Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Kekacauan yang melanda benua Eropa diawal abad yang lalu ketika dalam Perang Dunia
I (PD I) yang hampir kuarang lebih menewaskan 10 juta jiwa umat manusia telah
berakhir, masyarakat duniapun membentuk dan mendirikan sebuah organisasi
internasional yang berfungsi mengatur kehidupan bersama.Yakni sebuah organisasi
bangsa-bangsa atau yang disebut League of Nations (Liga Bangsa-Bangsa) pada tahun
1919. Selama berdirinya, LBB selalu berperan aktif dan turut serta dalam menyelesaikan
berbagai masalah-masalah internasional. Hingga pada saat meletusnya Perang Dunia II
(PD II) pada tahun 1939, dimana Jerman dengan kekuatan partai NAZI-nya berusah
untuk menguasai Eropa. LBB pun akhirnya bubar. Setelah PD II berakhir masyarakat
internasional membentuk sebuah organisasi atau lembaga baru yang menggantikan peran
LBB dimana organisasi tersebut dinamai Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang
cakupan organisasinya tidak hanya di lingkup benua Eropa saja akan tetapi suluruh
penjuru dunia mulai dari masalah Kashmir (1948) sampai Perang Korea (1950-1953)
hingga sengketa Irian Barat (1962).
PBB mempunyai tugas utama berdasarkan Piagam PBB, dimana tugasnya memelihara
perdamaian dan keamanan internasional. Selama empat puluh lima tahun di awal
keberadaannya, PBB dirasakan sangat tidak berdaya akibat perang dingin yang terjadi.
Namun sejak tahun 1990, di mana telah terjadi pencairan suhu politik global, PBB telah
menjadi aktif kembali. PBB memiliki Dewan Keamanan (DK) tetap yang berangotakan 5
(lima) negara yang menang dalam PD II antara lain adalah Amerika Serikat (AS),
Inggris, Perancis, Rusia, dan China.
Agresi Israel terhadap Palestina yang sedang terjadi sampai saat ini serta dukunga AS
terhadap Israel, dan tidak adanya kejelasan penyelesaiannya membuktikan bahwa ada
ketidakefektifan dan ketidak tegasan dari DK PBB dalam hal menyikapi konflik Israel-
Palestina, padahal kecaman dari berbagai penjuru dunia sedang marak menuntut
ketegasan dari semua negara untuk menghakhiri kerisis kemanusiaan yang telah
menewaskan warga sipil sekitar 800 jiwa lebih yang diantaranya adalah anak-anak dan
mencederai 3000 orang. Coba anda bayangkan, jika atas nama kepentingan nasional tiap
negara boleh mengabaikan PBB dan mengajak sejumlah negara lain untuk menyerbu
negara lain, lantas bagaimana kehidupan di bumi yang hanya satu dan milik bersama ini?.
Jika kita melihat fakta diatas dimana LBB bubar dikarnakan tidak bisa menghentikan PD
II, maka tidak ada salahnya jika saya mewacanakan pembubaran PBB dengan merujuk
pada kasus Israel-Palestina yang tak perna kunjung usai dan digantikan dengan sebuah
lembaga internasional baru yang akan lebih berdaya guna, lebih demokratis, lebih kokoh,
dan lebih mencerminkan kepentingan komunitas internasional. Karena pada saat ini yang
dibutuhkan oleh masyarakat internasional adalah DK yang dapat melihat permasalahan
sejak dini, lembaga yang dapat menghalangi dan mencegah terjadinya serangan antara
negara-negara, serta lembaga yang mampu menjadi perantara dalam melaksanakan
penyelesaian. Bukan sebuah lembaga diplomatik-kosmetik yang bisa ditekan-tekan,
dikendalikan, bahkan diinjak-injak oleh siapa pun. Dengan kata lain, sebuah badan dunia
yang benar-benar mampu mempertahankan nilai-nilai kemanusiaan secara adil dan
beradab, dan yang tak kalah pentingnya lembaga yang menjunjung tinggi nilai-nilai
perbedaan, karena dengan perbedaan yang ada kita bias saling melengkapi.
selainitu apabila tercipta suatu lembaga baru, lembaga yang menggantikan PBB
diharapkan kedudukan sebagai "anggota tetap" tidak akan lagi dimonopoli oleh bekas
negara-negara besar pemenang PD II, tetapi (sebagaimana pernah diusulkan Indonesia)
lebih mencerminkan semangat egaliter. Jika perlu kategori "anggota tetap" ditiadakan dan
diganti kategori lain yang sifatnya tidak monopolistik maupun permanen.
Majelis Umum PBB atau Sidang Umum PBB adalah salah satu dari enam badan utama PBB.
Majelis ini terdiri dari anggota dari seluruh negara anggota dan bertemu setiap tahun dibawah
seorang Presiden Majelis Umum PBB yang dipilih dari wakil-wakil. Pertemuan pertama
diadakan pada 10 Januari 1946 di Hall Tengah Westminster di London dan termasuk wakil dari
51 negara.
Pertemuan ini biasanya dimulai di Selasa ketiga bulan September dan berakhir pada pertengahan
Desember. Pertemuan khusus dapat diadakan atas permintaan dari Dewan Keamanan, mayoritas
anggota PBB. Pertemuan khusus diadakan pada Oktober 1995 untuk memperingati perayaan 50
tahun PBB.
Tugas dan kekuasaaan majelis umum dapat dibagi dalam 8 golongan, yaitu mengenai :
Dalam melaksanakan tugasnya majelis umum membentuk berbagai badan, seperti; komite;
komisi; konperensi dan agency. Badan-badan tersebut di antaranya :
1. Komite prosedur;
2. Pengadilan administratif
3. Komisi perlucutan senjata (dengan dewan keamanan)
4. Badan tenaga atom internasional (dengan mendengar pendapat dewan keamanan dan
dewan ekonomi sosial).
5. Pasukan PBB
6. Badan penampung pengungsi di palestina
7. Konperensi PBB tentang perdagangan dan pembangunan.
8. Dana anak-anak PBB/UNICEF (dengn dewan ekonomi dan sosial)
9. Kantor komisaris tinggi PBB untuk pengungsi-pengungsi
10. Usaha patungan PBB dan FAO untuk urusan pangan sedunia
11. Program pembangunan PBB;
12. Organisasi pembangunan industri PBB;
13. Lembaga PBB untuk latihan dan penelitian;
14. Program lingkungan PBB;
15. Universitas PBB
16. Tujuh komite (panitia) utama, yaitu;
Dewan Hak Asasi Manusia UNRWA : Badan Bantuan dan kerja untuk pengungsi Palestina
di Timur Tengah UNICEF : Badan Bantuan untuk anak-anak
Dewan Keamanan PBB adalah badan terkuat di PBB. Tugasnya adalah menjaga perdamaian
dan keamanan antar negara.
Sedang badan PBB lainnya hanya dapat memberikan rekomendasi kepada para anggota, Dewan
Keamanan mempunyai kekuatan untuk mengambil keputusan yang harus dilaksanakan para
anggota di bawah Piagam PBB.
Dewan Keamanan mengadakan pertemuan pertamanya pada 17 Januari 1946 di Church House,
London dan keputusan yang mereka tetapkan disebut Resolusi Dewan Keamanan PBB.
Dalam hal mempertahankan perdamaian dan keamanan internasional diserahkan kepada dewan
keamanan, dengan syarat; semua tindakan dewan keamanan tersebut harus selaras dengan tujuan
dan azas-azas PBB, tugas dan kewajiban dewan keamanan dapat dibagi atas beberapa golongan,
yaitu :
1. Menyelesaikan perselisihan dengan cara-cara damai, yaitu dengan cara yang didasarkan atas;
persetujuan sukarela atau paksaan hukum dalam menjalankan persetujuan.
2. Mengambil tindakan-tindakan terhadap ancaman perdamaian dan perbuatan yang berarti
penyerangan.
Dalam menjalankan tugasnya, Dewan Keamanan dibantu badan-badan dan program khusus
seperti :
Dewan Ekonomi dan Sosial ini terdiri atas 18 anggota dengan hak yang sama selama 3 tahun.
Tugas Dewan Ekonomi dan Sosial :
Dalam menjalankan tugasnya, Dewan Ekonomi dan Sosial ini dibantu oleh badan-badan khusus
seperti :
• GATT
Dewan Perwalian PBB adalah suatu sistem perwalian internasional lebih jauh telah didirikan oleh
anggota PBB untuk mengatur pemerintah daerah-daerah yang ditempatkan di bawah pengawasan
PBB melalui persetujuan-persetujuan perwalian individual. (daerah-daerah yang demikian oleh
karena itu disebut “daerah-daerah perwalian”).
1. Tujuan
Dewan Perwalian bertugas untuk menjalankan kewajiban Majelis Umum dalam hal-hal yang
berhubungan dengan daerah-daerah perwalian, kecuali daerah-daerah strategis yang diurus oleh
Dewan Keamanan. Atas dasar penyerahan kuasa itu Dewan Perwalian diberi hak untuk :
3. Keanggotaan
Mahkamah Internasional (bahasa Inggris: International Court of Justice) berkedudukan di Den Haag,
Belanda . Mahkamah merupakan badan kehakiman yang terpenting dalam PBB . Dewan keamanan
dapat menyerahkan suatu sengketa hukum kepada mahkamah, majelis umum dan dewan keamanan
dapat memohon kepada mahkamah nasehat atas persoalan hukum apa saja dan organ-organ lain dari
PBB serta badan-badan khusus apabila pendapat wewenang dari majelis umum dapat meminta nasehat
mengenai persoalan-persoalan hukum dalam ruang lingkup kegiatan mereka. Majelis umum telah
memberikan wewenang ini kepada dewan ekonomi dan sosial, dewan perwakilan, panitia interim dari
majelis umum , dan beberapa badan-badan antar pemerintah.
1. Sumber-Sumber Hukum
b. kebiasaan internasional sebagai bukti dari suatu praktek umum yang diterima sebagai hukum
d. keputusan-keputusan kehakiman dan pendidikan dari publisis-publisis yang paling cakap dari
berbagai negara, sebagai cara tambahan untuk menentukan peraturan-peraturan hukum
Mahkamah dapat membuat keputusan “ex aequo et bono” (artinya : sesuai dengan apa yang
dianggap adil) apabila pihak-pihak yang bersangkutan setuju.
2. Keanggotaan
Mahkamah terdiri dari lima belas hakim, yang dikenal sebagai ”anggota” mahkamah. Mereka dipilih oleh
majelis umum dan dewan keamanan yang mengadakan pemungutan suara secara terpisah. Hakim-
hakim dipilih atas dasar kecakapan mereka, bukan atas dasar kebangsaan akan tetapi diusahakan untuk
menjamin bahwa sistem-sistem hukum yang terpenting didunia diwakili oleh mahkamah. Tidak ada dua
hakim yang menjadi warga negara dari negara yang sama. Hakim-hakim memegang jabatan selama
waktu sembilan tahun dan dapat dipilih kembali mereka tidak dapat menduduki jabatan lain selama
masa jabatan mereka. Semua persoalan-persoalan diputuskan menurut suatu kelebihan dari hakim-
hakim yang hadir, dan jumlah sembilan merupakan quorumnya. Apabla terjadi seri, maka ketua
mahkamah mempunyai suara yang menentukan.
Sekretariat PBB adalah salah satu badan utama dari PBB dan dikepalai oleh seorang Sekretaris Jendral
PBB, dibantu oleh seorang staff pembantu pemerintah sedunia. Badan ini menyediakan penelitian,
informasi, dan fasilitas yang dibutuhkan oleh PBB untuk rapat-rapatnya. Badan ini juga membawa tugas
seperti yang diatur oleh Dewan Keamanan PBB, Sidang Umum PBB, Dewan Ekonomi dan Sosial PBB dan
badan PBB lainnya. Piagam PBB menyediakan para staff dipilih berdasarkan aplikasi standar efisiensi,
kompeten, dan integritas tertinggi, dikarenakan kepentingan mengambil dari tempat geografi yang luas.
Sejarah
Kata "Non-Blok" diperkenalkan pertama kali[rujukan?] oleh Perdana Menteri India Nehru dalam
pidatonya tahun 1954 di Colombo, Sri Lanka. Dalam pidato itu, Nehru menjelaskan lima pilar
yang dapat digunakan sebagai pedoman untuk membentuk relasi Sino-India yang disebut dengan
Panchsheel (lima pengendali). Prinsip ini kemudian digunakan sebagai basis dari Gerakan Non-
Blok. Lima prinsip tersebut adalah:
Gerakan Non-Blok sendiri bermula dari sebuah Konferensi Tingkat Tinggi Asia-Afrika sebuah
konferensi yang diadakan di Bandung, Indonesia, pada tahun 1955. Di sana, negara-negara yang
tidak berpihak pada blok tertentu mendeklarasikan keinginan mereka untuk tidak terlibat dalam
konfrontasi ideologi Barat-Timur. Pendiri dari gerakan ini adalah lima pemimpin dunia: Josip
Broz Tito presiden Yugoslavia, Soekarno presiden Indonesia, Gamal Abdul Nasser presiden
Mesir, Pandit Jawaharlal Nehru perdana menteri India, dan Kwame Nkrumah dari Ghana.
Gerakan ini sempat kehilangan kredibilitasnya pada akhir tahun1960-an ketika anggota-
anggotanya mulai terpecah dan bergabung bersama Blok lain, terutama Blok Timur. Muncul
pertanyaan bagaimana sebuah negara yang bersekutu dengan Uni Soviet seperti Kuba bisa
mengklaim dirinya sebagai negara nonblok. Gerakan ini kemudian terpecah sepenuhnya pada
masa invasi Soviet terhadap Afghanistan tahun 1979.
Pertemuan GNB
Normalnya, pertemuan GNB berlangsung setiap tiga tahun sekali. Negara yang pernah menjadi
tuan rumah KTT GNB di antaranya Yugoslavia, Mesir, Zambia, Aljazair, Sri Lanka, Kuba,
India, Zimbabwe, Indonesia, Kolombia, Afrika Selatan, dan Malaysia. Biasanya setelah
mengadakan konferensi, kepala negara atau kepala pemerintahan yang menjadi tuan rumah
konferensi itu akan dijadikan ketua gerakan untuk masa jabatan tiga tahun.
Pertemuan berikutnya diadakan di Kairo pada 1964. Pertemuan tersebut dihadiri 56 negara
anggota di mana anggota-anggota barunya datang dari negara-negara merdeka baru di Afrika.
Kebanyakan dari pertemuan itu digunakan untuk mendiskusikan konflik Arab-Israel dan Perang
India-Pakistan.
Pertemuan pertama GNB terjadi di Beograd pada September 1961 dan dihadiri oleh 25 anggota,
masing-masing 11 dari Asia dan Afrika bersama dengan Yugoslavia, Kuba dan Siprus.
Kelompok ini mendedikasikan dirinya untuk melawan kolonialisme, imperialisme dan neo-
kolonialisme.
Pertemuan pada tahun 1969 di Lusaka dihadiri oleh 54 negara dan merupakan salah satu yang
paling penting dengan gerakan tersebut membentuk sebuah organisasi permanen untuk
menciptakan hubungan ekonomi dan politik. Kenneth Kauda memainkan peranan yang penting
dalam even-even tersebut.
Pertemuan paling baru (ke-13) diadakan di Malaysia dari 20-25 Februari 2003. Namun, GNB
kini tampak semakin tidak mempunyai relevansi sejak berakhirnya Perang Dingin.
Sekretaris Jendral
Sekretaris Jendral Gerakan Non-Blok Nama Asal negara Mulai Akhir Josip Broz
Tito Yugoslavia 1961 1964 Gamal Abdel Nasser Mesir 1964 1970 Kenneth Kaunda
Zambia 1970 1973 Houari Boumédienne Aljazair 1973 1976 William Gopallawa
Sri Lanka 1976 1978 Junius Richard Jayewardene Sri Lanka 1978 1979 Fidel
Castro Kuba 1979 1983 N. Sanjiva Reddy India 1983 1982 Zail Singh India
1982 1986 Robert Mugabe Zimbabwe 1986 1989 Janez Drnovšek Yugoslavia 1989
1990 Stipe Mesić Yugoslavia 1991 1991 Branko Kostić Yugoslavia 1991 1992
Dobrica Ćosić Yugoslavia 1992 1992 Suharto Indonesia 1992 1995 Ernesto Samper
Pizano Kolombia 1995 1998 Andrés Pastrana Arango Kolombia 1998 1998 Nelson
Mandela Afrika Selatan 1998 1999 Thabo Mbeki Afrika Selatan 1999 2003 Datuk
Seri Mahathir bin Mohammad Malaysia 2003 2003 Datuk Seri Abdullah Ahmad
Badawi Malaysia 2003 2006 Pakta Pertahanan Atlantik Utara
Para anggota setuju bahwa sebuah serangan bersenjata terhadap salah satu atau lebih dari
mereka di Eropa maupun di Amerika Utara akan dianggap sebagai serangan terhadap semua
anggota. Selanjutnya mereka setuju bahwa, jika serangan bersenjata seperti itu terjadi, setiap
anggota, dalam menggunakan hak untuk mepertahankan diri secara pribadi maupun bersama-
sama seperti yang tertuang dalam Pasal ke-51 dari Piagam PBB, akan membantu anggota yang
diserang jika penggunaan kekuatan semacam itu, baik sendiri maupun bersama-sama,
dirasakan perlu, termasuk penggunaan pasukan bersenjata, untuk mengembalikan dan
menjaga keamanan wilayah Atlantik Utara.
Pasal ini diberlakukan agar jika sebuah anggota Pakta Warsawa melancarkan serangan terhadap
para sekutu Eropa dari PBB, hal tersebut akan dianggap sebagai serangan terhadap seluruh
anggota (termasuk Amerika Serikat sendiri), yang mempunyai kekuatan militer terbesar dalam
persekutuan tersebut dan dengan itu dapat memberikan aksi pembalasan yang paling besar.
Tetapi kekhawatiran terhadap kemungkinan serangan dari Eropa Barat ternyata tidak menjadi
kenyataan. Pasal tersebut baru mulai digunakan untuk pertama kalinya dalam sejarah pada 12
September 2001, sebagai tindak balas terhadap serangan teroris 11 September 2001 terhadap AS
yang terjadi sehari sebelumnya.
Belgia
Kanada
Denmark
Perancis
Islandia
Italia
Luxemburg
Belanda
Norwegia
Portugal
Britania Raya
Amerika Serikat
Yunani (1952)
Turki (1952)
Jerman (1955 sebagai Jerman Barat)
Spanyol (1982)
Negara-negara mantan anggota Blok Timur yang bergabung setelah Perang Dingin