Vous êtes sur la page 1sur 13

ASUHAN KEPERAWATAN

ALAT KELAMIN PRIA


PADA
MASALAH ELIMINASI
URINE

Oleh KELOMPOK 6
KELOMPOK 6

Basri Yantho
Budiman
Ika Sartina
Ima Susilawati
Lucyana
Nengsih Kurnia
Try Yanti Novita
Try Widiarti
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Pengkajian pada kebutuhan eliminasi urine
meliputi :
1. Kebiasaan berkemih.
2. Pola berkemih.
3. Volume urine.
4. Faktor yang memengaruhi kebiasaan BAK.
5. Keadaan urine.
6. Tanda klinis gangguan eliminasi urine.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan yang terjadi pada masalah
kebutuhan eliminasi urine adalah sebagai berikut :
1. Perubahan eliminasi urine.
2. Inkontinensia fungsional.
3. Inkontinensia refleks.
4. Inkontinensia stress.
5. Inkontinensia total.
6. Inkontinensia dorongan.
7. Retensi urine.
8. Perubahan body image.
9. Resiko terjadinya infeksi saluran kemih.
10. Resiko perubahan keseimbangan cairan dan
elektrolit.
PERENCANAAN KEPERAWATAN
Tujuan :
1. Memahami arti eliminasi urine.
2. Membantu mengosongkan kandung kemih secara
penuh.
3. Mencegah infeksi.
4. Mempertahankan integritas kulit.
5. Memberikan rasa nyaman.
6. Mengembalikan fungsi kandung kemih.
7. Memberikan asupan cairan secara tepat.
8. Mencegah kerusakan kulit.
9. Memulihkan self esteem atau mencegah tekanan
emosional.
 Rencana Tindakan :

1. Monitor/observasi perubahan faktor,


tanda gejala terhadap masalah perubahan
eliminasi urine, retensi dan inkontinensia.
2. Kurangi faktor yang memengaruhi atau
penyebab masalah.
3. Monitor terus perubahan retensi urine.
4. Lakukan kateterisasi urine.
PELAKSANAAN (TINDAKAN)
KEPERAWATAN
Melakukan Kateterisasi
Kateterisasi merupakan tindakan
keperawatan dengan cara memasukkan
kateter ke dalam kandung kemih melalui
uretra.
Pelaksanaan kateterisasi dapat dilakukan
melaui dua cara, yaitu :
1. T ipe Intermiten
 Tidak mampu berkemih 8-12 jam setelah

operasi.
 Retensi akut setelah trauma uretra.

 Tidak mampu berkemih akibat obat

analgesik.
 Cedera pada tulang belakang.

 Degenerasi neuromuscular secara

progresif.
 Pengeluaran urine residual.
2. Tipe Indwelling

 Obstruksi aliran urine


 Pasca operasi uretra dan struktur di
sekitarnya.
 Obstruksi uretra.
 Inkontinensia dan disorientasi berat.
ALAT DAN BAHAN
1. Sarung tangan steril.
2. Kateter steril (sesuai ukuran dan jenis).
3. Duk steril.
4. Minyak pelumas atau jeli.
5. Larutan pembersih antiseptik (kapas sublimat).
6. Spuit yang berisi cairan.
7. Perlak dan alasnya.
8. Pinset anatomi.
9. Bengkok.
10. Urinal bag.
11. Sampiran.
PROSEDUR KERJA
1. Cuci tangan.
2. Jelaskan prosedur pada pasien.
3. Atur ruangan/pasang sampiran.
4. Pasang perlak/alas.
5. Gunakan sarung tangan steril.
6. Pasang duk steril.
7. Pegang penis dengan tangan sebelah kiri, lalu preputium ditarik sedikit
kepangkalnya dan bersihkan dengan kapas sublimat.
8. Beri minyak pelumas atau jeli pada ujung kateter (12,5-17,5 cm), lalu
masukkan pelan-pelan (17,5-20 cm) sambil dianjurkan untuk menarik napas
atau rileks.
9. Jika tertahan jangan dipaksa/tegangkan.
10.Setelah kateter masuk, isi balon dengan cairan aquades atau sejenisnya
untuk yang dipasang tetap, dan bila tidak dipasang tetap tarik kembali
sambil pasien disuruh napas dalam.
11. Sambung kateter dengan urobag dan fiksasi ke arah atas paha/abdomen.
12.Rapikan alat.
13.Cuci tangan.
EVALUASI KEPERAWATAN
Evaluasi keperawatan terhadap gangguan
kebutuhan eliminasi urine secar umum dapat
dinilai dari adanya kemampuan dalam :
1. Miksi secara normal.
2. Mengosongkan kandung kemih.
3. Mencegah infeksi.
4. Mempertahankan integritas kulit.
5. Memberikan rasa nyaman.
6. Melakukan bladder training.
TERIMA KASIH
DAN
MOHON MAAF JIKA
ADA KESALAHAN

Vous aimerez peut-être aussi