Vous êtes sur la page 1sur 15

ASPEK HUKUM DALAM BISNIS

Nama kelompok :
1. Fiqihani Arbiatma (098694007)
2. Friska Putri (098694008)
3. Ryke Octava (098694010)
4. Adrianus Dhimas .S (098694023)
Definisi Keselamatan dan Kesehatan
Kerja

Suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan


kesempurnaan baik jasmani maupun rohani tenaga kerja pada
khususnya dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budayanya
menuju masyarakat makmur dan sejahtera.
Prinsip Standar Umum Peraturan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja ( K3 )

“ setiap perusahaan harus menyediakan bagi masing-masing


karyawannya pekerjaan dan tempat bekerja yang bebas dari hal-hal
yang diketahui dapat menyebabkan atau diduga dapat menyebabkan
kematian atau cacat fisik yang serius bagi pekerjanya ”.
Landasan Hukum Peraturan Perundangan Keselamatan
dan Kesehatan Kerja

Sumber hukum peraturan perundangan K3 berlandaskan pada pasal 27 ayat 2


UUD Tahun 1945 yang menyatakan bahwa “Tiap-tiap warga negara berhak atas
pekerjaan dan penghidupannya yang layak bagi kemanusiaan”.

* Pasal ini memberi makna yang luas bahwa di samping warga negara berhak
mendapatkan pekerjaan yang manusiawi juga mendapatkan perlindungan
terhadap aspek K3 agar dalam melaksanakan pekerjaan tercipta kondisi kerja
yang nyaman, sehat,dan aman serta dapat mengembangkan kemampuan dan
keterampilannya agar dapat hidup layak sesuai dengan harkat dan martabat
manusia.
Ketentuan Perundang-undangan yang Berkaitan
dengan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

 Undang-undang No. 14 Tahun 1969 tentang Ketentuan Pokok Mengenai Tenaga


Kerja.
 Undang-undang nomor 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
 Peraturan Menteri Tenaga Kerja nomor Per-01/MEN/1979 tentang Pelayanan
Kesehatan Kerja.
 Peraturan Menteri Tenaga Kerja nomor Per-02/MEN/1979 tentang Pemeriksaan
Kesehatan Tenaga Kerja.
 Peraturan Menteri Tenaga Kerja nomor Per-01/MEN/1976 tentang kewajiban
latihan Hiperkes bagi dokter perusahaan.
 Undang–undang Republik Indonesia nomor 13 tahun 2003 tentang
ketenagakerjaan.
Sanksi Hukum Bagi Pelanggar

Pelanggaran terhadap peraturan pelaksana UU No. 1 Tahun 1970


(peraturan perundangan K3) dapat memberikan ancaman pidana dengan
hukuman kurungan selama-lamanya 3 (tiga) bulan atau denda setinggi-tingginya
Rp 100.000,00 (seratus ribu rupiah) sebagaimana ditetapkan pada pasal 15 ayat 2
UU RI No. 1 Tahun 1970.
Peraturan perundangan K3 merupakan salah
satu upaya dalam pencegahan kecelakaan kerja

Contoh kecelakaan kerja:


• Penyakit akibat kerja
• Peledakan
•Kebakaran
• Pencemaran lingkungan kerja
Cara Mensosialisasikan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja ( K3 )

•Melalui kegiatan penyuluhan


•Pendidikan
•Pelatihan
•Publikasi pada media cetak dan media elektronik
Hak Tenaga Kerja dalam Pelaksanaan K3

* Menurut Materi UU RI No. 1 Tahun 1970

Meminta pada pengurus agar dilaksanakan semua syarat keselamatan


dan kesehatan kerja yang diwajibkan.
Menyatakan keberatan kerja pada pekerjaan dimana syarat keselamatan
dan kesehatan kerja serta alat-alat perlindungan diri yang diwajibkan
diragukan olehnya kecuali dalam hal-hal khusus ditentukan lain oleh
pegawai pengawas dalam batas-batas yang masih dipertanggung- jawabkan.
Kewajiban Tenaga Kerja dalam
Pelaksanaan K3

* Menurut Materi UU RI No. 1 Tahun 1970

Memberikan keterangan yang benar bila diminta oleh pegawai pengawas


dan atau ahli keselamatan kerja.
Memakai alat-alat perlindungan diri yang diwajibkan.
Memenuhi dan mentaati syarat-syarat keselamatan kerja dan kesehatan
kerja yang diwajibkan.
Contoh Kasus

Seorang pekerja bangunan terjatuh dari lantai 4 bangunan proyek saat


sedang memasang saluran udara, di salah satu ruangan yang diproyeksikan
digunakan untuk gedung cinema. Akibatnya korban terluka parah pada bagian
kepala, serta kaki dan tangannya patah. Pekerja itu diduga lalai tidak
menggunakan sabuk pengaman sehingga ketika dia terpeleset, dia langsung jatuh
ke bawah tanpa ada sesuatu yang mengikat atau menahannya agar tidak jatuh.
Analisis Kasus
Pekerja itu belum pernah mendapatkan pelatihan atau informasi tentang identifikasi
bahaya, penilaian resiko, dan penetapan pengendalian resiko pada proses pemasangan saluran
udara. Hal ini dapat dilihat dari tidak digunakannya Alat Pelindung Diri (APD) oleh korban
saat terjadinya kecelakaan. Faktor lain yang menyebabkan korban tidak menggunakan APD
juga bisa terjadi karena tidak disediakan oleh pihak perusahaan. Hal ini menandakan bahwa
perusahaan tidak sesuai prosedur, karena perusahaan seharusnya menentukan dan
menyediakan Alat Pelindung Diri bagi para pekerja.
Untuk mendapatkan keselamatan kerja di dalam suatu proyek, maka perlu dibuat
suatu sistem dan ada yang bertanggung jawab terhadap sistem tersebut yaitu misalnya safety
manager. Bahkan, bila ada pekerja yang tidak mentaati sistem tersebut akan mendapat suatu
sanksi yang bertahap tergantung dari tingkat kesalahan yang ditimbulkannya, bahkan kalau
perlu PHK terhadap pekerja yang melanggar sistem itu juga bisa dilakukan.
Kesimpulan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah usaha mencegah kemungkinan
terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
Setiap pekerja atau buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan
atas Keselamatan dan Kesehatan Kerja, moral dan kesusilaan, dan perlakuan yang
sesuai dengan harkat dan martabat serta nilai-nilai agama.
Perlu adanya pendidikan tentang Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) yang
diberikan kepada para pekerja secara berkesinambungan agar mereka tetap
waspada dalam menjalankan setiap pekerjaannya.
Pentingnya pemberian informasi tentang peraturan-peraturan yang berlaku di
tempat kerja serta Alat Pelindung Diri yang wajib dipakai sebelum pekerja
memulai tugasnya. Tujuannya agar mereka dapat bekerja dengan baik dan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) mereka pun juga terjamin.
Saran
Pendidikan tentang k3 diberikan kepada buruh secara
kontinu agar mereka tetap waspada dalam
menjalankan pekerjaannya.
Pemberian informasi tentang peraturan-peraturab
yang berlaku di tempat kerja sebelum mereka
memulai tugasnya, tujuannya agar mereka
mentaatinya.
Penggunaan APD (Alat Pelindung Diri)
TERIMA KASIH

Vous aimerez peut-être aussi