Vous êtes sur la page 1sur 13

RESUME

AKHLAK TASAWUF
Endang Dwi Titi Mutia
(1110082000066)

Akuntansi 2/B

UIN SYARIEF HIDAYATULLAH JAKARTA

Selasa,15 Maret 2011


BAB 1

PENGERTIAN, RUANG LINGKUP, DAN MANFAAT MEMPELAJARI ILMU


AKHLAK

A. PENGANTAR

Sang Maha Pencipta menciptakan manusia bukanlah untuk sesuatu yang sia-sia. Makhluk
yang paling sempurna di muka bumi ini diciptakan-Nya sebagai khalifah, yang menjadi
pemimpin dan menjaga amanat Sang Khalik. Mereka dititipi akal untuk berpikir, hati untuk
merasakan kasih sayang Allah, dan tubuh yang menjadi sarana untuk beribadah.

Dari segala yang Allah Swt titipkan itu, ada satu yang menjadi ukuran derajat seorang
manusia di muka bumi, yaitu akhlak.

B. PENGERTIAN ILMU AKHLAK

Dalam membahas pengertian Akhlak,ada dua tipe pendekatan yang dapat digunakan untuk
mendefinisikan akhlak, yaitu pendekatan linguistic (kebahasaan), dan pendekatan
terminologik (peristilahan).

• Dari sudut kebahasaan, akhlak berasal dari bahasa Arab, yaitu isim mashdar (bentuk
infinitive), akhlaqa, yukhliqu, ikhlaqan, sesuai dengan timbangan (wazan)
t’sulasimajidaf’’ala, yuf’ilu, if’alan yang berarti al-sajiyah (perangai)b, ath-thabi’ah
(kelakuan, tabiat, watakdaasar), al-‘adat (kebiasaan, kelaziman), al-sin (agama).

Linguistic akhlak merupakan isim jamid atau isim ghair mustaq, yaitu isim yang tidak
memiliki akar kata, melainkan kata tersebut memang sudah demikian adanya. Kata
akhlak adalah jamak dari kata khilqun atau khuluqun yang artinya sama dengan arti
akhlak sebagaimana telah disebutkan diatas. Baik kata akhlaq atau khulqun kedua-
duanya dijumpai pemakaiannya baik dalam al-quran maupun dalam hadist,
sebagaiberikut :

“ Dan sesungguhnya kamubenar-benar berbudi pekerti yang agung” (Q.S.Al-Qalam, 68:4)

(Agama kami) ini tidak lain hanyalah adat kebiasaan yang dahulu (Q.S.Al-Asyura, 26:137)
Orang mukmin yang paling sempurna keimanannya adalah orang yang sempurna
budipekertinya (H.R.Tirmidzi)

Dengan demikian merujuk kepada ayat diatas kata akhlak atauk hulqun secara
kebahasan berarti budi pekerti, adat kebisaan, atau perangai muru’ah atau segala sesuatu yang
sudah menjaditabiat.

• terminologik (peristilahan), Pengertian akhlak dalam Islam adalah perangai yang


ada dalam diri manusia yang mengakar, yang dilakukannya secara spontan dan terus
menerus. Agama Islam menjadi sumber datangnya akhlak. Orang yang memiliki
akhlak memiliki landasan yang kuat dalam bertindak.Keseluruhan definisi akhlak
tersebut diatas tampak tidak ada yang bertentangan, melainkan memiliki kemiripan.
Definisi-definisi akhlak tersebut secara substansi saling tampak saling melengkapi,
dan darinya kita dapatmelihat lima ciri yang terdapat dalam perbuatan akhlak, yaitu :

Pertama, perbuatan akhlak adalah perbuatan yang telah tertanam kuat dalam jiwa
seseorang, sehingga telah menjadi kepribadiannya. Kedua, perbuatan akhlak adalah
perbuatan yang dilakuakan dengan mudah dan tanpa pemikiran. Ini tidak berarti
bahwa pada saat melakukan perbuatan, yang bersangkutan dalam keadaan tidak sadar,
hilang ingatan, tidur atau gila. Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang dilakukan oleh
orang yang sehat akal pikirannya. Ketiga, bahwa perbuatan akhlak adalah perbuatan
yang timbul dari dalam diri orang yang mengerjakannya, tanpa ada paksaan atau
tekanan dari luar. Keempat, bahwa perbuatan akhlak adalah perbutaan yang dilakukan
dengan sesungguhnya, bukan main-main atau karena bersandiwara. Kelima, sejalan
dengan ciri yang keempat, perbuatan akhlak (khususnya akhlak yang baik) adalah
perbuatan yang dilakukan karena ikhlas semata-mata karena Allah, bukan karena
ingin dipuji atau karena ingin mendapatkan sesuatu pujian.

C. RUANG LINGKUP PEMBAHASAN ILMU AKHLAK

Ilmu akhlak adalah membahas tentang perbuatan-pebuatan manusia, kemudian


menetapkannya apakah perbuatan tersebut tergolong perbuatan yang baik atau perbuatan
yang buruk. Ilmu akhlak berkaitan dengan norma ataupenilaianterhadapsuatuperbuatan yang
dilakukanolehseseorang. Akhlak sebagai suatu disiplin ilmu agama sudah sejajar dengan
ilmu-ilmu keislaman lainnya, seperti tafsir, tauhid, fiqh, sejarah islam, dll.
Pokok-pokok masalah yang dibahas dalam ilmua khlak pada intinya adalah perbuatan
manusia. Perbuatan tersebut selanjutnya ditentukan kriterianya apakah baik atau buruk.
Dalam hubungan ini Ahmad Amin mengatakansebagaiberikut :

Bahwa objek ilmu akhlak adalah membahas perbuatanmanusia yang selanjutnya perbuatan
tersebut ditentukan baik atau buruk.

Kemudian menurut Muhammad Al-Ghazali akhlak menurutnya bahwa kawasan pembahsaan


ilmu akhlak adalah seluruh aspek kehidupan manusia, baik sebgai individu maupun
kelompok. Dalam masyarakat Barat kata akhlak sering diidentikkan dengan etika, walaupun
pengidentikkannya ini tidak sepenuhnya tepat. Mereka yang mengidentikkan antar aakhlak
dengan etika mengatakan bahwa etika adalah penyelidikan tentang tingkah laku dan sifat
manusia. Namun perlu ditegaskan kembali bahwa yang dijadikan objek kajian Ilmu Akhlak
disini adalah perbuatan akhlak yang memiliki ciri-ciri dilakukan atas kehendak dan kemauan,
sebenarnya mendarah daging dan telah dilakukan secara kontinyu atau terus-menerus dalamk
ehidupannya.

Dapat disimpulkan yang dimaksud dengan ilmu akhlak adalah ilmu yang mengkaji suatu
perbuatan yang dilakukan oleh manusia dalam keadaan sadar, kemauan sendiri, tidak
terpaksa, dan sungguh-sungguh, bukan perbuatan yang pura-pura.

D. BEBERAPA ALASAN PENTINGNYA AKHLAK ISLAMI

• Akhlak adalah faktor penentu derajat seseorang.


• Akhlak merupakan buah ibadah, seperti yang tercantum dalam Surat Al-‘Ankabut
ayat 45.
• Keluhuran akhlak adalah amal terberat di akhirat.
• Lambang kualitas masyarakat.
• Untuk membentuk akhlak yang baik.

E. MANFAAT MEMPELAJARI ILMU AKHLAK

Berkenaan dengan manfaat mempelajari ilmu akhlak ini, Ahmad Amin mengatakan sebgaai
berikut :
Tujuan mempelajari ilmu akhlak dan permasalahannya yang menyebabkan kita dapat
menetapkan sebagian perbuatan yang lainnya sebagai yang baik dan sebagian perbuatan
lainnya sebagai yang buruk. Bersikap adil termasuk baik, sedangkan berbuat zalim termasuk
perbuatan buruk, membayar utang kepada pemilkinya termasuk perbuatan baik, sedangkan
mengingkari utang termasuk pebuatan buruk.

Selanjutnya Mustafa Zahri mengatakan bahwa tujuan perbaikan akhlak itu, ialah untuk
membersihkan qalbu dari kotoran-kotoran hawa nafsu dan marahsehingga hati menjadi suci
bersih, bagaikan cermin yang dapat menerima NUR cahayaTuhan.

Seseorang yang memmpelajari ilmu ini akan memiliki pengetahuan tentang criteria perbuatan
baik dan buruk, dan selanjutnya ia akan banyak mengetahui perbuatan yang baik dan
perbuatan yang buruk.

Ilmua akhlak atau akhlak yang mulia juga berguna dalam mengarahkan dan mewarnai
berbagai aktivitas kehidupan manusia disegala bidang. Seseorang yang memiliki IPTEK yang
majudisertaiakhlak yang mulia, niscayailmupengetahuaan yang Ia miliki itu akan
dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk kebaikan hidup manusia. Sebaliknya, orang yang
memiliki ilmu pengetahuan dan teknologi modern, memiliki pangkat, harta, kekuasaan,
namun tidak disertai dengan akhlak yang mulia, maka semuanya itu akan disalahgunakan
yang akibatnya akan menimbulkan bencana dimuka bumi.

Demikian juga dengan mengetahui akhlak yang buruk serta bahaya-bahaya yang akan
ditimbulkan darinya, menyebabkan orang enggan untuk melakukannya dan berusaha
menjauhinya. Orang yang demikian pada akhirnya akan terhindar dari berbagai perbuatan
yang dapat membahyakan dirinya.

Dengan demikian secara ringkas dapat dikatakan bahwa Ilmu Akhlak bertujuan untuk
memberikan pedoman atau penerangan bagi manusia dalam mengetahui perbuatan yang baik
atau yang buruk. Terhadap perbuatan yang baik ia beruasaha melakukannya, dan terhadap
yang buruk ia berusaha untuk menghindarinya.

F. CIRI-CIRI SESEORANG YANG MEMILIKI AKHLAK ISLAMI

• Tidak menghalalkan segala cara untuk mendapatkan sesuatu.


• Akhlaknya mencakup semua aspek kehidupan.
• Berhubungan dengan nilai-nilai keimanannya, sesuai Surat Al-Maidah ayat 8.
• Berhubungan dengan hari kiamat atau tafakur alam.
• Memandang segala sesuatu dengan fitrah yang benar.

G. KESIMPULAN

Akhlak ataupun budipekerti memegang peranan penting dalam kehidupan manusia. Akhlak
yang baik akan membedakan antara manusia dengan hewan. Manusia yang berakhlak mulia,
dapat menjaga kemuliaan dan kesucian jiwanya, dapat mengalahkan tekanan hawa nafsu
syahwat syaitoniah, berpegang teguh kepada sendi-sendi keutamaan. Menghindarkan diri
dari sifat-sifat kecurangan, kerakusan dan kezaliman. Manusia yang berakhlak mulia, suka
tolong menolong sesama insan dan makhluk lainnya. Mereka senang berkorban untuk
kepentingan ersama.Yang kecil
hormat kepada yang tua,yang tua kasih kepada yang kecil.Manusia yang memiliki budi
pekerti yang mulia, senang kepada kebenaran dan keadilan, toleransi, mematuhi janji, lapang
dada dan tenang dalam menghadapi segala halangan dan rintangan.

Akhlak yang baik akan mengangkat manusia ke darjat yang tinggi dan mulia. Akhlak yang
buruk akan membinasakan seseorang insan dan juga akan membinasakan ummat manusia.
Manusia yang mempunyai akhlak yang buruk senang melakukan sesuatu yang merugikan
orang lain. Senang melakukan kekacauan, senang melakukan perbuatan yang tercela, yang
akan membinasakan diri dan masyarakat seluruhnya.
DAFTAR PUSTAKA

Nasution, Harun, Teologi Islam Aliran-Aliran Sejarah Analisa Perbandingan Jakarta:


Universitas Indonesia, 1972), cet.II. Hlm. IV.

AR, Zahruddin, Hasanuddin Sinaga. Pengantar Studi Akhlak. Jakarta:PT Raja Grafindo,
2004.
www.google.com
www.wikipedia.org
www.scribd.com
BAB 2
HUBUNGAN ILMUA AKHLAK DENGAN ILMU TAUHID,JIWA DAN
PENDIDIKAN,DAN ILMU FILSAFAT

I. Latar Belakang
Pada dasarnya setiap ilmu pengetahuan satu dan lainnya saling berhubungan. Namun
hubungan tersebut ada yang sifatnya berdekatan, yang pertengahan dan ada pula yang
agak jauh.
Ilmu yang hubungannya dengan Ilmu Akhlak dapat dikategorikan berdekatan antara
lain Ilmu Tasawuf, Ilmu Tauhid, Ilmu Pendidikan, Ilmu Jiwa dan Filsafat. Sedangkan
ilmu-ilmu yang hubungannya dengan Ilmu Akhlakdapat dikategorikan pertengahan
adalah Ilmu Hukum, Ilmu Sosial, Ilmu Sejarah, dan Ilmu Antropologi. Dan ilmu-ilmu
yang agak jauh hubungannya dengan Ilmu Akhlak adalah Ilmu Fisika, Ilmu Biologi,
dan Ilmu Politik.1
Dalam uraian berikut ini akan dibahas beberapa hubungan antara Ilmu Akhlak dengan
ilmu lainnya, diantaranya:
1. Apakah hubungan antara Ilmu Akhlak dengan Ilmu Tauhid?
2. Apakah hubungan antara Ilmu Akhlak dengan Ilmu Tasawuf?
3. Apakah hubungan antara Ilmu Akhlak dengan Ilmu Filsafat?
4. Apakah hubungan antara Ilmu Akhlak dengan Hukum Islam?

II. Hubungan antara Ilmu Akhlak dengan Ilmu Tauhid

Hubungan antara Ilmu Akhlak dengan Ilmu Tauhid merupakan hubungan yang
bersifat berdekatan, sebelum membahas lebih jauh apa hubungan antara Ilmu Akhlak
dengan Ilmu Tauhid terlebih dahulu kita mengingat kembali apa pengertian Ilmu
Akhlak dan Ilmu Tauhid.
Menurut Ibn Maskawih Akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang
menimbulkan macam-macam perbuatan dengan mudah tanpa memerlukan pemikiran
dan pertimbamgan.
Sedangkan Ilmu Tauhid adalah Ilmu yang membahas tentang cara-cara mengEsakan
Tuhan sebagai salah satu sifat yang terpenting diantar sifat Tuhan lainnya.2
Hubungan Ilmu antara Ilmu Akhlak dengan Ilmu Tauhid dapat dilihat melalui
beberapa analisis
Pertama, dilihat dari segi obyek pembahasannya, Ilmu Tauhid sebagaimana diuraikan
di atas membahas masalah Tuhan baik dari segi Dzat, sifat, dan perbuatan-Nya.
Kepercayaan yang mantap kepada Tuhan yang demikian itu, akan menjadi landasan
sehingga perbuatan yang dilakukan manusia semata-mata karena Allah SWT. Dengan
demikian Ilmu Tauhid akan mengarahkan perbuatan manusia menjadi ikhlas dan
keikhlasan ini merupakan salah satu akhlak yang mulia. Allah SWT berfirman dalam
QS. Al-Bayyinah, 98: 5) yang artinya:
Padahal mereka tidak disuruh supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan
kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus.
Kedua, dilihat dari segi fungsinya, Ilmu Tauhid menghendaki agar seseorang yang
bertauhid tidak hanya cukup dengan menghafal rukun iman yang enam dengan dalil-
dalilnya saja, tetapi yang terpenting adalah agar orang yang bertauhid itu meniru dan
mencontoh terhadap subyek yang terdapat dalam rukun iman itu.
Masalnya jika seseorang beriman kepada malaikat, maka yang dimaksudkan antara
lain adalah agar manusia meniru sifat-sifat yang terdapat pada malaikat, seperti sifat
jujur, amanah, tidak pernah durhaka dan patuh melaksanakan segala yang
diperintahkan Tuhan, percaya kepada malaikat juga dimaksudkan agar manusia
merasa diperhatikan dan diawasi oleh para malaikat, sehingga ia tidak berani
melanggar larangan Tuhan. Dengan cara demikian percaya kepada malaikat akan
membawa kepada perbaikan akhlak yang mulia. Allah berfirman dalam QS. Al-
Tahrim, 66: 6) yang artinya: (Malaikat-malaikat) itu tidak mendurhakai Allah
terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka yang selalu mengerjakan apa
yang diperintahkan.
Dari uraian yang agak panjang lebar ini dapat dilihat dengan jelas adanya hubungan
yang erat antara keimanan yang dibahas dalam Ilmu Tauhid dengan perbuatan baik
yang dibahas dalam Ilmu Akhlak. Ilmu Tauhid tampil dalam memberikan bahasan
terhadap Ilmu Akhlak, dan Ilmu Akhlak tampil memberikan penjabaran dan
pengamalan dari Ilmu Tauhid. Tauhid tanpa akhlak yang mulia tidak akan ada artinya
dan akhlak yang mulia tanpa Tauhid tidak akan kokoh. Selain itu Tauhid memberikan
arah terhadap akhlak, dan akhlak memberi isi terhadap arahan tersebut. Disinilah
letaknya hubungan yang erat dan dekat antara Tauhid dan Akhlak.3

III. Hubungan antara Ilmu Akhlak dengan Ilmu Tasawuf


Antara Ilmu Akhlak dan Ilmu Tasawuf memiliki hubungan yang berdekatan.
Pengertian Ilmu Tasawuf adalah Ilmu yang dengannya dapat diketahui hal-hal yang
terkait dengan kebaikan dan keburukan jiwa.4
Tujuan Ilmu Tasawuf itu sendiri adalah untuk mendekatkan diri kepada Allah dengan
cara membersihkan diri dari perbuatan yang tercela dan menghias diri dengan
perbuatan yang terpuji.
Dengan demikian dalam proses pencapaian tujuan bertasawuf seseorang harus
terlebih dahulu berakhlak mulia.
Pada dasarnya bertasawuf adalah melakukan serangkaian ibadah seperti shalat, puasa,
zakat, haji, dan sebagainya.
Hubungan antara Ilmu Akhlak dengan Ilmu Tasawuf lebih lanjutr dapat diuraikan
sebagai berikut:
Ketika mempelajari tasawuf ternyata pula bahwa Al-Qur'an dan Al-Hadist
mementingkan akhlak. Al-Qur'an dan Al-Hadist menekankan nilai-nilai kejujuran,
kesetiakawanan, persaudaraan, rasa kesosialan, rasa keadilan, tolong-menolong,
murah hati, suka memberi maaf, sabar, baik sangka, berkata benar, pemurah,
keramahan, bersih hati, berani, kesucian, hemat, menepati janji, disiplin, mencintai
ilmu, dan berfikir lurus. Nilai-nilai serupa ini yang harus dimiliki oleh seorang
muslim dan dimasukkan ke dalam dirinya dari semasa ia kecil.5
Jadi hubungan antara Ilmu Akhlak dan Ilmu Tasawuf dalam Islam ialah bahwa akhlak
merupakan pangkal tolak tasawuf, sedangkan tasawuf adalah esensi dari akhlak itu
sendiri.6

IV. Hubungan antara Ilmu Akhlak dengan Ilmu Filsafat


Sebagaimana Ilmu Tasawuf, Ilmu Filsafat juga mempunyai hubungan yang
berdekatan dengan Ilmu akhlak. Pengertian Ilmu Filsafat adalah ilmu pengetahuan
yang berusaha menyelidiki segala sesuatu yang ada dan yang mungkin ada dengan
menggunakan pikiran. Filsafat memiliki bidang-bidang kajiannya mencakup berbagai
disiplin ilmu antara lain:
a. Metafisika : penyelidikan di balik alam yang nyata
b. Kosmologo : penyelidikan tentang alam (filsafat alam)
c. Logika : pembahasan tentang cara berfikir cepat dan tepat
d. Etika : pembahasan tentang timgkah laku manusia
e. Theodica : pembahasan tentang ke-Tuhanan
f. Antropolog : pembahasan tentang manusia
Dengan demikian, jelaslah bahwa etika/akhlak termasuk salah satu komponen dalam
filsafat. Banyak ilmu-ilmu yang pada mulanya merupakan bagian filsafat karena ilmu
tersebut kian meluas dan berkembang akhirnya membentuk disiplin ilmu terendiri dan
terlepas dari filsafat. Demikian juga etika/akhlak, dalam proses perkembangannya,
sekalipun masih diakui sebagian bagian dalam pembahasan filsafat, kini telah
merupakan ilmu yang mempunyai identitas sendiri.7
Selain itu filsafat juga membahas Tuhan, alam dan makhluknya. Dari pembahasan ini
akan dapat diketahui dan dirumuskan tentang cara-cara berhubungan dengan Tuhan
dan memperlakukan makhluk serta alam lainnya. Dengan demikian akan diwujudkan
akhlak yang baik terhadap Tuhan, terhadap manusia, dan makhluk Tuhan lainnya.8
Jadi kesimpulannya hubungan antara Ilmu Akhlak dengan Ilmu Filsafat adalah di
dalam Ilmu filsafat dibahas hal-hal yang berhubungan dengan etika/akhlak dan
dibahas pula tentang Tuhan dan bahkan menjadi cabang ilmu tersendiri yaitu Etika
dan Theodica. Setelah mempelajari ilmu0ilmu tersebut diharapkan dapat terwujud
akhlak yang baik.

V. Hubungan antara Ilmu Akhlak dengan Hukum Islam


Pengertian hukum islam atau hukum syara' menurut ulama ushul ialah doktrin (kitab)
syari’ yang bersangkutan dengan perbuatan orang-orang mukallaf yang bersangkutan
dengan perbuatan orang-orang mukallaf secara perintah atau diperintahkan memilih
atau berupa ketetapan (taqrir). Sedangkan menurut ulama fiqh hukum syara ialah efek
yang dikehendaki oleh kitab syari’ dalam perbuatan seperti wajib, haram dan mubah.
Hukum Islam berarti keseluruhan ketentuan-ketentuan perintah Allah yang wajib
diturut (ditaati) oleh seorang muslim. Dan di dalamnya termuat Ilmu Akhlak.
Pokok pembicaraan mengenai hubungan akhlak dengan ilmu hukum adalah perbuatan
manusia. Tujuannya mengatur hubungan manusia untuk kebahagiannya.
Hubungan antara Ilmu Akhlak dengan Hukum Islam adalah akhlak dapat mendorong
manusia untuk tidak berfikir dalam keburukan, tidak mengkhayal yang tidak berguna,
sedangkan hukum dapat menjaga hak milik manusia dan mencegah orang untuk
melanggar apa yang tidak boleh dikerjakan.
Selain itu, di dalam hukum terdapat sanksi-sanksi yang dapat memberi hukuman bagi
seorang yang memiliki akhlak buruk. Misalnya saja suatu ketika ada seseorang yang
berakhlak kurang baik melakukan suatu tindakan buruk contohnya mencuri, dia akan
mendapatkan sanksi, karena secara hukum dia telah melakukan pelanggaran.
Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa hubungan antara Ilmu Akhlak dengan
hukum disini adalah dalam hukum terdapat perintah dan larangan, jika melaksanakan
yang diperintahkan berarti dapat dikatakan berakhlak baik, namun jika melanggar apa
yang diperintahkan maka dapat dikatakan akhlaknya buruk, dan hukum memberi
balasan atas baik buruknya akhlak.

KESIMPULAN

Hubungan antara Ilmu Akhlak dan Ilmu Tauhid adalah Tauhid memberikan arah terhadap
akhlak, dan akhlak memberikan isi terhadap arahan tersebut.
Hubungan antara Ilmu Akhlak dan Ilmu Tasawuf adalah Akhlak merupakan pangkal tolak
tasawuf, sedangkan tasawuf adalah esensi dari akhlak itu sendiri.
Hubungan antara Ilmu Akhlak dengan Ilmu Filsafat adalah di dalam Ilmu filsafat dibahas hal-
hal yang berhubungan dengan etika/akhlak dan dibahas pula tentang Tuhan dan bahkan
menjadi cabang ilmu tersendiri yaitu Etika dan Theodica. Setelah mempelajari ilmu0ilmu
tersebut diharapkan dapat terwujud akhlak yang baik.
Hubungan antara Ilmu Akhlak dengan hukum disini adalah dalam hukum terdapat perintah
dan larangan, jika melaksanakan yang diperintahkan berarti dapat dikatakan berakhlak baik,
namun jika melanggar apa yang diperintahkan maka dapat dikatakan akhlaknya buruk, dan
hukum memberi balasan atas baik buruknya akhlak.
DAFTAR PUSTAKA

AR, Zahruddin, Hasanuddin Sinaga. Pengantar Studi Akhlak. Jakarta:PT Raja Grafindo,
2004.

Http://hk-islam.blogspot.com/2008/09/pengertian-hukum-islam-syariat-islam.html

Nasution, Harun, Islam Rasional, Gagasan dan Pemikiran,(Bandung: Mizan, 1995), cet. III,
59.

Nata, Abuddin. Akhlak Tasawuf. Jakarta: PT Raja Grafindo, 2006.

www.google.com
www.wikipedia.org
www.scribd.com

Vous aimerez peut-être aussi