Vous êtes sur la page 1sur 18

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 ASI Eksklusif

2.1.1 Defenisi ASI Eksklusif

ASI eksklusif adalah pemberian ASI kepada bayi selama 6 bulan tanpa

bahan cairan lain seperti susu formula, air gula, air madu, atau air biasa juga tanpa

bahan tambahan makanan lainnnya seperti pisang, biskuit, bubur susu, atau nasi

tim (Roesli, 2005). Menurut Institute of medicine, ASI eksklusif didefenisikan

sebagai konsumsi bayi akan air susu tanpa suplemen jenis apapun (air, jus,

makanan dalam bentuk apapun) kecuali untuk vitamin, mineral, dan pengobatan

(Arixs, 2005). ASI eksklusif adalah pemberian ASI sedini mungkin setelah

persalinan, diberikan tanpa jadwal dan tidak diberi makanan lain, walaupun hanya

air putih sampai bayi berumur enam bulan (Purwanti, 2004).

2.1.2 Manfaat pemberian ASI eksklusif

Roesli (2005), mengatakan ada beberapa manfaat pemberian ASI eksklusif

bagi bayi dan ibu yaitu:

A. Manfaat ASI eksklusif bagi bayi

1. Sebagai nutrisi

Setiap mamalia secara alamiah dipersiapkan untuk mempunyai sepasang

atau lebih kelenjar air susu. Pada saat melahirkan, kelenjar air susu akan

memproduksi air susu khusus untuk makanan bayi. ASI merupakan sumber gizi

yang sangat ideal dengan komposisi yang seimbang dan disesuaikan dengan

kebuthan pertumbuhan bayi. ASI adalah makanan bayi yang paling sempurna,

baik kualitas maupun kuantitasnya. Dengan tatalaksana menyusui yang benar,

Universitas Sumatera Utara


ASI sebagai makanan tunggal akan cukup memenuhi kebutuhan bayi normal

sampai umur 6 bulan.

2. Meningkatkan daya tahan tubuh bayi

Bayi yang masih berada dalam kandungan, secara alamiah akan mendapat

imunoglobin (zat kekebalan tubuh) dari ibunya melalui tali plasenta. Namun kadar

zat ini akan cepat menurun setelah bayi lahir. Tubuh bayi baru membuat zat

kekebalan cukup banyak sehingga mencapai kadar protektif pada waktu berusia 9

sampai 12 bulan. Pada saat kadar zat kekebalan bawaan menurun, sedangkan yang

dibentuk oleh badan bayi belum mencukupi maka terjadi kesenjangan zat pada

bayi. Kesenjangan akan hilang atau berkurang apabila bayi diberi ASI, karena ASI

adalah cairan yang mengandung zat kekebalan yang akan melindungi bayi dari

berbagai penyakit infeksi, virus, parasit, dan jamur.

3. Meningkatkan kecerdasan

Perkembangan kecerdasan berkaitan erat dengan pertumbuhan otak. Ada

dua faktor yang mempengaruhi kecerdasan. Faktor genetik dan faktor

lingkungan. Faktor genetik atau faktor bawaan menentukan potensi genetik atau

bawaan yang diturunkan oleh orang tua. Faktor ini tidak dapat dimanipulasi

ataupun direkayasa. Faktor lingkungan adalah faktor yang menetukan apakah

faktor genetik akan dapat tercapai secara optimal. Faktor ini mempunyai banyak

aspek dan dapat dimanipulasi atau direkayasa.

Selain hal tersebut diatas faktor utama yang mempengaruhi pertumbuhan

otak bayi dan anak adalah nutrisi atau gizi yang diterimanya. ASI yang didapat

bayi selama proses menyusui akan memenuhi kebutuhan nutrisi bayi sehingga

dapat menunjang perkembangan kognitifnya. Perkembangan otak paling pesat

Universitas Sumatera Utara


terjadi pada usia 0 – 2 atau 3 tahun, dimana volume otak akan mencapai 80%.

Karenanya, pemberian ASI sangat dibutuhkan pada masa ini. Walaupun otak telah

mengalami perkembangan yang pesat pada masa ini, bukan berarti bahwa

perkembangan otak berhenti sampai disitu saja. Volume otak akan terus

berkembang hingga usia 12 tahun. Nutrisi terbaik bagi bayi untuk perkembangan

otaknya adalah ASI yang di dalamnya terkandung LC-PUFA. Dua jenis LC-

PUFA yang sangat dibutuhkan bayi untuk perkembangan otaknya adalah DHA

(asam dokosaheksanoat) sebagai salah satu jenis asam lemak omega-3 dan AA

(asam arakhidonat) sebagai salah satu jenis asam lemak omega-6.

Pada saat lahir dan masa awal kehidupan telah dihasilkan kurang lebih

6 – 10 ribu hubungan sinaps antar sel syaraf. Materi dasar untuk terbentuknya

sinaps ini adalah adanya asam lemak esensial (asam linoleat dan asam linolenat)

di dalam ASI sebagai prekursor dalam sintesa AA dan DHA. Oleh karena itu,

perkembangan mental dan kecerdasan bergantung pada kecukupan suplai asam

lemak esensial dan LCPUFA pada tahap-tahap krusial tersebut. Kadar DHA di

dalam ASI yang sesuai dengan kebutuhan tubuh bayi, juga memungkinkan proses

plastisitas (proses pembentukan hubungan baru di antara sel-sel saraf) berjalan

dengan optimal. Hal ini antara lain ditunjukkan dengan kecerdasan berbahasa

yang baik serta IQ (Intelegence Quotient) yang tinggi.

4. Meningkatkan jalinan kasih sayang

Bayi yang sering berada dalam dekapan ibunya karena menyusui akan

merasakan kasih sayang ibunya. Ia juga akan merasa aman dan tentram, terutama

karena masih dapat mendengar detak jantung ibunya yang telah ia kenal sejak

dalam kandungan. Perasaan terlindung dan disayangi merupakan dasar

Universitas Sumatera Utara


perkembangan emosi bayi dan membentuk kepribadian yang percaya diri dan

dasar spiritual yang baik.

5. Dasar perkembangan kepribadian anak

Menyusui bayi akan memperkuat ikatan batin ibu-anak. Rasa aman dalam

diri bayi akan tumbuh saat ia berada dalam dekapan ibunya. Ia menikmati

sentuhan kulit yang lembut dan mendengar bunyi jantung sang ibu seperti yang

telah dikenalnya selama dalam kehamilan. Kondisi tersebut merupakan dasar bagi

perkembangan emosi yang hangat pada diri anak. Melalui proses menyusui, anak

akan belajar berbagi dan memberikan kasih sayang pada orang-orang di

sekitarnya.

B. Manfaat pemberian ASI eksklusif bagi ibu

1. Mengurangi perdarahan setelah melahirkan

Apabila bayi segera disusui setelah dilahirkan maka kemungkinan

terjadinya perdarahan setelah melahirkan akan berkurang. Saat bayi menghisap

puting susu ibu, kelenjar pituitary akan terstimulasi untuk meningkatkan

produksi hormon oksitosin guna merangsang kontraksi otot-otot di saluran ASI

sehingga ASI terpancar keluar. Hal ini dikarenakan pada ibu menyusui terjadi

peningkatan kadar oksitoksin yang berguna untuk konstriksi atau penutupan

pembuluh darah sehingga perdarahan akan lebih cepat berhenti.

2. Mengurangi terjadinya anemia

Bila perdarahan pasca persalinan tidak terjadi atau berhenti lebih cepat,

maka risiko kekurangan darah yang menyebabkan anemia pada ibu akan

berkurang. Berhentinya pendarahan setelah persalinan akan mengurangi

Universitas Sumatera Utara


terjadinya resiko kematian dan kekurangan darah yang menyebabkan anemia

pada ibu.

3. Menjarangkan kehamilan

Manfaat lain dari pemberian ASI secara eksklusif adalah sebagai alat

kontrasepsi alamiah yang dapat mencegah kehamilan. Kemungkinan untuk

mencegah kehamilan bisa mencapai 99%. Namun, ada tiga syarat yang harus

dipenuhi, yaitu bayi belum diberi makanan lain, bayi belum berusia enam bulan,

dan ibu belum mengalami menstruasi.

4. Mengecilkan rahim

Kadar oksitoksin ibu menyusui yang meningkat akan sangat membantu

rahim kembali ke ukuran sebelum hamil. Proses pengecilan ini akan lebih cepat

dibandingkan dengan ibu yang tidak menyusui. Dengan menyusui, cadangan

lemak dalam tubuh ibu yang memang disiapkan sebagai sumber energi selama

kehamilan akan digunakan sebagai energi pembentuk ASI. Akibatnya, cadangan

lemak tersebut akan menyusut, sehingga penurunan berat badan ibu pun akan

terjadi lebih cepat.

5. Lebih cepat langsing kembali

Menyusui memerlukan energi maka tubuh akan mengambilnya dari lemak

yang tertimbun selama hamil. Dengan demikian berat badan ibu yang menyusui

akan cepat kembali ke berat badan sebelum hamil.

6. Mengurangi kemungkinan menderita kanker

Pada ibu yang memberikan ASI eksklusif, kemungkinan menderita kanker

payudara dan indung telur berkurang. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa

menyusui akan mengurangi kemungkinan terjadinya kanker payudara. Pada

Universitas Sumatera Utara


umumnya bila semua wanita dapat melanjutkan menyusui sampai bayi berumur 2

tahun atau lebih, diduga angka kejadian kanker payudara berkurang sampai 25%.

7. Lebih ekonomis/ murah

Dengan memberikan ASI berarti menghemat pengeluaran untuk susu

formula, perlengkapan menyusui, persiapan pembuatan minum susu formula.

Selain itu, pemberian ASI juga menghemat pengeluaran untuk berobat bayi,

misalnya biaya jasa dokter, biaya pembelian obat-obatan, bahkan mungkin biaya

perawatan di rumah sakit.

8. Tidak merepotkan dan hemat waktu

ASI dapat segera diberikan pada bayi tanpa harus menyiapkan atau

memasak air, juga tanpa harus mencucui botol, dan tanpa menunggu agar susu

tidak terlalu panas. Pemberian susu botol akan lebih merepotkan terutama pada

malam hari.

9. Portable dan praktis

Mudah dibawa kemana-mana (portable) sehingga saat bepergian tidak perlu

membawa berbagai alat untuk minum susu formula dan tidak perlu membawa

alat listrik untuk memasak atau menghangatkan susu. ASI dapat diberikan

dimana saja dan kapan saja dalam keadaan siap dimakan/ diminum, serta dalam

suhu yang selalu tepat.

10. Memberikan kepuasan bagi ibu

Ibu yang berhasil memberikan ASI eksklusif akan merasakan kepuasan dan

kebahagiaan yang mendalam. Rasa bangga dan bahagia karena dapat

memberikan sesuatu dari dirinya demi kebaikan bayinya (menyusui bayinya)

akan memperkuat hubungan batin antara ibu dan bayinya.

Universitas Sumatera Utara


2.1.3 Mitos Pemberian ASI Eksklusif

Banyak mitos tentang menyusui membuat ibu menjadi kurang percaya diri

untuk memberikan ASI kepada bayinya. Mitos tersebut tidak beralasan dan

membuat ibu menjadi memilih berhenti untuk menyusui dan memilih memberi

susu formula sebagai alternatif. Mitos-mitos tersebut antara lain yaitu:

1. Menyusui menyebabkan kesukaran menurunkan berat badan

Data membuktikan bahwa menyusui dapat membantu ibu menurunkan berat

badan lebih cepat dari pada yang tidak memberikan ASI secara eksklusif. Sebab

dengan menyusui timbunan lemak yang terjadi pada waktu hamil akan

dipergunakan dalam proses menyusui, sedangkan wanita yang tidak menyusui

akan sukar untuk menghilangkan timbunan lemak yang khusus dipersiapkan

tubuh untuk menyusui.

2. Menyusui merubah bentuk payudara

Sebenarnya yang merubah bentuk payudara adalah kehamilan, bukan

menyusui. Kehamilan menyebabkan dikeluarkannya hormon-hormon dan

menyebabkan terbentuknya air susu yang mengisi payudara. Payudara yang sudah

pernah terisi oleh air susu, tentu akan berbeda bentuknya dengan payudara yang

belum pernah terisi air susu. Besarnya perubahan bentuk payudara sangat

tergantung dari turunan (herediter), usia, dan juga oleh penambahan berat badan

pada waktu hamil.

3. ASI belum keluar pada hari-hari pertama sehingga perlu ditambah dengan

susu formula

Pada hari pertama sebenarnya bayi belum memerlukan cairan atau makanan,

sehingga belum diperlukan pemberian susu formula atau cairan lain sebelum ASI

Universitas Sumatera Utara


keluar “cukup” (cairan prelactal feeding). Bayi usia 30 menit harus disusukan

pada ibunya, bukan untuk pemberian nutrisi tetapi untuk belajar menyusui atau

membiasakan menghisap puting susu, dan juga guna mempersiapkan ibu untuk

memproduksi ASI. Gerakan reflex untuk menghisap pada bayi baru lahir akan

mencpai puncaknya pada waktu berusia 20 – 30 menit, sehingga apabila terlambat

menyusui, reflex ini akan berkurang dan tidak kuat lagi sampai beberapa jam

kemudian.

Pemberian prelactal feeding sebetulnya tidak diperlukan, karena akan

merugikan ibu, yaitu ASI ibu akan lebih lambat terbentuknya karena bayi tidak

cukup kuat menghisap dan merugikan bayi sebab bayi akan kurang mendapat

kolostrum. Bila bayi kurang atau tidak mendapat kolostrum, akan lebih sering

menderita mencret atau penyakit lain terutama bila susu formula atau cairan

prelactal lainnya tercemar. Selain itu bila cairan prelactal diberikan dengan dot,

kemungkinan bayi akan mengalami kesukaran minum pada puting susu ibunya.

4. Ibu bekerja tidak dapat memberikan ASI eksklusif

Pada ibu bekerja, cara lain untuk tetap dapat memberikan ASI eksklusif pada

bayinya adalah dengan memberikan ASI perah pada bayi selama ibu bekerja.

Selama ibu di tempat bekerja, sebaiknya ASI diperah minimum 2 x 15 menit.

Memerah ASI sebaiknya hanya menggunakan jari tangan, tidak menggunakan

pompa yang berbentuk terompet. ASI perah tahan 6 – 8 jam di udara luar, 24 jam

didalam termos berisi es batu, 48 jam dalam lemari es, dan 3 bulan apabila berada

dalam freezer. Dengan bantuan “ Tempat Kerja Sayang Ibu”, yaitu tempat kerja

yang memungkinkan karyawati menyusui secara eksklusif, keberhasilan ibu

bekerja untuk memberikan ASI eksklusif akan menjadi lebih besar lagi.

Universitas Sumatera Utara


5. Payudara kecil tidak menghasilkan cukup ASI

Besar atau kecilnya bentuk payudara tidak menentukan banyak atau

sedikitnya produksi ASI, karena payudara yang besar hanya mengandung lebih

banyak jaringan lemak dibandingkan dengan payudara yang kecil. Sedangkan air

susu dibentuk oleh jaringan kelenjar pembentuk ASI (alveoli) dan bukan jaringan

lemak.

6. ASI yang pertama keluar harus dibuang karena kotor

ASI yang keluar pada hari ke-1 sampai dengan hari ke-5 dan hari ke-7

dinamakan kolostrum atau susu jolong. Cairan jernih kekuningan ini mengandung

zat putih telur, atau protein dalam kadar yang tinggi, zat anti infeksi, atau zat daya

tahan tubuh (immunoglobulin), dalam kadar yang lebih tinggi dari pada susu

mature, disamping itu juga mengandung laktosa, atau hidrat arang dan lemak

dalam kadar yang rendah sehingga mudah dicerna.

Volume kolostrum bervariasi antara 10 cc sampai 100 cc perhari. Volume yang

rendah ini memberikan beban yang minimal bagi ginjal bayi yang belum matang.

Tugas utama kolostrum adalah melindungi bayi terhadap penyakit-penyakit

infeksi selain sebagai nutrisi.

7. Bayi tidak cukup dapat ASI karena minum banyak

Umumnya bayi yang kurang mendapat ASI bukan karena ibu yang tidak

dapat memproduksi ASI sebanyak yang diperlukan bayi, tetapi justru bayi yang

tidak dapat menghisap sebanyak yang diperlukannya. Produksi ASI dirangsang

oleh pengosongan payudara. ASI diproduksi sesuai dengan kebutuhan bayi.

Selama bayi masih membutuhkan ASI, selama itu juga payudara ibu akan tetap

memproduksi ASI. Apabila bayi berhenti menyusui dengan cara menghisap, maka

payudara ibu juga akan berhenti memproduksi ASI.

Universitas Sumatera Utara


8. Ibu kurang gizi, kualitas ASI kurang baik

Sampai dengan batas tertentu, kualitas dan kuantitas ASI akan tetap dapat

dipertahankan, walaupun harus dengan mengorbankan gizi ibu. Kualitas ASI baru

berkurang apabila ibu menderita kekurangan gizi tingkat ke-3, sedangkan kualitas

ASI masih tetap dipertahankan sampai tingkat kekurangan gizi ibu lebih lebih dari

derajat ini.

9. ASI mengandung residu pestisida (dioxin, DDT, PCBs) dan bahan beracun

Banyak ibu-ibu yang gelisah dengan adanya laporan yang menakutkan

tentang tercemarnya selain susu formula juga ASI oleh zat beracun seperti dioxin

atau logam berat yang berbahaya yang akan membahayakan kesehatan bayinya.

Sebenarnya tidak ditemukan bukti-bukti secara kedokteran adanya bayi yang sakit

karena disusui oleh ibu yang mengandung zat-zat beracun ini.

10. Seorang ibu harus mencuci putingnya setiap kali sebelum memulai menyusui

Pemberian susu formula kepada seorang bayi memang harus sangat

memperhatikan faktor-faktor kebersihan, karena susu formula merupakan tempat

yang baik untuk berkembang biaknya bakteri dan juga rentan terhadap

kontaminasi. Membersihkan atau mencuci puting akan dapat menghilangkan

minyak-minyak alami yang melindungi puting dari resiko lecet karena puting

kering.

2.1.4 Stadium ASI Menurut Masa Laktasi

ASI stadium satu adalah kolostrum, dimana kolostrum merupakan cairan

yang pertama disekresi oleh kelenjar payudara dari hari pertama sampai hari

keempat setelah persalinan. Kolostrum berwarna kuning keemasan disebabkan

Universitas Sumatera Utara


oleh tingginya komposisi lemak dan sel-sel hidup, kolostrum merupakan pencahar

(pembersih susu bayi) yang membersihkan mekonium sehingga mukosa usus bayi

yang baru lahir segera bersih dan menerima ASI, hal ini menyebabkan bayi

mendapat ASI pada minggu pertama sering defekasi dan feses berwarana hitam.

Kandungan tertinggi dalam kolostrum adalah anti bodi yang siap

melindungi bayi ketika kondisi bayi yang sangat lemah, protein, mineral terutama

natirum, kalium dan klorida tinggi. Vitamin yang larut dalam lemak lebih tinggi

daripada yang larut dalam air. ASI stadium dua adalah ASI peralihan yang

diproduksi pada hari keempat sampai hari kesepuluh. Komposisi makin rendah,

sedangkan lemak dan hidrat arang makin tinggi, serta jumlah volume ASI

semakin meningkat. Hal ini merupakan pemenuhan pemenuhan terhadap aktivitas

bayi yang makin aktif. ASI stadium tiga adalah ASI matur yang disekresi dari hari

kesepuluh sampai seterusnya. ASI matur ini merupakan nutrisi bayi yang terus

berubah disesuaikan dengan perkembangan bayi sampai berumur enam bulan

(Purwanti, 2004).

2.1.5 Komposisi ASI

ASI bersifat khas untuk bayi karena susunan kimianya, mempunyai nilai

biologis tertentu, dan mempunya substansi yang spesifik. Ketiga sifat tersebut

yang membedakan ASI dengan susu formula (Hamilton, 2008). Komposisi ASI

berlainan dengan komposisi susu sapi karena susu sapi desesuaikan dengan laju

pertumbuhan anak sapi dan susu ibu disesuaikan dengan laju pertumbuhan anak

manusia. ASI mengandung lebih dari 200 unsur-unsur pokok, antara lain zat putih

telur, lemak, karbohidrat, vitamin, mineral, faktor pertumbuhan, hormone, enzim,

zat kekebalan dan sel darah putih (Roesli, 2005).

Universitas Sumatera Utara


Menurut hasil penelitian Irawati (2007), ada beberapa komposisi ASI

eksklusif yang sangat bermanfaat bagi bayi yaitu:

1. Karbohidrat

Karbohidarat dalam ASI berbentuk laktosa yang jumlahnya berubah-ubah

setiap hari menurut kebutuhan tumbuh kembang bayi. Rasio jumlah laktosa dalam

ASI dan PASI adalah 7 : 4 sehingga ASI terasa lebih manis dibandingkan dengan

PASI. Hal ini menyebabkan bayi yang sudah mengenal ASI dengan baik

cenderung tidak mau minum PASI. Dengan demikian pemberian ASI akan

semakin sukses. Hidarat arang dalam ASI merupakan nutrisi yang penting untuk

pertumbuhan sel syaraf otak dan pemberi energi untuk kerja sel-sel syaraf. Selain

itu karbohidrat memudahkan penyerapan kalsium mempertahankan faktor bifidus

di dalam usus (faktor yang menghambat pertumbuhan bakteri yang berbahaya dan

menjadi tempat yang baik bagi bakteri yang menguntungkan) dan mempercepat

pengeluaran kolostrum sebagai antibody bayi.

2. Protein

Protein dalam ASI lebih rendah dibandingkan dengan PASI. Namun

demikian protein ASI sangat cocok karena unsur protein didalamnya hampir

seluruhnya terserap oleh sistem pencernaan bayi yaitu protein unsur whey.

Perbandingan protein unsur whey dan casein dalam ASI adalah 80:40, sedangkan

dalam PASI 20:80. Artinya protein dalam PASI hanya sepertiganya protein ASI

yang dapat diserap oleh sistem pencernaan bayi dan harus membuang dua kali

lebih banyak protein yang sukar diabsorbsi. Hal ini yang memungkinkan bayi

akan sering menderita diare dan defekasi dengan feces berbentuk biji cabe yang

menunjukkan adanya makanan yang sukar diserap bila bayi diberikan PASI.

Universitas Sumatera Utara


3. Lemak

Kadar lemak dalam ASI pada mulanya rendah kemudian meningkat

jumlahnya. Lemak dalam ASI berubah kadarnya setiap kali diisap oleh bayi dan

hal ini terjadi secara otomatis. Komposisi lemak pada lima menit pertama isapan

akan berbeda dengan 10 menit kemudian. Kadar lemak pada hari pertama berbeda

dengan hari kedua dan akan terus berubah menurut perkembangan bayi dan

kebutuhan energi yang diperlukan. Jenis lemak yang ada dalam ASI mengandung

lemak rantai panjang yang dibutuhkan oleh sel jaringan otak dan sangat mudah

dicerna karena mengandung enzim lipase. Lemak dalam bentuk Omega 3, Omega

6, dan DHA yang sangat diperlukan untuk pertumbuhan sel-sel jaringan otak.

Susu formula tidak mengandung enzim, karena enzim akan mudah rusak bila

dipanaskan. Dengan tidak adanya enzim, bayi akan sulit menyerap lemak PASI

sehinga menyebabkan bayi lebih mudah terkena diare. Jumlah asam linoleat

dalam ASI sangat tinggi dan perbandingannya dengan PASI yaitu 6 : 1. Asam

linoleat adalah jenis asam lemak yang tidak dapat dibuat oleh tubuh yang

berfungsi untuk memacu perkembanga sel syaraf otak bayi.

4. Mineral

ASI mengandung mineral yang lengkap walaupun kadarnya relatif rendah,

tetapi bisa mencukupi kebutuhan bayi sampai berumur 6 bulan. Zat besi dan

kalsium dalam ASI merupakan mineral yang sangat stabil dan mudah diserap dan

jumlahnya tidak di pengaruhi oleh diet ibu. Dalam PASI kandungan mineral

jumlahnya tinggi, tetapi sebagian besar tidak dapat diserap. Hal ini akan

memperberat kerja usus bayi serta mengganggu keseimbangan dalam usus dan

meningkatkan pertumbuhan dalam bakteri yang merugikan sehigga mengakibat

Universitas Sumatera Utara


kontraksi usus bayi tidak normal. Bayi akan kembung, gelisah karena obstipasi

atau gangguan metabolisme.

5. Vitamin

ASI menggandung vitamin yang lengkap yang dapat mencukupi kebutuhan

bayi sampai 6 bulan kecuali vitmin K, karena bayi baru lahir ususnya belum

mampu membentuk vitamin K.

2.2 Faktor-faktor yang menjadi penghambat ibu dalam pemberian ASI

eksklusif

Faktor-faktor yang menghambat ibu dalam pemberian ASI eksklusif adalah

faktor kesehatan bayi (Akre, 1994), faktor kesehatan ibu (Roesli, 2008), faktor

pengetahuan ibu (Rosida, 2004), faktor pekerjaan ibu (Kabi, 1999), faktor estetika

(Roesli, 2005), faktor petugas kesehatan (Roesli, 2005), faktor iklan (Soetningsih,

1997), dan faktor budaya (Siregar, 2004).

2.2.1 Faktor Kesehatan Bayi

Faktor kesehatan bayi adalah salah satu faktor yang dapat menyebabkan ibu

tidak memberikan ASI secara eksklusif kepada bayinya. Ada beberapa kelainan

bawaan pada bayi yang menyebabkan bayi tidak dapat diberikan ASI yaitu

galaktosemia, bibir sumbing, dan celah palatum. Galaktosemia adalah kelainan

metabolisme sejak lahir yang ditandai adanya kekurangan enzim galaktokinase

yang dibutuhkan untuk mengurai laktosa menjadi galaktosa. Jika bayi diberi ASI

atau bahan lain yang mengandung laktosa maka kadar laktosa dalam darah dan air

kemih akan meningkat secara klinis akan timbul katarak. Bentuk lain adalah

kekurangan enzim galaktose -1 – phosphataseuridyl tranferase, yang dapat

menyebabkan bayi diare, muntah-muntah, hati dan limfa membesar kemudian

Universitas Sumatera Utara


bayi menjadi kuning. Bibir sumbing dan celah palatum meyebabkan bayi

kesulitan menciptakan tekanan negativ dalam rongga mulut yang diperlukan

dalam proses menyusu, keadaan ini dapat menyebabkan ibu tidak memberikan

ASI kepada bayinya (Akre, 1994).

2.2.2 Faktor Kesehatan Ibu

Kesehatan ibu adalah suatu kondisi ibu yang bebas dari penyakit (Dani,

2002). Keadaan kesehatan ibu yang menyebabkan ibu tidak memberikan ASI

secara eksklusif kepada bayinya adalah kegagalan laktasi dan penyakit pada ibu

serta adanya kelainan pada payudara yaitu terjadinya pembendungan air susu

karena penyempitan duktus laktiferus oleh karena tidak dikosongkan dengan

sempurna, kelainan puting susu seperti puting susu terbenam dan cekung sehingga

manyulitkan bagi bayi untuk menyusu, mastitis (suatu peradangan pada payudara

disebabkan oleh kuman terutama staphylococcus aureus melalui luka pada puting

susu), tidak ada air susu (agalaksia), dan air susu sedikit keluar (oligogalaksia).

Menyusui menjadi kontra indikasi bila ibu menderita penyakit berat seperti

penyakit paru-paru yang serius, dengan penyakit tuberklosis aktif masih dapat

menyusui bayinya bila diberi terapi dalam dua bulan ibu tidak inefektif lagi,

biasanya bayi juga diberi terapi pencegahan dengan imunisasi BCG. Kurangnya

dukungan sosial dalam mengatasi masalah diatas maka ibu cenderung tidak

memberikan ASI secara eksklusif pada bayi kurang dari enam bulan.

2.2.3 Faktor Pengetahuan Ibu

Pengetahuan merupakan hasil dari “tahu” dan ini terjadi setelah seseorang

melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi

melalui panca indera manusia yaitu indera penglihatan, pendengaran, penciuman,

Universitas Sumatera Utara


rasa atau raba (Notoadmojo, 1997). Pengetahuan ibu tentang kapan pemberian

ASI eksklusif, fungsi ASI eksklusif dan ASI dapat meningkatkan daya tahan

tubuh sangatlah penting. Tetapi banyak ibu tidak mengetahui hal tersebut dan

resiko yang akan timbul apabila tidak memberikan ASI secara eksklusif kepada

bayi enam bulan (Rosida, 2004).

2.2.4 Faktor Pekerjaan Ibu

Pekerjaan merupakan suatu kegiatan atau aktifitas seseorang untuk

memperoleh penghasilan guna memenuhi kebutuhan hidupnya (Notoatmodjo,

2003). Pekerjaan yang dilakukan ibu ada yang berada di rumah, di tempat bekerja

tidak tersedia tempat penitipan anak, jarak lokasi bekerja yang jauh dan kebijakan

cuti melahirkan yang kurang mendukung (Suhardjo, 1992). Sehingga sebelum

bekerja ibu sering memberikan makanan tambahan dengan alasan melatih atau

mencoba agar pada waktu ibu mulai bekerja bayi sudah mulai terbiasa (Kabi,

1999).

2.2.5 Faktor Estetika

Estetika merupakan suatu keindahan. Estetika menyusui terdapat pada

keindahan payudara. Bagi seorang wanita, payudara merupakan bagian tubuh

yang sangat penting. Payudara merupakan penanda kekhasan seorang wanita,

tempat produksi ASI, fungsi estetika (keindahan) dan sexual (dengan jutaan

simpul syaraf yang bias menghantarkan impuls ke otak dan memacu gairah

sexual). Banyak wanita khususnya ibu-ibu yang beranggapan bahwa meyusui

dapat mempengaruhi atau merubah bentuk payudara secara permanen. Sebenarnya

Universitas Sumatera Utara


yang merubah bentuk payudara adalah kehamilan, bukan hanya menyusui.

Kehamilan menyebabkan dikeluarkannya hormon-hormon dan menyebabkan

terbentuknya air susu yang mengisi payudara. Payudara yang sudah pernah terisi

air susu akan berbeda bentukya dengan payudara yang belum pernah terisi oleh air

susu. Oleh karena itu banyak ibu yang lebih memilih untuk tidak menyusui

bayinya secara eksklusif (Roesli, 2005).

2.2.6 Faktor Petugas Kesehatan

Petugas kesehatan adalah orang yang mengerjakan suatu pekerjaan di bidang

kesehatan atau orang yang mampu melakukan pekerjaan di bidang kesehatan

(Dani, 2002). Pada umunya para ibu mau patuh dan menuruti nasehat petugas

kesehatan, oleh karena itu petugas kesehatan diharapkan untuk memberikan

informasi tentang kapan waktu yang tepat memberikan ASI eksklusif, manfaat

ASI eksklusif, ASI eksklusif dapat meningkatkan daya tahan tubuh, dan resiko

tidak memberikan ASI eksklusif pada bayi kecil (Roesli, 2005).

2.2.7 Faktor Iklan

Iklan adalah berita pesanan untuk mendorong, membujuk khalayak ramai

agar tertarik pada barang/ jasa yang ditawarkan atau pemberitahuan kepada orang

mengenai barang jasa yang dijual yang dipasang dalam media massa (Dani, 2002).

Promosi ASI tidak cukup kuat menandingi promosi susu formula. Iklan tidak saja

ditemukan di kota, bahkan tersedianya berbagai media elektronik maupun cetak

tentang informasi mengenai makanan pengganti ASI. Sebahagian besar produsen

masih berpegang pada peraturan lama yaitu batasan ASI eksklusif sampai usia

Universitas Sumatera Utara


empat bulan sehingga makanan pengganti ASI misalnya bubur susu, biskuit masih

mencantumkan label untuk usia empat bulan keatas (Soetningsih, 1997).

2.2.8 Faktor Budaya

Budaya adalah hasil cipta manusia didalam budaya dan terkandung

kebiasaan. Kebiasaan adalah perbuatan yang diulang-ulang dalam bentuk yang

sama, kebiasaan mempunyai kekuatan mengikat, kebiasaan diperoleh dari budaya

yang mengandung nilai-nilai kepercayaan tentang segala sesuatu (Tripranoto,

2004). Menurut The American Herritage Dictionory (2005) mengartikan

kebudayaan adalah sebagai suatu keseluruhan dari pola perilaku yang dikirimkan

melalui kehidupan sosial, seni, agama, kelembagaan, dan semua hasil kerja dan

pemikiran manusia dari suatu kelompok manusia. Menurut Koentjaraningrat,

budaya adalah keseluruhan sistem gagasan tindakan dan hasil karya manusia

dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan

cara belajar.

Banyak ibu-ibu yang mempunyai kebiasaan malu-malu serta sembunyi-

sembunyi menyusui bayinya karena mereka menganggap menyusui tidak sopan.

Hal ini mempengaruhi tabiat gadis-gadis disekitarnya untuk berbuat sama, dan

menyusui anak merupakan sesuatu hal yang harus dihindarkan (Siregar, 2004).

Selain hal tersebut berbagai mitos juga menyebar di kalangan masyarakat yang

mengatakan berpantangan makanan seharusnya tidak dimakan oleh ibu yang

sedang menyusui seperti ikan dengan anggapan ASI akan berbau amis sehingga

bayi tidak menyukainya. Angggapan tersebut tidak benar karena ikan

mangandung banyak protein dan tidak akan mempengaruhi rasa pada ASI

(UNICEF dan WHO,2004).

Universitas Sumatera Utara

Vous aimerez peut-être aussi