Vous êtes sur la page 1sur 16

Lingkungan Air Permukaan

Prediksi dan penilaian dampak


Dasar pengetahuan mengenai air
permukaan
• Sejumlah kegiatan yang menimbulkan dampak terhadap air
permukaan a. l.:
1. Pengambilan air utk pendingin oleh industri atau pembangkit tenaga
listrik.
2. Pembuangan air bertemperatur tinggi dari industri.
3. Pembuangan dari proses industri.
4. Pembuangan dari IPL Cair.
5. Pengerukan sungai atau pantai.
6. Penimbunan utk perluasan lahan dipertemuan badan air dan daratan.
7. Pertambangan diatas permukaan tanah.
8. Pembuatan bendungan.
9. Normalisasi sungai.
10. Deforestasi, pertanian dan irigasi.
11. Pembuangan limbah B3 dan sanitary landfill.
12. Pariwisata sekitar pantai dan muara
Dasar pengetahuan mengenai air
permukaan
• Hidrologi air permukaan
• Parameter kualitas air permukaan
• Peraturan perundangan
• Pendekatan konseptual studi dampak
terhadap lingkungan air permukaan
Parameter kualitas air permukaan
• Kualitas air
1. Fisika: Warna, bau, temperatur, kandungan bhn padat,
kekeruhan, kandungan minyak dan lemak.
2. Kimia:
- Organik: BOD, COD, TOC, TOD
- Anorganik: salinitas, hardness, pH, keasaman,
kebasaan, besi, mangan, klorida, sulfat, sulfida, logam
berat (air raksa, timbal, krom, tembaga, seng),
nitrogen dan posporus.
3. Biologi: coliforms, faecal coliforms, patogen dan virus.
Parameter kualitas air permukaan
• Efek pencemar thd kualitas air:
- Org terlarut, spt BOD, menyebabkan penurunan kandungan oksigen
→ Kematian ikan, merusak kehidupan akuatik dan menimbulkan bau.
- Suspended solid menyebabkan penurunan kejernihan air,
mengganggu fotosintesa. Jika mengendap, menimbulkan endapan
lumpur, merubah ekosistem benthic.
- Warna, kekeruhan, minyak dan material mengambang mengganggu
estetika, kejernihan air dan fotosintesa.
- Nitrogen dan posporus menyebabkan pertumbuhan algae →
Mengganggu proses pengolahan air.
- Asam, basa dan unsur toksik menyebabkan kematian ikan dan
ketidakseimbangan ekosistem.
- Limbah panas menyebabkan ketidakseimbangan dan mengurangi
kapasitas asimilatif sungai thd pencemar dan mengubah pola
pengadukan dan menyebabkan stratifikasi temperatur didalam badan
air penerima.
Pendekatan konseptual studi dampak
terhadap lingkungan air permukaan
Tahap 1: Tahap 4:
Identifikasi dampak Prediksi dampak
rencana kegiatan
thd air permukaan

Tahap 2: Tahap 5:
Deskripsi kondisi Penilaian dampak
lingkungan air permukaan penting
yg ada

Tahap 3: Tahap 6:
Informasi peraturan Identifikasi dan
perundangan dan penentuan
pedoman mengenai tindakan mitigasi
air permukaan
Tahap 1
Informasi yg diperlukan:
1. Jenis kegiatan, cara bekerja dan operasinya
yg berkaitan dg kualitas dan kuantitas air dan
akibatnya thd lingkungan air permukaan.
2. Rencana lokasi.
3. Waktu, terutama yg berhubungan dengan fasa
konstruksi.
4. Potensi dampak pada masa operasi.
5. Kebutuhan dari proyek thd lingkungan.
6. Alternatif2 rencana kegiatan.
Tahap 2
Meliputi aktivitas spt.: Mengumpulkan
informasi mengenai kuantitas dan kualitas
air permukaan, identifikasi karakteristik
pencemaran air yang ada, informasi
klimatologi, melakukan pemantauan
baseline dan data sumber pencemar point
dan non-point, pengguna air dan
karakteristik pemakaiannya.
Tahap 3
• Peraturan perundangan:
1. Peraturan Pemerintah No 82 Th 2001 Ttg Pengelolaan
Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air
2. Peraturan Pemerintah No 82 Th 2001 Ttg Pengelolaan
Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air
3. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup
4. Keputusan Gubernur
5. Peraturan Daerah Propinsi
6. Keputusan Bupati/Wali Kota
7. Peraturan Daerah Kabupaten/Kota
• Faktor Limbah Cair atau Beban Limbah
Tahap 4
• Meliputi analisis kuantitatif sejauh mungkin
(sedikitnya kualitatif dg penjelasan) dari
dampak yg diantisipasi akibat usulan
kegiatan terhadap berbagai faktor lingkungan
air permukaan.
• Prediksi pencemaran lingkungan air
permukaan:
- Pendekatan kesetimbangan masa
- Pendekatan model matematika
- Pendekatan model ekosistem akuatik
• Prediksi dampak perlu mempertimbangkan
apakah jenis pencemar itu:
- Konservatif
- Non-konservatif
- Bakterial, atau
- Termal
Pencemar konservatif relatif stabil dan tidak terdegradasi
secara biologis, tidak dipengaruhi oleh presipitasi,
sedimentasi ataupun penguapan.
Pencemar non-konservatif adalah material organik yang
dapat terdekomposisi secara biologis oleh bakteria
didalam sistem aqueous, misalnya nutrien, material yang
tidak stabil dan mudah bereaksi, mudah menguap
sehingga pada media yang ditinjau terjadi perubahan
secara kuantitatif.
Pendekatan kesetimbangan masa
Pemakaian:
• Utk point ataupun non-point sources.
• Utk estimasi erosi akibat kegiatan fasa konstruksi
ataupun operasi.
• Utk suatu segmen sungai, sel dari danau, muara
sungai ataupun laut.
• Utk prediksi kandungan oksigen, klorida,
posporus dan TOC
Model kesetimbangan masa oksigen a.l. dikembangkan oleh Canale &
Auer (1987)
Pendekatan model matematika
• Penyederhanaan model: dimensi, temporal dan
sistem input.
• Model diklasifikasikan menurut basis
perhitungan, regime aliran, pertimbangan
dimensional, jenis badan air dan jumlah
parameter.
• Salah satu contoh adalah model klasik DO dari
Streeter-Phelps. Model lainnya adalah QUAL-IIE
yaitu model satu dimensi transport massa
adveksi-dispersi.
Tahap 5
Penting atau tidak pentingnya dampak didasarkan
kepada:
1. Baku mutu yang berlaku menurut peraturan-
perundangan: Effluent standard dan stream
standard
2. Penilaian pakar yang didasarkan kepada besarnya
perubahan: %, parameter, indeks kualitas air
3. Penilaian pakar yang berhubungan dengan
lingkungan biologi: peraturan perundangan, habitat
4. Pendapat publik
Tahap 6
Beberapa contoh tindakan mitigasi
1. Konservasi air permukaan, pengolahan air limbah dan
pemanfaatan kembali
2. Mengurangi erosi dengan kolam pengendapan, penutupan
lahan dengan tumbuhan
3. Dalam penggunaan bahan kimia: Penentuan waktu
pemakaian, banyaknya pemakaian, pembatasan
pemakaian, penerapan IPM ( Integrated Pest Management)
4. Penerapan BMP (Best Management Practice) utk pencemar
non-point-source: Dilakukan setelah penilaian
permasalahan, pengkajian alternatif dan partisipasi
masyarakat
5. Program pengendalian non-point pollution utk wilayah
pesisir menurut standar US-EPA
6. Pengendalian non-point-source utk mengatasi penyebaran
nutrien, pestisida dan sedimen: Pengaturan secara hidrolis,
kolam pengendap, filter
7. Pengolahan limbah cair: Pengolahan primer, sekunder,
tersier yg meliputi pengolahan fisik, biologi dan kimia. Utk
limbah panas misalkan dengan kolam pendingin atau tower
8. Credit trading dengan pihak lain
9. Memodifikasi kegiatan operasi utk meminimalkan limbah
cair
10. Menggunakan teknik penyisihan sedimen dan tumbuhan
utk menjaga kualitas air danau/bendungan dan mencegah
eutrophikasi.

Vous aimerez peut-être aussi