Vous êtes sur la page 1sur 6

ACTIVITY BASED

COSTING (ABC)
Ditulis oleh Zulidamel Badri   
Selasa, 02 Februari 2010 23:19
 

PENDAHULUAN

1 LATAR BELAKANG MASALAH

Perkembangan transportasi dan telekomunikasi mempercepat perusahaan-perusahaan di


Indonesia memasuki kancah persaingan dengan perusahaan asing. Persainghan global yang
memaksa perusahaan di Indonesia untuk memiliki keunggulan dan fleksibilitas, mutu produk
atau jasa yang dihasilkan serta cost efektif.

Fleksibilitas merupakan tuntutan pasar yang senantiasa menghendaki perusahaan mampu


menghasilkan produk dan jasa yang memenuhi kebutuhan konsumen yang selalu mengalami
perubahan dan perbaikan manfaat. Kemampuan perusahaan dalam menyesuaikan dengan
cepat setiap perubahan kebutuhan konsumen yang menjadi kunci keberhasilan perusahaan
dalam menempatkan diri setapak lebih maju dari perusahaan pesaing.

Dengan adanya perkembangan teknologi informasi mengakibatkan kemudahan bagi


konsumen dalam melakukan akses terhadap mutu produk dan jasa yang akan mereka beli.
Dengan demikian, hanya perusahaan yang mampu menghasilkan produk dan jasa yang
memenuhi mutu dibutuhkan oleh konsumen dan yang mampu menjadi pemimpin dalam
persaingan pasar.

Berdasarkan penjelasan diatas maka biaya merupakan faktor penting dalam menjamin
kemenangan perusahaan dalam persaingan dipasar. Konsumen akan memilih prosedur yang
mampu menghasilkan produk dan jasa yang memiliki mutu tinggi dengan harga murah. Harga
murah hanya dapat dihasilkan oleh produsen yang secara terus menerus melakukan perbaikan
terhadap kegiatan yang menambah nilai bagi konsumen. Dengan demikian perusahaan
senantiasa berusaha menghasilkan kegiatan-kegiatan yang tidak menambah nilai bagi
konsumen yang akan memenangkan persaingan jangka panjang di pasar.

Untuk mengatasi masalah di atas telah ada suatu sistem baru yang didasarkan atas aktivitas
yang dikenal dengan Activity Based Costing System. Perhitungan biaya dengan sistim baru
ini akan menghasilkan informasi yang lebih akurat bagi pihak manajemen untuk
menghasilkan keputusan-keputusan yang berkaitan dengan penerapan harga, cost manajemen,
aktivitas perbaikan proses dan sebagainya. Dimana pembebanan produksi merupakan suatu
proses penting yang berguna untuk menentukan harga jual dan tingkat profitabilitas
perusahaan dalam suatu periode.

2  PEMBATASAN MASALAH

Dari uraian di atas maka dalam pembahasan berikutnya penulis akan lebih memfokuskan
pembahasan terhadap perlakuan sistem ABC dalam dunia usaha.
 

ACTIVITY BASED COSTING SEBAGAI SUATU USAHA PERBAIKAN TERHADAP


SISTEM AKUNTANSI BIAYA TRADISIONAL

1  PENGERTIAN AKUNTANSI BERDASARKAN AKTIVITAS

Brimson mendefinisikan akuntansi aktivitas sebagai berikut :

Suatu proses pengumpulan dan penelusuran data biaya dan kinerja keaktivitas- aktivitas suatu
perusahaan dan menghasilkan umpan balik hasil nyata terhadap biaya yang direncanakan
untuk memulai tindakan perbaikan jika diperlukan.

Dalam definisi diatas menunjukkan pada aktivitas perusahaan dan data biaya serta kinerja
masing-masing aktivitas. Didalam hal ini akuntansi aktivitas berusaha untuk menguraikan
suatu organisasi ke aktivitas-aktivitas, karena fungsi utama aktivitas adalah mengubah sumber
daya kekeluaran , maka aktivitas menggambarkan sesuatu yang dikerjakan oleh perusahaan,
cara menggunakan sumber daya dan keluaran yang dihasilkan.

Untuk mengelola aktivitas dengan baik perlu diketahui tiga hal yaitu :

1. Sumber-sumber yang dibebankan pada aktivitas atau biaya aktivitas.


2. Jenis dan besarnya keluaran untuk mengukur aktivitas.
3. Bagaimana sebaiknya aktivitas dilaksanakan atau pengukuran kinerja.

Dalam hubungan dengan biaya produk, pengertian aktivitas adalah sebagai berikut :

Aktivitas mengkonsumsi sumber daya menyebabkan biaya. Produk menimbulkan biaya-biaya


dengan menggunakan aktivitas-aktivitas yang diperoleh untuk merancang, merekayasa,
memproduksi, menjual, menyerahkan dan pelayanan produk. Selanjutnya biaya-biaya
ditelusuri keproduk melalui aktivitas-aktivitas.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa biaya suatu produk meliputi seluruh biaya yang
dikeluarkan mulai dari aktivitas perekayasaan, perancangan, produksi, penjualan sampai
produk itu sampai ke tangan produsen.

2  ELEMEN-ELEMEN AKTIVITAS

Elemen-elemen aktivitas terdiri dari kejadian, transaksi, pemacu biaya, sumber daya, aturan-
aturan bisnis, proses aktivitas dan ukuran keluaran aktivitas.
Interaksi antar bagian elemen aktivitas itu dimulai dengan adanya suatu kejadian. Suatu
kejadian akan menyebabkan terjadinya transaksi, transaksi menghasilkan informasi bagi
proses aktivitas. Dalam waktu yang sama pemacu biaya mendorong terjadinya konsumsi
sumber daya untuk melakukan proses aktivitas yang dikendalikan oleh aturan-aturan bisnis.
Selanjutnya proses transpormasi sumber daya menghasilkan keluaran yang berupa ukuran-
ukuran aktivitas dan produk sampingan.

3  PENENTUAN HARGA POKOK BERDASARKAN AKTIVITAS

Sistem penentuan harga pokok berbasis aktivitas dirancang untuk mengatasi distorsi penetuan
harga pokok produksi oleh sistem akuntansi biaya tradisional. Sistem ini menerapkan konsep-
konsep aktivitas untuk menghasilkan perhitungan harga pokok produk yang lebih akurat.

Penentuan harga pokok produk secara konvensional juga melibatkan dua tahap, namun pada
tahap pertama biaya tidak dilacak ke aktivitas melainkan suatu unit organisasi misalnya pabrik
dan departemen. Baik pada sistem tradisional maupun sistem ABC tahap kedua meliputi
pelacakkan biaya keberbagai produk. Dan perbedaan prinsip perhitungan diantara kedua
metode tersebut adalah jumlah cost driver yang digunakan.

3. a  PROSEDUR TAHAP PERTAMA

Langkah pertama dalam prosedur tahap pertama ABC adalah penggolongan berbagai
aktivitas. Berbagai aktivitas diklasifikasikan kedalam berbagai kelompok yang mempunyai
suatu interpretasi fisik yang mudah dan jelas serta cocok dengan segmen-segmen proses
produksi yang dapat dikelola setelah menggolongkan berbagai aktivitas, maka langkah kedua
adalah menghubungkan berbagai biaya dengan setiap kelompok aktivitas. Setelah itu langkah
ketiga adalah penentuan kelompok-kelompok biaya yang homogen ditentukan, agar dapat
dimasukkan kedalam suatu kelompok biaya yang homogen. Aktivitas-aktivitas overhead
harus dihubungkan secara logis dan mempunyai rasio konsumsi yang sama untuk produk.
Rasio konsumsi yang sama menunjukkan eksistensi dari sebuah cost driver. Langkah keempat
adalah penentuan tarif kelompok. Tarif kelompok dihitung dengan rumus total biaya
overhead, untuk aktivitas tertentu dibagi atas dasar pengukuran aktivitas kelompok tersebut.
Perhitungan tarif kelompok ini merupakan langkah terakhir tahap pertama.

3. b  PROSEDUR TAHAP KEDUA

Dalam tahap kedua, biaya untuk setiap kelompok biaya overhead dilacak keberbagai jenis
produk. Hal ini dilaksanakan dengan menggunakan tarif kelompok yang diproduksi oleh
setiap produk. Ukuran ini merupakan penyederhanaan kuantitas cost driver yang digunakan
oleh setiap produk. Contoh jumlah produksi berjalan dan jam mesin yang digunakan dari
setiap jenis produk. Overhead ditentukan dari setiap kelompok biaya kesetiap produk dengan
perhitungan sebagai berikut :

Overhead yang dibebankan = Tarif kelompok - Unit cost driver


 

4  IDENTIFIKASI AKTIFITAS

Dalam tahap pertama identifikasi aktivitas, aktivitas yang luas dikelompokkan kadalam empat
kategori yaitu :

1. Aktivitas berlevel unit

2. Aktivitas berlevel batch

3. aktivitas berlevel produk

4. Aktivitas berlevel fasilitas

Dibawah ini diuraikan masing-masing kategori aktivitas tersebut.

1. Aktivitas berlevel unit (Unit-Level Activities)

Adalah aktifitas yang dikerjakan setiap kali satu unit produk diproduksi, besar kecilnya
aktivitas ini dipengaruhi oleh jumlah unit produksi. Sebagai contoh tenaga kerja langsung,
jam mesin dan jam listrik  yang digunakan setiap saat pada satu unit yang dihasilkan.

2. Aktivitas berlevel batch (Batch- Level Activities)

Adalah aktivitas yang dikerjakan setiap kali suatu batch produk diproduksi. Besar kecilnya
aktivitas dipengaruhi oleh jumlah batchproduk yang diproduksi. Contoh aktivitas yang masuk
kedalam kelompok ini adalah aktivitas set-up, aktivitas penjadwalan produksi, aktivitas
pengelolaan bahan, aktivitas inspeksi dan lain-lain.

3. Aktivitas berlevel produk (Product- Level Activities)

Adalah aktivitas yang dikerjakan untuk mendukung berbagai produk yang diproduksi
perusahaan. Aktivitas ini mengkonsumsi masukan untuk mengembangkan produk atau
memungkinkan produk diproduksi atau dijual. Aktivitas ini dapat dilacak pada produk secara
individual, namun sumber-sumber yang dikonsumsi oleh aktivitas tersebut tidak dipengaruhi
oleh jumlah produk atau batch produk yang diproduksi. Contoh aktivitas penelitian dan
pengembangan produk perekayasaan proses, spesifikasi produk, perubahan perekayasaan dan
peningkatan produk.

4. Aktivitas berlevel fasilitas (Fasility-Level Activities)

Adalah meliputi aktivitas untuk menopang proses pemanufacturan secara umum yang
diperlukan untuk menyediakan fasilitas atau kapasitas pabrik untuk produksi produk, namun
banyak sedikitnya aktivitas ini tidak berhubungan dengan volume atau bauran produk yang
diproduksi. Contoh manajemen produk, pemeliharaan bangunan, keamanan, pertamanan, dan
lain-lain.
5      KEGUNAAN DATA DARI SISTEM ABC BAGI PIHAK MANAJEMEN

Pihak manajemen membutuhkan informasi aktifitas untuk membantu mereka dalam mencapai
keberhasilan perusahaan.

Dalam sistem ABC membantu manajemen mencapai keberhasilan perusahaan dengan:

1. Memperbaiki keputusan membuat atau membeli, perkiraan dan penetapan harga yang
didasarkan pada biaya produksi yang merupakan hasil dari proses manufactur.
2. Mempermudah pengeliminasian pemborosan dengan memperlihatkan aktivitas yang
non-value added.
3. Menghubungkan strategi perusahaan dengan pengambilan keputusan operasional.
4. Mendorong perbaikan yang berkesinambungan dan kontrol kualitas secara menyeluruh
karena perencanaan pengendalian dilakukan pada tingkat proses.
5. Memperbaiki efektivitas penganggaran dengan mengidentifikasi hubungan biaya
kinerja pada berbagai tingkatan yang berbeda.
6. memperbaiki profitabilitas dengan memantau biaya dan kinerja dari keseluruhan siklus
hidup.
7. Menyediakan pengetahuan atas overhead.

PENUTUP

KESIMPULAN

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat yang dimanfaatkan dalam
teknik-teknik pemanufacturan dan informasi telah mempengaruhi daya saing perusahaan.
Perkembangan teknologi informasi yang pesat menyebabkan konsumen semakin tahu dan
rasional dalam memenuhi kebutuhannya terhadap barang dan jasa. Produk yang dihadapi
konsumen adalah produk-produk yang lebih berkualitas, handal, beraneka ragam, berinovasi
teknologi, fleksibel dan harga yang terjangkau.

Untuk memenuhi kebutuhan konsumen yang semakin komplek maka manajer perusahaan
melakukan berbagai penyempurnaan terhadap aktivitas-aktivitas penelitian dan
pengembangan produk, perekayasaan, produksi dan pemasaran.

Kebutuhan manajer akan informasi tersebut tidak mampu dijawab oleh sistem akuntansi biaya
tradisional karena sistem akuntansi biaya tradisional tidak mampu menghasilkan informasi
yang menunjang strategi bersaing, sebab sistem tersebut dirancang untuk penilaian persediaan
dan disusun pada waktu biaya tenaga kerja langsung dan bahan baku sebagai faktor produksi
utama. Perkembangan teknologi relatif stabil, dan lingkup produk yang dihasilkan terbatas
jumlahnya.

Untuk mengatasi masalah tersebut akuntansi aktivitas telah memperbaiki sistem akuntansi
biaya tradisional, dengan menguraikan suatu organisasi ke aktivitas-aktivitas

Vous aimerez peut-être aussi