Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
A. LATAR BELAKANG
Sering kita mendengar bahwa peristiwa masa lalu bisa dijadikan sebagai jas
merah, sebenarnya
maksud dari kata jas merah itu sendiri adalah “jangan sampai melupakan sejarah”.
Apalagi kita sebagai orang Islam dan menuntut ilmu di Universitas Islam
tentunya harus paham akan sejarah kebudayaan islam di masa lalu. Hal ini perlu
agar kita mampu menganalisa dan mengambil ibrah dari setiap peristiwa yang
pernah terjadi.
Dalam makalah kali ini akan dibahas mengenai Islam pada masa Daulah
Umayyah
II, atau tepatnya Islam di Andalusia. Andalusia yang kita kenal sekarang semula
disebut Vandal yang kemudian oleh bangsa Arab disebut Andalusia. Dan untuk
lebih detailnya tentang perkembangan Islam di Andalusia ini akan diuraikan
dalam bab Pembahasan.
Dengan segala keterbatasan tim penulis, maka dalam makalah ini tidak akan
dijabarkan satu persatu secara rinci, tapi akan dibahas inti dari masa daulah
umayyah II pada waktu itu.
B. RUMUSAN MASALAH
PEMBAHASAN
A.
Berdirinya Daulah Umayyah II
1. Islam masuk di Andalusia
Setelah
mendirikan kerajaan besar di Andalusia, langkah pertama yang dilakukannya adlah
memperbaiki keadaan dalam negri. Hampir seluruh usianya dipergunakan untuk
memerangi lawan-lawannya seperti ancaman dari Abu Ja’far Al-Manshur
(khalifahAbbasiyah kedua), perlawanan dari raja Frank, Prancis, dan sebagainya.
Setelah dirasa aman barulah Abdurrahman melaksanakan pembangunan demi
kesejahteraan rakyatnya. Diantaranya adalah mendirikan masjid agung di Cordova,
yaitu masjid Al-Hambra dan setelah
beliau wafat pembangunan kemudian dilanjutkan putranya Hisyam I. Abdurrahman
wafat di usianya yang ke-61 dan ia telah memerintah selama kurang lebih 31
tahun lamanya.
Tabiatnya
sangat berbeda dengan ayahnya, ia suka sekali bermubuat maksiat terhadap
rakyatnya, sehingga banyak terjadi pemberontakan pada saat itu.
Ia
dikenal sebagai penguasa yang cinta ilmu[1], usaha-usaha
yang dilakukannya pun begitu banyak baik di bidang politik, ekonomi, maupun
pembangunan.
4. Masa
Pemerintahan Khalifah
1.
Perkembangan
Kota dan Seni Bangun
• Ketika Al-Dakhil
berkuasa, Cordova menjadi ibu kota
Negara. Ia membangun kembali kota ini dan
memperindahnya, serta membangun benteng di sekeliling kota
dan istananya.Sepeninggal al-Dakhil, Cordova terus berkambang dan
menjadi
salah satu kota
terkemuka di dunia.Peninggalan al-Dakhl yang kini masih tegak berdiri
adalah Masjid Jami Cordova.
• Pada masa Hisyam
1 dimana ia memugar kembali jembatan tua yang dibangun oleh
al-khaulani, di samping menanbah bangunan-bangunan megah dan taman-
taman
yang indah. Pemugaran selanjutnya dilakukan pada masa Al-Mustanshir
dan Al-Manshur.
• Pada masa Al-Mustanshir
dan Al-Mu’ayyah yang merupakan perkembangan paling pesat yang
terjadi
pada saat itu dimana pusat kota yang dikelilingi oleh tembok dengan tujuh
pintu gerbangnya, pada waktu itu sudah berada di tengah, karena
berkembangnya daerah pinggiran di sekitarnya.
1. Al-Qashr al-Kabir
adalah kota
satelit yang dibangun oleh Ad-Dakhil dan disempurnakan oleh beberapa orang
penggantinya.
2. Al-Rushafah
6. Al-Zahirah
Sejalan
dengan perkembanga bahaAsa arab, berkembang pula kesusastraan Arab yang dalam
arti sempit, disebut adab, baik dalam bentuk puisi maupun prosa. Diantar jenis
prosa adalah khithabnah, tarrasul, maupun karta fiksi lainnya.Menurut Amer
Ali”Orang –arang Arab Andalusia adalah penyair-penyair alam.Mereka menemukan
bermacam jenis puisi, yang kemudian dicontoh oleh orang-orang Kristen di Eropa
selatan.
Diantara
sastrawan terkemuka Andalusia
adalah:
3.
Perkembangan
Ilmu Pengetahuan
Andalusia
pada kala itu sudah mencapai tingkat peradaban yang sangat maju, sehingga
hampir tidak ada seorang pun penduduknya
yang buta huruf. Dari Andalusia ilmu pengetahuan dan peradaban arab mengalir ke
negara-negara Eropa Kristen, melalui
kelompok-kelompok terpelajar mereka yang pernah menuntut ilmu di Universitas
Cordova, Malaga, Granada,
Sevilla atau lembaga-lembaga ilmu pengetahuan lainnya di Andalusia.
1.
Konflik Islam dengan Kristen
3.
Kesulitan Ekonomi
4.
Tidak Jelasnya Sistem Peralihan
Kekuasaan
5.
Keterpencilan
Syalabi, A.
1983. Sejarah dan Kebudayaan Islam Jilid
2. Jakarta: Pustaka Alhusna.