Vous êtes sur la page 1sur 22

A.

ALAT PERNAPASAN MANUSIA

Alat pernapasan manusia terdiri dari hidung, pangkal tenggorokan, batang


tenggorokan, dan paru paru.

1. Hidung

Hidung merupakan alat pertama yang dilalui udara dari luar. Di dalam
rongga hidung terdapat rambut dan selaput lendir. Rambut dan selaput
lendir berguna untuk menyaring udara, mengatur suhu udara yang masuk
agar sesuai dengan suhu tubuh, dan mengatur kelembapan udara.

2. Pangkal Tenggorokan (Laring)

Setelah melewati hidung, udara masuk ke pangkal tenggorokan (laring)


melalui faring. Faring adalah hulu kerongkongan. Faring merupakan
persimpangan antara rongga mulut ke kerongkongan dan rongga hidung ke
tenggorokan (laring) udara masuk ke batang tenggorokan (trakea).
Pada daerah tekak, yaitu di langit langit mulut bagian belakang terdapat
anak tekak. Pada pangkal tenggorokan (laring) terdapat katup yang disebut
epiglottis. Ketiak kita bernapas, epiglotis terbuka dan anak tekak melipat
ke bawah bertemu epiglottis. Udara akan masuk melalui melalui pangkal
tenggorokan. Ketika kita menelan , epiglottis menutup pangkaal
tenggorokan dan makanan akan masuk ke kerongkongan (esofagus).
Tetapi jika kita menelan dan epiglottis belum menutup, makanan dan
minuman akan masuk ke tenggorokan. Saat itu kita tersedak.
Pangkal tenggorokan (laring) terdiri atas keeping tulang rawan yang
membentuk jakun. Jakun tersusun atas tulang lidah, katup tulang rawan,
perisai tulang rawan, piala tulang rawan , gelang tulang rawan.
Pada pangkal tenggorokan terdapat selaput suara. Selaput suara akan
bergetar bila terhembus udara dari paru-paru.

3. Batang Tenggorokan (Trakea)

Batang tenggorokan terletak di daerah leher, di depan kerongkongan.


Batang tenggorokan merupakan pipa yang terdiri dari gelang-gelang
tulang rawan. Panjang batang tenggorokan sekitar 10 cm. Dinding
dalamnya dilapisi selaput lendir yang sel-selnya berambut getar. Rambut-
rambut getar berfungsi untuk menolak debu dan benda asing yang bersama
udara. Akibat tolakan secara paksa tersebut kita akan batuk atau bersin.

4. Cabang Batang Tenggorokan (Bronkus)

Batang tenggorokan bercabang menjadi dua bronkus, yaitu bronkus


sebelah kiri dan sebelah kanan. Kedua bronkus menuju ke paru-paru. Di
dalam paru-paru, bronkus bercabang menjadi bronkiolus. Bronkus sebelah
kanan bercabang menjadi 3 bronkiolus sedangkan sebelah kiri bercabang
menjadi dua bronkiolus. Cabang-cabang yang paling kecil masuk ke dalam
gelembung paru-paru atau alveolus. Dinding alveolus mengandung kapiler
darah. Melalui kapiler-kapiler darah di alveolus inilah oksigen dari udara
di ruang alveolus akan berdifusi ke dalam darah.

5. Paru-paru

Paru-paru terletak di rongga dada di atas sekat diafragma. Diafragma


adalah sekat rongga badan, yang membatasi rongga dada dan rongga perut.
Pau-paru terdiri dari dua bagian, yaitu paru-paru kiri dan kanan. Paru-paru
kanan memiliki tiga gelambir sedangkan paru-paru kiri memiliki dua
gelambir.
Paru-paru dibungkus oleh selaput paru-paru yang disebut pleura. Selaput
paru-paru terdiri dari dua lapis. Selaput paru-paru membungkus alveolus-
alveolus. Jumlah alveolus kurang lebih 300 juta buah. Luas permukaan
seluruh alveolus diperkirakan 100 kali dari luas permuklaan tubuh
manusia.
Volume udara di dalam paru-paru orang dewasa lebih kurang 5 liter.
Kemampuan paru-paru menampung udara diebut dengan daya tampung
paru-paru atau kapasitas paru-paru. Volume udara yang dipernapaskan
oleh tubuh tergantung besar kecilnya paru-paru, kekuatan bernapas, dan
cara bernapas. Pada pernapasan biasa orang dewasa udara yang keluar dan
masuk paru-paru sebanyak 0,5 liter. Udara sebanyak ini disebut udara
pernapasan atau udara tidal.
Apabila kalian menarik napas sedalam-dalamnya dan menghembuskan
napas sekuat-kuatnya, volume yang dan ke luar lebih kurang sebanyak 3,5-
4 liter. Volume udara ini disebut kapasitas vital paru-paru. Sebanyak 1-1,5
liter udara tetap tinggal di paru-paru walaupun kita telah menghembuskan
napas sekuat-kuatnya. Volume udara ini disebut udara residu.

B. PROSES PERNAPASAN
Paru-paru manusia berada berada di dalam rongga dada. Rongga dada
dipisahkan dari rongga perut oleh sekat diafragma. Rongga dada
dilindungi oleh tulang rusuk dan tulang dada.
Proses pernapasan terdiri dari dua kegiatan, yaitu menghirup udara atau
menarik napas dan menghembuskan udara atau mengeluarkan napas.
Menghirup udara disebut inspirasi dan menghembuskan udara disebut
ekspirasi.
Berdasarkan bagian tubuh yang mengatur kembang kempisnya paru-paru,
pernapasan dapat dibedakan menjadi pernapasan dada (pernapasan tulang
rusuk) dan pernapasan perut (pernapasan diafragma).

1. Pernapasan Dada

Pernapasan dada terjadi karena gerakan otot-otot antartulang rusuk. Bila


otot antartulang rusuk berkontraksi, tulang rusuk terangkat naik.
Akibatnya volume rongga dada membesar, sehingga tekanan rongga dada
turun dan paru-paru mengembang. Pada saat paru-paru mengembang,
tekanan udara di dalam paru-paru lebih rendah daripada tekanan udara di
atsmosfer. Akibatnya udara mengalir dari luar kedalam paru-paru
(inspirasi). Sebaliknya, ketika otot-otot antartulang rusuk relaksasi, tulang
rusuk turun. Akibatnya rongga dada menyempit dan tekanan udara di
dalamnya naik. Keadaan ini membuat paru-paru mengempis. Karena paru-
paru mengempis, tekanan udara di dalam paru-paru lebih tinggi daripada
tekanan atsmosfer, sehingga udara keluar (ekspirasi).

2. Pernapasan Perut

Pernapasan perut terjadi akibat gerkan diafragma. Jika otot diafragma


berkontraksi, diafragma yang semula cembung ke atas bergerak turun
menjadi agak rata. Akibatnya rongga dada membesar dan paru-paru
mengembang sehingga perut menggembung, tekanan udara di dalam paru-
paru turun dan udara dari luar masuk ke dalam paru-paru (inspirasi).
Ketika otot diafragma relaksasi, diafragma kembali ke keadaan semula
(cembung). Akibatnya rongga dada menyempit. Pada saat semikian paru-
paru mengempis dan mendorong udara keluar dari paru-paru (ekspirasi).
Pernapasan perut terjadi terutama pada saat tidur.

C. Gas-gas dalam udara pernapasan

Pada pernapasan ada udara yang masuk dan ada udara yang dikeluarkan.
Susunan atau komposisi gas-gas yang ada dalam udara yang masuk dan
udara yang dikeluarkan dalam pernapasan berbeda-beda. Perbedaan
komposisi kandungan gas dalam udara pernapasa dapat dilihat di tabel
berikut.

gas Udara luar sebelum udara di Udara yang keluar


masuk paru-paru (%) alveoli (%) dari paru-paru (%)
Nitrogen (N2) 79,01 80,7 79,6
Oksigen (O2) 20,95 13,8 16,4
Karbon Dioksida (CO2) 0,04 5,5 4,0

D. Kelainan Dan Penyakit Pada Sistem Pernapasan

Alat-alat pernapasan merupakan organ tubuh yang sangat penting. Jika alat
ini terganggu karena penyakit atau kelainan maka proses pernapasan akan
terganggu, bahkan dapat menyebabkan kematian.
Berikut akan diuraikan beberapa macam gangguan yang umum terjadi
pada saluran pernapasan manusia.

1. Influenza (flu), penyakit yang disebabkan oleh virus influenza. Gejala


yang ditimbulkan antara lain pilek, hidung tersumbat, bersin-bersin, dan
tenggorokan terasa gatal.

2. Asma atau sesak napas, merupakan suatu penyakit penyumbatan saluran


pernapasan yang disebabkan alergi terhadap rambut, bulu, debu, atau
tekanan psikologis. Asma bersifat menurun.

3. Tuberkulosis (TBC), penyakit paru-paru yang diakibatkan serangan


bakteri mycobacterium tuberculosis. Difusi oksigen akan terganggu karena
adanya bintil-bintil atau peradangan pada dinding alveolus. Jika bagian
paru-paru yang diserang meluas, sel-selnya mati dan paru-paru mengecil.
Akibatnya napas penderita terengah-engah.

4. Macam-macam peradangan pada sistem pernapasan manusia:

a. Rinitis, radang pada rongga hidung akibat infeksi oleh virus, missal
virus influenza. Rinitis juga dapat terjadi karena reaksi alergi terhadap
perubahan cuaca, serbuk sari, dan debu. Produksi lendir meningkat.
b. Faringitis, radang pada faring akibat infeksi oleh bakteri Streptococcus.
Tenggorokan sakit dan tampak berwarna merah. Penderita hendaknya
istirahat dan diberi antibiotik.
c. Laringitis, radng pada laring. Penderita serak atau kehilangan suara.
Penyebabnya antara lain karena infeksi, terlalu banyak merokok, minum
alkohol, dan terlalu banyak serak.
d. Bronkitis, radang pada cabang tenggorokan akibat infeksi. Penderita
mengalami demam dan banyak menghasilkan lendir yang menyumbat
batang tenggorokan.
e. Sinusitis, radang pada sinus. Sinus letaknya di daerah pipi kanan dan
kiri batang hidung. Biasanya di dalam sinus terkumpul nanah yang harus
dibuang melalui operasi.

5. Asfikasi, adalah gangguan pernapasan pada waktu pengangkutan dan


penggunaan oksigen yang disebabkan oleh: tenggelam (akibat alveolus
terisi air), pneumonia (akibatnya alveolus terisi cairan lendir dan cairan
limfa), keracunan CO dan HCN, atau gangguan sitem sitokrom (enzim
pernapasan).

6. Asidosis, adalah kenaikan adalah kenaikan kadar asam karbonat dan


asam bikarbonat dalam darah, sehingga pernapasan terganggu.

7. Difteri, adalah penyumbatanpada rongga faring atau laring oloeh lendir


yang dihasilkan kuman difteri.
8. Emfisema, adalah penyakit pembengkakan karena pembuluh darahnya
kemasukan udara.

9. Pneumonia, adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus atau


bakteri pada alveolus yang menyebabkan terjadinya radang paru-paru.

10. Wajah adenoid (kesan wajah bodoh), disebabkan adanya penyempitan


saluran napas karena pembengkakan kelenjar limfa atau polip,
pembengkakan di tekak atau amandel.

11. Kanker paru-paru, mempengaruhi pertukaran gas di paru-paru. Kanker


paru-paru dapat menjalar ke seluruh tubuh. Kanker paru-paru sangat
berhubungan dengan aktivitas yang sering merokok. Perokok pasif juga
dapat menderita kanker paru-paru. Penyebab lainnya yang dapat
menimbulkan kanker paru-paru adalah penderita menghirup debu asbes,
radiasi ionasi, produk petroleum, dan kromium.

Pengaruh Rokok Terhadap Kesehatan

A. Kandungan Asap Rokok

Asap rokok yang dihirup seorang perokok mengandung komponen gas dan
partikel.komponen gas terdiri dari karbon monoksida, karbon dioksida,
hydrogen sianida, amoniak, oksida dari nitrogen, dan senyawa
hidrokarbon. Adapun komponen partikel terdiri dari tar, nikotin,
benzopiren, fenol, dan kadmium.
Asap yang dihembuskan para perokok dapat di bagi atas asap utama dan
asap samping. Asap utama merupakan asap tembakau yang dihirup
langsung oleh perokok, sedangkan asap samping merupakan asap
tembakau yang disebarkan ke udara bebas, yang akan dihirup oleh orang
lain atau perokok pasif. Terdapat 4000 jenis bahan kimia dalam rokok, dan
40 jenis di antaranya bersifat karsinogenik (dapat menyebabkan kanker),
dimana bahan racun ini lebih banyak didapatkan pada asap samping.
Misalnya karbon monoksida, 5 kali lipat lebih banyak ditemukan pada
asap samping daripada asap utama , benzopiren 3 kali, dan ammonia 50
kali. Bahan bahan ini dapat bertahan di ruangan berjam jam lamanya.

B. Penyakit Akibat Merokok

Merokok dapat menyebabkan perubahan struktur dan fungsi saluran


pernapasan dan jaringan paru-paru.
Akibat perubahan anatomi saluran pernapasan tersebut, pada perokok akan
timbul perubahan fungsi paru-paru. Merokok juga merupakan penyebab
timbulnya penyakit obstruksi paru menahun, termasuk emfisema
(pembengkakan paru-paru), bronkitis kronis. Dan asma.
Merokok menjadi pemicu utama penyebab penyakit kanker paru-paru.
Hubungan tersebut telah diteliti dan akhirnya secara tegas memang bahwa
rokok sebagai penyebab utama kanker paru-paru. Dibandingkan dengan
bukan seorang perokok, kemungkinan timbulnya kenker paru-paru pada
perokok mencapai 10-30 kali lipat.
Gangguan yang ditimbulkan akibat merokok antara lain sebagai berikut.

1. Jantung Koroner

Merokok menjadi faktor utama penyebab penyakit pembuluh darah


jantung koroner. Merokok juga berakibat buruk bagi pembuluh darah otak
dan pembuluh darah perifer.

2. Stroke

Penyumbatan pembuluh darah otak yang bersifat mendadak sehingga


pecah banyak dikaitkan dengan kegiatan merokok. Risiko stroke dan risiko
kematian lebih tinggi pada perokok dibandingkan bukan perokok

3. Memudahkan Terjangkit AIDS

Dalam penelitian yang banyak dilakukan di amerika serikat dan inggris,


didapatkan kebiasaan merokok memperbesar kemungkinan timbulnya
AIDS pada pengidap HIV. Pada kelompok perokok, AIDS timbul rata-rata
dalam 8,17 bulan, sedangkan pada kelompok bukan perokok timbul
setelah 14,5 bulan. Ternyata merokok menurunkan kekebalan tubuh
sehingga lebih mudah terkena AIDS.

4. Gangguan Fisiologis

Nikotin menyebabkan ketagihan. Selain itu, nikotin juga merangsang


pelepasan andrenalin, meningkatan frekuensi jantung, tekanan darah, dan
kebutuhan oksigen jantung. Nikotin juga mengganggu kerja saraf, otak,
dan banyak bagian tubuh lainnya. Nikotin juga dapat mengaktifkan
trombositsehingga terjadi adhesi (penempelan) trombosit ke dalam
pembuluh darah.
Karbon monoksida melarutkan hemoglobin, sehingga persediaan opksigen
untuk jaringan tubuh menurun. CO menggantikan tempat oksigen di
hemoglobin, mengganggu pelepasan oksigen, dan mempercepat
aterosklerosis (pengapuran/penebalan dinding pembuluh darah). CO
membuat darah mengental dan mudah menggumpal.

SISTEM PERNAPASAN VERTEBRATA

Vertebrata terdiri dari lima kelompok, yaitu ikan, katak, reptilia, burung
dan mamalia.Kelima anggota vertebrata tersebut memiliki susunan alat
dan sisitem pernapasan berbeda. Akan dibahas Sbb.

A. Sistem Pernapasan Pada Ikan


Ikan hanya dapat hidup di air dan mempunyai alat pernapasan yang
khusus. Ikan bernapasa dengan insang yang terdapat pada sisi kanan dan
kiri kepala. Ikan bertulang sejati misalnya ikan mas, mempunyai tutup
insang atau disebut operculum. Insang mempunyai lembaran yang halus
yang banyak mengandung kapiler darah sehingga berwarna merah.
Pada beberapa jenis ikan, rongga insangnya meluas membentuk lipatan
tidak teratur yang disebut labirin. Rongga labirin berguna untuk
menyimpan udara sehingga ikan tersebut dapat hidup di lingkungan yang
kurang oksigen.

B. Sistem Pernapasan Pada Katak

Katak mempunyai daur hidup di dua alam yang berbeda yaitu di darat dan
di air. Oleh karena itu katak disebut hewan amfibi. Waktu katak masih
berbentuk larva, berudu hidup di air dan bernapas dengan insang. Berudu
memiliki 3 pasang insang luar yang terdapat di belakang kepala. Insang
luar terdiri atas lembaran halus yang banyak mengandung kapiler darah.
Apabila insang ini bergetar, maka air disekelilingnya selalu berganti dan
oksigen yang larut dari air di sekeliling insang ini berdifusi masuk ke
dalam pembuluh kapiler darah.
Seiring dengan pertumbuhan berudu, timbul celah insang dan terbentuk
insang dalam. Insang dalam mempunyai tutup insang seperti pada ikan.
Kemudian berudu perlahan-lahan menjadi katak dewasa. Katak dewasa
bernapas menggunakan paru-paru dan kulit. Jika dari kulit Oksigen dari
udara berdifusi melalui kulit yang basah kiemudian masuk ke pembuluh
kapiler darah. Oleh karena itu katak sering berada di tempat berair supaya
kulitnya tetap lembab. Selain itu selaput kulit pada rongga mulutnya juga
di gunakan untuk memasukkan oksigen ke dalam darah secara difusi.

C. Sistem Pernapasan Pada Reptilia

Secara umum reptilia bernapas menggunakan paru-paru. Tetapi pada


beberapa reptilia, pengambilan oksigen dibantu oleh lapisan kulit disekitar
kloaka.
Pada reptilia umumnya udara luar masuk melalui lubang hidung, trakea,
bronkus, dan akhirnya ke paru-paru. Lubang hidung terdapat di ujung
kepala atau moncong. Udara keluar dan masuk ke dalam paru-paru karena
gerakan tulang rusuk.

D. Sistem Pernapsan Pada Burung

Burung ketika terbang digerakan oleh otot-otot dada. Ketika terbang


gerakan otot dada dapat mengganggu pengambilan oksigen oleh paru-
paru. Oleh karena itu, selain dengan bernapas dengan paru-paru, burung
mempunyai alat bantu yang bernama kantong udara. Kantong udara
mempunyai fungsi :
1. membantu pernapasan pada waktu terbang
2. membantu memperbesar ruang siring sehingga dapat memperkeras
suara
3. menyelubungi alat-alat dalam rongga tubuh hingga tidak kedinginan
4. membantu mencegah hilangnya panas badan yang terlalu besar
Saluran pernapasan yang terdiri atas lubang hidung, trakea, bronkus, dan
paru-paru. Pada percabangan tenggorokan terdapat alat suara atau siring.
Siring adalah selaput suara yang bergetar dan menghasilkan bunyi jika
dilewati udara.
REPRODUKSI

Sistem Reproduksi Vertebrata

Reproduksi seksual pada vertebrata diawali dengan perkawinan yang diikuti


dengan terjadinya fertilisasi. Fertilisasi tersebut kemudian menghasilkan zigot
yang akan berkembang menjadi embrio.

Fertilisasi pada vertebrata dapat terjadi secara eksternal atau secara internal.

Fertilisasi eksternal merupakan penyatuan sperma dan ovum di luar tubuh hewan
betina, yakni berlangsung dalam suatu media cair, misalnya air. Contohnya pada
ikan (pisces) dan amfibi (katak).

Fertilisasi internal merupakan penyatuan sperma dan ovum yang terjadi di dalam
tubuh hewan betina. Hal ini dapat terjadi karena adanya peristiwa kopulasi, yaitu
masuknya alat kelamin jantan ke dalam alat kelamin betina. Fertilisasi internal
terjadi pada hewan yang hidup di darat (terestrial), misalnya hewan dari kelompok
reptil, aves dan

Mamalia.
Setelah fertilisasi internal, ada tiga cara perkembangan embrio dan kelahiran
keturunannya, yaitu dengan cara ovipar, vivipar dan ovovivipar.

Ovipar (Bertelur)

Ovipar merupakan embrio yang berkembang dalam telur dan dilindungi oleh
cangkang. Embrio mendapat makanan dari cadangan makanan yang ada di dalam
telur. Telur dikeluarkan dari tubuh induk betina lalu dierami hingga menetas
menjadi anak. Ovipar terjadi pada burung dan beberapa jenis reptil.

Vivipar (Beranak)

Vivipar merupakan embrio yang berkembang dan mendapatkan makanan dari


dalam uterus (rahim) induk betina. Setelah anak siap untuk dilahirkan, anak akan
dikeluarkan dari vagina induk betinanya. Contoh hewan vivipar adalah kelompok
mamalia (hewan yang menyusui), misalnya kelinci dan kucing.

Ovovivipar (Bertelur dan Beranak)

Ovovivipar merupakan embrio yang berkembang di dalam telur, tetapi telur


tersebut masih tersimpan di dalam tubuh induk betina. Embrio mendapat makanan
dari cadangan makanan yang berada di dalam telur. Setelah cukup umur, telur
akan pecah di dalam tubuh induknya dan anak akan keluar dari vagina induk
betinanya. Contoh hewan ovovivipar adalah kelompok reptil (kadal) dan ikan hiu.
1.Reproduksi Ikan

Ikan merupakan kelompok hewan ovipar, ikan betina


dan ikan jantan tidak memiliki alat kelamin luar. Ikan betina tidak mengeluarkan
telur yang bercangkang, namun mengeluarkan ovum yang tidak akan berkembang
lebih lanjut apabila tidak dibuahi oleh sperma. Ovum tersebut dikeluarkan dari
ovarium melalui oviduk dan dikeluarkan melalui kloaka. Saat akan bertelur, ikan
betina mencari tempat yang rimbun olehtumbuhan air atau diantara bebatuan di
dalam air.

Bersamaan dengan itu, ikan jantan juga mengeluarkan sperma dar testis yang
disalurkan melalui saluran urogenital (saluran kemih sekaligus saluran sperma)
dan keluar melalui kloaka, sehingga terjadifertilisasi di dalam air (fertilisasi
eksternal). Peristiwa ini terus berlangsung sampai ratusan ovum yang dibuahi
melekat pada tumbuhan air atau pada celah-celah batu.
Telur-telur yang telah dibuahi tampak seperti bulatan-bulatan kecil berwarna
putih. Telur-telur ini akan menetas dalam waktu 24 – 40 jam.

Anak ikan yang baru menetas akan mendapat makanan pertamanya dari sisa
kuning telurnya, yang tampak seperti gumpalan di dalam perutnya yang masih
jernih. Dari sedemikian banyaknya anak ikan, hanya beberapa saja yang dapat
bertahan hidup.

2.Reproduksi Amfibi (Amphibia)


Kelompok amfibi, misalnya katak, merupakan jenis hewan ovipar. Katak jantan
dan katak betina tidak memiliki alat kelamin luar. Pembuahan katak terjadi di luar
tubuh. Pada saat kawin, katak jantan dan katak betina akan melakukan ampleksus,
yaitu katak jantan akan menempel pada punggung katak betina dan menekan perut
katak betina. Kemudian katak betina akan mengeluarkan ovum ke dalam air.
Setiap ovum yang dikeluarkan diselaputi oleh selaput telur (membran vitelin).
Sebelumnya, ovum katak yang telah matang dan berjumlah sepasang ditampung
oleh suatu corong. Perjalanan ovum dilanjutkan melalui oviduk.

Dekat pangkal oviduk pada katak betina dewasa, terdapat saluran yang
menggembung yang disebut kantung telur (uterus). Oviduk katak betina terpisah
dengan ureter. Oviduk nya berkelok-kelok dan bermuara di kloaka.

Segera setelah katak betina mengeluarkan ovum, katak jantan juga akan menyusul
mengeluarkan sperma. Sperma dihasilkan oleh testis yang berjumlah sepasang dan
disalurkan ke dalam vas deferens. Vas deferens katak jantan bersatu dengan
ureter. Dari vas deferens sperma lalu bermura di kloaka. Setelah terjadi fertilisasi
eksternal, ovum akan diselimuti cairan kental sehingga kelompok telur tersebut
berbentuk gumpalan telur.
Gumpalan telur yang telah dibuahi kemudian berkembang menjadi berudu.
Berudu awal yang keluar dari gumpalan telur bernapas dengan insang dan melekat
pada tumbuhan air dengan alat hisap.

Makanannya berupa fitoplankton sehingga berudu tahap awal merupakan


herbivora. Berudu awal kemudian berkembang dari herbivora menjadi karnivora
atau insektivora (pemakan serangga). Bersamaan dengan itu mulai terbentuk
lubang hidung dan paru-paru, serta celah-celah insang mulai tertutup. Selanjutnya
celah insang digantikan dengan anggota gerak depan.

Setelah 3 bulan sejak terjadi fertilisasi, mulailah terjadi metamorfosis. Anggota


gerak depan menjadi sempurna. Anak katak mulai berani mucul ke permukaan air,
sehingga paru-parunya mulai berfungsi. Pada saat itu, anak katak bernapas dengan
dua organ, yaitu insang dan paru-paru. Kelak fungsi insang berkurang dan
menghilang, sedangkan ekor makin memendek hingga akhirnya lenyap. Pada saat
itulah metamorfosis katak selesai.

3.Reproduksi Reptil (Reptilia)

Kelompok reptil seperti kadal,


ular dan kura-kura merupakan hewan-hewan yang fertilisasinya terjadi di dalam
tubuh (fertilisasi internal). Umumnya reptil bersifat ovipar, namun ada juga reptil
yang bersifat ovovivipar, seperti ular garter dan kadal. Telur ular garter atau kadal
akan menetas di dalam tubuh induk betinanya. Namun makanannya diperoleh dari
cadangan makanan yang ada dalam telur. Reptil betina menghasilkan ovum di
dalam ovarium. Ovum kemudian bergerak di sepanjang oviduk menuju kloaka.
Reptil jantan menghasilkan sperma di dalam testis. Sperma bergerak di sepanjang
saluran yang langsung berhubungan dengan testis, yaitu epididimis. Dari
epididimis sperma bergerak menuju vas deferens dan berakhir di hemipenis.
Hemipenis merupakan dua penis yang dihubungkan oleh satu testis yang dapat
dibolak-balik seperti jari-jari pada sarung tangan karet. Pada saat kelompok hewan
reptil mengadakan kopulasi, hanya satu hemipenis saja yang dimasukkan ke
dalam saluran kelamin betina.

Ovum reptil betina yang telah dibuahi sperma akan melalui oviduk dan pada saat
melalui oviduk, ovum yang telah dibuahi akan dikelilingi oleh cangkang yang
tahan air. Hal ini akan mengatasi persoalan setelah telur diletakkan dalam
lingkungan basah. Pada kebanyakan jenis reptil, telur ditanam dalam tempat yang
hangat dan ditinggalkan oleh induknya. Dalam telur terdapat persediaan kuning
telur yang berlimpah.

Hewan reptil seperti kadal, iguana laut, beberapa ular dan kura-kura serta berbagai
jenis buaya melewatkan sebagian besar hidupnya di dalam air. Namun mereka
akan kembali ke daratan ketika meletakkan telurnya.

4.Reproduksi Burung (Aves)


Kelompok burung merupakan hewan ovipar. Walaupun kelompok buruk tidak
memiliki alat kelamin luar, fertilisasi tetap terjadi di dalam tubuh. Hal ini
dilakukan dengan cara saling menempelkan kloaka.

Pada burung betina hanya ada satu ovarium, yaitu ovarium kiri. Ovarium kanan
tidak tumbuh sempurna dan tetap kecil yang disebut rudimenter. Ovarium dilekati
oleh suatu corong penerima ovum yang dilanjutkan oleh oviduk. Ujung oviduk
membesar menjadi uterus yang bermuara pada kloaka. Pada burung jantan
terdapat sepasang testis yang berhimpit dengan ureter dan bermuara di kloaka.

Fertilisasi akan berlangsung di daerah ujung oviduk pada saat sperma masuk ke
dalam oviduk. Ovum yang telah dibuahi akan bergerak mendekati kloaka. Saat
perjalanan menuju kloaka di daerah oviduk, ovum yang telah dibuahi sperma akan
dikelilingi oleh materi cangkang berupa zat kapur.

Telur dapat menetas apabila dierami oleh induknya. Suhu tubuh induk akan
membantu pertumbuhan embrio menjadi anak burung. Anak burung menetas
dengan memecah kulit telur dengan menggunakan paruhnya. Anak burung yang
baru menetas masih tertutup matanya dan belum dapat mencari makan sendiri,
serta perlu dibesarkan dalam sarang.
5.Reproduksi Mamalia (Mammalia)

Semua jenis mamalia, misalnya sapi, kambing dan marmut merupakan hewan
vivipar (kecuali Platypus). Mamalia jantan dan betina memiliki alat kelamin luar,
sehingga pembuahannya bersifat internal. Sebelum terjadi pembuahan internal,
mamalia jantan mengawini mamalia betina dengan cara memasukkan alat kelamin
jantan (penis) ke dalam liang alat kelamin betina (vagina).
Ovarium menghasilkan ovum yang kemudian bergerak di sepanjang oviduk
menuju uterus. Setelah uterus, terdapat serviks (liang rahim) yang berakhir pada
vagina.

Testis berisi sperma, berjumlah sepasang dan terletak dalam skrotum. Sperma
yang dihasilkan testis disalurkan melalui vas deferens yang bersatu dengan ureter.
Pada pangkal ureter juga bermuara saluran prostat dari kelenjar prostat. Kelenjar
prostat menghasilkan cairan yang merupakan media tempat hidup sperma.

Sperma yang telah masuk ke dalam serviks akan bergerak menuju uterus dan
oviduk untuk mencari ovum. Ovum yang telah dibuahi sperma akan membentuk
zigot yang selanjutnya akan menempel pada dinding uterus. Zigot akan
berkembang menjadi embrio dan fetus. Selama proses pertumbuhan dan
perkembangan zigot menjadi fetus, zigot membutuhkan banyak zat makanan dan
oksigen yang diperoleh dari uterus induk dengan perantara plasenta (ari-ari) dan
tali pusa
Alat respirasi adalah alat atau bagian tubuh tempat 02 dapat berdifusi masuk
dan sebaliknya C02 dapat berdifusi keluar.

Alat respirasi pada hewan bervariasi antara hewan yang satu dengan hewan
yang lain, ada yang berupa paru-paru, insang, kulit, trakea, dan paruparu
buku, bahkan ada beberapa organisme yang belum mempunyai alat khusus
sehingga oksigen berdifusi langsung dari lingkungan ke dalam tubuh,
contohnya pada hewan bersel satu, porifera, dan coelenterata. Pada ketiga
hewan ini oksigen berdifusi dari lingkungan melalui rongga tubuh.

Gbr. Berbagai macam alat respirasi pada hewan

1. Alat Respirasi pada Serangga

Corong hawa (trakea) adalah alat pernapasan yang dimiliki oleh serangga dan
arthropoda lainnya. Pembuluh trakea bermuara pada lubang kecil yang ada di
kerangka luar (eksoskeleton) yang disebut spirakel. Spirakel berbentuk
pembuluh silindris yang berlapis zat kitin, dan terletak berpasangan pada
setiap segmen tubuh. Spirakel
men punyai katup yang dikontrol oleh otot sehingga membuka dan
menutupnya spirakel terjadi secara teratur. Pada umumnya spirakel terbuka
selama serangga terbang, dan tertutup saat serangga beristirahat.
Gbr. Trakea pada serangga

Oksigen dari luar masuk lewat spirakel. Kemudian udara dari spirakel menuju
pembuluh-pembuluh trakea dan selanjutnya pembuluh trakea bercabang lagi
menjadi cabang halus yang disebut trakeolus sehingga dapat mencapai
seluruh jaringan dan alat tubuh bagian dalam. Trakeolus tidak berlapis kitin,
berisi cairan, dan dibentuk oleh sel yang disebut trakeoblas. Pertukaran gas
terjadi antara trakeolus dengan sel-sel tubuh. Trakeolus ini mempunyai fungsi
yang sama dengan kapiler pada sistem pengangkutan (transportasi) pada
vertebrata.

Mekanisme pernapasan pada serangga, misalnya belalang, adalah sebagai


berikut :

Jika otot perut belalang berkontraksi maka trakea mexrupih sehingga udara
kaya COZ keluar. Sebaliknya, jika otot perut belalang berelaksasi maka
trakea kembali pada volume semula sehingga tekanan udara menjadi lebih
kecil dibandingkan tekanan di luar sebagai akibatnya udara di luar yang kaya
02 masuk ke trakea.

Sistem trakea berfungsi mengangkut OZ dan mengedarkannya ke seluruh


tubuh, dan sebaliknya mengangkut C02 basil respirasi untuk dikeluarkan dari
tubuh. Dengan demikian, darah pada serangga hanya berfungsi mengangkut
sari makanan dan bukan untuk mengangkut gas pernapasan.

Di bagian ujung trakeolus terdapat cairan sehingga udara mudah berdifusi ke


jaringan. Pada serangga air seperti jentik nyamuk udara diperoleh dengan
menjulurkan tabung pernapasan ke perxnukaan air untuk mengambil udara.

Serangga air tertentu mempunyai gelembung udara sehingga dapat


menyelam di air dalam waktu lama. Misalnya, kepik Notonecta sp.
mempunyai gelembung udara di organ yang menyerupai rambut pada
permukaan ventral. Selama menyelam, O2 dalam gelembung dipindahkan
melalui sistem trakea ke sel-sel pernapasan.

Selain itu, ada pula serangga yang mempunyai insang trakea yang berfungsi
menyerap udara dari air, atau pengambilan udara melalui cabang-cabang
halus serupa insang. Selanjutnya dari cabang halus ini oksigen diedarkan
melalui pembuluh trakea.

2. Alat Pernapasan pada Kalajengking dan Laba-laba

Kalajengking dan laba-laba besar (Arachnida) yang hidup di darat memiliki


alat pernapasan berupa paru-paru buku, sedangkan jika hidup di air bernapas
dengan insang buku.

Paru-paru buku memiliki gulungan yang


berasal dari invaginasi perut. Masing-
masing paru-paru buku ini memiliki
lembaran-lembaran tipis (lamela) yang
tersusun berjajar. Paruparu buku ini
juga memiliki spirakel tempat masuknya
oksigen dari luar.

Keluar masuknya udara disebabkan oleh


gerakan otot yang terjadi secara
teratur.

Gbr. Irisan melintanK paru-paru buku


pada laba-laba

Baik insang buku maupun paru-paru buku keduanya mempunyai fungsi yang
sama seperti fungsi paru-paru pada vertebrata.

3. Alat Pernapasan pada Ikan

Insang dimiliki oleh jenis ikan (pisces). Insang berbentuk lembaran-lembaran


tipis berwarna merah muda dan selalu lembap. Bagian terluar dare insang
berhubungan dengan air, sedangkan bagian dalam berhubungan erat dengan
kapiler-kapiler darah. Tiap lembaran insang terdiri dare sepasang filamen, dan
tiap filamen mengandung banyak lapisan tipis (lamela). Pada filamen terdapat
pembuluh darah yang memiliki banyak kapiler sehingga memungkinkan OZ
berdifusi masuk dan CO2 berdifusi keluar. Insang pada ikan bertulang sejati
ditutupi oleh tutup insang yang disebut operkulum, sedangkan insang pada
ikan bertulang rawan tidak ditutupi oleh operkulum.

Insang tidak saja berfungsi sebagai alat pernapasan tetapi dapat pula
berfungsi sebagai alat ekskresi garam-garam, penyaring makanan, alat
pertukaran ion, dan osmoregulator. Beberapa jenis ikan mempunyai labirin
yang merupakan perluasan ke atas dari insang dan membentuk lipatan-
lipatan sehingga merupakan rongga-rongga tidak teratur. Labirin ini berfungsi
menyimpan cadangan 02 sehingga ikan tahan pada kondisi yang kekurangan
02. Contoh ikan yang mempunyai labirin adalah: ikan gabus dan ikan lele.
Untuk menyimpan cadangan 02, selain dengan labirin, ikan mempunyai
gelembung renang yang terletak di dekat punggung.

Mekanisme pernapasan pada ikan melalui 2 tahap, yakni inspirasi dan


ekspirasi. Pada fase inspirasi, 02 dari air masuk ke dalam insang kemudian 02
diikat oleh kapiler darah untuk dibawa ke jaringan-jaringan yang
membutuhkan. Sebaliknya pada fase ekspirasi, C02 yang dibawa oleh darah
dari jaringan akan bermuara ke insang dan dari insang diekskresikan keluar
tubuh.

Selain dimiliki oleh ikan, insang juga dimiliki oleh katak pada fase berudu,
yaitu insang luar. Hewan yang memiliki insang luar sepanjang hidupnya
adalah salamander.

4. Alat Pernapasan pada Katak

Pada katak, oksigen berdifusi lewat selaput rongga mulut, kulit, dan paru-
paru. Kecuali pada fase berudu bernapas dengan insang karena hidupnya di
air. Selaput rongga mulut dapat berfungsi sebagai alat pernapasan karma
tipis dan banyak terdapat kapiler yang bermuara di tempat itu. Pada saat
terjadi gerakan rongga mulut dan faring, Iubang hidung terbuka dan glotis
tertutup sehingga udara berada di rongga mulut dan berdifusi masuk melalui
selaput rongga mulut yang tipis. Selain bernapas dengan selaput rongga
mulut, katak bernapas pula dengan kulit, ini dimungkinkan karma kulitnya
selalu dalam keadaan basah dan mengandung banyak kapiler sehingga gas
pernapasan mudah berdifusi. Oksigen yang masuk lewat kulit akan melewati
vena kulit (vena kutanea) kemudian dibawa ke jantung untuk diedarkan ke
seluruh tubuh. Sebaliknya karbon dioksida dari jaringan akan di bawa ke
jantung, dari jantung dipompa ke kulit dan paru-paru lewat arteri kulit pare-
paru (arteri pulmo kutanea). Dengan demikian pertukaran oksigen dan
karbon dioksida dapat terjadi di kulit.

Selain bernapas dengan selaput rongga


mulut dan kulit, katak bernapas juga
dengan paruparu walaupun paru-
parunya belum sebaik paru-paru
mamalia.

Katak mempunyai sepasang paru-paru


yang berbentuk gelembung tempat
bermuaranya kapiler darah. Permukaan
paru-paru diperbesar oleh adanya
bentuk- bentuk seperti kantung
sehingga gas pernapasan dapat
berdifusi. Paru-paru dengan rongga
mulut dihubungkan oleh bronkus yang Gbr. alat pernafasan katak

pendek.
Dalam paru-paru terjadi mekanisme
inspirasi dan ekspirasi yang
keduanya terjadi saat mulut
tertutup. Fase inspirasi adalah saat
udara (kaya oksigen) yang masuk
lewat selaput rongga mulut dan kulit
berdifusi pada gelembung-
gelembung di paru-paru. Mekanisme
inspirasi adalah sebagai berikut.
Otot Sternohioideus berkonstraksi
sehingga rongga mulut membesar,
akibatnya oksigen masuk melalui
Gbr. Mekanisme pernafasan katak koane.
Setelah itu koane menutup dan otot rahang bawah dan otot geniohioideus
berkontraksi sehingga rongga mulut mengecil. Mengecilnya rongga mulut
mendorong oksigen masuk ke paru-paru lewat celah-celah. Dalam paru-paru
terjadi pertukaran gas, oksigen diikat oleh darah yang berada dalam kapiler
dinding paru-paru dan sebaliknya, karbon dioksida dilepaskan ke lingkungan.
Mekanisme ekspirasi adalah sebagai berikut. Otot-otot perut dan
sternohioideus berkontraksi sehingga udara dalam paru-paru tertekan keluar
dan masuk ke dalam rongga mulut. Celah tekak menutup dan sebaliknya
koane membuka. Bersamaan dengan itu, otot rahang bawah berkontraksi
yang juga diikuti dengan berkontraksinya geniohioideus sehingga rongga
mulut mengecil. Dengan mengecilnya rongga mulut maka udara yang kaya
karbon dioksida keluar.

5. Alat Pernapasan pada Reptilia

Paru-paru reptilia berada dalam rongga dada dan dilindungi oleh tulang rusuk.
Paru-paru reptilia lebih sederhana, hanya dengan beberapa lipatan dinding
yang berfungsi memperbesar permukaan pertukaran gas. Pada reptilia
pertukaran gas tidak efektif.

Pada kadal, kura-kura, dan buaya paru-paru lebih kompleks, dengan


beberapa belahanbelahan yang membuat paru-parunya bertekstur seperti
spon. Paru-paru pada beberapa jenis kadal misalnya bunglon Afrika
mempunyai pundi-pundi hawa cadangan yang memungkinkan hewan tersebut
melayang di udara.

6. Alat Pernapasan pada Burung

Pada burung, tempat berdifusinya gas pernapasan hanya terjadi di paru-paru.


Paru-paru burung berjumlah sepasang dan terletak dalam rongga dada yang
dilindungi oleh tulang rusuk.

Jalur pernapasan pada burung berawal di lubang hidung. Pada tempat ini,
udara masuk kemudian diteruskan pada celah tekak yang terdapat pada
dasar faring yang menghubungkan trakea. Trakeanya panjang berupa pipa
bertulang rawan yang berbentuk cincin, dan bagian akhir trakea bercabang
menjadi dua bagian, yaitu bronkus kanan dan bronkus kiri. Dalam bronkus
pada pangkal trakea terdapat sirink yang pada bagian dalamnya terdapat
lipatan-lipatan berupa selaput yang dapat bergetar. Bergetarnya selaput itu
menimbulkan suara. Bronkus bercabang lagi menjadi mesobronkus yang
merupakan bronkus sekunder dan dapat dibedakan menjadi ventrobronkus (di
bagian ventral) dan dorsobronkus ( di bagian dorsal). Ventrobronkus
dihubungkan dengan dorsobronkus, oleh banyak parabronkus (100 atau
lebih).

Parabronkus berupa tabung tabung kecil. Di parabronkus bermuara banyak


kapiler sehingga memungkinkan udara berdifusi. Selain paru-paru, burung
memiliki 8 atau 9 perluasan paru-paru atau pundi-pundi hawa (sakus
pneumatikus) yang menyebar sampai ke perut, leher, dan sayap. Pundi-pundi
hawa berhubungan dengan paru-paru dan berselaput tipis. Di pundi-pundi
hawa tidak terjadi difusi gas pernapasan; pundi-pundi hawa hanya berfungsi
sebagai penyimpan cadangan oksigen dan meringankan tubuh. Karena
adanya pundi-pundi hawa maka pernapasan pada burung menjadi efisien.
Pundi-pundi hawa terdapat di pangkal leher (servikal), ruang dada bagian
depan (toraks anterior), antara tulang selangka (korakoid), ruang dada
bagian belakang (toraks posterior), dan di rongga perut (kantong udara
abdominal).

Masuknya udara yang kaya oksigen ke paru-paru (inspirasi) disebabkan


adanya kontraksi otot antartulang rusuk (interkostal) sehingga tulang rusuk
bergerak keluar dan tulang dada bergerak ke bawah. Atau dengan kata lain,
burung mengisap udara dengan cara memperbesar rongga dadanya sehingga
tekanan udara di dalam rongga dada menjadi kecil yang mengakibatkan
masuknya udara luar. Udara luar yang masuk sebagian kecil tinggal di paru-
paru dan sebagian besar akan diteruskan ke pundi- pundi hawa sebagai
cadangan udara.

Udara pada pundi-pundi hawa dimanfaatkan hanya pada saat udara (OZ) di
paruparu berkurang, yakni saat burung sedang mengepakkan sayapnya. Saat
sayap mengepak atau diangkat ke atas maka kantung hawa di tulang
korakoid terjepit sehingga oksigen pada tempat itu masuk ke paru-paru.
Sebaliknya, ekspirasi terjadi apabila otot interkostal relaksasi maka tulang
rusuk dan tulang dada kembali ke posisi semula, sehingga rongga dada
mengecil dan tekanan menjadi lebih besar dari tekanan di udara luar
akibatnya udara dari paru-paru yang kaya karbon dioksida keluar. Bersamaan
dengan mengecilnya rongga dada, udara dari kantung hawa masuk ke paru-
paru dan terjadi pelepasan oksigen dalam pembuluh kapiler di paru-paru.
Jadi, pelepasan oksigen di paru-paru dapat terjadi pada saat ekspirasi
maupun inspirasi.

Bagan pernapasan pada burung di saat hinggap adalah sebagai berikut.

Burung mengisap udara  udara mengalir lewat bronkus ke pundi-pundi


hawa bagian belakang  bersamaan dengan itu udara yang sudah ada di
paru-paru mengalir ke pundipundi hawa  udara di pundi-pundi belakang
mengalir ke paru-paru  udara menuju pundipundi hawa depan.

Kecepatan respirasi pada berbagai hewan berbeda bergantung dari berbagai


hal, antara lain, aktifitas, kesehatan, dan bobot tubuh.
PENGELOMPOKAN HEWAN VERTEBRATA DAN
AVERTEBRATA

Pengelompokan hewan
Hewan dapat dikelompokan menjadi 2 kelompok yaitu berdasarkan ada tidaknya
tulang belakang. Invertebrata (hewan yang tidak memiliki tulang belakang) dan
Vertebrata (hewan yang memiliki tulang belakang).

Invertebrata
Hewan invertebrata banyak sekali disekitar kita misalnya, bekicot, kerang, udang,
cumi-cumi, cacing, kupu-kupu, dan lebah. Anggota hewan invertebrata mencapai
90% dari semua spesies hewan yang ada di darat maupun di air dengan ukuran
ubuh yang bervariasi. Berikut ini kita akan membahas tentang beberapa anggota
filum invertebrata.
Filum Porifera
Porifera berasal darai kata porus (lubang-lubang kecil) dan fera (mengandung).
Jadi, porifera berarti hewan yang memiliki pori. Porifera merupakan hewan
metazoan paling sederhana yang memiliki banyak sel. Makanan porifera berupa
plangton atau bahan organic yang masuk bersama air yang melewati pori. Porifera
memiliki 3 tipe saluran air yaitu tipe askon, tipe sikon, dan leukon/argon. Porifera
bisa bereproduksi dengan cara aseksual dengan membentuk kuncup dan seksual.
Filum porifera memiliki 3 kelas antaranya :
a. Kelas Calcarea
b.Kelas Hexactinellida
c. Kelas Demospongiae
Filum Coelenterata.
Coelenterata berasal dai kata yunani , koilos (rongga) dan enteron(usus). Jadi,
Coelenterata adalah hewan yang berongga. Coelenterate termasuk metazoan yang
bersifat diploblastik, bentuk tubuh simetri radial, mulut dikelilingi oleh tentakel
yang berfungsi untuk menangkap mangsa, alat gerak dan alat pertahanan.
Reproduksi berlangsung secara aseksual dan seksual. Coelenterate dapat
digolongkan menjadi tiga kelas yaitu
a. Kelas Hyrdozoa
b. Kelas Scyphozoa
c. Kelas Anthozoa
Filum Platyhelminthes
Platyhelminthes merupakan kelompok cacing yang tubuhnya berbentuk pipih
(platy = pipih, helminthes = cacing). Cacing pipih merupakan hewan triploblastik
aselomata. Hewan ini tidak memiliki system peredaran darah dan respirasi, alat
pencernaannya tidak sempurna dan alat ekskresinya berupa sel api. Filum
Platyhelminthes dikelompokan menjadi 3 kelas yaitu:
a. Kelas Turbellaria (cacing bersilia/berbulu getar)
b. Kelas Trematoda (cacing isap)
c. Kelas Cestoda (cacing pita)
Filum Nemahelminthes
Filum Nemathelminthes merupakan hewan triploblastik pseudoselomata. Nama
nemathelminthes berasal dari bahasa yunani (nematos = benang, helminthes =
cacing). Anggota kelompok cacing ini memiliki tubuh bulat panjang dan tidak
bersegmen. Oleh sebab itu, cacing benang dikenal juga dengan cacing gilik. Pada
umumnya permukaan tubuh cacing gilik ditutupi oleh lapisan kutikula.
Filum Annelida
Kata annelida berasal dari bahasa yunani, yaitu annulus yang berarti gelang atau
segmen . Jadi , Annelida dapat diartikan sebagai cacing yang bertubuhnya
bersegmen-segmen menyerupai cincin/gelang. Filum annelida memiliki tiga
lapisan dinding tubuh (triploblastik). Cacing ini memilki sistem peredaran darah
tertutup, sistem saraf, sistem pencernaan, sistem reproduksi, sistem ekskresi dan
sistem pernapasan. Sisa metabolisme diekskresikan melalui nefridium dan
pernapasan biasa dilakukan oleh seluruh permukaan tubuhnya. Filum Annelida
dapat dikelompokan menjadi 3 kelas yaitu :
a. Kelas Polychaeta
b. Kelas Oligochaeta
c. Kelas Hirudinea
Filum Mollusca
Nama filum Mollusca berasal dari bahasa latin, mollus berarti lunak. Jadi
mollusca berarti hewan yang bertubuh lunak. Mollusca termasuk hewan
triploblastik. Filum Mollusca memiliki tubuh lunak, simetri bilateral, dan tidak
beruas-ruas. Memiliki mantel yang dapat membuat cangkang dari bahan CaCO3
dan kelenjar lendir. Bersifat kosmopolit, memiliki sistem pencernaan, sistem
peredaran darah, sistem ekskresi, sistem saraf, sistem reproduksi dan sistem otot.
Alat-alat tersebut dibungkus oleh mantel yang terbuat dari jaringan khusus. Filum
Mollusca dapat dikelompokkan menjadi 5 kelas yaitu:
a. Kelas Amphineura
b. Kelas Gastropoda
c. Kelas Pelecypoda
d. Kelas Scaphopoda
e. Kelas Cephalopoda
Filum Arthropoda
Nama Filum Arthropoda berasal dari kata arthros = ruas, podos = kaki. Jadi,
arthropoda adalah hewan yang memiliki kaki yang beruas-ruas. Arthropoda
merupakan hewan triploblastik selomata, tubuhnya simetris bilateral dan
terbungkus oleh zat kitin. Arthropoda memiliki sistem pencernaan yang
sempurna, sistem peredaran darahnya terbuka, bernafas dengan trakea, insang,
paru-paru buku atau melalui seluruh permukaan tubuhnya. Sisa metabolismenya
diekskresikan melalui pembuluh malpighi dan reproduksinya dilakukan secara
aseksual dan seksual. Arthropoda dikelompokkan menjadi 5 kelas yaitu:
a. Kelas Crustacea
b. Kelas Insecta
c. Kelas Diplopoda
d. Kelas Chilopoda
e. Kelas Arachnida
Filum Echinodermata
Nama Filum Echinodermata berasal dari kata yunani echinos (duri) dan derma
(kulit). Jadi, echinodermata berarti hewan yang memiliki kulit berduri.
Echinodermata termasuk hewan triploblastik selomata, semua anggotanya hidup
di laut. Bentuk tubuhnya pada saat dewasa simetris radial, sedangkan larvanya
berupa simetris bilateral. Saluran pencernaan sederhana dan ada beberapa jenis
yang tidak memiliki anus. Echinodermata dapat dikelompokkan atas 5 kelas yaitu:
a. Kelas Asteroidea (bintang laut)
b. Kelas Echinoidea (landak laut)
c. Kelas Ophiuroidea (bintang ular)
d. Kelas Crinoidea (lilia laut)
e. Kelas Holothuroidea (mentimun laut atau teripang)
Filum Chordata
Hanya sedikit sekali anggota Filum Chordata yang memiliki notokorda yang tidak
tergantikan dengan tulang punggung. Lanselet dan tunikata merupakan contoh
chordata invertebrata.

Vertebrata
Vertebrata adalah kelompok hewan yang memiliki tulang belakang mereka
umumnya memiliki tubuh simetri bilateral, rangka dalam, dan berbagai alat tubuh.
Vertebrata telah memiliki alat tubuh yang lengkap antara lain adalah sebagai
berikut:
a. sistem pencernaan memanjang dari mulut hingga anus.
b. sistem peredaran darah tertutup
c. alat ekskresi berupa ginjal
d. alat pernafasan berupa paru-paru atau insang
e. sepasang alat reproduksi dikanan dan dikiri
f. sistem endokrin yang berfungsi menghasilkan hormon
g. sistem saraf yang terdiri dari sistem saraf pusat (otak dan sumsum tulang
belakang) serta susunan saraf tepi (serabut saraf)

Vertebrata dikelompokan atas beberapa kelas:


1. Chondrichthyes, merupakan kelompok ikan bertulang rawan. Mereka antara
lain hiu, ikan pari. Kelompok ikan ini memiliki tipe sisik tlakoid dan glanoid.
2. Osteichthyes, merupakan kelompok ikan bertulang sejati. Contoh kelompok
ikan tersebut adalah ikan sqalmon dan ikan belut.
3. Amphibia, merupakan kelompok hewan yang dapat hidup diair dan didarat.
Larva biasa hidup diair dan bernafas dengan menggunakan insang. Dewasanya
hidup didarat dan bernafas dengan paru-paru.
4. Reptilia, merupakan vertebrata pertama yang menyesuaikan diri terhadap
lingkungan yang kering. Mereka dikenal memiliki telur amniotik.
5. Aves, merupakan kelompok hewan yang dikenal sebagai burung. Anggotanya
juga menghasilkan elur amniotik, seperti halnya kelompok reptil.
6. Mamalia, merupakan kelompok hewan yang memiliki rambut dan kelenjar
mammae (kelenjar susu). Rambut tersebut dapat melindungi diri dari cuaca
dingin.

Vous aimerez peut-être aussi