Vous êtes sur la page 1sur 2

Asal Usul Desa Pagerukir

Desa Pagerukir adalah salah satu desa yang termasuk dalam wilayah
Kecamatan Sampung. Desa Pegerukir terdiri dari 3 dukuh yaitu, Dukuh Pagerukir,
Dukuh Ngudal dan Dukuh Temon.
Dusun Pagerukir yang berasal dari bahasa sansekerta yaitu pager yang artinya
“Benteng” dan Wukir yang artinya “Gunung”. Jadi Pagerukir adalah salah satu Desa
kecil yang berada di tengah-tengah pegunungan. Konon ceritanya seorang prajurit
dari Jogjakarta yang melarikan diri karena kalah perang dengan Belanda yang
menelusuri hutan belantara. Di sebuah hutan yang lebat ia beristirahat. Sambil
beristirahat ia menemukan sebuah batu besar lalu ia menuliskan suatu kata-kata di
batu tersebut. Ia menuliskan dengan huruf jawa kuno. Batu bertulis itu sekarang masih
ada akan tetapi sampai saat ini belum diketahui arti tulisan jawa kuno tersebut. Ia
terus berjalan dan tiba-tiba menemukan sebuah wadah air yang pinggirannya
berhiasan ukiran yang indah. Lalu ia membawanya dan merawatnya. Saat ia mulai
membangun rumah di tempat itu dia meletakkan wadah tersebut di halaman
rumahnya. Wadah tersebut dijadikan benteng rumahnya. Sehingga nama daerah
tersebut dinamakan Pegerukir.
Semakin lama Dukuh Pagerukir semakin ramai karena menjadi tempat
perhubungan antara kabupaten Ponorogo dan Wonogiri. Saat Sunan Kalijaga yang
berasal dari Tuban melewati pegunungan Dukuh Pgerukir, beliau kekurangan air.
Kemudian seorang muridnya bernama Eyang Joyo Marto mulai mencari air. Tiba –
tiba muncullah mata air yang jernih. Dalam bahasa jawa kuno kata muncul berarti
“Udal” sehingga beliau menamai daerah tersebut dengan nama Ngudal. Sumber mata
air tersebut sampai sekarang masih ada dan digunakan sumber utama air jernih di
musim kemarau.
Dukuh ketiga di Desa Pagerukir yaitu Dukuh Temon yang dalam bahasa jawa berasal
dari kata “Nemu” yang artinya “Banyak ditemukan” konon ceritanya seorang dari
Jawa Tengah yang bernama Somerto menemukan sebuah goa yang dahulu dijadikan
sebagai tempat bertapa. Selain ditemukan goa beliau menemukan gunung yang
puncaknya menyerupai burung garuda. Konon burung garuda itu sangat buas dan
memakan binatang ternak para warga. Akhirnya burung garuda dikutuk menjadi
gunung. Di kepala burung garuda terdapat sebuah batu kuning yang digunakan
sebagai pathok (tanda) agar garuda tidak bias hidup kembali.
Beberapa puluh tahun kemudian seorang yang bernama Kaki Dablang ingin
menyatukan ketiga dukuh tersebut. Dan akhirnya ketiga dukuh itu menjadi satu desa
yang dinamakan Desa Pagerukir. Karena jasa beiau akhirnya warga setempat
menjadikan beliau sebagai Kepala Desa yang pertama. Beberapa kepala desa
Pagerukir adalah sebagai berikut:
1. Kaki Dablang
2. Rebo
3. Jiwo
4. Janiyo
5. Kasimin
6. Karimun
7. Sunu
8. Edi Purnomo

Desa Pagerukir adalah desa yang makmur dengan hutan yang masih alami dan
kelestarian alam yang masih terjaga. Meskipun zaman sudah berkembang namun
peninggalan bersejarah masih ada dan tradisi turun menurun dari nenek moyang yang
masih dipertahankan.

Nama : Ika Rahmawati


Kelas :X8
No : 17

Vous aimerez peut-être aussi