Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
CIDERA KEPALA
PENGERTIAN
Cidera kepala adalah suatu gangguan traumatik dari fungsi otak yang disertai
atau tanpa disertai perdarahan interstiil dalam substansi otak tanpa diikuti
Adalah kelainan patologi otak yang timbul segera akibat langsung dari
- Kejang-kejang
hematoma epidural
hematoma subdural
hematoma intraserebral
over hidrasi
- Sepsis/septik syok
- Anemia
- Shock
Proses fisiologis yang abnormal ini lebih memperberat kerusakan cidera otak dan
1
PATOFISIOLOGI
- hematom
Kelainan metabolisme
Kontusio
Pulmonal
Cerebral
2
Perdarahan yang sering ditemukan:
Epidural hematom:
duramater, pembuluh darah ini tidak dapat menutup sendiri karena itu sangat
berbahaya. Dapat terjadi dalam beberapa jam sampai 1 – 2 hari. Lokasi yang
Subdural hematoma
Terkumpulnya darah antara duramater dan jaringan otak, dapat terjadi akut dan
biasanya terdapat diantara duramater, perdarahan lambat dan sedikit. Periode akut
terjadi dalam 48 jam – 2 hari atau 2 minggu dan kronik dapat terjadi dalam 2
Nyeri kepala, bingung, mengantuk, menarik diri, berfikir lambat, kejang dan
edema pupil.
Perdarahan intraserebral
Perdarahan di jaringan otak karena pecahnya pembuluh darah arteri, kapiler, vena.
Perdarahan subarachnoid:
3
Perdarahan didalam rongga subarachnoid akibat robeknya pembuluh darah dan
permukaan otak, hampir selalu ada pada cedera kepala yang hebat.
kaku kuduk.
Penatalaksanaan:
Konservatif
Bedrest total
Pemberian obat-obatan
Pengkajian
BREATHING
iramanya, bisa berupa Cheyne Stokes atau Ataxia breathing. Napas berbunyi,
BLOOD:
disritmia).
4
BRAIN
Bila perdarahan hebat/luas dan mengenai batang otak akan terjadi gangguan pada
Gangguan nervus hipoglosus. Gangguan yang tampak lidah jatuh kesalah satu
BLADER
Pada cidera kepala sering terjadi gangguan berupa retensi, inkontinensia uri,
BOWEL
5
menelan (disfagia) dan terganggunya proses eliminasi alvi.
BONE
Pasien cidera kepala sering datang dalam keadaan parese, paraplegi. Pada
kondisi yang lama dapat terjadi kontraktur karena imobilisasi dan dapat pula
terjadi karena rusak atau putusnya hubungan antara pusat saraf di otak dengan
refleks pada spinal selain itu dapat pula terjadi penurunan tonus otot.
Pemeriksaan Diagnostik:
Prioritas perawatan:
2. mencegah komplikasi
dan rehabilitasi.
6
DIAGNOSA KEPERAWATAN:
psikologis.
6. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan jaringan trauma, kulit rusak,
prosedur invasif. Penurunan kerja silia, stasis cairan tubuh. Kekurangan nutrisi.
Status hipermetabolik.
mengingat/keterbatasan kognitif.
7
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
Tujuan:
motorik/sensorik.
Kriteria hasil:
INTERVENSI RASIONAL
Tentukan faktor-faktor yg Penurunan tanda/gejala neurologis atau
perfusi jaringan otak dan potensial serangan awal, menunjukkan perlunya pasien
Evaluasi keadaan pupil, ukuran, Reaksi pupil diatur oleh saraf cranial
kesamaan antara kiri dan kanan, okulomotor (III) berguna untuk menentukan
okulomotor (III).
Pantau tanda-tanda vital: TD, nadi, Peningkatan TD sistemik yang diikuti oleh
8
frekuensi nafas, suhu. penurunan TD diastolik (nadi yang membesar)
peningkatan TIK.
Pantau intake dan out put, turgor Bermanfaat sebagai indikator dari cairan total
kulit dan membran mukosa. tubuh yang terintegrasi dengan perfusi jaringan.
menurunkan TIK.
Tinggikan kepala pasien 15-45 Meningkatkan aliran balik vena dari kepala
9
Batasi pemberian cairan sesuai Pembatasan cairan diperlukan untuk
Berikan obat sesuai indikasi, Diuretik digunakan pada fase akut untuk
Tujuan:
Kriteria evaluasi:
INTERVENSI RASIONAL
Pantau frekuensi, irama, Perubahan dapat menandakan awitan komplikasi
10
dapat menandakan perlunya ventilasi mekanis.
melindungi jalan napas sendiri. menandakan perlunaya jalan napas buatan atau
indikasi.
sesuai aturannya, posisi miirng dan menurunkan adanya kemungkinan lidah jatuh
ekstra hati-hati, jangan lebih atau dalam keadaan imobilisasi dan tidak dapat
karakter, warna dan kekeruhan pada trakhea yang lebih dalam harus dilakukan
jaringan.
11
tekanan oksimetri Menentukan kecukupan pernapasan, keseimbangan
Lakukan ronsen thoraks ulang. asam basa dan kebutuhan akan terapi.
lainnya.
3) Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan jaringan trauma, kulit
rusak, prosedur invasif. Penurunan kerja silia, stasis cairan tubuh. Kekurangan
Tujuan:
Kriteria evaluasi:
INTERVENSI RASIONAL
Berikan perawatan aseptik dan Cara pertama untuk menghindari
12
invasi, catat karakteristik dari drainase tindakan dengan segera dan pencegahan
kesadaran).
latihan pengeluaran sekret paru secara sekresi paru untuk menurunkan resiko
sputum.
13
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Hafid (1989), Strategi Dasar Penanganan Cidera Otak. PKB Ilmu Bedah
XI – Traumatologi , Surabaya.
EGC. Jakarta.
14