Vous êtes sur la page 1sur 20

KAJIAN KERJA PROTOKOL PADA JARINGAN

VOICE OVER INTERNET PROTOKOL (VoIP)


PADA JARINGAN INTRANET UGM

Aryka Grandistyana1 , Sudarmawan2


1
STMIK AMIKOM Yogyakarta
2
Dosen STMIK AMIKOM Yogyakarta

Abstraksi

Voice Over Internet Protocol (VoIP) merupakan terobosan baru


dibidang telekomunikasi yang mengusung teknologi IP (internet
protocol) sebagai media penghantaran informasi. Ini berarti,
informasi yang berupa suara (sinyal analog) akan dirubah menjadi
sinyal digital untuk dapat dilewatkan jaringan IP. Proses perubahan
suara analog ke suara digital disebut juga proses codec. Setiap codec
mempunyai ciri dan sifat sendiri-sendiri dalam mengkompres suara.
Pertanyaannya adalah, bagaimana sebuah sinyal informasi dari satu
sumber dapat disampaikan ke tujuan melalui jaringan IP? Dan codec
apa yang cocok untuk jaringan intranet VoIP ini?

Untuk dapat mengetahui alur komunikasi pada VoIP, maka


diimplementasikan sebuah client yang dapat melakukan panggilan ke
tujuan melalui server VoIP pada jaringan intranet. Software Ethereal
0.99.0 diimplementasikan untuk fungsi monitoring dan capturing
header-header protokol pada jaringan VoIP intranet. Sedangkan
untuk menganalisa jenis codec yang cocok digunakan untuk jaringan
intranet VoIP ini menggunakan software VQManager. Melalui hasil
monitoring dan capturing header protokol inilah dapat diketahui
bagaimana proses komunikasi pada VoIP, hirarki protokol-protokol
VoIP serta format paket protokol-protokol yang bekerja dan
pemilihan codec yang tepat pada jaringan VoIP.

Kata Kunci: internet protocol, client, server, codec


118
Pendahuluan
Perkembangan teknologi VoIP belakang ini cukup pesat. Hal yang
mendukung berkembangnya teknologi VoIP adalah semakin
handalnya protokol-protokol VoIP seperti H.323 dan SIP ( Sesion
Innitiation Protocol). Selain protokol ada pendukung lain dari
teknologi VoIP untuk proses kompresi suara analog menjadi suara
digital. Proses ini lebih dikenal dengan nama codec. Adanya
kenyataan bahwa transmisi pengiriman voice melalui paket network
akan lebih efisien dibandingkan melalui circuit-switched, dan
perkembangannya yang cepat membuat VoIP menjadi teknologi yang
menjanjikan.

Laporan skripsi ini dilatar belakangi perkembangan teknologi yang


cepat dari protokol-protokol dan codec pada VoIP tersebut, serta
dibutuhkan pemahaman tentang teknologi ini, terutama bagaimana
tentang cara kerja VoIP dan manfaat yang dapat diambil apabila
teknologi ini di terapkan. Dengan implementasi berupa sebuah proyek
yaitu membangun sebuah sistem komunikasi suara melalui packet
network (VoIP) yang menghubungkan antara gedung PPTIK dan
gedung MPKD UGM.

Pembahasan
Voice Over Internet Protocol (VoIP) merupakan teknologi komunikasi
yang menggunakan jaringan Internet Protocol (IP) untuk melewatkan
informasi (suara, video, ataupun data yang berbentuk paket dari
terminal satu menuju terminal ujung lainnya secara real-
time.“Jaringan IP sendiri adalah merupakan jaringan komunikasi data
yang berbasis packet-switch, jadi dalam bertelepon menggunakan
jaringan IP atau Internet.” (Dasat - Dasar Jaringan VoIP,
ilmukomputer.com, M.Iskandarsyah H)
Ilustrasi sederhana tentang VoIP dapat digambarkan dengan
mengubah suara manusia menjadi sinyal digital. Perubahan suara
manusia yang berupa sinyal analog menjadi sinyal digital disebut

119
proses codec. “Pengkodean suara merupakan pengalihan kode analog
menjadi kode digital agar suara dapat dikirim dalam jaringan
komputer. Pengkodean dikenal dengan istilah codec, singkatan dari
compressor-decompressor.” (Onno W. Purbo, VoIP Cikal Bakal
“Telkom Rakyat”)

Protokol Penunjang VoIP


VoIP menggunakan protokol H.323, SIP untuk call control dan
signaling yang bekerja pada layer aplikasi. Sedangkan MGCP
merupakan protokol yang digunakan untuk kontrol media gateway
dari call agent. Pada gambar 1 di bawah tampak bahwa semua
protokol VoIP bekerja pada layer aplikasi. H.323 menyediakan
protokol H.225 RAS (registration, admission, status), H.225.0 / Q.931
(kanal call signaling), dan H.245 (kanal kontrol). RAS menggunakan
protokol UDP untuk melakukan transport message-message endpoint
ke gatekeeper. Q.931 dan H.245 bekerja menggunakan protokol TCP
untuk media transfer.

Setelah sesi percakapan dibentuk melalui H.323 ataupun SIP, maka


H.323 dan SIP menggunakan RTP untuk melakukan transfer data dari
tujuan ke penerima. Voice / suara sebelum dikirimkan akan melalui
proses sampling dan encoding untuk dikodekan menjadi data digital
yang kemudian ditampung kedalam sebuah buffer dan kemudian
dienkapsulapsi ke dalam paket Real-time Transport Protocol (RTP)
yang kemudian dienkapsulasi lagi ke dalam protokol transport, yaitu
User Datagram Protocol (UDP) dan diteruskan untuk dienkapsulasi
kembali oleh protokol IP pada layer network. RTP menggunakan
Real-time Control Protocol (RTCP) untuk memonitor kualitas dari
sesi RTP.

Codec Pendukung VoIP


Ada banyak sekali codec pendukung VoIP, namun penulis hanya
mengambil beberapa codec yang open source. Walaupun open source,
kemampuan mereka dapat diandalkan. Ini adalah tabel codec yang di
open sourcekan :
120
Tabel 1. Codec Open Source
No Nama Bandwidth yang
Codec Digunakan
1 GSM 13 Kbps (full rate), 20 ms frame size
2 iLBC 15 Kbps, 20 ms frame size : 13,3 Kbps , 30 frame size
3 Speex 2,15 to 44,2 Kbps
4 G.771 64 Kbps

Skema Jaringan Perancangan Sistem

Gambar 1. Skema Jaringan VoIP intranet Universitas


Gadjah Mada

Spesifikasi Hardware dan Software


Spesifikasi Hardware
Server Asterisk : Procecor Xeon Dual Core 5060, Memori 4 GB
DDR2 533Mhz, HD 73 10 SAS
Server gateway : Procecor Intel Xeon 3,4 Ghz, Memori 2 GB DDR2

121
400Mhz, HD 73 GB Ultra SCSI HPL
Server MPKD : Procecor Intel Xeon E5310 1,6 Ghz, Memori 1 GB
DDR2, HD 73 GB SAS
Router : Cisco 7606
Switch : Catalyst 6509-E , Dlink DES-1016D , Allied telsyn AT-
FS72i
ITG : Planet VIP-157
PABX : VEROphone TC308
Pesawat Telephone : IP Phone lynksis SPA-921, IP Phone
Grandstream BT-102, Nokia E61 dan pesawat telephone analog biasa.

Spesifikasi Software
1 Server VoIP : menggunakan sistem operasi Centos versi 5 64
bit, dengan software VoIP asterisk@home versi 1.2.18. Dalam
konfigurasi asterisk ini mengaktifkan protokol SIP dan codec
G.711u, G.711a, GSM, SPEEX.
2 Server gateway : di gedung PPTIK menggunakan sistem
operasi fedora core 7, sedangkan di gedung MPKD
menggunakan sistem operasi Debian Etch3 dengan
konfigurasi sebagai gateway internet.
3 SIP User Agent : untuk melakukan analisis dan pengujian
penulis memakai softphone Ekiga dan seperangkat headphone
dan microphone.

Langkah Perencanaan dan Perancangan


Perencanaan dan perancangan meliputi blok design sebuah
pemanggilan user agent satu dengan user agent lainya melalui VoIP
server pada jaringan intranet. Sedangkan langkah perencanaan lain
yang akan dibahas meliputi monitoring, capturing protokol dan
pemilihan codec. Pada penelitian ini hanya ditekankan hanya pada dua
buah user agent yang berupa softphone (Ekiga) dan IP Phone yang
teregistrasi pada server asterisk@home.

122
Blok Perencanaan Monitoring
Implementasi ini bertujuan untuk mengetahui alur pemanggilan
protokol signaling, capturing header – header protokol, menganalisa
codec yang berjalan pada percakapan tersebut dan pada akhirnya
menentukan codec yang tepat untuk kompresi suara pada jaringan
VoIP intranet Universitas Gadjah Mada. Tp1 dan Tp2 merupakan test
point untuk melakukan monitoring trafic data, capturing header
protokol menggunakan software ethereal 0.99.0 dan untuk
menganalisa codec yang di pakai saya menggunakan VQManager.

Prosedur Monitoring dan Capturing Protokol


a. Melakukan perancangan sistem seperti gambar 3.2
b. Mengimplementasikan software-software pendukung seperti
Ekiga (sebagai user agent client softphone) dan Ethereal
0.99.0 untuk monitoring protokol pada sistem yang telah
dirancang.
c. Meregisterisasikan user Ekiga (TP1) dan IP Phone ke server
asterisk@home. Pada implementasi ini user Ekiga
diregistrasikan dengan nomor 1111 dan IP Phone dengan
nomor 1113.
d. Menjalankan software Ethereal 0.99.0 pada TP1 dan TP2
e. Menjalankan Software Ekiga pada TP1. Klik Start Program
Ekiga Ekiga pada menu start windows
f. Lakukan dialling dari nomor 1111 (Ekiga) ke nomor 1113 (IP
Phone) yang sudah teregistrasi dengan server VoIP
asterisk@home.
g. Setelah terhubung maka proses komunikasi dapat dilakukan
h. Tutup Telephone untuk mengakhiri sesi komunikasi dan klik
stop pada software Ethereal 0.99.0
i. Mengamati dan melakukan pengambilan data dari hasil
listening dan capturing dari software Ethereal 0.99.0.
II.3.3 Prosedur Perencanaan Pemilihan Jenis Codec
1. Jalankan program Ekiga ( klik Start All Program Ekiga
Ekiga).
2. Klik menu Edit Preference pada software Ekiga

123
3. Setelah itu pilih Audio Codecs pada menu Codec. Codec yang
di pakai adalah codec yang di beri tanda centang. Yaitu codec
SPEEX, GSM, PCMU, PCMA. Setelah itu klik menu close.
4. Jalankan software VQManager.
5. Melakukan panggilan dari nomor 1111 (Softphone Ekiga) ke
nomor 1113 (IP Phone) yang sudah teregister ke server
asterisk@home.
6. Setelah tersambung maka proses komunikasi dapat dilakukan.
7. Melakukan Setting Codec yang diinginkan pada softphone
Ekiga.
8. Melakukan komunikasi dan mengamati data serta mengambil
tampilan pada VQManager.

Kajian Proses Pemanggilan User Agent Client melalui VoIP

Gambar 2 Contoh Alur Pemanggilan Dalam VoIP

Dalam melakukan panggilan telepon baik circuit switched maupun


paket switch, akan melalui 3 tahap proses yaitu, call setup
(signalling), media path (voice exchange), dan call tear down (hang
up call). Gambar 4. menunjukan alur pemanggilan telepon melalui
124
VoIP server dari sebuah client ke client lainya.
Berikut diberikan alur sebuah proses pemanggilan user agent
client yang keduanya teregistrasi pada VoIP server asterisk@home
dari IP Phone yang bernomor 1113 (alamat IP 10.41.5.90) menuju
user agent client (berupa softphone Ekiga yang bernomor 1111
dengan alamat IP yang telah di NAT dari 192.168.4.200 ke
222.124.24.82), blok dapat dilihat pada gambar 3.

SIP Signalling (methode and respons)


Register
Semua client yang teregistrasi pada server VoIP akan melakukan
updating ke server sebelum dapat melakukan panggilan, ini disebut
proses register. Softphone Ekiga (IP 192.168.4.200) akan melakukan
register ke server VoIP asterisk@Home dan client IP Phone akan
melakukan proses register ke server yang sama. Ini berarti
asterisk@Home merupakan proxy server sekaligus sebagai registrar
server yang berfungsi menerima dan menyimpan data yang berisi
alamat client.

Berikut diberikan gambar hasil capture header SIP untuk methode


register ke sebuah server VoIP.

Gambar 3. Header SIP Methode Register

125
Dari data hasil capturing didapatkan SIP methode request berupa
REGISTER dari alamat 192.168.4.200 (softphone Ekiga) ke
222.124.24.82 (server VoIP asterisk@home) dengan message header
berisi informasi alamat SIP Softphone, yaitu : SIP from address:
<sip:1113@pbx.mpkd.ugm.ac.id>;tag=dc91a9a3-4c97-dc11-91b4-
000ea66780ed

Alamat tersebut diregistrasikan ke server VoIP dengan alamat yang


sama, yaitu : contact
address:<sip:1113@222.124.24.39:5072;transport=udp)
Kemudian server mengirimkan respon 100 trying yang
mengindikasikan bahwa request register telah diterima dan respon 200
OK yang mengindikasikan bahwa proses register berhasil dilakukan
(successful responses).

Invite
Setelah proses register berhasil dilakukan, client siap untuk
melakukan panggilan. Pertama dialling dilakukan dari nomor 1113
(client Ekiga pada server asterisk@home) ke client IP Phone dengan
nomor 1111 yang juga teregistrasi ke server asterisk@home.
SIP akan melakukan proses invite dari client (192.168.4.200
NAT 222.124.24.39) ke server VoIP asterisk@home
(pbx.mpkd.ugm.ac.id). Invite merupakan sebuah methode dari SIP
untuk meminta sebuah server VoIP melakukan panggilan ke tujuan
yang telah teregister. Request invite ini berisi sejumlah header fields
sebagaimana ditunjukan gambar 6.

126
Gambar 4. Header SIP Methode Invite

Baris pertama merupakan start line (request-line/status line) yang


menunjukan awal dari sebuah message. Gambar 6. menunjukan
sebuah request-line dari methode request yaitu INVITE, URI yang
ditujukan ke sip:1111@pbx.mpkd.ugm.ac.id, dan SIP yang digunakan
adalah versi 2.0. Berikut adalah format request-line : Request-
line:<methode><reaquest-URI><SIP-version>
Via berisi alamat dimana client (caller) akan menerima
response. Pada gambar 6. menunjukan protokol SIP versi 2.0 dan
dibawa melalui media UDP dengan alamat panggil 192.168.4.200
NAT 222.124.24.39 (Softphone Ekiga), berarti semua respon dari
server akan ditujukan kealamat 192.168.4.200 NAT 222.124.24.39
(Softphone Ekiga). Selain itu header ini juga berisi parameter branch
yang menunjukan identitas suatu transaksi pada VoIP server.
From header ini berisi display name (alamat pengirim) dalam
bentuk SIP URI, yaitu: From :
“grand”<sip:1113@pbx.mpkd.ugm.ac.id>
Hal tersebut menunjukan pemanggil dengan nomor 1111
teregistrasi pada server dengan alamat pbx.mpkd.ugm.ac.id dengan
display name “grand”. Selain itu header ini berisi tag yang
127
ditambahkan oleh softphone untuk tujuan identifikasi (identitas phone
client yang digunakan).
To header ini berisi alamat tujuan SIP yang ingin dipanggil.
To: <sip:1111@pbx.mpkd.ugm.ac.id>
Call ID identifier yang unik (globally unique identifier) yang
dihasilkan oleh kombinasi dari string secara random dan IP address.
Contact berisi alamat SIP secara langsung dari pemanggil.
Contact: <sip:1111@222.124.24.39:5083>
Cseq Call Sequence, berisi nilai integer dan methode SIP.
Max-forward field ini membatasi jumlah dari hops dan
reaquest yang dapat dilewatkan ke tujuan. Pada gambar 6. tampak
field ini berisi angka 70, ini dimaksudkan untuk menjamin sebuah
reaquest tidak akan gagal (dropped) pada jaringan SIP.
III.2.3. 100 Trying
Reaquset invite dari Softphone Ekiga (192.168.4.200 NAT
222.124.24.39) akan direspon oleh server Asterisk@Home
(pbx.mpkd.ugm.ac.id) dengan megirimkan sinyal respons 100 Trying.
Respons ini mengindikasikan bahwa sebuah request (invite) telah
diterima oleh server dan sebagi respon checking kembali pada
Softphone Ekiga.

Gambar 5. Header SIP Respons 100 trying

128
180 Ringing
Sinyal ini bertujuan untuk memberikan alert kepada pemanggil
sebagai respon dari penerima panggilan bahwa sinyal request
(INVITE) telah diterima.

Gambar 6. Header SIP Respons 180 Ringing

Jika suatu call setup telah sampai pada tahap ini, berarti antara
pemanggil dan penerima panggilan telah siap untuk memulai sebuah
sesi percakapan.

200 OK
Saat penerima panggilan menerima telephone, respons message 200
OK akan dikirimkan oleh penerima panggilan sebagai pemberitahuan
pada pemanggil bahwa request telah diterima. pemanggil akan
memberikan sinyal ACK sebagai konfirmasi respons 200 OK dan sesi
percakapan dapat dimulai.

129
Gambar 7 Header SIP Response 200 OK

Media Path
Setelah proses call setup berhasil dilakukan dan sesi komunikasi telah
dibentuk, maka SIP menggunakan RTP sebagai media untuk fungsi
transportasi data (voice) yang bersifat real-time. RTP menggunakan
protokol kontrol yaitu Real-Time Control Protokol (RTCP) untuk
mengirimkan paket kontrol setiap terminal yang berpartisipasi pada
percakapan untuk informasi kualitas transmisi pada jaringan.

Call Tear Down


Setelah pembicaraan selesai dilakukan (hang up call), maka user yang
melakukan terminasi akan mengirimkan sinyal SIP bye untuk
memberitahukan bahwa sesi komunikasi telah diakhiri. Sinyal ini akan
dibalas oleh user agent client lainnya dengan mengirimkan respons
200 OK sebagai respon konfirmasi untuk mengakhiri sebuah sesi.

130
Gambar 8 SIP Methode BYE

Hasil Analisa Penggunaan Codec Pada jaringan Internet VoIP

Gambar 9 Monitoring Kualitas Suara Codec PCMU

131
Gambar 10 Monitoring Kualitas Suara Codec PCMA

Gambar 11 Monitoring Kualitas Suara Codec SPEEX

132
Gambar 12 Monitoring Kualitas Suara Codec GSM

Dari percobaan diatas terdapat beberapa parameter QoS (Quality of


Service) antara lain :
1 Delay
Delay adalah waktu yang dibutuhkan untuk mengirimkan data
dari terminal sumber sampai terminal tujuan. Kualitas suara akan
sangat tergantung dari waktu delay. ITU merekomendasikan untuk
aplikasi suara, delay maksimum adalah 150 ms, sedangkan delay
maksimum dengan kualitas suara yang masih dapat diterima oleh
pengguna adalah 250 ms.
2 Jitter
Jitter merupakan variasi delay yang terjadi akibat adanya
selisih waktu atau interval antar kedatangan paket di penerima.
Untuk mengatasi jitter maka paket data yang datang dikumpulkan
dulu dalam jitter buffer selama waktu yang telah ditentukan
sampai paket dapat diterima pada sisi penerima dengan urutan
yang benar.
3 Loss packet
Loss packet timbul ketika terjadi peak load dan congestion
133
(kemacetan transmisi paket akibat padatnya traffic yang harus
dilayani) dalam batas waktu tertentu, maka frame (gabungan data
payload dan header yang di transmisikan) suara akan dibuang
sebagaimana perlakuan terhadap frame data lainnya pada jaringan
berbasis IP. Salah satu alternatif solusi permasalahan di atas
adalah membangun link antar node pada jaringan.

4 MOS ( Mean Opinion Score )


MOS ( Mean Opinion Score )merupakan opini pendengar di
sisi penerima. Nilai yang diberikan mulai dari 1 sampai 5. Nilai
MOS dihasilkan dengan cara merata-ratakan hasil penilaian
sejumlah pendengar terhadap audio yang dihasilkan oleh teknik
voice coding. Setiap pendengar diminta untuk menilai kualitas
suara menggunakan skema rating sebagai berikut: 1 = bad (Very
annoying), 2 = Poor (Annoying), 3 = Fair (Slightly annoying), 4
= Good (Perceptible but not annoying), 5 = Exellent
(Imperceptible).

Dari data yang telah diperoleh ( ditunjukkan oleh gambar 11 –


gambar 14 ), menunjukkan kualitas jenis codec yang dipakai. Nilai
delay masih tergolong baik jika digunakan untuk berkomunikasi
karena batas maksimum delay yang diijinkan yaitu 150 ms, besar
packet loss selalu bernilai nol dikarenakan pada percobaan ini hanya
digunakan dua line telepon sehingga traffik yang harus dilayani tidak
terlalu padat. Sedangkan nilai jitter bervariasi karena kedatangan
paket data di receiver ada tenggang waktu, tetapi pengaruh dari jitter
ini tidak dirasakan oleh user. Dan nilai MOS juga bervariasi, untuk
G.711u besar MOSnya adalah 4.4, untuk G.711a sebesar 4.4, untuk
SPEEX sebesar 4.4 dan GSM sebesar 3.5, nilai 4 dalam penilaian MOS
berarti gangguan yang terjadi saat komunikasi berlangsung terasa tapi
tidak mengganggu proses komunikasi. Besarnya nilai delay, jitter, dan
packet loss pada masing-masing jenis codec menunjukkan kualitas
dari codec itu sendiri.

134
Penutup
Setelah dilakukan pengujian dan analisa terhadap sistem maka dapat
di peroleh beberapa kesimpulan :
1. Protokol-protokol pendukung / yang bekerja selama proses
call setup, sesi setup, sesi percakapan, call tear down dalam
VoIP adalah sebagai berikut :

Gambar 13 Hirarki protokol-protokol penunjang VoIP

2. Terdapat tiga buah sesi dalam komunikasi VoIP. Sesi pertama


adalah proses call set-up yang dilakukan oleh protokol
signalling SIP (Session Initation Protokol), selama signalling
(dari Softphone Ekiga yang teregistrasi ke server VoIP
asterisk@home menuju IP Phone yang teregistrasi ke server
asterisk@home juga) maka belum terdapat payload (data
voice) yang ditransmisikan dari pemanggil (Softphone Ekiga

135
dengan nomor 1113) ke penerima panggilan (IP Phone dengan
nomor 1111). Sesi kedua adalah sesi percakapan (media path).
Pada sesi ini, RTP (Real-Time Transport Protokol) digunakan
sebagai media transport data (voice payload) antar client. Sesi
terakhir adalah call tear down yaitu proses mengakhiri sebuah
sesi percakapan.
3. Protokol SIP sanggup mengenali IP dibalik NAT (Network
Address Translation), Ini di buktikan dari hasil percobaan saat
pemanggilan dari IP Phone (dengan alamat IP 10.41.5.90) ke
Softphone Ekiga (dengan alamat IP 192.168.4.200 NAT
222.124.24.39). “Sedangkan protokol lama H.323 Sangat sulit
untuk menembus firewall ataupun proxy (Sumber “VoIP cikal
bakal “telkom rakyat””)”.
4. Jenis codec yang paling baik digunakan pada jaringan VoIP
intranet antara gedung PPTIK dan gedung MPKD Universitas
Gadjah Mada adalah Codec G.711u (PCMU) yang mempunyai
nilai rata-rata delay 0 ms, jitter 1 ms, paket loss 0 % , MOS 4.4
dan R Faktor 93 jika dibandingkan dengan jenis codec yang
lainya. Tetapi jenis codec ini mempunyai kekurangan yaitu
membutuhkan bandwidth yang cukup besar yaitu 64 Kbps (namun
ini tidak berpengaruh besar terhadap jaringan intranet, karena
jaringan intranet di Universitas Gadjah Mada menggunakan Fiber
Optic yang mampu mengangkut data yang sangat besar dan
cepat).
5. Dari data hasil percobaan besar paket loss selalu bernilai 0 %,
ini berarti kualitas jaringan cukup baik. Bagusnya nilai paket
loss disebabkan oleh infrastruktur jaringan yang bagus, dalam
hal ini Universitas Gadjah Mada menggunakan media
transmisi Fiber Optik.

Adapun saran yang saya berikan untuk Universitas Gadjah Mada pada
khususnya dan para pengembang VoIP pada umumnya, adalah :
1. Untuk memodifikasi teknologi ini agar bukan hanya data
voice saja yang di angkut, tetapi juga data video. Yang
nantinya juga bisa berguna untuk komunikasi tatap muka

136
jarak jauh.
2. Untuk penghematan bandwidth sebaiknya menggunkan codec
yang mempunyai bitrate kecil, tetapi pada sisi penerima masih
bisa menerima informasi suara dengan jelas.

Daftar Pustaka

H. Schulzrinne.1996.RTP:A Transport Protocol for Real-Time


Applications. Network Working Group RFC:1889

J. Rosenberg.2002.SIP:Session Initiation Protocol.Network Working


Group RFC: 3261

Purbo, Onno W.2001.TCP/IP Standar, Desain, dan,


Implementasi.Jakarta:Elex Media Komputindo

Purbo, Onno W.2007. Cikal Bakal “Telkom


Rakyat”.Jakarta:Gramedia.

Tanenbaum, Andrew S. 1996. Jaringan Komputer Edisi Bahasa


Indonesia Jilid 2. Jakarta: Prenhallindo

Tarum Tabratas & Purbo W Onno.Teknologi Voice Over Internet


Protocol. Jakarta:Elex Media Komputindo

Zyren, Jim.2001.IEEE 802.11g Explained.http://www.ieee.org/

http://voiprakyat.or.id/

http://www.google.co.com/search VoIP Foro - Codec.pdf

http://www.ilmukomputer.com/

http://www.networksorcery.com/

137

Vous aimerez peut-être aussi