Vous êtes sur la page 1sur 2

Alhamdulillah, Hanya Satu Ceramah Ramadhan Tentang Kiamat

Selama bulan puasa kemarin, dimana-mana selalu diisi tausiyah. Ini bagus sekali apalagi saat
tidak disengaja ada yang kena di diri kita,serasa malu pada diri sendiri ( he hee….).Tausiyah dan
ceramah Ramadhan pun kadang saya dengarkan dari radio, kadang juga dari pengeras suara
masjid yang lumayan jauh selain dari saat berjamaah tarawih dan kuliah subuh.

Di sisi lain, pada saat bulan puasa itu pun televisi heboh menayangkan berita yang menurut
publik menggemparkan namun menurut saya biasa-biasa saja yaitu berita tentang hujan (mirip)
darah di India, hujan katak di Jepang, dan hujan ikan di Australia. Perlu saya kaitkan juga berita-
berita ini dengan berita heboh sebelumnya tentang ramalan bahwa kiamat akan terjadi pada
tahun 2012. Bahkan, di daerah ada desa yang menjadi sunyi senyap saat Ibu saya berkunjung ke
rumah saudara di sana karena warga desa itu rombongan dengan menyewa bus mau menonton
film 2012. Hebat sekali pengaruh film dan pemberitaan kiamat di televisi itu.

Hal yang membuat saya lebih eneg adalah ketika saya sedang sibuk di dapur membantu
mempersiapkan menu berbuka puasa, lagi-lagi stasiun televisi itu dengan suara narator bak
seorang pemuka agama membahas hal itu lagi. Saya pun langsung teriak pada saudara saya, ”
Pindah chanel atau matikan saja televisinya…!!!”

Alhamdulillah, hanya satu ceramah Ramadhan yang membahas berita ini dan ceramah ini saya
jadikan sebagai The Worst dari ceramah-ceramah Ramadhan yang saya terima selama bulan
puasa. Mengapa saya melakukan ini? Sebabnya hanya satu,sebagai khalifah Allah di bumi kita
harus selalu optimis. Peristiwa tentang hujan darah, katak, dan kejadian-kejadian aneh lainnya
bukankah sudah ada semua di dalam kitab suci. Saat kecil dulu saya berulang-ulang membaca
buku tentang 25 Nabi dan Rasul karangan Buya Hamka. Saya menyukainya dan beranjak remaja
saya pun mencari referensi ilmiah dari peristiwa-peristiwa tersebut hanya sekedar untuk
memenuhi rasa ingin tahu saya. Peristiwa darah dan katak telah terjadi pada masa Nabi Musa AS
dan itu tidak dikaitkan umat pada masa itu dengan hari kiamat.

Mengapa seakan-akan Indonesia harus heboh dengan berita ini ? Media terutama televisi
terus menerus memaksa kita untuk selalu mengikuti berita ini. Untuk apa? Apa manfaat untuk
bangsa kita? Memang kita harus menyadari kualitas bangsa kita masih jauh dibandingkan dengan
negara-negara di belahan utara sana namun pemberitaan ini justru akan membuat keadaan
menjadi lebih “tidak sehat”. Kiamat, kiamat, kiamat….! Apa urusan kita tentang hal ini? Kiamat
bukan urusan manusia. Itu urusan Tuhan, urusan Allah. Urusan kita sebagai khalifah Allah di
bumi adalah menjadi manusia sebaik-baiknya dan terus berkarya, berkarya, dan berkarya.
Bahkan pada saat kita bangun pagi dan tiba-tiba kita menyadari bahwa matahari ternyata terbit di
sebelah barat sebagai tanda akan terjadi kiamat dalam waktu dekat atau bisa jadi pada hari itu.
Tugas kita sebagai khalifah Allah adalah tetap berkarya pada hari itu.

Manusia-manusia yang optimis akan membentuk masyarakat yang optimis dan dari masyarakat
yang optimis dapat diharapkan akan lahir bangsa yang juga optimis. Apa peduli kita tentang hari
kiamat? Meski saya meyakini adanya hari kiamat namun itu bukan urusan saya. Toh, negara-
negara yang sudah mapan baik ekonomi maupun polhukam tidak begitu peduli dengan hujan
(mirip) darah, hujan katak, maupun hujan ikan. Saya sangat menyayangkan jika bangsa kita
selalu menjadi tempat berita-berita sampah yang tidak laku di negara maju. I love Indonesia !

Vous aimerez peut-être aussi