Vous êtes sur la page 1sur 2

Ajarkan Anak-Anak Cinta Masjid,

Niscaya Surga Kau Rengkuh !


By : Rangga

Dapat dipastikan, semua orangtua (yang Muslim tentunya) mencita-citakan anak-anak


mereka menjadi anak yang sholeh/sholihat: rajin mengaji, taat pada orangtua, dan gemar
ibadah, khususnya sholat. Apalagi bila anak-anak gemar sholat berjama'ah di masjid,
pasti orangtua senang dan bangga. Tapi apakah harapan itu sudah relevan dengan apa
yang kita lakukan terhadap anak kita? Andalah yang bisa menjawabnya dengan jujur.

Salah satu ajaran Islam yang prinsipil adalah menekankan sikap konsisten bagi para
pemeluknya. Artinya, seorang Muslim dituntut harus selaras apa yang diyakini hatinya,
dengan ucapan dan perbuatannya. Karena itu dalam Surat Ash-Shof ayat 2, Allah 'Azza
wa Jalla mengingatkan kita; "Wahai orang-orang beriman, kenapa engkau mengatakan
sesuatu yang tidak kamu lakukan. Allah sangat murka kepada orang-orang mengatakan
sesuatu yang tidak dilakukannya."

Jika pesan itu dikorelasikan dengan soal pendidikan anak, maka para orangtua sepatutnya
mampu menjadi pelopor kebaikan di dalam keluarganya. Sebab ia akan menjadi figur
rujukan bagi sikap dan perilaku seluruh anggota keluarga. Aneh dong, jika seorang bapak
memerintahkan anaknya sholat ke masjid, tapi ia malah duduk-duduk santai di depan
layar kaca. Maka merupakan sebuah keniscayaan, seorang pemimpin keluarga memiliki
kredibilitas kepemimpinan yang bisa diteladani oleh seluruh anggota keluarganya.

Dengan kata lain, orangtua harus memiliki kredibilitas moral dan amal. Yang dimaksud
dengan kredibilitas moral ialah, orangtua harus mampu memperlihatkan akhlaqul
karimah, meliputi antara lain; jujur dalam berkata, tidak cepat marah, penyantun, pemaaf,
serta berpenampilan Islami.

Sedang yang dimaksud kredibilitas amal, seorang mu'min harus mampu memperlihatkan
kinerja yang baik, apakah tatkala ia berada di kantor, dan/atau ketika ia berada di rumah.
Ia harus rajin melaksanakan amal kebajikan, baik berupa ibadah mahdhoh maupun
ghoiru mahdhoh. Misalnya, ia tak segan-segan membantu meringankan pekerjaan istri
jika ada waktu. Peduli dan ringan tangan dengan masalah kebersihan rumah dan
lingkungan. Selain itu tentunya, seorang kepala rumah tangga harus mampu menjadi
figur hamba Allah SWT yang ta'at melaksanakan perintah-perintahNya. Seyogyanya
seorang pemimpin rumah tangga harus menjadi teladan utama dalam hal menegakkan
amal-amal Islami bagi seluruh anggota keluarganya.

Dalam konteks sholat, orangtua semestinya harus mampu menjadi pelopor dalam
menciptakan atsmosfer sholat yang kental di keluarganya. Biasakanlah anak-anak diajak
ke masjid, walaupun mungkin mereka yang berusia kanak-kanak belum tertib
melaksanakannya. Tapi hal itu harus dilakukan secara rutin dan terus-menerus. Kita tidak
boleh bosan mengajak mereka ke masjid dan memberikan contoh yang baik, khususnya
dalam hal sholat. Jika terus-menerus kita biasakan anak dibawa ke masjid, suatu saat
anak akan terbiasa berangkat ke masjid dan melaksanakan sholat berjama'ah dengan
tertib secara mandiri, insya Allah.

Sekarang persoalannya, bagaimana kita membiasakan mereka untuk cinta mengunjungi


masjid? Sebelum membincang hal itu lebih jauh, ada baiknya kita simak riwayat berikut.

Dari Jabir bin Samurah ra, ujarnya: "Saya shalat Zhuhur bersama Rasulullah saw,
kemudian beliau pula ke keluarganya dan saya pun pulang bersamanya. Dua orang anak
kecil menghadang beliau. Dan Rasulullah saw mengusap pipi mereka seorang demi
seorang." Jabir berkata lagi; "Adapun saya sendiri beliau usap pipi saya dan saya
merasakan tangan beliau dingin dan harum baunya, seolah-olah baru keluar dari
celupan minyak wangi." (HR Muslim)

Hadits di atas menjelaskan bahwa Rasulullah saw menyambut dengan baik dan bersikap
penuh lemah-lembut kepada anak-anak yang turut shalat di masjid. Jabir bin Samurah
adalah salah seorang dari anak sahabat yang diperlakukan dengan penuh kelembutan oleh
Rasulullah saw. Sehingga Jabir merasakan lembutnya usapan tangan Rasulullah saw yang
sejuk dan sangat harum.

Riwayat di atas menceritakan, betapa para sahabat Rasul giat melatih anak-anak mereka
untuk mencintai masjid dengan cara membiasakan mereka melaksanakan sholat
berjama'ah di masjid yang diimami Rasulullah saw. Dengan cara memberikan latihan-
latihan praktis itulah, anak-anak akan gemar melakukan amal-amal Islami.

Kita sebetulnya bisa mencontoh metoda-metoda praktis pendidikan anak yang telah
diterapkan Rasulullah saw dan para sahabatnya, khususnya dalam melatih kebiasaan
melaksanakan sholat berjama'ah di masjid. Salah satu kiatnya adalah, kita tidak menyia-
nyiakan waktu dimana sebenarnya kita bisa melaksanakan sholat ke masjid dengan
mengajak anak-anak kita. Karena peluang itu merupakan kesempatan terbaik untuk
menanamkan rasa cinta masjid kepada anak-anak. Apalagi bagi orangtua yang sibuk
bekerja di luar rumah.

Tentu saja, hal itu harus kita lakukan secara terus-menerus, bukan cuma sekali-dua kali
saja. Karena kita tidak sedang mengajari anak menyalakan/mematikan radio, yang cukup
dengan kata-kata serta contoh praktis sekali atau dua kali. Tapi kita sedang melatih anak
cinta mengamalkan perintah Allah SWT, melalui praktek-praktek pembiasaan.

Tentu saja ini tidak dibatasi oleh waktu, tetapi harus dilaksanakan secara konsisten terus
menerus sampai akhir hayat kita. Kata para ulama; "Ajarkan anak-anakmu cinta masjid,
niscaya surga kau raih." Yuk..., ajak anak-anak kita ke masjid!

Vous aimerez peut-être aussi