Vous êtes sur la page 1sur 24

Kebijakan Lingkungan dan

Tata Ruang
Created by : Aria Gusti
Konsepsi
 Konsepsi dasar dari AMDAL adalah
“Sustainabilitas lingkungan”, dalam konteks
tetap terpeliharanya keseimbangan antara
lingkungan sebagai sumberdaya alam dan
manusia sebagai pengguna.
 Salah satu elemen utama sebagai kunci
sustainabilitas lingkungan adalah “siklus
hidrologi”
Siklus Hidrologi
Tanpa ada campur tangan manusia, maka :
• hutan alami tetap terpelihara (habitat flora–
fauna)
• air bawah tanah tidak terganggu
• kualitas udara tetap terjaga
• erosi tanah minimal
• rantai makanan tidak mengalami gangguan/
terputus
Hal-hal yang menyebabkan gangguan
keseimbangan lingkungan :
1. Eksplorasi secara berlebihan oleh manusia  permanently
- Pembukaan lahan hutan yang tidak benar
(untuk transmigrasi, perkebunan, pertanian, pariwisata,
perhubungan dll.)
- Aktifitas penambangan (batubara, logam mulia, permata, minyak
bumi, gas alam, pasir, coral dan batu karang dll.)
- Pembangunan yang tidak berwawasan lingkungan
Pendirian industri yang menghasilkan limbah B3 dan tidak
dilengkapi unit IPL yang baik,
Pembangunan Rumah Sakit
Pembangunan pemukiman baru
Pembangunan fasilitas pariwisata
Pembangunan jalan raya yang menembus hutan alami
Reklamasi/pengurukan pantai
Hal-hal yang menyebabkan gangguan
keseimbangan lingkungan :

2. Bencana alam  temporary


- Gunung meletus
- Gempa bumi
- Banjir
- Angin taufan/tornado
Hal-hal tersebut diatas secara
langsung dapat memutuskan atau
memperpendek siklus hidrologi dan
rantai makanan, sehingga
keseimbangan alami menjadi
terganggu.
TATA RUANG
4 komponen utama Konsep
Pembangunan Manusia
• Produktifitas
• Pemerataan
• Berkelanjutan
• Pemberdayaan

• Berkelanjutan:
– akses ke peluang harus dipastikan tidak hanya untuk
generasi sekarang, tapi juga bagi generasi yang akan
datang
– semua bentuk modal baik fisik, manusia, maupun
lingkungan harus selalu dipelihara dan dibarukan
asas penyelenggaraan penataan ruang
(UU Nomor 24 Tahun 1992)

• pemanfaatan ruang bagi semua


kepentingan secara terpadu, berdaya
guna dan berhasil guna, serasi, selaras,
seimbang, dan berkelanjutan.

• Keterbukaan, persamaan, keadilan, dan


perlindungan hukum.
PRINSIP TATA RUANG
• Penataan ruang diklasifikasikan berdasarkan
sistem, fungsi utama kawasan, wilayah
administratif, kegiatan kawasan, dan nilai
strategis kawasan
• Mengedepankan Pemerintah sebagai fasilitator
dan masyarakat sebagai pelaku atau
stakeholder utama pembangunan.
• Pengembangan potensi yang ada di suatu
daerah harusnya berawal dari bawah (bottom
up) melalui fasilitasi pemerintah kota/kabupaten
untuk kemudian dipadukan dengan sistem
jaringan yang ada
ISTILAH TATA RUANG
• Tata ruang atau ‘Land use’ adalah wujud struktur ruang
dan pola ruang disusun secara nasional, regional dan
lokal. Secara nasional disebut
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, yang dijabarkan
ke dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi, dan
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) tersebut perlu
dijabarkan ke dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kota
(RTRWK).
• Ruang didefinisikan sebagai wadah yang meliputi ruang
darat, ruang laut, dan ruang udara, termasuk ruang di
dalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah, tempat
manusia dan makhluk lain hidup, melakukan kegiatan,
dan memelihara kelangsungan hidupnya.
• Tata Ruang adalah wujud struktur ruang dan pola ruang
KEBIJAKAN TATA RUANG
pemberian kesempatan kepada masyarakat untuk
berperan aktif dalam berbagai proses
penyelenggaraan pembangunan, termasuk
didalamnya dalam proses penataan ruang.
TUJUAN KEBIJAKAN
• Mendapatkan masukan bagi perencanaan di masa
datang, dengan masukan ini maka dalam perencanaan
di masa datang konflik kepentingan antara pemerintah
daerah tertentu dengan masyarakat bisa dicegah atau
dikurangi.
• Menjadi bahan pertimbangan bagi masyarakat dalam hal
ini misalnya masyarakat yang ingin membangun bisa
mematuhi zonasi-zonasi yang sudah ditetapkan oleh
pemerintah. Misalnya zonasi yang sudah ditetapkan
sebagai kawasan lindung/kawasan hijau tidak akan di
bangun sehingga pemerintah tidak perlu lagi melakukan
penggusuran dimasa mendatang karena kesalahan
penempatan.
• Menjadi sumber informasi bagi investor diluar daerah
untuk melihat potensi apa saja yang bisa dikembangkan
dari daerah tertentu.
PERMASALAHAN
TATARUANG KAWASAN DAERAH
• Tipisnya wibawa dan kekuatan hukum produk rencana tata ruang
• Adanya kehendak sesaat yang tidak konseptual.
• perencanaan tata ruang dan pengelolaan lingkungan hidup perlu
dilihat sebagai management of conflicts, tidak sekadar management
of growth atau management of changes. Orientasi tujuan jangka
panjang yang ideal perlu disenyawakan dengan pemecahan
masalah jangka pendek yang bersifat inkremental.
• Mekanisme development control yang ketat juga perlu ditegakkan,
lengkap dengan sanksi bagi si pelanggar dan penghargaan bagi
mereka yang taat pada peraturan. Hal lainnya, penataan ruang
perlu dilakaukan secara total, menyeluruh dan terpadu. Model-
model participatory planning dan over-the-board planning atau
perencanaan lintas sektoral selayaknya dilakukan secara
konsekuen dan berkesinambungan.
• Demikian halnya dengan kepekaan sosiokultural para penentu
kebijakkan dan para perencana seyogyanya lebih ditingkatkan.
Sedangkan, kekayaan khasanah lingkungan alam mesti jadi
perhatian dalam setiap setiap perencanaan tata ruang dan
pengelolaan lingkungan hidup
PERMASALAHAN
TATARUANG KAWASAN DAERAH (2)
• Perencanaan tata ruang selama ini masih cenderung
berorientasi pada pencapaian tujuan ideal jangka
panjang yang sering meleset akibat banyaknya
ketidakpastian.
• Rencana tata ruang tanpa didukung para pengelola
perkotaan dan daerah yang handal, serta mekanisme
pengawasan dan pengendalian pembangunannya pun
kurang jelas.
• Masih adanya arogansi sektoral dan egosentrisme
wilayah yang cenderung menggunakan ’kacamata kuda’.
• Peran serta masyarakat dalam proses perencanaan tata
ruang dan pengelolaan lingkungan hidup masih sangat
terbatas.
TANTANGAN YG DIHADAPI
• Kebijakan Pemerintah yang tidak sepenuhnya
berorientasi kepada masyarakat, sehingga masyarakat
tidak terlibat langsung dalam pembangunan.
• Tidak terbukanya para pelaku pembangunan dalam
menyelenggarakan proses penataan ruang ( gap
feeling ) yang menganggap masyarakat sekedar obyek
pembangunan.
• Rendahnya upaya-upaya pemerintah dalam memberikan
informasi tentang akuntabilitas dari program penataan
ruang yang diselenggarakan, sehingga masyarakat
merasa pembangunan yang dilaksanakan tidak
memperhatikan aspirasinya.
• Masih terdapat pemahaman yang tidak sama ttg
Partipasi Masyarakat. Hal ini ditunjukkan dimana
Pemerintah sudah melakukan sosialisasi dan konsultasi
dengan masyarakat, akan tetapi masyarakat merasa
tidak cukup hanya dengan proses tersebut.
AGENDA PEMERINTAH
• Menciptakan Indonesia yang aman dan
damai,
• Menciptakan Indonesia yang adil dan
demokratis,
• Meningkatkan kesejahteraan rakyat.
PRIORITAS PEMBANGUNAN
Prioritas pembangunan dan arah kebijakannya adalah
sebagai berikut:
• penanggulangan kemiskinan dan pengurangan
pengangguran,
• peningkatan investasi,
• revitalisasi pertanian, perikanan dan kehutanan,
• pembangunan perdesaan dan pengurangan
ketimpangan antar wilayah,
• peningkatan akses masyarakat terhadap pendidikan
dan layanan kesehatan yang berkualitas,
• peningkatan perlindungan dan kesejahteraan sosial,
• pembangunan kependudukan yang berkualitas, dan
percepatan pembangunan infrastruktur .
UPAYA YG PERLU DILAKUKAN
• Menempatkan masyarakat sebagai pelaku yang sangat
menentukan dalam proses penataan ruang;
• Memposisikan pemerintah sebagai fasilitator dalam
proses penataan ruang;
• Menghormati hak yang dimiliki masyarakat serta
menghargai kearifan lokal dan keberagaman sosial
budayanya;
• Menjunjung tinggi keterbukaan dengan semangat tetap
menegakkan etika dan moral;
• Memperhatikan perkembangan teknologi dan
profesional.
STRATEGI
• Peningkatan Kesadaran (Awareness Raising)
• Advokasi Kebijakan (Policy Advocacy)
• Pengembangan Institusi (Institution Building)
• Pengembangan Kapasitas (Capacity Building)
PRINSIP PENGENDALIAN
TATA RUANG
1) Kategori pemanfaatan ruang dan
kebijaksanaannya.
2) Peringkat pengaruh geografis kebijaksanaan.
3) Kerangka pengendalian yang berkelanjutan.
4) Instrumen dan tata cara pengendalian.
5) Institusi pengendalian.
SANKSI HUKUM
• 1. Sanksi Administratif
• a. Pejabat
• Teguran, pemecatan, denda, mutasi
• b. Masyarakat
teguran, pencabutan ijin, penghentian
pembangunan, pembongkaran,
• 2. Sanksi Perdata
• pengenaan denda atau ganti rugi
• 3. Sanksi Pidana
• Tindakan penahanan atau kurungan
Terima Kasih

Vous aimerez peut-être aussi