Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Makalah Seminar Sains Terapan 2010
Makalah Seminar Sains Terapan 2010
(1)
Staf Pengajar Program Studi Teknik Mesin
(2)
Mahasiswa Program Studi Teknik Mesin
Jurusan Teknik Mesin, Politeknik Negeri Bandung
Jl. Gegerkalong Hilir, Ds. Ciwaruga, Bandung 40162
Telp. (62) (22) 2013 789 ext. 267, e-mail: budit77@yahoo.com
Abstrak
Ketidaksatusumbuan (misalignment) poros merupakan salah satu masalah besar sebagai penyebab kerusakan
mesin sebelum waktunya (premature damage). Masalah tersebut dapat diatasi dengan cara melakukan
penyejajaran poros, dimana kedua poros tersebut terletak dalam satu garis lurus. Untuk mendapatkan hasil
kesatusumbuan (alignment) yang baik dibutuhkan peralatan dan kemampuan operator yang memadai. Dalam
penelitian ini, dibuat model untuk simulasi alignment dengan menghubungkan penggerak berupa motor listrik
750 W dengan beban berupa generator 400 W menggunakan transmisi kopling cakar. Untuk penyejajaran poros
digunakan alat Combi Laser Alignment System (C-51982). Untuk melihat pengaruh ketidaksatusumbuan sejajar
(parallel misalignment) terhadap tingkat vibrasi digunakan alat Vibration Meter Brüel & Kjaer 2226,
Sedangkan untuk mengetahui pengaruh ketidaksatusumbuan sejajar (parallel misalignment) terhadap konsumsi
energi dilakukan dengan mengukur tegangan dan arus yang masuk ke motor dan keluar dari generator. Dalam
eksperimen divariasikan parameter ketidaksatusumbuan sejajar pada saat tanpa dan diberi beban dengan
perubahan ketidaksatusumbuan sejajar (parallel misalignment) dari 0.1 mm, 0.2 mm, 0.3 mm, 0.4 mm, dan 0.5
mm. Hasil eksperimen menunjukkan bahwa semakin besar ketidaksatusumbuan sejajar (parallel misalignment)
tidak mempengaruhi konsumsi energi secara signifikan, tetapi getaran yang dihasilkan berubah secara
signifikan.
Kata kunci : motor listrik, generator, kopling cakar, ketidaksatusumbuan sejajar, getaran dan konsumsi
energi.
Abstract
Misalignment is one big problem as the cause of premature engine failure. These problems can be solved by
shaft alignment, whereby the two shafts are located in one straight line. To get the good alignment, it is
necessary adequate equipment and operator skills. In this study, created a model to simulate alignment by
connecting the a 750W electric motor drive generator with a load of 400 W using a claw clutch transmission.
For shaft alignment tool used Combi Laser Alignment System (C-51 982). Vibration Meter Brüel & Kjaer 2226
is used to see the effect of parallel misalignment to vibration, while to study the effect parallel misalignment on
energy consumption was done by measuring the voltage and current into the motor and out of the generator.
Experiment varied parallel misalignment parameters of 0.1 mm, 0.2 mm, 0.3 mm, 0.4 mm and 0.5 mm. The
experimental results showed that the greater parallel misalignment does not affect the energy consumption
significantly, but the resulting vibrations level significantly.
Keywords: electric motor, generator, clutch claws, paralel misalignment, vibration and energy consumption.
1. PENDAHULUAN kelelahan cyclic, mengurangi keausan pada
komponen kopling, mengurangi bend poros dari titik
Sistem transmisi merupakan komponen untuk transmisi tenaga pada kopling ke bearing,
menghubungkan suatu penggerak dan beban yang mengurangi rotor internal clearence yang sesuai,
akan digerakkan. Kopling merupakan sistem serta mengurangi konsumsi tenaga (hemat sampai
transmisi untuk menghubungkan dua poros yang 5%), sumber Buku Praktis Alignment, 2005.
sesumbu, misalnya antara motor bakar, turbin atau
engine sebagai penggerak dengan generator, Ketidaksatusumbuan dapat dikelompokkan menjadi 3
kompresor atau pompa sebagai beban yang macam yaitu :
digerakkan, seperti terlihat pada Gambar 1. Proses
penghubungan kopling membutuhkan keakuratan 1. Ketidaksatusumbuan radial atau sejajar (parallel
proses alignment yang diharapkan dapat membuat misalignment),
keadaan poros yang satu dengan poros yang lainnya
dalam kondisi benar-benar sejajar.
7 6
5
3. HASIL PENGUKURAN DAN DISKUSI
Getaran (mm/s)
arah jam 12 tanpa
dimana tingkat getaran pada ketidaksatusumbuan 4 beban
sejajar (parallel misalignment) dengan beban 2 Polynomial
(Parallel
300 W dan ketidaksatusumbuan sejajar 0.45 mm 0 Misalignment pada
adalah sebesar 7 mm/s, Sedangkan terhadap daya arah jam 12 tanpa
0
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
beban)
listrik yang dikonsumsi tidak berpengaruh secara
Parallel Misalignment (mm)
signifikan. Perubahan yang tidak signifikan dari
daya listrik yang dikonsumsi diakibatkan oleh
jenis kopling yang memiliki karet pada sisi Gambar 6 Grafik Parallel Misalignment Pada Arah Jam
12 Tanpa Beban.
cakarnya. Karet pada sisi cakar tersebut
diperkirakan dapat mereduksi rugi-rugi yang
berpengaruh terhadap konsumsi energi listrik.
Perkiraan tersebut diperkuat dari hasil data Parallel Misalignment Pada Arah Jam 12
pengujian yang diperoleh ternyata perubahan Dengan Beban 300 W
daya listrik yang tidak terlalu signifikan. Oleh 8
Getaran (mm/s)
6
karena itu, bentuk grafik yang ditampilkan hanya 4
pengaruh misalignment terhadap getaran saja. 2
0
0
0.05
0.1
0.2
0.25
0.3
0.4
0.45
0.5
0.15
0.35
Parallel Misalignment (mm)
Gambar 4 Grafik Parallel Misalignment Pada Arah Jam 3 kebawah. Hal ini menunjukkan bahwa resiko
Tanpa Beban. kerusakan pada kondisi tanpa beban lebih besar
dibandingkan dengan beban yang ditujukan dengan
kurva pola kenaikan tingkat getaran yang menghadap
Parallel Misalignment Pada Arah Jam 3 keatas yang berarti meningkat secara polinomial.
Dengan Beban 300 W Parallel Hasil ekperimen juga menunjukkan bahwa pada saat
8 Misalignment pada
kedua poros dalam posisi sejajar menghasilkan
Getaran (mm/s)
Tabel 2 Batas Toleransi Getaran Menurut ISO 2372-1974 2. Anis, Samsudin dan Karnowo. 2008. Dasar Pompa.
Semarang: PKUPT UNNES.
Kecepatan Batas Rentang Getaran dan Katagori Mesin ISO
Getaran Std 2372-1974
Mesin Mesin
3. Fixturlaser AB. 1995. User’s Manual For Combi
Mesin Besar Laser Alignment System. Swedia: P-0005-US.
CMVP10 Ringan Menengah
mm/s Didukung Didukung
4. RMS Kelas I Kelas II Kaku Luwes 4. Henry H Ryffel, Holbrook L Horton, Franklin D
Kelas III Kelas IV
Jones, and Erik Oberg. 2004. Machinery’s Handbook
0.28
27th Edition. New York: Industrial Press Inc.
0.45 Bagus
Bagus
0.71 Bagus 5. Parekh, Rakesh. 2003. Handbook of Electric
Bagus
1.12 Machines. New York: McGraw-Hill.
Cukup
1.80
Cukup
2.80 6. Piotrowski, Jhon. 2007. Shaft Alignment Handbook
Kurang Cukup
4.50 Third Edition. London: CRC Press.
Kurang Cukup
7.10
Kurang
11.20 7. Sularso dan Suga, Kiyokatsu. 1985. Dasar
Tak Kurang
18.00 diterima Tak Perencanaan Dan Pemilihan Elemen Mesin. Jakarta:
diterima Tak PT Pradnya Paramita.
diterima Tak
28.00
diterima
KESIMPULAN 8. Sularso dan Suga, Kiyokatsu. 1991. Dasar
Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin. Jakarta:
Hasil ekperimen menunjukkan bahwa penyimpngan PT Pradnya Paramita.
ketidaksatusumbuan sejajar sangat mempengaruhi
tingkat getaran walaupun pada transmisi kopling 9. Tim Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta.
2003. Teori Dasar Generator. Yogyakarta:
cakar telah diberi karet sebagai absorber atau
Departemen Pendidikan Nasional.
peredam getaran. Kopling cakar juga mampu
menolerir penyimpangan ketidaksumbuan yang 10. Viklund, Andreas. 2009. Teori Vibrasi. Jakarta:
ditunjukkan dengan perubahan konsumsi energi yang http://vibrasi.wordpress.com/.
tidak signifikan.