamix, koksidex
sesuai dengan aturan pakainya. Setelah itu diberikan Vitasress 4-5 hari setelahnya.
9. CORYZA
Penyakit ini sering disebut dengan Snot atau pilek dan disebabkan oleh bakteri
Haemophilus paragillinarum yang bersifat gram (-). Gejala klinis yaitu keluarnya eksudat
kuning encer-kental dari lubang hidung yang bernanah dan berbau khas. Gejala ini
dapat bertahan selama 2-3 minggu tetapi dapat lebih lama jika ada infeksi penyakit yang