Vous êtes sur la page 1sur 4

Ascaris lumbricoides  cacing perut manusia

Cacing betina ukurannya lebih besar daripada cacing jantan dan


dinding posterior cacing jantan terdapat kait yang digunakan
untuk reproduksi seksual. Tubuhnya licin karena terselubungi
lapisan kutikula yang terbuat dari protein.

Siklus hidup :
Telur Masak (tidak sengaja) tertelan manusia  menetas
menjadi Larva di saluran pencernaan  menembus usus 
peredaran darah  Jantung  Paru-Paru  Trakea
(tenggorokan)  tertelan untuk kedua kalinya dengan gejala
batuk-batuk  Usus  Cacing dewasa

Sering didapati komensalisme di dalam tubuh, namun pada anak-anak


Þ Ascariasis

Ascaris lumbricoides :

Cacing bet ina ukurannya lebih besar daripada cacing jantan dan dinding posterior cacing
jantan terdapat kait yang digunakan untuk reproduksi seksual. Tubuhnya licin karena
terselubungi lapisan kutikula yang terbuat dari protein.

Ascaris lumbricoides menyebabkan penyakit yang disebut Askariasis. Mereka hidup di


rongga usus halus manusia. Berukuran 10-30 cm untuk cacing jantan dan 22-35 cm untuk
cacing betina. Satu cacing betina Ascaris lumbricoides dapat berkembang biak dengan
menghasilkan 200.000 telur set iap harinya. Telur cacing ini dapat termakan oleh manusia
melalui makanan yang terkontaminasi. Telur ini akan menetas di usus, kemudian
berkembang jadi larva menembus dinding usus, lalu masuk ke dalam paru- paru. Masuknya
larva ke paru-paru manusia disebut terinfeksi sindroma loeffler. Setelah dewasa, Ascaris
lumbricoides akan mendiami usus manusia dan menyerap makanan disana, disamping t
umbuh dan berkembang biak

skariasis adalah penyakit parasit yang disebabkan oleh Nemathelminthes Ascaris lumbricoides.
Askariasis adalah penyakit kedua terbesar yang disebabkan oleh makhluk parasit.
Daftar isi
[sembunyikan]

 1 Hospes dan distribusi


 2 Morfologi
 3 Siklus hidup
 4 Patologi klinik
 5 Cara diagnosis
 6 Pengobatan
 7 Prognosis
 8 Epidemiologi
 9 Referensi

[sunting] Hospes dan distribusi


Hospes atau inang dari Askariasis adalah manusia. Di manusia, larva Ascaris akan berkembang
menjadi dewasa dan menagdakan kopulasi serta akhirnya bertelur.

Penyakit ini sifatnya kosmopolit, terdapat hampir di seluruh dunia. Prevalensi askariasis sekitar
70-80%.

[sunting] Morfologi
Cacing jantan berukuran sekitar 10-30 cm, sedangkan betina sekitar 22-35 cm. Pada cacing
jantan ditemukan spikula atau bagian seperti untaian rambut di ujung ekornya (posterior). Pada
cacing betina, pada sepertiga depan terdapat bagian yang disebut cincin atau gelang kopulasi.

Cacing dewasa hidup pada usus manusia. Seekor cacing betina dapat bertelur hingga sekitar
200.000 telur per harinya. Telur yang telah dibuahi berukuran 60 x 45 mikron. Sedangkan telur
yang tak dibuahi, bentuknya lebih besar sekitar 90 x 40 mikron. Telur yang telah dibuahi inilah
yang dapat menginfeksi manusia.

[sunting] Siklus hidup


Siklus hidup Ascaris

Pada tinja penderita askariasis yang membuang air tidak pada tempatnya dapat mengandung telur
askariasis yang telah dubuahi. Telur ini akan matang dalam waktu 21 hari. bila terdapat orang
lain yang memegang tanah yang telah tercemar telur Ascaris dan tidak mencuci tangannya,
kemudian tanpa sengaja makan dan menelan telur Ascaris.

Telur akan masuk ke saluran pencernaan dan telur akan menjadi larva pada usus. Larva akan
menembus usus dan masuk ke pembuluh darah. Ia akan beredar mengikuti sistem peredaran,
yakni hati, jantung dan kemudian di paru-paru.

Pada paru-paru, cacing akan merusak alveolus, masuk ke bronkiolus, bronkus, trakea, kemudian
di laring. Ia akan tertelan kembali masuk ke saluran cerna. Setibanya di usus, larva akan menjadi
cacing dewasa.

Cacing akan menetap di usus dan kemudian berkopulasi dan bertelur. Telur ini pada akhirnya
akan keluar kembali bersama tinja. Siklus pun akan terulang kembali bila penderita baru ini
membuang tinjanya tidak pada tempatnya.

[sunting] Patologi klinik


Askariasis
Klasifikasi dan bahan-bahan eksternal
ICD-10 B77.
ICD-9 127.0
DiseasesDB 934

Gejala klinis akan ditunjukkan pada stadium larva maupun dewasa.

Pada stadium larva, Ascaris dapat menyebabkan gejala ringan di hati dan di paru-paru akan
menyebabkan sindrom Loeffler. Sindrom Loeffler merupakan kumpulan tanda seperti demam,
sesak nafas, eosinofilia, dan pada foto Roentgen thoraks terlihat infiltrat yang akan hilang selama
3 minggu.

Pada stadium dewasa, di usus cacing akan menyebabkan gejala khas saluran cerna seperti tidak
nafsu makan, muntah-muntah, diare, konstipasi, dan mual. Bila cacing masuk ke saluran empedu
makan dapat menyebabkan kolik atau ikterus. Bila cacing dewasa kemudian masuk menembus
peritoneum badan atau abdomen maka dapat menyebabkan akut abdomen.

[sunting] Cara diagnosis

Telur Ascaris yang berisi embrio

Diagnosis askariasis dilakukan dengan menemukan telur pada tinja pasien atau ditemukan cacing
dewasa pada anus, hidung, atau mulut.

Vous aimerez peut-être aussi