Vous êtes sur la page 1sur 16

ANALISIS SEMIOTIKA PROGRAM

“MATA NAJWA”

Oleh:

Ari Rachman Prayoga (0710020021)


Catur Rosyid A (0710023073)
Noralia Ayu Shinda (0710023079)
Mustika Linuhung (0710023066)
Melati Atika Dewi (0710023034)
Febrio Rachmanu (0710023021)

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2010
ANALISIS ACARA MATA NAJWA EPISODE “ REVOLUSI JEJARING SOSIAL “

IDENTIFIKASI DAN KLASIFIKASI

• ICON

Ikon menunjukkan kemiripan dengan objeknya. Ini yang kerapkali amat jelas dalam
tanda-tanda visual, foto Megawati adalah sebuah ikon, sebuah peta adalah ikon, tanda visual
umum yang ditempel di pintu kamar kecil pria danwanita adalah ikon. Ikon pun bisa berupa
tanda-tanda verbal , onomatopoeia merupakan upaya untuk membuat bahasa ikonik . Bait
yang yang ditulis Tennyson , “ sekumpulan lebah di pohon elms tua” membuat bunyi yang
kata-kata mirip dengan suara lebah. Ini ikonik. Simfoni “Pastoral” dari Beethoven
mengandung ikon musikalm suara alam. Model tanda objek interpretant dari Peirce
merupakan sebuah ikon dalam upayanya memproduksi dalam bentuk konkret struktur relasi
yang abstrak di antara unsur-unsurnya.

Yang termasuk di icon di dalam tayangan ini adalah pakaian yang di kenakan oleh
presenter dan bintang tamu. Pakaian yang di kenakan oleh orang yang masuk frame dalam
tayangan ini adalah bukan tanpa maksud, ppakaian di pandang sebagai proses komunikasi
non verbal. Penonton membuat kesimpulan tentang siapa pembicara dalam tayangan tersebut
lewat pakaian yang di kenakan. Apakah kesimpulan tersebut terbukti akurat atau tidak, tak
ayal ia akan mem[pengaruhi pikiran orang tentang anda dan bagaimana mereka bersikap pada
anda.

- Pakaian, Najwa memakai pakaian blus gelap berwarna merah marun, agar apa aura
dari sosok najwa yang feminim dan ke eleganan di tonjolkan. Agar dapat
berkomunikasi misalnya efisiensi dan dapat di percaya.

- Narasumber, Andrew Darwis, memakai jas gelap, memperlihatkan bahwa adarwis ini
adalah sosok seorang yang sukses dengan kaskus komunitas online yang dia buat dari
sekedar hasil iseng.

- Narasumber, Raditya Dika, memakai kemeja lengan pendek motif garis – garis dan
memakai kacamata, memperlihatkan bahwa anak muda juga bisa tampil rapi tapi
santai dengan segala aktivitas tanpa terganggu dan di gambarkan sebagai sosok
seorang kutu buku dengan kacamata yang agak besar, kebetulan juga Raditya Dika
adalah penulis yang besar dari blog dan tulisannya di sukai anak muda, jadi raditya
dika mewakili segment anak muda

- Narasumber, Roy Suryo, mengenakan jas hitam di padu dengan kemeja putih serta
dasi, mengindikasikan bahwa dia adalah pakar telematika yang dapat di percaya dan
orang yang mempunyai kredibilitas untuk mengungkapkan suatu statement.

• SIGNAL

Signal di dalam tayangan ini adalah berupa lighting yang ada di dalam ruangan
tempat acara mata najwa berlangsung, pencahayaan disini menggunakan lampu warna putih
dan terang ini dimaksudkan agar setiap garis tubuh dan properti yang ada di dalam ruangan
terlihat dengan jelas oleh penonton

• NAME

Nama – nama dari orang – orang yang berpartisipasi dari program acara ini biasanya
di taruh dalam bagian dari akhir acara. Name yang ada dalam program ini antara lain:

- Mata Najwa

- Najwa Shihab

- Andrew Darwis

- Raditya Dika

- Roy Suryo

- Tifatul Sembiring

• INDEKS

Sebuah indeks sama sederhananya untuk dijelaskan. Indeks merupakan tanda yang
hubungan eksistensialnya langsung dengan objeknya. Asap adalah indeks api, bersin indeks
flu, ketukan pintu indeks tamu, mendung indeks dari hujan. Bila saya berjanji ketemu Anda,
dan saya menyatakan bahwa Anda bias mengenali saya karena saya berkumis dengan baju
warna krem, maka kumis dan baju warna krem adalah indeks saya. Di dalam tayangan ini
tokoh di dalam dunia blog yaitu raditya dika yang di pertemukan oleh roy suryo yang pakar
telematika yang biasa menjadi rujukan masyarakat Indonesia apabila ada suatu foto janggal
dan biasanya foto janggal ini menyebar dari internet/blog.

• SYMBOL

Sebuah simbol adalah tanda yang memiliki hubungan dengan objeknya berdasarkan
konvensi, kesepakatan, atau aturan. Kata-kata umumnya adalah simbol. Palang merah adalah
simbol. Angka adalah simbol, kita tidak tahu mengapa bentuk 2 mengacu pada sepasang
objek, hanya karena konvensi atau aturan dalam kebudayaan kita yang membuatnya begitu.

Di dalam logo mata najwa, dapat di identifikasi mata itu sendiri adalah berarti organ
penglihatan yang mendeteksi cahaya, yang di lakukan mata yang paling sederhana hanya
mengetahui lingkungan sekitarnya adalah terang dan gelap, mata yang lebih kompleks untuk
membelrikan pengertian visual. Dalam acara tersebut menganalogikan semua peristiwa /
kejadian tayangan tersebut dapat dilihat dan di jelaskan secara gamblang sisi gelap maupun
sisi terangnya, dan tetap berpatokan pada kode etik jurnalistik yang berlaku apabila ada
narasumber yang tidak mau di katahui identitasnya maka suaranya akan di samarkan beserta
wajahnya. Najwa sendiri adalah nama pembawa acara tayangan ini dengan mata yang
besar,tajam dan selalu awas di rasa pas untuk memperlihatkan tayangan ini. Dan background
di belakang nama tayangan ini yang berwarna adalah bahwa tayangan ini akan berubah –
ubah setiap episodenya dan dapat di tonton oleh segala segmen dan segala lapisan
masyarakat.

Mata Najwa identik dengan warna dominan oranye dan kuning. Pemilihan warna ini
tidak asal, melainkan mempunyai maksud tertentu. Warna oranye dianggap melambangkan
kehangatan atau yang cukup keramahan. Maksudnya jelas bahwa Mata Najwa menyambut
narasumber dalam suasana hangat dan ramah, sekaligus menyapa pemirsa dengan ramah.
Warna oranye juga menyimbolkan keberanian, yang mempunyai pesan bahwa Mata Najwa
berani mengangkat tema-tema kontroversial yang sedang ramai dibicarakan di masyarakat.

Sedangkan warna kuning menyimbolkan cerdas dan kreatif. Sudah jelas bahwa Mata
Najwa ingin menyampaikan pesan bahwa program mereka adalah program yang cerdas dan
kreatif.
Dalam awal tayangan episode “revolusi jejaring social” pembawa acara seoalah
seolah dalam membawakan acara untuk masuk ke dalam dokumentasi tayangan dia seperti di
hadapkan kepada layar besar yang penggunaannya dengan cara di sentuh, hal ini berbanding
lurus dengan judul episode tayangan tersebut yaitu “evolusi” di mana masyaratkat
kebanyakan masih menggunakan keyboard dan layar kecil untuk suatu teknologi computer,
namun pembawa acara ini menggunakan layar sentuh sebagai kemudahan dari teknologi
terdahulu.

Ketika pembawa acara mewawancarai narasumber dia terlihat duduk di sebuah meja
yang besar dan ada bungan matahari di depannya, memperlihatkan bahwa tempat kerja yang
nyaman, dan filosofi bunga matahari ini adalah dengan warna cerah bahwa dapat menerangi
penonton, tangkai dan daun yang kuat yang berarti semangat, dan bunga matahari selalu
mengikuti arah kemana matahari terbit yang berarti bahwa tayangan tersebut akan mengikuti
isu – isu apa yang ingin di ketahui oleh masyarakat.

Ketika raditya dika mewancarai suryo, ketiaka raditya dika ngobrol dengan asiknya
dan roy suryo menjawab muncul suatu indeks “ &^%$5..uh!apaan sih “ ini menyiratkan
bahwa apa yang di katakan roy suryo di dalam jawabannya tidak memuaskan, seperti
mengada – ada dan mungkin apa yang dia bicarakan tidak seperti kenyataan yang terjadi

Di akhir acara pembawa acara akan memeberikan mukadimmah atau kesimpulan dari
awal acara hingga akhir acara dan bentuk tulisan yang di tampilkan adalah seperti sebuah
script pembacaan berita, maksud dari bentuk tullisan seperti ini bahwa acara ini adalah
sebuah berita yang menginformasi masyarakat.
DOKUMENTASI

Dalam
scene ini,
terdapat garis-
garis virtual
berwarna putih
di depan seorang
Najwa Shihab.
Garis ini dibuat
seakan bisa berinteraksi dengan Najwa, hampir mirip seperti teknologi touchscreen. Garis
virtual ini mempunyai makna agar program “Mata Najwa” terkesan modern, canggih, dan
futuristik.

Selain itu, setting tempat dibuat dengan bantuan teknologi blue screen. Hal ini
semakin menambah kesan modern dan canggih dalam program ini.
Dalam scene ini, narasumber memakai jas dan berpenampilan rapi. Hal ini tentu
mempunyai maksud bahwa seseorang yang dikatakan sukses, seseorang yang bisa dijadikan
panutan adalah orang yang berpenampilan sopan dan rapi sekaligus mahal. Hal ini jika dilihat
secara lebih jauh akan memunculkan sebuah anggapan bahwa kalau ingin menjadi orang
yang sukses maka kita harus berpakaian rapi, mahal.

Mata Najwa identik dengan warna dominan oranye dan kuning.


Scene ini memperlihatkan setting atau layout pengambilan gambar program Mata
Najwa. Setting ini dibuat seperti meja kantor dengan hiasan seperti lampu dan bunga.

Scene ini memperlihatkan saat Raditya Dika mewawancarai Roy Suryo, dengan
tambahan-tambahan kalimat hasil editan.
METAFORA

Metafora adalah sebuah model interaksi tanda , yang di dalamnya sebuah tanda dari
sebuah sistem digunakan untuk menjelaskan makna untuk sebuah sistem yang lainnya. Dalam
program “Mata Najwa”, metafora terdapat dalam bahasa yang digunakan oleh Raditya Dika
ketika mewawancarai narasumber, yakni Roy Suryo dan Tifatul Sembiring. Bahasa yang
digunakan terkesan kurang sopan dan seringkali tidak nyambung dengan apa yang
disampaikan oleh narasumber. Namun, cara ini sesungguhnya tidak dimaksudkan untuk
melecehkan narasumber, melainkan mengajak agar narasumber lebih dekat dengan golongan
muda, yang mayoritas bisa dikatakan berbahasa “seadanya”.
Selain itu, metafora juga bisa ditemukan dalam barisan kata yang dirangkum dalam
Mukaddimah dan Catatan Najwa. Dalam Mukaddimah Catatan Najwa ini, bahasa yang
digunakan lebih seperti sindiran-sindiran nakal atas fenomena yang terjadi. Bahasa-bahasa
seperti “ayat satu” dst. merupakan bentuk-bentuk metafora yang sesungguhnya ingin
menyampaikan kesan cerdas dan kreatif.

NARASI

Dari tayangan tersebut, mendapatkan kesimpulan umum bahwa substansi yang


dikomunikasikan pada acara tersebut sangat menyentuh dan sangat baik serta perlu diketahui
baik sebagai wahana peningkatan kepedulian, ataupun hanya sebagai penambahan wawasan
bagi pemirsa televisi.
Mata Najwa mengulas revolusi jejaring sosial. Episode mengeksplorasi baik sisi
politis, sisi komersial, perihal hobi maupun sisi teringan bahkan remeh temeh di jejaring
sosial.
Najwa Shihab mewawancara founder Kaskus, Andrew Darwis tentang bisnis jejaring
sosialnya. Serta menampilkan cuplikan wawancara Raditya Dika dengan Menkominfo,
Tifatul Sembiring, pakar telematika Roy Suryo, serta masyarakat pengguna jejaring sosial.
Wawancara ini dikemas dengan bahasa yang agak ngawur dan kurang sopan namun
menggelitik.
Selain itu tidak ketinggalan segmen Mukaddimah dan Catatan Najwa yang berisi
sindiran-sindiran terhadap tema yang diangkat.
MITOS / MITOLOGI
• Sejarah komunikasi
Pada awal kehidupan di dunia, komunikasi digunakan untuk mengungkapkan
kebutuhan organis. Sinyal-sinyal kimiawi pada organisme awal digunakan untuk reproduksi.
Seiring dengan evolusi kehidupan, maka sinyal-sinyal kimiawi primitif yang digunakan
dalam berkomunikasi juga ikut berevolusi dan membuka peluang terjadinya perilaku yang
lebih rumit seperti tarian kawin pada ikan.
Pada binatang, selain untuk seks, komunikasi juga dilakukan untuk menunjukkan
keunggulan, biasanya dengan sikap menyerang. Munurut sejarah evolusi sekitar 250 juta
tahun yang lalu munculnya "otak reptil" menjadi penting karena otak memungkinkan reaksi-
reaksi fisiologis terhadap kejadian di dunia luar yang kita kenal sebagai emosi. Pada manusia
modern, otak reptil ini masih terdapat pada sistem limbik otak manusia, dan hanya dilapisi
oleh otak lain "tingkat tinggi".
Manusia berkomunikasi untuk membagi pengetahuan dan pengalaman. Bentuk umum
komunikasi manusia termasuk bahasa sinyal, bicara, tulisan, gerakan, dan penyiaran.
Komunikasi dapat berupa interaktif, transaktif, bertujuan, atau tak bertujuan.
Melalui komunikasi, sikap dan perasaan seseorang atau sekelompok orang dapat
dipahami oleh pihak lain. Akan tetapi, komunikasi hanya akan efektif apabila pesan yang
disampaikan dapat ditafsirkan sama oleh penerima pesan tersebut.
Walaupun komunikasi sudah dipelajari sejak lama dan termasuk “barang antik”, topik
ini menjadi penting khususnya pada abad 20 karena pertumbuhan komunikasi digambarkan
sebagai “penemuan yang revolusioner”, hal ini dikarenakan peningkatan teknologi
komunikasi yang pesat seperti radio. Televisi, telepon, satelit dan jaringan komuter seiring
dengan industiralisasi bidang usaha yang besar dan politik yang mendunia. Komunikasi
dalam tingkat akademi mungkin telah memiliki departemen sendiri dimana komunikasi
dibagi-bagi menjadi komunikasi masa, komunikasi bagi pembawa acara, humas dan lainnya,
namun subyeknya akan tetap. Pekerjaan dalam komunikasi mencerminkan keberagaman
komunikasi itu sendiri.

• Sejarah media massa

Pada awalnya, komunikasi antar manusia sangat bergantung padakomunikasi dari


mulut ke mulut. Catatan sejarah yang berkaitan dengan penerbitan media massa terpicu
penemuan mesin cetak oleh Johannes Gutenberg.
Di Indonesia, perkembangan kegiatan jurnalistik diawali oleh Belanda. Beberapa
pejuang kemerdekaan Indonesia pun menggunakan jurnalisme sebagai alat perjuangan. Di
era-era inilahBintang Timoer, Bintang Barat, Java Bode, Medan Prijaji, dan Java
Bode terbit.

Pada masa pendudukan Jepang mengambil alih kekuasaan, koran-koran ini dilarang.
Akan tetapi pada akhirnya ada lima media yang mendapat izin terbit: Asia
Raja, Tjahaja, Sinar Baru, Sinar Matahari, dan Suara Asia.

Kemerdekaan Indonesia membawa berkah bagi jurnalisme. Pemerintah Indonesia


menggunakan Radio Republik Indonesia sebagai media komunikasi. Menjelang
penyelenggaraan Asian Games IV, pemerintah memasukkan proyek televisi. Sejak
tahun 1962 inilah Televisi Republik Indonesia muncul dengan teknologi layar hitam putih.

Masa kekuasaan presiden Soeharto, banyak terjadi pembreidelan media massa.


Kasus Harian Indonesia Raya dan Majalah Tempo merupakan dua contoh kentara dalam
sensor kekuasaan ini. Kontrol ini dipegang melalui Departemen Penerangan dan Persatuan
Wartawan Indonesia (PWI). Hal inilah yang kemudian memunculkan Aliansi Jurnalis
Independen yang mendeklarasikan diri di Wisma Tempo Sirna Galih, Jawa Barat. Beberapa
aktivisnya dimasukkan ke penjara.

Titik kebebasan pers mulai terasa lagi saat BJ Habibie menggantikan Soeharto.
Banyak media massa yang muncul kemudian dan PWI tidak lagi menjadi satu-satunya
organisasi profesi.

Kegiatan jurnalisme diatur dengan Undang-Undang Pers Nomor 40 Tahun 1999 yang
dikeluarkan Dewan Pers dan Undang-Undang Penyiaran Nomor 32 Tahun 2002 yang
dikeluarkan oleh Komisi Penyiaran Indonesia atau KPI.

• Sejarah penyiaran

Secara umum Perkembangan media massa komunukasi modern dewasa ini


telahmemungkinkan orang diseluruh dunia untuk dapat saling berkomunikasi. Hal
inidimunkinkan karena adanya berbagai media (chanel) yang dapat digunakan sebagai
saranapenyampaian pesan. Media penyiaran, yaitu radio dan televisi merupakan salah satu
bentukmedia massa yang efesien dalam mencapai audiennya dalam jumlah yang sangat
banyak .karenanya media penyiaran memegang peranan yang sangat penting dalam ilmu
komunukasipada umumnya dan khususnya ilmu komunikasi massa.
Prinsip televisi di temukan oleh paul Nipkow dati jerman pada tahun 1884,
namunbaru tahun 1928 Vladimir Zworkyn (Amerika Serikat) menemukan tabung
kameraiconoscope yang bisa menangkap dan mengirim gambar ke kotak yang bernama
elevise.Zworkyn dengan bantuan Philo fransworth berhasil menciptakan pesawat elevise
pertamayang dipertunjukan kepada umum pada pertemuan World’s fair pada tahun
1939.Kemunculan elevise pada di tanggapi biasa saja oleh masyarakat. Harga pesawat
eleviseketika itu sangat mahal selain itu program-program acara juga belum banyak
sehinggapeminatnya sedikit.
Setelah perang dunia ke-2 teknologi baru yang telah disempurnakan selama perang,
berhasil mendorong kemajuan televisi. Semua program televisi pada awalnya disiarkan
secara langsung (live) karena belum ada kaset penyimpanan suara dan gambar (videotape),
namun pada tahun 1956, Ampex Corporation berhasil mengembangkan video tape sebagai
sarana yang mudah dan efesien untuk menyimpan suara dan gambar program televisi. Dan
pada awal tahun 1960-an hampir seluruh program yang pada awalnya disiarkan
secaralangsung,diubah dan disimpan dalam video tape. Dan pesawat televisi berwarna mulai
diperkenalkan kepada publik pada tahun 1960-an. Siaran televisi berwarna
dilaksanakanpertama kali oleh stasiun televise NBC pada tahun 1960 dengan menayangkan
programsiaran berwarna selama tiga jam setiap hari.
Sebagaimana kita ketahui bahwa stasiun televise sangat banyak diindonesia semisal
RCTI, SCTV, ANTV, INDOSIAR, TPI, METROTV, TVONE, TRANSTV, TRANS7.
Stasiun tersebut merupakan stasiun televisi yang komersial landasannya sangat jelas yakni
mereka mengandalkan pemasukan iklan sebagai sumber utama pembiayaan penyiaran lain
halnya dengan TVRI yang mendapatkan pembiayaan-pembiayaan secara keseluruhan
dari pemerintah.
Seperti yang telah kita ketahui bahwa dari disetiap stasiun televise memiliki
berbagaimacam ragam program acara, baik acara yang disiarkan secara langsung dan acara
tidaklangsung. Setiap stasiun televisi selalu menampilkan program acara yang terbaik
dengantujuan mempegaruhi khalayak ramai untuk menyukai programyang telah diproduksi
olehsetiap stasiun tersebut. Dan setiap stasiun juga selalu berlomba untuk memproduksi
berbagai film tapi sangat disayangkan film-film yang ditayangkan terlalu banyak membawa
dampak negatif ketimbang positifnya, dan itu dapat merusak pola fikir dan bisa membawa ke
arah tidak baik bagi perkembangan seseorang dan khalayak ramai.
Film yang ditayangkan di televisi dianggap lebih sebagai media hiburan
ketimbangmedia pembujuk. Namun yang jelas, film sebenarnya kekuatan bujukkan atau
persuasi yangsangat besar ketimbang media lainnya.bahkan ada pengamat yang mengatakan
pula bahwafilm memiliki kekuatan hipnotis. Dalam dunia perfilman juga memiliki konsep
tayang yaitudalam struktur masyarakat,media massa merupkan salah satu subsistemyang
memiliki fungsimediasi. Litteljhon (2002) menyebutkan, organisasi media mendistribusikan
pesan yangmempengaruhi masyarakat,dan merefleksikan budaya masyarakat ,dan
menyajikan informasisecara stimultan pada khalayak heterogenyang luas. Kewajiban ini
menjadikan media massasebagai bagian dari kekuatan institusional masyarakat,dengan
fungsi-fungsi spesifik sbb:
- Edukatif, terkait dengan pendidikan,pewarisan nilai,pendesiplinan wacana atau
“normalisasi”
- Informatif, terkait dengan transfer informasi,komunikatif direktif, dan lain-lain
- Kontrol elevi, terkait denga fungsi pengawasan akuntabilitas subsistem lain yang
bertugas melayani public.
- Hiburan, sebagai katarsis pelepas ketegangan (emotional releasing tension)

• Siaran Berita

siaran berita awalnya adalah penyampaian informasi dari source / sumber kepada
khalayak ramai secara bersamaantanpa adanya feedback / lambat. Dalam penyiaranya berita
terdapat gate keeper yang meyaring semua berita sebelum di turunkan untuk dikonsumsi
masyarakat banyak.

Siaran berita konvensional adalah dengan membacakan sebuah informasi dan


menayangkan hasil reportase dari apa yang pembawa acara informasikan. Di dalam
pembacaannya pembawa acara membawa kertas sebagai bacaan waktu membawakan berita.
Dan ketika di bawakan tanpa ada pihak terkait di dalam suatu berita tersebut / tidak
menunjukan orang yang berkompeten / terkait untuk dimintai keterangan secara langsung /
kecuali reportase video yang di tayangkan yang di dapat oleh seorang wartawan.

Tetapi semakin modern dari penyiaran berita ini semakin perbarui dalam media
pertelevisian untuk memudahkan para penonton dalam mengerti sebuah isu yang sedang
dibicarakan. Dan semakin beubahnya sistem pers indonesia juga media massa semakin bebas
dalam mengekspresikan. Dengan format acara mendatangkan langsung narasumber, dengan
tampilan pembawa acara yang tidak hanya duduk tetapi jalan – jalan seperti halnya seorang
wartawan yang mencari berita, teknik penyiran yang didukung oleh teknologi canggih.

• Setelan Jas / blazer

Jas (bahasa Belanda: jas) adalah pakaian resmi model Eropa, berlengan panjang dan
dipakai di luar kemeja. Setelan jas (bahasa Inggris:suit) atau hanya disebut setelan sedikitnya
terdiri dari sebuah jas dan sebuah celana panjang yang dibuat dari kain yang yang sama.
Berdasarkan jumlah baris kancing di bagian depan, jas terdiri dari jas kancing sebaris (single
breasted) dan jas kancing dua baris (double breasted).

Dalam bahasa Inggris, istilah jacket juga mengacu kepada jas launs (lounge suit) atau
jas malam (evening suit), dan bukan pengertian jaketdalam bahasa Indonesia (jaket olahraga
atau jaket kulit).

Jas launs adalah model jas standar yang paling umum, dulunya berasal
dari Inggris sebagai pakaian untuk berkegiatan di alam bebas.[1] Bila hanya disebut jas, maka
jas yang dimaksudkan adalah setelan jas model standar (jas launs) lengkap dengan kemeja
dan dasi, dan biasanya dipakai pria bekerja di kantor.

Bila dalam undangan disebutkan kode busana black tie, maka pria diminta memakai
jas resmi yang disebut tuksedo. Jas diner (dinner suit, sebutan di Britania) atau tuksedo
(tuxedo atau tails, sebutan di Amerika Serikat dan Kanada) adalah setelan jas resmi
berwarna hitam, bagian belakang jas berbuntut, dan dipakai bersama dasi kupu-kupu hitam
dan kemeja putih. Kode busana black tie bukan berarti jas standar warna gelap dengan dasi
hitam.

Tuksedo dulunya merupakan alternatif dari mengenakan jas berbuntut (dress coat).
Sementara itu, jas yang dipakai bekerja di kantor merupakan pengganti dari jas
panjang (frock coat) dan jas pagi (morning coat), atau setelan pagi (morning suit).

Blazer adalah sejenis jas santai untuk pria dan wanita yang di bagian saku depan sering diberi
lambang dari sekolah atau organisasi, dan sering dipakai sebagai seragam. Dalam bahasa
Indonesia, blazer hanya sering mengacu kepada sejenis jas untuk wanita yang dipakai di luar
blus atau kemeja dengan bawahan berupa rok, kulot, atau celana panjang.

Variasi desain jas, model, jenis kain, rompi, dan jumlah baris kancing di bagian depan
menunjukkan fungsi sosial dan kegunaan pakaian. Sejak dulu hingga sekarang, jas umumnya
dipakai sewaktu mengenakan kemeja berkerah dan dasi.[2] Hingga sekitar 1960-an, pria
memakai topi ketika berada di luar ruang.

Seperti halnya semua jenis pakaian, jas dulunya hanya dijahit oleh tailor berdasarkan
pesanan. Ketika ingin membuat jas, orang datang ke tailor untuk diukur, memilih bahan, dan
menentukan model. Sejak Revolusi Industri, jas diproduksi massal dalam berbagai ukuran
dan dijual sebagai pakaian jadi. Penjahit misalnya hanya perlu menyesuaikan ujung bawah
pipa celana dengan tinggi badan pemakai. Jas sekarang ini umumnya dijual dalam tiga
bentuk:

- jas dibuat atas dasar pesanan, sebelum bahan dipotong, penjahit membuat pola jas
agar pas badan;
- jas menurut ukuran yang dimodifikasi sesuai ukuran badan pemesan berdasarkan pola
dan pilihan kain yang ada;
- jas siap pakai yang harganya relatif tidak mahal

Para pembawa acara umumnya gemar mengenakan jas atau kemeja berwarna gelap,
yang dipadu dengan aksesori seperti dasi dengan warna terang. hal itu dimaksudkan untuk
memberikan efek daya tarik dan kesan keseriusan, sekaligus sebagai penegasan terhadap
posisi mereka dalam struktur organisasi. Hal ini agar pembawa acara dapat di percaya oleh
masyarakat bahwa si pembawa acara mempunyai wawasan yang luas dan mempunyai
wewenang untuk menginformasikan suatu berita.

KESIMPULAN
- Program Mata Najwa ini merupakan bentuk evolusi program berita yang
konvensional
- Program Mata Najwa ingin menghadirkan kepada khalayak sisi lain dari suatu
fenomena yang sedang marak dibicarakan
- Program Mata Najwa menggunakan bahasa-bahasa yang cukup dekat dengan bahasa
masyarakat sehari-hari, namun sering juga bahasa yang dipakai merupakan bahasa
kelas atas
- Program Mata Najwa mencoba tampil modern dan canggih dengan menerapkan
teknologi yang ada.

Vous aimerez peut-être aussi