Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
AKHLAK TASAWUF
Endang Dwi Titi Mutia
(1110082000066)
Akuntansi 2/B
A. PENGANTAR
Sang Maha Pencipta menciptakan manusia bukanlah untuk sesuatu yang sia-sia. Makhluk
yang paling sempurna di muka bumi ini diciptakan-Nya sebagai khalifah, yang menjadi
pemimpin dan menjaga amanat Sang Khalik. Mereka dititipi akal untuk berpikir, hati untuk
merasakan kasih sayang Allah, dan tubuh yang menjadi sarana untuk beribadah.
Dari segala yang Allah Swt titipkan itu, ada satu yang menjadi ukuran derajat seorang
manusia di muka bumi, yaitu akhlak.
Dalam membahas pengertian Akhlak,ada dua tipe pendekatan yang dapat digunakan untuk
mendefinisikan akhlak, yaitu pendekatan linguistic (kebahasaan), dan pendekatan
terminologik (peristilahan).
• Dari sudut kebahasaan, akhlak berasal dari bahasa Arab, yaitu isim mashdar (bentuk
infinitive), akhlaqa, yukhliqu, ikhlaqan, sesuai dengan timbangan (wazan)
t’sulasimajidaf’’ala, yuf’ilu, if’alan yang berarti al-sajiyah (perangai)b, ath-thabi’ah
(kelakuan, tabiat, watakdaasar), al-‘adat (kebiasaan, kelaziman), al-sin (agama).
Linguistic akhlak merupakan isim jamid atau isim ghair mustaq, yaitu isim yang tidak
memiliki akar kata, melainkan kata tersebut memang sudah demikian adanya. Kata
akhlak adalah jamak dari kata khilqun atau khuluqun yang artinya sama dengan arti
akhlak sebagaimana telah disebutkan diatas. Baik kata akhlaq atau khulqun kedua-
duanya dijumpai pemakaiannya baik dalam al-quran maupun dalam hadist,
sebagaiberikut :
(Agama kami) ini tidak lain hanyalah adat kebiasaan yang dahulu (Q.S.Al-Asyura, 26:137)
Orang mukmin yang paling sempurna keimanannya adalah orang yang sempurna
budipekertinya (H.R.Tirmidzi)
Dengan demikian merujuk kepada ayat diatas kata akhlak atauk hulqun secara
kebahasan berarti budi pekerti, adat kebisaan, atau perangai muru’ah atau segala sesuatu yang
sudah menjaditabiat.
Pertama, perbuatan akhlak adalah perbuatan yang telah tertanam kuat dalam jiwa
seseorang, sehingga telah menjadi kepribadiannya. Kedua, perbuatan akhlak adalah
perbuatan yang dilakuakan dengan mudah dan tanpa pemikiran. Ini tidak berarti
bahwa pada saat melakukan perbuatan, yang bersangkutan dalam keadaan tidak sadar,
hilang ingatan, tidur atau gila. Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang dilakukan oleh
orang yang sehat akal pikirannya. Ketiga, bahwa perbuatan akhlak adalah perbuatan
yang timbul dari dalam diri orang yang mengerjakannya, tanpa ada paksaan atau
tekanan dari luar. Keempat, bahwa perbuatan akhlak adalah perbutaan yang dilakukan
dengan sesungguhnya, bukan main-main atau karena bersandiwara. Kelima, sejalan
dengan ciri yang keempat, perbuatan akhlak (khususnya akhlak yang baik) adalah
perbuatan yang dilakukan karena ikhlas semata-mata karena Allah, bukan karena
ingin dipuji atau karena ingin mendapatkan sesuatu pujian.
Bahwa objek ilmu akhlak adalah membahas perbuatanmanusia yang selanjutnya perbuatan
tersebut ditentukan baik atau buruk.
Dapat disimpulkan yang dimaksud dengan ilmu akhlak adalah ilmu yang mengkaji suatu
perbuatan yang dilakukan oleh manusia dalam keadaan sadar, kemauan sendiri, tidak
terpaksa, dan sungguh-sungguh, bukan perbuatan yang pura-pura.
Berkenaan dengan manfaat mempelajari ilmu akhlak ini, Ahmad Amin mengatakan sebgaai
berikut :
Tujuan mempelajari ilmu akhlak dan permasalahannya yang menyebabkan kita dapat
menetapkan sebagian perbuatan yang lainnya sebagai yang baik dan sebagian perbuatan
lainnya sebagai yang buruk. Bersikap adil termasuk baik, sedangkan berbuat zalim termasuk
perbuatan buruk, membayar utang kepada pemilkinya termasuk perbuatan baik, sedangkan
mengingkari utang termasuk pebuatan buruk.
Selanjutnya Mustafa Zahri mengatakan bahwa tujuan perbaikan akhlak itu, ialah untuk
membersihkan qalbu dari kotoran-kotoran hawa nafsu dan marahsehingga hati menjadi suci
bersih, bagaikan cermin yang dapat menerima NUR cahayaTuhan.
Seseorang yang memmpelajari ilmu ini akan memiliki pengetahuan tentang criteria perbuatan
baik dan buruk, dan selanjutnya ia akan banyak mengetahui perbuatan yang baik dan
perbuatan yang buruk.
Ilmua akhlak atau akhlak yang mulia juga berguna dalam mengarahkan dan mewarnai
berbagai aktivitas kehidupan manusia disegala bidang. Seseorang yang memiliki IPTEK yang
majudisertaiakhlak yang mulia, niscayailmupengetahuaan yang Ia miliki itu akan
dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk kebaikan hidup manusia. Sebaliknya, orang yang
memiliki ilmu pengetahuan dan teknologi modern, memiliki pangkat, harta, kekuasaan,
namun tidak disertai dengan akhlak yang mulia, maka semuanya itu akan disalahgunakan
yang akibatnya akan menimbulkan bencana dimuka bumi.
Demikian juga dengan mengetahui akhlak yang buruk serta bahaya-bahaya yang akan
ditimbulkan darinya, menyebabkan orang enggan untuk melakukannya dan berusaha
menjauhinya. Orang yang demikian pada akhirnya akan terhindar dari berbagai perbuatan
yang dapat membahyakan dirinya.
Dengan demikian secara ringkas dapat dikatakan bahwa Ilmu Akhlak bertujuan untuk
memberikan pedoman atau penerangan bagi manusia dalam mengetahui perbuatan yang baik
atau yang buruk. Terhadap perbuatan yang baik ia beruasaha melakukannya, dan terhadap
yang buruk ia berusaha untuk menghindarinya.
G. KESIMPULAN
Akhlak ataupun budipekerti memegang peranan penting dalam kehidupan manusia. Akhlak
yang baik akan membedakan antara manusia dengan hewan. Manusia yang berakhlak mulia,
dapat menjaga kemuliaan dan kesucian jiwanya, dapat mengalahkan tekanan hawa nafsu
syahwat syaitoniah, berpegang teguh kepada sendi-sendi keutamaan. Menghindarkan diri
dari sifat-sifat kecurangan, kerakusan dan kezaliman. Manusia yang berakhlak mulia, suka
tolong menolong sesama insan dan makhluk lainnya. Mereka senang berkorban untuk
kepentingan ersama.Yang kecil
hormat kepada yang tua,yang tua kasih kepada yang kecil.Manusia yang memiliki budi
pekerti yang mulia, senang kepada kebenaran dan keadilan, toleransi, mematuhi janji, lapang
dada dan tenang dalam menghadapi segala halangan dan rintangan.
Akhlak yang baik akan mengangkat manusia ke darjat yang tinggi dan mulia. Akhlak yang
buruk akan membinasakan seseorang insan dan juga akan membinasakan ummat manusia.
Manusia yang mempunyai akhlak yang buruk senang melakukan sesuatu yang merugikan
orang lain. Senang melakukan kekacauan, senang melakukan perbuatan yang tercela, yang
akan membinasakan diri dan masyarakat seluruhnya.
DAFTAR PUSTAKA
AR, Zahruddin, Hasanuddin Sinaga. Pengantar Studi Akhlak. Jakarta:PT Raja Grafindo,
2004.
www.google.com
www.wikipedia.org
www.scribd.com
BAB 2
HUBUNGAN ILMUA AKHLAK DENGAN ILMU TAUHID,JIWA DAN
PENDIDIKAN,DAN ILMU FILSAFAT
I. Latar Belakang
Pada dasarnya setiap ilmu pengetahuan satu dan lainnya saling berhubungan. Namun
hubungan tersebut ada yang sifatnya berdekatan, yang pertengahan dan ada pula yang
agak jauh.
Ilmu yang hubungannya dengan Ilmu Akhlak dapat dikategorikan berdekatan antara
lain Ilmu Tasawuf, Ilmu Tauhid, Ilmu Pendidikan, Ilmu Jiwa dan Filsafat. Sedangkan
ilmu-ilmu yang hubungannya dengan Ilmu Akhlakdapat dikategorikan pertengahan
adalah Ilmu Hukum, Ilmu Sosial, Ilmu Sejarah, dan Ilmu Antropologi. Dan ilmu-ilmu
yang agak jauh hubungannya dengan Ilmu Akhlak adalah Ilmu Fisika, Ilmu Biologi,
dan Ilmu Politik.1
Dalam uraian berikut ini akan dibahas beberapa hubungan antara Ilmu Akhlak dengan
ilmu lainnya, diantaranya:
1. Apakah hubungan antara Ilmu Akhlak dengan Ilmu Tauhid?
2. Apakah hubungan antara Ilmu Akhlak dengan Ilmu Tasawuf?
3. Apakah hubungan antara Ilmu Akhlak dengan Ilmu Filsafat?
4. Apakah hubungan antara Ilmu Akhlak dengan Hukum Islam?
Hubungan antara Ilmu Akhlak dengan Ilmu Tauhid merupakan hubungan yang
bersifat berdekatan, sebelum membahas lebih jauh apa hubungan antara Ilmu Akhlak
dengan Ilmu Tauhid terlebih dahulu kita mengingat kembali apa pengertian Ilmu
Akhlak dan Ilmu Tauhid.
Menurut Ibn Maskawih Akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang
menimbulkan macam-macam perbuatan dengan mudah tanpa memerlukan pemikiran
dan pertimbamgan.
Sedangkan Ilmu Tauhid adalah Ilmu yang membahas tentang cara-cara mengEsakan
Tuhan sebagai salah satu sifat yang terpenting diantar sifat Tuhan lainnya.2
Hubungan Ilmu antara Ilmu Akhlak dengan Ilmu Tauhid dapat dilihat melalui
beberapa analisis
Pertama, dilihat dari segi obyek pembahasannya, Ilmu Tauhid sebagaimana diuraikan
di atas membahas masalah Tuhan baik dari segi Dzat, sifat, dan perbuatan-Nya.
Kepercayaan yang mantap kepada Tuhan yang demikian itu, akan menjadi landasan
sehingga perbuatan yang dilakukan manusia semata-mata karena Allah SWT. Dengan
demikian Ilmu Tauhid akan mengarahkan perbuatan manusia menjadi ikhlas dan
keikhlasan ini merupakan salah satu akhlak yang mulia. Allah SWT berfirman dalam
QS. Al-Bayyinah, 98: 5) yang artinya:
Padahal mereka tidak disuruh supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan
kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus.
Kedua, dilihat dari segi fungsinya, Ilmu Tauhid menghendaki agar seseorang yang
bertauhid tidak hanya cukup dengan menghafal rukun iman yang enam dengan dalil-
dalilnya saja, tetapi yang terpenting adalah agar orang yang bertauhid itu meniru dan
mencontoh terhadap subyek yang terdapat dalam rukun iman itu.
Masalnya jika seseorang beriman kepada malaikat, maka yang dimaksudkan antara
lain adalah agar manusia meniru sifat-sifat yang terdapat pada malaikat, seperti sifat
jujur, amanah, tidak pernah durhaka dan patuh melaksanakan segala yang
diperintahkan Tuhan, percaya kepada malaikat juga dimaksudkan agar manusia
merasa diperhatikan dan diawasi oleh para malaikat, sehingga ia tidak berani
melanggar larangan Tuhan. Dengan cara demikian percaya kepada malaikat akan
membawa kepada perbaikan akhlak yang mulia. Allah berfirman dalam QS. Al-
Tahrim, 66: 6) yang artinya: (Malaikat-malaikat) itu tidak mendurhakai Allah
terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka yang selalu mengerjakan apa
yang diperintahkan.
Dari uraian yang agak panjang lebar ini dapat dilihat dengan jelas adanya hubungan
yang erat antara keimanan yang dibahas dalam Ilmu Tauhid dengan perbuatan baik
yang dibahas dalam Ilmu Akhlak. Ilmu Tauhid tampil dalam memberikan bahasan
terhadap Ilmu Akhlak, dan Ilmu Akhlak tampil memberikan penjabaran dan
pengamalan dari Ilmu Tauhid. Tauhid tanpa akhlak yang mulia tidak akan ada artinya
dan akhlak yang mulia tanpa Tauhid tidak akan kokoh. Selain itu Tauhid memberikan
arah terhadap akhlak, dan akhlak memberi isi terhadap arahan tersebut. Disinilah
letaknya hubungan yang erat dan dekat antara Tauhid dan Akhlak.3
KESIMPULAN
Hubungan antara Ilmu Akhlak dan Ilmu Tauhid adalah Tauhid memberikan arah terhadap
akhlak, dan akhlak memberikan isi terhadap arahan tersebut.
Hubungan antara Ilmu Akhlak dan Ilmu Tasawuf adalah Akhlak merupakan pangkal tolak
tasawuf, sedangkan tasawuf adalah esensi dari akhlak itu sendiri.
Hubungan antara Ilmu Akhlak dengan Ilmu Filsafat adalah di dalam Ilmu filsafat dibahas hal-
hal yang berhubungan dengan etika/akhlak dan dibahas pula tentang Tuhan dan bahkan
menjadi cabang ilmu tersendiri yaitu Etika dan Theodica. Setelah mempelajari ilmu0ilmu
tersebut diharapkan dapat terwujud akhlak yang baik.
Hubungan antara Ilmu Akhlak dengan hukum disini adalah dalam hukum terdapat perintah
dan larangan, jika melaksanakan yang diperintahkan berarti dapat dikatakan berakhlak baik,
namun jika melanggar apa yang diperintahkan maka dapat dikatakan akhlaknya buruk, dan
hukum memberi balasan atas baik buruknya akhlak.
DAFTAR PUSTAKA
AR, Zahruddin, Hasanuddin Sinaga. Pengantar Studi Akhlak. Jakarta:PT Raja Grafindo,
2004.
Http://hk-islam.blogspot.com/2008/09/pengertian-hukum-islam-syariat-islam.html
Nasution, Harun, Islam Rasional, Gagasan dan Pemikiran,(Bandung: Mizan, 1995), cet. III,
59.
www.google.com
www.wikipedia.org
www.scribd.com