Vous êtes sur la page 1sur 26

Pohon normal VS Pohon abnormal

Pohon berdiri Pohon berdiri miring


tegak/vertikal
Batang melengkung
Batang lurus
Bentuk batang tidak
Bentuk batang silindris silindris

Bentuk penampang lintang


Bentuk penampang lintang tidak bulat
bulat
Batang Pohon Ideal
Diameter batang besar

Panjang/tinggi batang maksimal

Berbentuk bulat silindris

Batang bebas cabang yang tinggi


Bentuk dasar batang pohon
tergantung kepada:

Sifat genetis

Lingkungan

Tindakan silvikultur
Teori tentang bentuk batang
pohon
Teori pewarisan (genetik)
Gen-gen dari pohon indukan akan diwariskan kepada pohon
anakan. Gen ini mengatur sifat-sifat pohon, termasuk bentuk
batang.
Teori hormon
Perubahan jumlah auksin di seluruh batang menentukan
distribusi pertumbuhannya. Letak, bentuk dan kegiatan tajuk
akan mempengaruhi bentuk batang.
Teori mekanis
Batang pohon harus cukup kuat menahan berat batang, tajuk
dan gaya angin.
Pengaruh tajuk terhadap
bentuk batang:

Tajuk yang besar dengan kondisi


pertumbuhan yang baik akan
menghasilkan lebar riap
pertumbuhan maksimum pada
bagian bawah batang , sehingga
bentuk batang menjadi lebih
mengerucut (tapper).

Tajuk yang kecil dengan kondisi


pertumbuhan yang kurang baik
akan menghasilkan lebar riap
pertumbuhan maksimum pada
bagian atas batang, sehingga
bentuk batang menjadi lebih
silindris.
Abnormalitas Pohon
Abnormalitas/penyimpangan dari struktur
normal merupakan hal yang umum pada kayu,
karena pohon adalah organisme hidup
sehingga menerima segala pengaruh sepanjang
hidupnya.
Penyimpangan kayu disebut sebagai cacat bila
mengurangi nilai pakainya.
Garis batas antara pertumbuhan normal dan
abnormal pada kayu ini tidak begitu jelas dan
bersifat subjektif.
Abnormalitas Pohon
Cacat kayu untuk penggunaan tertentu mungkin
merugikan, tapi untuk penggunaan lain jadi
menguntungkan.
Untuk dinding, kayu pinus yang banyak mata kayunya
lebih disukai daripada yang mulus. Tapi untuk kayu
konstruksi lebih memilih kayu pinus yang mulus.
Kayu dengan serat miring memiliki sifat dekoratif yang
indah, walaupun kekuatannya biasanya lebih rendah.
Penyimpangan dari bentuk khas pohon
Batang pohon cenderung akan berbentuk
kerucut (tapper), karena riap
pertumbuhan bersifat paraboloid, yaitu
sebagai kerucut-kerucut bertingkat.
Tapper disebut cacat bila diameter
batang menurun lebih dari 1 cm pada
setiap meternya.
Penyimpangan dari bentuk khas pohon
Pada umumnya batang akan menjadi
silindris (tapper menurun) bila umur
pohon bertambah.
Tajuk besar akan menambah tapper.
Penjarangan akan menambah tapper.
Pemangkasan akan mengurangi tapper.
Pangkal batang pohon pada daerah
terbuka atau daerah basah akan
membesar membentuk banir.
Penyimpangan bentuk penampang batang
Penyimpangan bentuk penampang batang yang tidak
bulat disebabkan oleh:
Faktor genetis
Perkembangan sel jari-jari yang tidak sama di semua
sisi
Arah angin bertiup secara tetap
Bentuk tajuk tidak simetris
Penyimpangan mata kayu (knots)
Mata kayu adalah bekas bagian pangkal cabang yang
tersisip ke dalam batang pohon.
Penyimpangan mata kayu (knots)
1. Mata kayu lepas (loose
knots)
Mata kayu terbentuk dari
cabang yang sudah mati
tersisip ke dalam batang,
sehingga tertutup oleh bagian
batang yang hidup.
Pada kayu gergajian, mata kayu
bisa lepas dan membentuk
lubang, sehingga kekuatannya
berkurang.
Penyimpangan mata kayu (knots)
2. Mata kayu liat (tight knots)
Mata kayu terbentuk dari
cabang yang masih hidup
tersisip ke dalam batang, yang
masih berhubungan erat
dengan bagian kayu di
sekitarnya.
Penyimpangan mata kayu (knots)
Mata kayu berdasarkan ukuran: mata kayu besar, sedang,
kecil.
Mata kayu berdasarkan bentuk: bulat (bidang
tangensial), oval (bidang tangensial), pasak (bidang
radial)
Penyimpangan mata kayu (knots)
Kelemahan adanya mata kayu:
Struktur kayu abnormal.
Kerapatan kayu tinggi dan tidak seragam.
Penyimpangan arah serat.
Keteguhan kayu tereduksi.
Mempengaruhi sifat pengeringan.
Mempengaruhi sifat pengerjaan.
Mempengaruhi sifat perekatan.
Penyimpangan arah serat
Arah serat adalah arah orientasi umum dan sel-sel
panjang di dalam kayu terhadap sumbu batang
pohon.
Serat lurus (straight grain) adalah arah umum dari
sel-sel panjang (aksial) sejajar dengan sumbu batang.
 Serat miring (cross grain) adalah arah umum dari
sel-sel panjang tidak sejajar dengan sumbu batang.
Penyimpangan arah serat
• Serat berpadu (interlocked grain)
Sel-sel aksial pada satu lapisan kayu berbeda
arahnya dengan sel-sel serupa pada lapisan kayu
berikutnya. Misalnya rengas, kapur, kulim.
Penyimpangan arah serat
• Serat terpilin (spiral grain)
Sel-sel aksial tersusun mengelilingi sumbu batang
seperti spiral (memuntir). Misalnya bintangur,
kasuarina.
Penyimpangan arah serat
• Serat berombak atau bergelombang (wavy grain)
Sel-sel aksial tersusun berbelok-belok atau
gambaran yang berombak. Misalnya rengas, merbau
Penyimpangan arah serat
• Serat miring / diagonal
Sel-sel aksial tersusun pada kayu membentuk sudut
terhadap sumbu batangnya.
Penyimpangan arah serat
• Serat kacau (crotch figure; burl figure)
Arah orientasi sel-sel aksial sama sekali tidak teratur
atau kacau balau. Umum terdapat pada tunggak
kayu.
Kayu reaksi
Kayu reaksi

Kayu reaksi merupakan kayu yang terbentuk akibat


tekanan seperti adanya tiupan angin yang kencang,
salju, pergeseran tanah dan lain-lain.
Secara kasat mata tidak nampak, namun sebagai
indikatornya adalah pertumbuhan pohon yang tidak
simetris atau condong ke salah satu sisi.
Kayu reaksi
Kayu Reaksi (reaction wood) dibagi dua berdasarkan
jenis tumbuhannya, yaitu:
Kayu tarik (tension wood) pada kayu daun lebar
(hardwood).
Kayu tekan (compression wood) pada kayu daun
jarum (softwood).
Kayu tarik pada hardwood
Kayu tarik mengandung selulosa lebih tinggi,
lignin lebih rendah, pembuluh lebih sedikit
dan lebih kecil bila dibandingkan dengan kayu
normal dan serabut mengandung lapisan
dinding khusus yang disebut lapisan gelatin.
Kayu tarik yang digunakan sebagai bahan baku
pulp menghasilkan kertas yang lebih lemah
walaupun dapat diperbaiki dengan perlakuan
penghalusan. Karena kandungan lignin yang
tidak begitu banyak maka pembuatan pulp
pada kayu tarik lebih baik menggunakan
metode mecanical pulping.
Kayu tarik sebagai bahan gergajian kurang
baik karena menghasilkan permukaan kriting.
Hal ini menyebabkan gergaji menjadi terlalu
panas dan menyulitkan penyelesaian akhir.
Pada proses pengeringan kayu tarik cenderung
mengalami pelengkungan permanen.
Kayu tekan pada softwood
Berat jenis kayu tekan lebih besar daripada kayu
normal yaitu sampai 40% lebih besar.
Kerapatannya lebih tinggi.
Kayu gergajiannya memiliki penyusutan
longitudinal yang tinggi dan sifat‑sifat
kekuatannya yang tidak teratur dan
kecenderungan memperlihatkan bentuk patah
yang tidak teratur karena mudah terjadi
puntiran atau pecah-pecah.
Warnanya yang gelap yang disebabkan oleh
kandungan lignin yang relatif tinggi, trakeid
kira-kira lebih pendek 30% bila dibandingkan
dengan kayu normal.
Kadar lignin tinggi, kadar selulosa rendah. Kayu
tekan kurang sesuai untuk pembuatan pulp dan
kertas.

Vous aimerez peut-être aussi