Vous êtes sur la page 1sur 4

Aspirin atau asam asetilsalisilat (asetosal) adalah sejenis obat turunan dari salisilat yang

sering digunakan sebagai senyawa analgesik (penahan rasa sakit atau nyeri minor), antipiretik
(terhadap demam), dan anti-inflamasi (peradangan). Aspirin juga memiliki efek antikoagulan
dan dapat digunakan dalam dosis rendah dalam tempo lama untuk mencegah serangan
jantung. Kepopuleran penggunaan aspirin sebagai obat dimulai pada tahun 1918 ketika terjadi
pandemik flu di berbagai wilayah dunia.[1]

Awal mula penggunaan aspirin sebagai obat diprakarsai oleh Hippocrates yang menggunakan
ekstrak tumbuhan willow untuk menyembuhkan berbagai penyakit. Kemudian senyawa ini
dikembangkan oleh perusahaan Bayer menjadi senyawa asam asetilsalisilat yang dikenal saat
ini.

Aspirin adalah obat pertama yang dipasarkan dalam bentuk tablet. Sebelumnya, obat
diperdagangkan dalam bentuk bubuk (puyer). Dalam menyambut Piala Dunia FIFA 2006 di
Jerman, replika tablet aspirin raksasa dipajang di Berlin sebagai bagian dari pameran terbuka
Deutschland, Land der Ideen ("Jerman, negeri berbagai ide").

Daftar isi
[sembunyikan]

 1 Awal mula
o 1.1 Sejarah penemuan
o 1.2 Zaman modern
 2 Bayer
 3 Kerja Aspirin
 4 Lihat pula
 5 Pranala luar
 6 Referensi

[sunting] Awal mula


[sunting] Sejarah penemuan

Senyawa alami dari tumbuhan yang digunakan sebagai obat telah ada sejak awal mula
peradaban manusia. Di mulai pada peradaban Mesir kuno, bangsa tersebut telah
menggunakan suatu senyawa yang berasal dari daun willow untuk menekan rasa sakit. Pada
era yang sama, bangsa Sumeria juga telah menggunakan senyawa yang serupa untuk
mengatasi berbagai jenis penyakit. Hal ini tercatat dalam ukiran-ukiran pada bebatuan di
daerah tersebut. Barulah pada tahun 400 SM, filsafat Hippocrates menggunakannya sebagai
tanaman obat yang kemudian segera tersebar luas.[2]

[sunting] Zaman modern

Reverend Edward Stone dari Chipping Norton, Inggris, merupakan orang pertama yang
mempublikasikan penggunaan medis dari aspirin. Pada tahun 1763, ia telah berhasil
melakukan pengobatan terhadap berbagai jenis penyakit dengan menggunakan senyawa
tersebut.[3] Pada tahun 1826, peneliti berkebangsaan Italia, Brugnatelli dan Fontana,
melakukan uji coba terhadap penggunaan suatu senyawa dari daun willow sebagai agen
medis.[4] Dua tahun berselang, pada tahun 1828, seorang ahli farmasi Jerman, Buchner,
berhasil mengisolasi senyawa tersebut dan diberi nama salicin yang berasal dari bahasa latin
willow, yaitu salix. Senyawa ini memiliki aktivitas antipiretik yang mampu menyembuhkan
demam. Penelitian mengenai senyawa ini berlanjut hingga pada tahun 1830 ketika seorang
ilmuwan Perancis bernama Leroux berhasil mengkristalkan salicin. Penelitian ini kemudian
dilanjutkan oleh ahli farmasi Jerman bernama Merck pada tahun 1833. Sebagai hasil
penelitiannya, ia berhasil mendapatkan kristal senyawa salicin dalam kondisi yang sangat
murni.[5] Senyawa asam salisilat sendiri baru ditemukan pada tahun 1839 oleh Raffaele Piria
dengan rumus empiris C7H6O3.

[sunting] Bayer
Bayer meupakan perusahaan pertama yang berhasil menciptakan senyawa aspirin (asam
asetilsalisilat). Ide untuk memodifikasi senyawa asam salisilat dilatarbelakangi oleh
banyaknya efek negatif dari senyawa ini. Pada tahun 1945, Arthur Eichengrun dari
perusahaan Bayer mengemukakan idenya untuk menambahkan gugus asetil dari senyawa
asam salisilat untuk mengurangi efek negatif sekaligus meningkatkan efisiensi dan
toleransinya.[6] Pada tahun 1897, Felix Hoffman berhasil melanjutkan gagasan tersebut dan
menciptakan senyawa asam asetilsalisilat yang kemudian umum dikenal dengan istilah
aspirin. Aspirin merupakan akronim dari:

A : Gugus asetil
spir : nama bunga tersebut dalam bahasa Latin
spiraea : suku kata tambahan yang sering kali digunakan
in : untuk zat pada masa tersebut.

Aspirin adalah zat sintetik pertama di dunia dan penyebab utama perkembangan industri
farmateutikal. Bayer mendaftarkan aspirin sebagai merek dagang pada 6 Maret 1899. Felix
Hoffmann bukanlah orang pertama yang berusaha untuk menciptakan senyawa aspirin ini.
Sebelumnya pada tahun 1853, seorang ilmuwan Perancis bernama Frederick Gerhardt telah
mencoba untuk menciptakan suatu senyawa baru dari gabungan asetil klorida dan sodium
salisilat.[7]

Bayer kehilangan hak merek dagang setelah pasukan sekutu merampas dan menjual aset luar
perusahaan tersebut setelah Perang Dunia Pertama. Di Amerika Serikat (AS), hak
penggunaan nama aspirin telah dibeli oleh AS melalui Sterling Drug Inc., pada 1918.
Walaupun masa patennya belum berakhir, Bayer tidak berhasil menghalangi saingannya dari
peniruan rumus kimia dan menggunakan nama aspirin. Akibatnya, Sterling gagal untuk
menghalangi "Aspirin" dari penggunaan sebagai kata generik. Di negara lain seperti Kanada,
"Aspirin" masih dianggap merek dagang yang dilindungi.

[sunting] Kerja Aspirin


Coated 325 mg aspirin tablets

Menurut kajian John Vane, aspirin menghambat pembentukan hormon dalam tubuh yang
dikenal sebagai prostaglandins. Siklooksigenase, sejenis enzim yang terlibat dalam
pembentukan prostaglandins dan tromboksan, terhenti tak berbalik apabila aspirin mengasetil
enzim tersebut.

Prostaglandins ialah hormon yang dihasilkan di dalam tubuh dan mempunyai efek pelbagai
di dalam tubuh termasuk proses penghantaran rangsangan sakit ke otak dan pemodulatan
termostat hipotalamus. Tromboksan pula bertanggungjawab dalam pengagregatan platlet.
Serangan jantung disebabkan oleh penggumpalan darah dan rangsangan sakit menuju ke otak.
Oleh itu, pengurangan gumpalan darah dan rangsangan sakit ini disebabkan konsumsi aspirin
pada kadar yang sedikit dianggap baik dari segi pengobatan.

Namun, efeknya darah lambat membeku menyebabkan pendarahan berlebihan bisa Terjadi.
Oleh itu, mereka yang akan menjalani pembedahan atau mempunyai masalah pendarahan
tidak diperbolahkan mengonsumsi aspirin.

[sunting] Lihat pula


Jenis-jenis obat analgesik yang lain ialah:

 Parasetamol
 Kodeina

[sunting] Pranala luar


 DrugBank Aspirin Entry
 Reappraisal
 An aspirin a day keeps the doctor away
 Does an aspirin a day really keeps the doctor away? Think again!
 Colour-enhanced scanning electron micrograph of aspirin crystals
 Aspirin research in the 1990s
 The History of Aspirin
 Aspirin and heart disease
 How Aspirin works
 Molview from bluerhinos.co.uk
 The science behind aspirin

[sunting] Referensi
1. ^ Schror K. 2009. Acetylsalicylic Acid. Darmstadt: Wiley-Blackwell. ISBN 978-3-
527-32109-4.
2. ^ Gross M, Greenberg. 1948. The Salicylates: A Critical Bibliographic Review. LA:
Hillhouse Press, New Haven.
3. ^ Stone E. 1763. Anaccount of the success of the bark of the willow in the cure of
agues. Transactions of the Royal Entomol Soc London 53:195–200.
4. ^ Sharp G. 1915. The history of the salicylic compounds and of salicin.
Pharmaceutical J 94:857.
5. ^ Horsch W. 1979. Die Salicylate. Die Pharmazie 34:585–604.
6. ^ Eichengruun A. 1949. 50 Jahre Aspirin. Die Pharmazie 4:582–584.
7. ^ Gerhardt CF. 1855. Lehrbuch der Organischen Chemie. Leipzig: Verlag Otto
Wigand.

Vous aimerez peut-être aussi