Vous êtes sur la page 1sur 12

Akibat/Dampak Langsung Dan Tidak Langsung Penyalahgunaan

Narkoba Pada Kehidupan & Kesehatan Manusia


Fri, 14/03/2008 - 5:03pm — godam64
Narkotika dan obat terlarang serta zat adiktif / psikotropika dapat menyebabkan efek dan dampak
negatif bagi pemakainya. Danmpak yang negatif itu sudah pasti merugikan dan sangat buruk efeknya
bagi kesehatan mental dan fisik.

Meskipun demikian terkadang beberapa jenis obat masih dipakai dalam dunia kedokteran, namun
hanya diberikan bagi pasien-pasien tertentu, bukan untuk dikonsumsi secara umum dan bebas oleh
masyarakat. Oleh karena itu obat dan narkotik yang disalahgunakan dapat menimbulkan berbagai
akibat yang beraneka ragam.

A. Dampak Tidak Langsung Narkoba Yang Disalahgunakan

1. Akan banyak uang yang dibutuhkan untuk penyembuhan dan perawatan kesehatan pecandu jika
tubuhnya rusak digerogoti zat beracun.
2. Dikucilkan dalam masyarakat dan pergaulan orang baik-baik. Selain itu biasanya tukang candu
narkoba akan bersikap anti sosial.
3. Keluarga akan malu besar karena punya anggota keluarga yang memakai zat terlarang.
4. Kesempatan belajar hilang dan mungkin dapat dikeluarkan dari sekolah atau perguruan tinggi alias
DO / drop out.
5. Tidak dipercaya lagi oleh orang lain karena umumnya pecandu narkoba akan gemar berbohong dan
melakukan tindak kriminal.
6. Dosa akan terus bertambah karena lupa akan kewajiban Tuhan serta menjalani kehidupan yang
dilarang oleh ajaran agamanya.
7. Bisa dijebloskan ke dalam tembok derita / penjara yang sangat menyiksa lahir batin.

Biasanya setelah seorang pecandu sembuh dan sudah sadar dari mimpi-mimpinya maka ia baru akan
menyesali semua perbuatannya yang bodoh dan banyak waktu serta kesempatan yang hilang tanpa
disadarinya. Terlebih jika sadarnya ketika berada di penjara. Segala caci-maki dan kutukan akan
dilontarkan kepada benda haram tersebut, namun semua telah terlambat dan berakhir tanpa bisa
berbuat apa-apa.

B. Dampak Langsung Narkoba Bagi Jasmani / Tubuh Manusia

1. Gangguan pada jantung


2. Gangguan pada hemoprosik
3. Gangguan pada traktur urinarius
4. Gangguan pada otak
5. Gangguan pada tulang
6. Gangguan pada pembuluh darah
7. Gangguan pada endorin
8. Gangguan pada kulit
9. Gangguan pada sistem syaraf
10. Gangguan pada paru-paru
11. Gangguan pada sistem pencernaan
12. Dapat terinfeksi penyakit menular berbahaya seperti HIV AIDS, Hepatitis, Herpes, TBC, dll.
13. Dan banyak dampak lainnya yang merugikan badan manusia.

C. Dampak Langsung Narkoba Bagi Kejiwaan / Mental Manusia

1. Menyebabkan depresi mental.


2. Menyebabkan gangguan jiwa berat / psikotik.
3. Menyebabkan bunuh diri
4. Menyebabkan melakukan tindak kejehatan, kekerasan dan pengrusakan.

Efek depresi bisa ditimbulkan akibat kecaman keluarga, teman dan masyarakat atau kegagalan dalam
mencoba berhenti memakai narkoba. Namun orang normal yang depresi dapat menjadi pemakai
narkoba karena mereka berpikir bahwa narkoba dapat mengatasi dan melupakan masalah dirinya,
akan tetapi semua itu tidak benar.

Narkoba
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Sebotol heroin yang merupakan salah satu narkoba yang paling dikenal.

Narkoba adalah singkatan dari narkotika dan obat/bahan berbahaya. Selain "narkoba", istilah lain yang diperkenalkan khususnya

oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia adalah Napza yang merupakan singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan Zat

Adiktif.

Semua istilah ini, baik "narkoba" atau napza, mengacu pada sekelompok zat yang umumnya mempunyai risiko kecanduan bagi

penggunanya. Menurut pakar kesehatan narkoba sebenarnya adalah psikotropika yang biasa dipakai untuk membius pasien saat

hendak dioparasi atau obat-obatan untuk penyakit tertentu. Namun kini presepsi itu disalah gunakan akibat pemakaian yang telah di

luar batas dosis.

Daftar isi
 [sembunyikan]

1 Penyebaran

2 Efek

3 Jenis

o 3.1 K

ontroversi

4 Pemanfaata

5 Pranala Luar

[sunting]Penyebaran

Hingga kini penyebaran narkoba sudah hampir tak bisa dicegah. Mengingat hampir seluruh penduduk dunia dapat dengan mudah

mendapat narkoba dari oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab. Misalnya saja dari bandar narkoba yang senang mencari

mangsa didaerah sekolah, diskotik, tempat pelacuran, dan tempat-tempat perkumpulan genk. Tentu saja hal ini bisa membuat para

orang tua, ormas, pemerintah khawatir akan penyebaran narkoba yang begitu meraja rela. Upaya pemberantas narkoba pun sudah

sering dilakukan, namun masih sedikit kemungkinan untuk menghindarkan narkoba dari kalangan remaja maupun dewasa, bahkan

anak-anak usia SD dan SMP pun banyak yang terjerumus narkoba. Hingga saat ini upaya yang paling efektif untuk mencegah

penyalahgunaan Narkoba pada anak-anak yaitu dari pendidikan keluarga. Orang tua diharapkan dapat mengawasi dan mendidik

anaknya untuk selalu menjauhi Narkoba.

[sunting]Efek

 Halusinogen, efek dari narkoba bisa mengakibatkan bila dikonsumsi dalam sekian dosis tertentu dapat mengakibatkan

seseorang menjadi ber-halusinasi dengan melihat suatu hal/benda yang sebenarnya tidak ada / tidak nyata contohnya kokain

& LSD
 Stimulan , efek dari narkoba yang bisa mengakibatkan kerja organ tubuh seperti jantung dan otak bekerja lebih cepat dari

kerja biasanya sehingga mengakibatkan seseorang lebih bertenaga untuk sementara waktu , dan cenderung membuat

seorang pengguna lebih senang dan gembira untuk sementara waktu

 Depresan, efek dari narkoba yang bisa menekan sistem syaraf pusat dan mengurangi aktivitas fungsional tubuh,

sehingga pemakai merasa tenang bahkan bisa membuat pemakai tidur dan tidak sadarkan diri. Contohnya putaw

 Adiktif , Seseorang yang sudah mengkonsumsi narkoba biasanya akan ingin dan ingin lagi karena zat tertentu dalam

narkoba mengakibatkan seseorang cenderung bersifat pasif , karena secara tidak langsung narkoba memutuskan syaraf-

syaraf dalam otak,contohnya ganja , heroin , putaw

 Jika terlalu lama dan sudah ketergantungan narkoba maka lambat laun organ dalam tubuh akan rusak dan jika sudah

melebihi takaran maka pengguna itu akan overdosis dan akhirnya kematian

[sunting]Jenis

 Heroin atau diamorfin (INN) adalah sejenis opioid alkaloid.

Heroin adalah derivatif 3.6-diasetil dari morfin (karena itulah namanya adalah diasetilmorfin) dan disintesiskan darinya melalui

asetilasi. Bentuk kristal putihnya umumnya adalah garam hidroklorida, diamorfin hidroklorida. Heroin dapat menyebabkan

kecanduan.

 Ganja (Cannabis sativa syn. Cannabis indica) adalah tumbuhan budidaya penghasil serat, namun lebih dikenal karena

kandungan zat narkotika pada bijinya, tetrahidrokanabinol (THC, tetra-hydro-cannabinol) yang dapat membuat pemakainya

mengalami euforia (rasa senang yang berkepanjangan tanpa sebab).

Ganja menjadi simbol budaya hippies yang pernah populer di Amerika Serikat. Hal ini biasanya dilambangkan dengan daun ganja

yang berbentuk khas. Selain itu ganja dan opium juga didengungkan sebagai simbol perlawanan terhadap arus globalisme yang

dipaksakan negara kapitalis terhadap negara berkembang. Di India, sebagian Sadhu yang menyembah dewa Shiva menggunakan

produk derivatif ganja untuk melakukan ritual penyembahan dengan cara menghisap Hashish melalui pipa Chilam/Chillum, dan

dengan meminum Bhang.

[sunting]Kontroversi

Di beberapa negara tumbuhan ini tergolong narkotika, walau tidak terbukti bahwa pemakainya menjadi kecanduan, berbeda dengan

obat-obatan terlarang yang berdasarkan bahan kimiawi dan merusak sel-sel otak, yang sudah sangat jelas bahayanya bagi umat

manusia. Di antara pengguna ganja, beragam efek yang dihasilkan, terutama euphoria (rasa gembira) yang berlebihan, serta

hilangnya konsentrasi untuk berpikir di antara para pengguna tertentu.

Efek negatif secara umum adalah bila sudah menghisap maka pengguna akan menjadi malas dan otak akan lamban dalam berpikir.

Namun, hal ini masih menjadi kontroversi, karena tidak sepenuhnya disepakati oleh beberapa kelompok tertentu yang mendukung

medical marijuana dan marijuana pada umumnya. Selain diklaim sebagai pereda rasa sakit, dan pengobatan untuk penyakit
tertentu (termasuk kanker), banyak juga pihak yang menyatakan adanya lonjakan kreatifitas dalam berfikir serta dalam berkarya

(terutama pada para seniman dan musisi.

Berdasarkan penelitian terakhir, hal ini (lonjakan kreatifitas), juga di pengaruhi oleh jenis ganja yang digunakan. Salah satu jenis

ganja yang dianggap membantu kreatifitas adalah hasil silangan modern "Cannabis indica" yang berasal dari India dengan

"Cannabis sativa" dari Barat, dimana jenis Marijuana silangan inilah yang merupakan tipe yang tumbuh di Indonesia.

Efek yang dihasilkan juga beragam terhadap setiap individu, dimana dalam golongan tertentu ada yang merasakan efek yang

membuat mereka menjadi malas, sementara ada kelompok yang menjadi aktif, terutama dalam berfikir kreatif (bukan aktif secara

fisik seperti efek yang dihasilkan Methamphetamin). Marijuana, hingga detik ini, tidak pernah terbukti sebagai penyebab kematian

maupun kecanduan. Bahkan, di masa lalu dianggap sebagai tanaman luar biasa, dimana hampir semua unsur yang ada padanya

dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan. Hal ini sangat bertolak belakang dan berbeda dengan efek yang dihasilkan oleh

obat-obatan terlarang dan alkohol, yang menyebabkan penggunanya menjadi kecanduan hingga tersiksa secara fisik, dan bahkan

berbuat kekerasan maupun penipuan (aksi kriminal) untuk mendapatkan obat-obatan kimia buatan manusia itu.

[sunting]Pemanfaatan

Tumbuhan ganja telah dikenal manusia sejak lama dan digunakan sebagai bahan pembuat kantung karena serat yang

dihasilkannya kuat. Biji ganja juga digunakan sebagai sumber minyak.

Namun demikian, karena ganja juga dikenal sebagai sumber narkotika dan kegunaan ini lebih bernilai ekonomi, orang lebih banyak

menanam untuk hal ini dan di banyak tempat disalahgunakan.

Di sejumlah negara penanaman ganja sepenuhnya dilarang. Di beberapa negara lain, penanaman ganja diperbolehkan untuk

kepentingan pemanfaatan seratnya. Syaratnya adalah varietas yang ditanam harus mengandung bahan narkotika yang sangat

rendah atau tidak ada sama sekali.

Sebelum ada larangan ketat terhadap penanaman ganja, di Aceh daun ganja menjadi komponen sayur dan umum disajikan.

Bagi penggunanya, daun ganja kering dibakar dan dihisap seperti rokok, dan bisa juga dihisap dengan alat khusus bertabung yang

disebut bong.

 Budidaya

Tanaman ini ditemukan hampir disetiap negara tropis. Bahkan beberapa negara beriklim dingin pun sudah mulai

membudidayakannya dalam rumah kaca.

 Morfin adalah alkaloid analgesik yang sangat kuat dan merupakan agen aktif utama yang ditemukan pada opium. Morfin

bekerja langsung pada sistem saraf pusat untuk menghilangkan sakit. Efek samping morfin antara lain adalah penurunan

kesadaran, euforia, rasa kantuk, lesu, dan penglihatan kabur. Morfin juga mengurangi rasa lapar, merangsang batuk, dan

meyebabkan konstipasi. Morfin menimbulkan ketergantungan tinggi dibandingkan zat-zat lainnya. Pasien morfin juga

dilaporkan menderita insomnia dan mimpi buruk.


Kata "morfin" berasal dari Morpheus, dewa mimpi dalam mitologi Yunani.

 Kokain adalah senyawa sintetis yg memicu metabolisme sel menjadi sangat cepat.

Kokain merupakan alkaloid yang didapatkan dari tanaman Erythroxylon coca, yang berasal dari Amerika Selatan, dimana daun dari

tanaman ini biasanya dikunyah oleh penduduk setempat untuk mendapatkan “efek stimulan”.

Saat ini Kokain masih digunakan sebagai anestetik lokal, khususnya untuk pembedahan mata, hidung dan tenggorokan, karena

efek vasokonstriksif-nya juga membantu. Kokain diklasifikasikan sebagai suatu narkotika, bersama dengan morfin dan heroin

karena efek adiktif.

Zat adiktif
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

(Dialihkan dari Zat Adiktif)

Belum Diperiksa

Zat adiktif adalah obat serta bahan-bahan aktif yang apabila dikonsumsi


oleh organisme hidup dapat menyebabkan kerja biologi serta menimbulkan ketergantungan
atau adiksi yang sulit dihentikan dan berefek ingin menggunakannya secara terus-menerus
yang jika dihentikan dapat memberi efek lelah luar biasa atau rasa sakit luar biasa, atau zat
yang bukan narkotika dan psikotropika tetapi menimbulkan ketagihan. Contohnya seperti :
kopi, rokok, miras(alkohol), dll.
[sunting]

Psikotropika
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Belum Diperiksa

Psikotropika adalah merupakan suatu zat atau obat, baik alamiah


maupun sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada
susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan
perilaku.
Beberapa jenis obat psikotropika

Daftar isi
 [sembunyikan]

1 Asal

2 Efek pemakaian psikotropika

3 Konvensi Perserikatan Bangsa Bangsa tentang pemberantasan peredaran narkotika dan psikotropika,

1988

4 Golongan psikotropika

o 4.1 Psikotropika golongan I

o 4.2 Psikotropika golongan II

o 4.3 Psikotropika golongan III

o 4.4 Psikotropika golongan IV

5 Negara peserta konvensi Vienna

6 Ratifikasi konvensi Vienna oleh Indonesia

7 Pranala luar

[sunting]Asal

~ Ghuang Zhou (China) --> Shabu ~ Belanda, Cekoslovakia, Australia --> Methampet ~
Tangerang (Indonesia) --> Ekstasi (MDMA)

[sunting]Efek pemakaian psikotropika


Zat atau obat psikotropika ini dapat menurunkan aktivitas otak atau merangsang
susunan saraf pusat dan menimbulkan kelainan perilaku, disertai dengan
timbulnya halusinasi (mengkhayal), ilusi, gangguan cara berpikir, perubahan alam perasaan
dan dapat menyebabkan ketergantungan serta mempunyai efek stimulasi (merangsang)
bagi para pemakainya.

Pemakaian Psikotropika yang berlangsung lama tanpa pengawasan dan pembatasan


pejabat kesehatan dapat menimbulkan dampak yang lebih buruk, tidak saja menyebabkan
ketergantungan bahkan juga menimbulkan berbagai macam penyakit serta kelainan fisik
maupun psikis si pemakai, tidak jarang bahkan menimbulkan kematian.

[sunting]Konvensi
Perserikatan Bangsa Bangsa tentang pemberantasan
peredaran narkotika dan psikotropika, 1988
Dewan Perserikatan Bangsa Bangsa telah mengadakan konvensi mengenai
pemberantasan peredaran psikotropika (Convention on psychotropic substances) yang
diselenggarakan di Vienna dari tanggal 11 Januari sampai 21 Februari 1971, yang diikuti
oleh 71 negara ditambah dengan 4 negara sebagai peninjau.

Sebagai reaksi yang didorong oleh rasa keprihatinan yang mendalam atas meningkatnya
produksi, permintaan, penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika dan psikotropika
serta kenyataan bahwa anak-anak dan remaja digunakan sebagai pasar pemakai narkotika
dan psikotropika secara gelap, serta sebagai sasaran produksi, distribusi, dan perdagangan
gelap narkotika dan psikotropika, telah mendorong lahirnya Konvensi Perserikatan Bangsa-
Bangsa tentang Pemberantasan Gelap Narkotika dan Psikotropika, 1988.

Konvensi tersebut secara keseluruhan berisi pokok-pokok pikiran, antara lain, sebagai
berikut :

1. Masyarakat bangsa-bangsa dan negara-negara di dunia perlu memberikan


perhatian dan prioritas utama atas masalah pemberantasan peredaran gelap
narkotika dan psikotropika.
2. Pemberantasan peredaran gelap narkotika dan psikotropika merupakan masalah
semua negara yang perlu ditangani secara bersama pula.
3. Ketentuan-ketentuan yang diatur dalam Konvensi Tunggal Narkotika 1961, Protokol
1972 Tentang Perubahan Konvensi Tunggal Narkotika 1961, dan Konvensi
Psikotropika 1971, perlu dipertegas dan disempurnakan sebagai sarana hukum
untuk mencegah dan memberantas peredaran gelap narkotika dan psikotropika.
4. Perlunya memperkuat dan meningkatkan sarana hukum yang lebih efektif dalam
rangka kerjasama internasional di bidang kriminal untuk memberantas organisasi
kejahatan trans-nasional dalam kegiatan peredaran gelap narkotika dan
psikotropika.
[sunting]Golongan psikotropika
Psikotropika yang mempunyai potensi
mengakibatkan sindroma ketergantungan digolongkan menjadi4 golongan, yaitu:

1. Psikotropika golongan I : yaitu psikotropika yang tidak digunakan untuk tujuan
pengobatan dengan potensi ketergantungan yang sangat kuat
2. Psikotropika golongan II : yaitu psikotropika yang berkhasiat terapi tetapi dapat
menimbulkan ketergantungan.
3. Psikotropika golongan III : yaitu psikotropika dengan efek ketergantungannya
sedang dari kelompok hipnotik sedatif.
4. Psikotropika golongan IV : yaitu psikotropika yang efek ketergantungannya ringan.
Berdasarkan Konvensi Perserikatan Bangsa Bangsa tentang pemberantasan peredaran
narkotika dan psikotropika, tahun 1988 tersebut maka psikotropika dapat digolongkan
sebagai berikut : (didahului dengan nama International dan nama kimia diletakkan dalam
tanda kurung)

[sunting]Psikotropika golongan I

 Broloamfetamine atau DOB ((±)-4-bromo-2,5-dimethoxy-alpha-


methylphenethylamine)
 Cathinone ((x)-(S)-2-aminopropiophenone)
 DET (3-[2-(diethylamino)ethyl]indole)
 DMA ( (±)-2,5-dimethoxy-alpha-methylphenethylamine )
 DMHP ( 3-(1,2-dimethylheptyl)-7,8,9,10-tetrahydro-6,6,9-trimethyl-6H-
dibenzo[b,d]pyran-1-olo )
 DMT ( 3-[2-(dimethylamino)ethyl]indole)
 DOET ( (±)-4-ethyl-2,5-dimethoxy-alpha-phenethylamine)
 Eticyclidine - PCE ( N-ethyl-1-phenylcyclohexylamine )
 Etrytamine ( 3-(2-aminobutyl)indole )
 Lysergide - LSD, LSD-25 (9,10-didehydro-N,N-diethyl-6-methylergoline-8beta-
carboxamide)
 MDMA ((±)-N,alpha-dimethyl-3,4-(methylene-dioxy)phenethylamine)
 Mescaline (3,4,5-trimethoxyphenethylamine)
 Methcathinone ( 2-(methylamino)-1-phenylpropan-1-one )
 4-methylaminorex ( (±)-cis-2-amino-4-methyl-5-phenyl-2-oxazoline )
 MMDA (2-methoxy-alpha-methyl-4,5-(methylenedioxy)phenethylamine)
 N-ethyl MDA ((±)-N-ethyl-alpha-methyl-3,4-(methylenedioxy)phenethylamine)
 N-hydroxy MDA ((±)-N-[alpha-methyl-3,4-(methylenedioxy)phenethyl]hydroxylamine)
 Parahexyl (3-hexyl-7,8,9,10-tetrahydro-6,6,9-trimethyl-6H-dibenzo[b,d]pyran-1-ol)
 PMA (p-methoxy-alpha-methylphenethylamine)
 Psilocine, psilotsin (3-[2-(dimethylamino)ethyl] indol-4-ol)
 Psilocybine (3-[2-(dimethylamino)ethyl]indol-4-yl dihydrogen phosphate)
 Rolicyclidine - PHP,PCPY ( 1-(1-phenylcyclohexyl)pyrrolidine )
 STP, DOM (2,5-dimethoxy-alpha,4-dimethylphenethylamine)
 Tenamfetamine - MDA (alpha-methyl-3,4-(methylenedioxy)phenethylamine)
 Tenocyclidine - TCP (1-[1-(2-thienyl)cyclohexyl]piperidine)
 Tetrahydrocannabinol
 TMA ((±)-3,4,5-trimethoxy-alpha-methylphenethylamine)
[sunting]Psikotropika golongan II

 Amphetamine ((±)-alpha-methylphenethylamine)
 Dexamphetamine ((+)-alpha-methylphenethylamine)
 Fenetylline (7-[2-[(alpha-methylphenethyl)amino] ethyl]theophylline)
 Levamphetamine ((x)-(R)-alpha-methylphenethylamine)
 Levomethampheta-mine ((x)-N,alpha-dimethylphenethylamine)
 Mecloqualone (3-(o-chlorophenyl)-2-methyl-4(3H)- quinazolinone)
 Methamphetamine ((+)-(S)-N,alpha-dimethylphenethylamine)
 Methamphetamineracemate ((±)-N,alpha-dimethylphenethylamine)
 Methaqualone (2-methyl-3-o-tolyl-4(3H)-quinazolinone)
 Methylphenidate (Methyl alpha-phenyl-2-piperidineacetate)
 Phencyclidine - PCP (1-(1-phenylcyclohexyl)piperidine)
 Phenmetrazine (3-methyl-2-phenylmorpholine)
 Secobarbital (5-allyl-5-(1-methylbutyl)barbituric acid)
 Dronabinol atau delta-9-tetrahydro-cannabinol ((6aR,10aR)-6a,7,8,10a-tetrahydro-
6,6,9-trimethyl-3-pentyl-6H- dibenzo[b,d]pyran-1-ol)
 Zipeprol (alpha-(alpha-methoxybenzyl)-4-(beta-methoxyphenethyl)-1-
piperazineethanol)
[sunting]Psikotropika golongan III

 Amobarbital (5-ethyl-5-isopentylbarbituric acid)


 Buprenorphine (2l-cyclopropyl-7-alpha-[(S)-1-hydroxy-1,2,2-trimethylpropyl]-6,14-
endo-ethano-6,7,8,14-tetrahydrooripavine)
 Butalbital (5-allyl-5-isobutylbarbituric acid)
 Cathine / norpseudo-ephedrine ((+)-(R)-alpha-[(R)-1-aminoethyl]benzyl alcohol)
 Cyclobarbital (5-(1-cyclohexen-1-yl)-5-ethylbarbituric acid)
 Flunitrazepam (5-(o-fluorophenyl)-1,3-dihydro-1-methyl-7-nitro-2H-1,4-
benzodiazepin-2-one)
 Glutethimide (2-ethyl-2-phenylglutarimide)
 Pentazocine ((2R*,6R*,11R*)-1,2,3,4,5,6-hexahydro-6,11-dimethyl-3-(3-methyl-2-
butenyl)-2,6-methano-3-benzazocin-8-ol)
 Pentobarbital (5-ethyl-5-(1-methylbutyl)barbituric acid)

[sunting]Psikotropika golongan IV

 Allobarbital (5,5-diallylbarbituric acid)


 Alprazolam (8-chloro-1-methyl-6-phenyl-4H-s-triazolo[4,3-a][1,4]benzodiazepine)
 Amfepramone (diethylpropion 2-(diethylamino)propiophenone)
 Aminorex (2-amino-5-phenyl-2-oxazoline)
 Barbital (5,5-diethylbarbituric acid)
 Benzfetamine (N-benzyl-N,alpha-dimethylphenethylamine)
 Bromazepam (7-bromo-1,3-dihydro-5-(2-pyridyl)-2H-1,4-benzodiazepin-2-one)
 Butobarbital (5-butyl-5-ethylbarbituric acid)
 Brotizolam (2-bromo-4-(o-chlorophenyl)-9-methyl-6H-thieno[3,2-f]-s-triazolo[4,3-a]
[1,4]diazepine)
 Camazepam (7-chloro-1,3-dihydro-3-hydroxy-1-methyl-5-phenyl-2H-1,4
benzodiazepin-2-one dimethylcarbamate (ester))
 Chlordiazepoxide (7-chloro-2-(methylamino)-5-phenyl-3H-1,4-benzodiazepine-4-
oxide)
 Clobazam (7-chloro-1-methyl-5-phenyl-1H-1,5-benzodiazepine-2,4(3H,5H)-dione)
 Clonazepam (5-(o-chlorophenyl)-1,3-dihydro-7-nitro-2H-1,4-benzodiazepin-2-one)
 Clorazepate (7-chloro-2,3-dihydro-2-oxo-5-phenyl-1H-1,4-benzodiazepine-3-
carboxylic acid)
 Clotiazepam (5-(o-chlorophenyl)-7-ethyl-1,3-dihydro-1-methyl-2H-thieno [2,3-e] -1,4-
diazepin-2-one)
 Cloxazolam (10-chloro-11b-(o-chlorophenyl)-2,3,7,11b-tetrahydro-oxazolo- [3,2-d]
[1,4]benzodiazepin-6(5H)-one)
 Delorazepam (7-chloro-5-(o-chlorophenyl)-1,3-dihydro-2H-1,4-benzodiazepin-2-one)
 Diazepam (7-chloro-1,3-dihydro-1-methyl-5-phenyl-2H-1,4-benzodiazepin-2-one)
 Estazolam (8-chloro-6-phenyl-4H-s-triazolo[4,3-a][1,4]benzodiazepine)
 Ethchlorvynol (1-chloro-3-ethyl-1-penten-4-yn-3-ol)
 Ethinamate (1-ethynylcyclohexanolcarbamate)
 Ethyl loflazepate (ethyl 7-chloro-5-(o-fluorophenyl)-2,3-dihydro-2-oxo-1H-1,4-
benzodiazepine-3-carboxylate)
 Etil Amfetamine / N-ethylampetamine (N-ethyl-alpha-methylphenethylamine)
 Fencamfamin (N-ethyl-3-phenyl-2-norborananamine)
 Fenproporex ((±)-3-[(alpha-methylphenylethyl)amino]propionitrile)
 Fludiazepam (7-chloro-5-(o-fluorophenyl)-1,3-dihydro-1-methyl-2H-1,4-
benzodiazepin-2-one)
 Flurazepam (7-chloro-1-[2-(diethylamino)ethyl]-5-(o-fluorophenyl)-1,3-dihydro-2H-
1,4-benzodiazepin-2-one)
 Halazepam (7-chloro-1,3-dihydro-5-phenyl-1-(2,2,2-trifluoroethyl)-2H-1,4-
benzodiazepin-2-one)
 Haloxazolam (10-bromo-11b-(o-fluorophenyl)-2,3,7,11b-tetrahydrooxazolo [3,2-d]
[1,4]benzodiazepin-6(5H)-one)
 Ketazolam (11-chloro-8,12b-dihydro-2,8-dimethyl-12b-phenyl-4H-[1,3]oxazino[3,2-d]
[1,4]benzodiazepine-4,7(6H)-dione)
 Lefetamine - SPA ((x)-N,N-dimethyl-1,2-diphenylethylamine)
[sunting]

Vous aimerez peut-être aussi