Vous êtes sur la page 1sur 1

Kebijakan pengelolaan terpadu wilayah perbatasan adalah konsep yang baik namun

hendaknya menciptakan kesepahaman dan perlu adanya sinergi keterpaduan antara


pemerintah pusat dengan pemerintah daerah yang mempunyai wilayah perbatasan dalam
pengelolaan kawasan perbatasan baik di bidang ekonomi maupun hankam.
Kenyataan yang terjadi saat ini dalam pengelolaam wilayah perbatasan telah
ada beberapa kebijakan dan peraturan dari pemerintah pusat yang telah diterbitkan oleh
instansi yang terkait dengan pengelolaan wilayah perbatasan belum sepenuhnya dipahami
dan dapat dilaksanakan oleh daerah yang memiliki wilayah perbatasan, karena peraturan dan
kebijakan masih bersifat sektoral sehingga dikhawatirkan terjadi tumpang tindih dan tidak
sinergis dalam implementasinya.
Agar terjadi sinergi pengelolaan wilayah perbatasan antara pusat dan daerah
yang memiliki wilayah perbatasan serta tidak bersifat sektoral oleh masing-masing
departemen perlu dibentuk satu badan pengelola perbatasan yang didalamnya terdiri dari
unsur-unsur departemen terkait.
Dalam naskah kebijakan pengelolaan terpadu wilayah perbatasan yang
diterbitkan oleh Dephan pada Bab V Kebijakan terdapat visi dan misi serta sasaran, saya
menyoroti visi pertama yang berbunyi “memperjelas dan mempertegas garis batas Negara
baik secara yuridis maupun fisik” namun dalam sasaran pencapaian misi ini terdapat pada
sasaran jangka panjang, saya berpendapat visi yang pertama ini selayaknya masih dalam
sasaran jangka pendek, sebab kepastian batas wilayah secara yuridis maupun merupakan hal
yang utama harus dilakukan sehingga pelaksanaan program yang lain akan menyesuaikan
dan tidak melanggar batas yuridis maupun batas fisik.
Pada sasaran jangka menengah khususnya point “b” (meningkatnya patriotisme
dan semangat kebangsaan masyarakat di wilayah perbatasan), untuk meningkatkan
patriotisme dan rasa kebangsaan menurut hemat saya tidak dapat dilakukan oleh badan yang
mengkoordinir wilayah perbatasan namun hanya dapat dilakukan oleh aparat komando
kewilayahan setempat akan tetapi dalam kebijakan yang ada tidak terlihat adanya
peningkatan kemampuan maupun dukungan terhadap komando ke wilayah yang ada disekitar
perbatasan yang kondisinya cukup memprihatinkan.
Demikian tanggapan saya dan saya menyarankan agar aparat komando
kewilayahan secara individu maupun institusi mendapat perhatian yang lebih agar dalam
pengelolaan terpadu wilayah perbatasan akan semakin cepat terlaksana serta penambahan
jumlah pos pengamanan wilayah perbatasan khususnya perbatasan RI – PNG.
Letkol Inf Agus Deri

Vous aimerez peut-être aussi