Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
NIM : 2008184205B0055
PTERYDOPHYTA
KELAS Leptosporangiate (Filices)
Golongan ini terdiri dari beraneka ragam paaku-pakuan yang luar biasa
banyaknya, meliputi kurang lebih 90 % dari jumlaah seluruh marga yang tergolong
dalam filicinae dan tersebar diseluruh bumi.
CIRI – CIRI
Terdapat didaerah tropik.
paku yang berupa pohon.
batangnya dapat mencapai besar satu lengan atau lebih.
umumnya tiak bercabang dan pada ujungnya terdapat suatu rozet daun.
Daun-daun itu menyirip ganda sampai beberapa kali, panjangnya dapat
bsampai 3 m, dan jika gugur meninggalkaan bekas-bekas yang jelas pada
batang.
Batang mengeluarkan banyak akar, tetapi jika tidak dapat masuk kedalam
tanah akar-akar itu tidak bertambah panjang.
kambium tidak ada, jadi batang tidak mengadakan pertumbuhan menebal
sekunder.
dan tidak mempunyai bagian kayu yang kompak.
Kebanyakan tumbuhan paku berupa herba dengan rimpang yang
mendatar, dan biasanya jarang bercabang.
Daun yang masih muda selalu tergulung, dan sifat ini sangat karakteristik
bagi warga filicinae pada umumnya.
Pada kebanyakan filicinae, batang, tangkai daun, daan kadang-kadang
se-bagian daun, tertutup oleh suatu lapisan rambut-rambut berbentuk sisik
yang dina-makan palea.
Sporangium terbentuk dalam jumlah yang besar pada sisi bawah daun.
SUKU Leptosporangiatae
1. Suku Schizaeaceae.
Sporangium tidak bertangkai atau hampir tidak bertangkai.
Anulus pendek, tetapi terang, letaknya melintang dekat ujung sporangium.
Bagian daun yang fertil mempunyai bentuk yang berlianan dengan bagian yang
steril.
terdapat rambut-rambut atau sisik-sisik.
2. Suku Gleicheniaceae
Sorus hanya mengandung sedikit sporangium tanpa tangkai dan
membukadengan suatu celah membujur.
Anulus melintang.
mempunyai sisik-sisik.
Sorus tidak tertutup oleh indusium.
Dari suku ini yang paling terkenal ialah marga : - Gelichenia; daun panjang yang
bagian-bagian yang menyirip, ujungnya sering sampai lama dalam keadaan
kuncup. Beberapa diantaranya bersifat sebagai xerofit atau Kremnofit, misalnya
G. linearis, G.Leavigata (paku andam, paku resam),
3. Suku Matoniaceae.
Daun-daun menjari, panjang, kadang-kadang untuk memanjat.
Sporangium terdapat di keliling tiang sorus, dan ditutupi oleh indusium berbentuk
perisai.
Anulus serong, celah jalan keluar sporapun demikian.
Proteliumnya belum dikenal,
4. Suku Loxsomeceae
Susunan sorus menyerupai sorus pada wara suku hymenophyllaceae.
Sporangium membuka celah membujur, antara lain pada loxsoma cunninghami
dan pada Loxsomopsis
5. Suku Hymenophyllaceae
Kebanyakan berupa tumbuhan paku yang kecil, dan seing kali hanya terdiri dari
satu lapis sel aja.
Soru pada tepi daun, mempunyai indusium berbentuk piala atau bibir.
Sporangium tanpa bingkai dengan cincin yang sempurna dengan letak serong
atau melintang.
Protalium berbentuk pita atau benang.
banyak terdapat didaerah tropik,
hidup sebagai epifit, dan sangat suka akan tempat-tempat yang lembab, tetapi
ada pula beberapa jenis yang menyukai habitat yang kering (xerofil).
Suku ini terdiri dari beberapa marga :
- Trichomane
Indusium berbentuk buluh atau piala
tiang pendukung sporangium akhirnya muncul diatas indusium
Dinding sporangium terdiri dari sejumlah kecil sel-sel yang tidak sama.
Daun tunggal atau majemuk, biasanya tipis lemas, kadang-kadang juga kaku.
Hidup Pada tanah atau epifit dengan rimpang yang merayap atau bangkit,
misalnya pada Tr. Teysmannii,Tr. Javanicum,, Tr Palma tifidium.
- Hymenophyllum
Indusium sampai ± 1/3 panjangnya berkatub dua, tiang pendukung.
sporangium sedikit atau muncul sampai jauh diluar indusium. Dinding
sporangium terdari dari banyak sel-sel kecil yang semua sama besar. Daun
majemuk dengan taju-taju yang sempit, tipis.
6. Suku Dicksoiniceae
Sorus pada tepi daun dengan indusium yang terdiri dari dua bagian.
Sporangium dengan anulus yang serong.
Marga Dalam suku ini antara lain :
- Dicksonia
sorus bulat atau agak memanjang, dekat tepi daun pada ujung suatu urat,
dengan indusium yang berkatub dua.
Paku berbentuk pohon dengan daun majemuk dan uraturatyang bebas. D.
blumei ; D. antarctica di Australia
- Cibotium
Sorus ± bulat, pada tepi taju-taju daun dengan indusium berkatup dua.
Batang berdiri tegak, kadang-kadang sampai beberapa meter, pada ujung
dengan rambut-rambut berwarna pirang atau kuning keemas-emasan. Daun
besar, menyirip ganda 3 sampai 4 atau berbagai menyirip
- Thyrsopteris Elegans yang terdapat di kepulauan Juan Fernandes.
7. Suku Cyatheaeae
Sorus mengandung banyak sporangium tidak pada tepi daun melainkan pada
permukaan bawah, bentuk bola.
Indusium tidak ada atau jika ada berbentuk bola, piala ataumangkuk, seringkali
amat kecil.
Daun tersusun sebagai rozet batang, menyirip ganda. Yang masih muda tegak
atau serong, akhirnya mendatar dan yang telah kering bergantung.
Paku tiang, batang dengan bekas daun yang jelas. Bagian tengah terisi teras
dikelilingi oleh bagian yang berkayu.
Bagian yang berkayu mempunyai berkas-berkas pengangkut yang dikelilingi oleh
lapisan-lapisan sklerenkim.
8. Suku Polypodiaceae
Sorus bentuknya bermacam-macam.
Letak sorus pada tepi atau dekat tepi daun, dapat pula pada urat-urat, berbentuk
garis, memanjang, bulat. Sporangium kadang-kadang sampai menutupi seluruh
permukaan bawah daun yang fertil.
Sporangium bertangkai dengan anulus vertikal, tidak sempurna; jika masak,
pecah dengan celah melintang. Indusium ada atau tidak, melekat pada satu sisi
saja, kadang-kadang berbentuk ginjal atau perisai dengan tepi rata atau
bertoreh.
Rimpang merayap atau berdiri, mempunyai ruas-ruas yang panjang, jarang
memperlihatkanbatang yang nyata.
Daun bermacam-macam, tunggal atau majemuk, dengan urat-urat yang bebas
atau saling berdekatan.
Akar dan daun seringkali bersisik.
Wettstein membedakan suku ini dalam beberapa anak suku yaitu:
- Anak suku Woodsieae; Contoh Cystopteris,
sorus bulat, terketak pada gigir urat-urat daun.
Indusium bulat, melengkung.
Daun menyirip ganda dua atau lebih, dengan urat-urat yang bebas.
Rimpangtumbuh tegak denan ruas-ruas pendek.
- Anak suku Onocleae
Ciri-ciri Hydropterides:
Bersifat heterospora.
Makrosporangium dan mikrosporangium berdinding tipis.
Tidak memiliki anulus.
Terdapat dalam suatu pangkal daun.
Memiliki sporokarpium yang berdinding tebal dan mula-mula selalu tertutup.
Makrosporangium menghasilkan makrospora yang akan tumbuh menjadi
makrosporotalium dengan arkegonium.
Mikrosporangium menghasilkan mikrospora yang tumbuh menjadi
mikrosporotalium dengan anteridium.
Spora terdiri dari perisporium dengan bentuk susunan yang aneh.
2. Suku Marsiliaceae
Hidup di paya-paya atau air dangkal.
Berakar dalam tanah.
Jarang berupa tumbuhan darat sejati.
Berbentuk umbi jika hidup di darat.
Batang berupa rimpang yang merayap, ke atas membentuk daun-daun, ke
bawahmembentuk akar.
Daun pada jenis tertentu bersifat polimorf.
Helaian daun berjumlah 4 atau 2, daun muda menggulung.
Sporangium pada pangkal tangkai daun, ada yang bertangkai dan tidak
bertangkai,bentuk ginjal dengan dinding yang kuat dan terkandung makro dan
mikrosporangium.