MEULABOH, KOMPAS.com - Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Aceh Barat
menyiapkan 700 ekor ternak kerbau dan sapi untuk persediaan daging "meugang" (hari motong) menjelang bulan suci Ramadhan dan Idul Fitri 1431 Hijriah.
Kepala Bidang Peternakan Distanak Aceh Barat Erwin di Meulaboh, Selasa (27/7/2010) mengatakan, untuk memenuhi kebutuhan ternak tersebut pihaknya juga mendatangkan sapi tambahan dari Brastagi, Sumatera Utara. "Sekitar 70 ekor sapi tambahan kita datangkan dari Sumut, sehingga kebutuhan daging sampai lebaran bisa terpenuhi," katanya.
Ia menyatakan, guna memastikan bahwa ternak yang akan dijual benar-benar sempurna, pihaknya mulai sekarang mengawasi kondisi kesehatan yang melibatkan para penyuluh. "Kemungkinan munculnya penyakit ternak skala lokal maupun bawaan dari luar daerah yang berpeluang membahayakan manusia sejenis Antraks mulai diantisipasi sejak dini," ujarnya.
Namun, ia menjamin di wilayah Aceh Barat penyakit itu belum ada, hanya penyakit ngorok (Septicemia Epizootika/SE) yang kadang-kadang bisa muncul. "Tapi, kalau memang ada ternak yang terjangkit, kita menyarankan konsumen untuk tidak mengkonsumsi bagian dalam tubuh hewan," kata Erwin.
Sementara itu, harga daging kerbau dan sapi pada hari "meugang" diperkirakan antara Rp 100 ribu hingga Rp 120 ribu/Kg. "Sudah menjadi kebiasaan, setiap hari meugang, baik puasa maupun lebaran, harga daging melonjak dibandingkan hari biasa yang hanya Rp 80 ribu/Kg, karena permintaan meningkat," katanya.
Di sisi lain, dikatakan Erwin, untuk meningkatkan mutu serta jumlah populasi ternak, inseminasi buatan gencar dilakukan dengan klasifikasi bibit unggul diantaranya, sapi bali, brahman, sinental, dan peranakan ongol.
Namun, katanya, hasil yang didapat tidak seperti yang diharapkan, karena terkendala terbatasnya petugas dan peminat. "Hingga saat ini baru 11 ternak sapi yang diberi inseminasi buatan dari bibit sapi bali, dan sudah menghasilkan 8 ekor," katanya.