Vous êtes sur la page 1sur 4

www.at-taqwa.

org “Menuju Islam Yang Kaffah” April 2011

BAHAYA MENCEMOOH AGAMA Renungan


Oleh Ustadz Abu Isma’il Muslim Atsari
Diantara sifat orang beriman adalah mengagungkan Allah dan men- KITA AKAN MASUK SURGA
gagungkan apa-apa yang diagungkan oleh Allah. Allah Subhanahu wa
Ta'ala berfirman: Oleh: Jaiman
Demikianlah (perintah Allah). Dan barangsiapa mengagungkan syi'ar- Saya ingin mengawali diskusi ini dengan satu pertanyaan sederhana,
syi'ar Allah, maka sesungguhnya itu timbul dari ketaqwaan hati. [Al Hajj:32] “Apakah anda yakin, di yaumil akhir akan masuk syurga (al jannah)?” Bagai-
mana, sudah siap menjawab? Tiba-tiba seseorang maju ke dapan lalu
Namun di zaman ini, banyak orang meremehkan, merendahkan, dan menjawab dengan suara keras. “Ya, saya yakin akan masuk syurga Allah
memperolok-olok sesuatu yang berkaitan dengan agama. Hal ini meru- ta’ala”. Semua orang yang hadir terkesimak, sebagian yang lain rasan-
pakan perkara yang sangat berbahaya. Maka sepantasnya seseorang rasan, “Huhh berani sekali ya dia, emangnya surga itu kapling neneknya
mengetahui bahaya istihza’ terhadap agama. ‘pa”.
Istihza’, artinya: mengejek, memperolok-olok, atau mencemooh. Isti- Sahabatku yang berbahagia. Kalau pertanyaan yang sama saya tanya-
hza’ terhadap Allah, ayat-ayatNya, RasulNya, agamaNya, dan istihza’ kan kepada anda, bagaimana? Apakah anda berani menjawab “Ya”. Oke
kepada orang-orang yang beriman, merupakan perilaku orang kafir, dan silahkan dipikirkan sejenak. Sahabat, sesungguhnya pertanyaan ini mudah
termasuk perkara yang menyebabkan murtad jika dilakukan oleh orang dijawab. Benarlah apa kata si pemberani, kita harus menjawab “ya”, dan
Islam. tidak ada pilihan lain. Tujuan akhir hidup kita adalah al jannah yang penuh
kenikmatan dan kekal. Bagaimana mungkin anda ragu, padahal Allah ta’ala
ISTIZHA’ TERHADAP ALLAH
sudah menunjukkan caranya. Bagaimana mungkin ada was-was padahal
Allah berfirman. anda beramal sholeh, anda berbuat kebaikan dan menyebarkan salam.
Anda sudah menjalani hidup sesuai dengan tuntunan Allah. Jadi pilihannya
Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka hanya satu, “Kita akan masuk syurga Allah ta’ala yang pernuh kenikmatan”.
lakukan itu), tentu mereka akan menjawab: "Sesungguhnya kami hanya
bersenda gurau dan bermain-main saja". Katakanlah:"Apakah dengan Mari kita lihat sebuah ayat di dalam surat Al Bayyinah 98: 7-8,
Allah, ayat-ayatNya dan RasulNya kamu selalu berolok-olok?[At
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal
Taubah:65].
saleh, mereka itu adalah sebaik-baik makhluk. Balasan mereka di sisi Tu-
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah menyatakan, bahwa se- han mereka ialah syurga 'Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai;
mata-mata istihza’ terhadap Allah merupakan kekafiran, istihza’ terhadap mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah ridha terhadap mereka
Rasul merupakan kekafiran, dan istihza’ terhadap ayat-ayat Allah juga dan merekapun ridha kepadaNya. Yang demikian itu adalah (balasan) bagi
merupakan kekafiran. Istihza’ terhadap perkara-perkara di atas saling ber- orang yang takut kepada Tuhannya” (QS Al Bayyinah 98:7-8)
kaitan.(Lihat Majmu’ Fatawa (15/48))
Jangan ragu, saya dan anda sedang menjalankan kehidupan dunia
Sebab turunnya ayat ini, Abdullah bin Umar Radhiyallahu 'anhu ber- dengan baik, beriman dan beramal sholeh. Dan kita bersama-sama akan
kata: Pada suatu hari, di satu majelis dalam perang Tabuk, seorang laki- menuju yaumil akhir dengan ridho Allah ta’ala, amin….
laki berkata “Aku tidak pernah melihat semisal para qari’ (ahli Al Qur’an
Paiton, 25 Maret 2011.
atau ahli agama) kita ini, lebih rakus perutnya, lebih dusta lidahnya, dan
lebih penakut di saat pertempuran”. Lalu seorang laki-laki di majelis itu
berkata: “Engkau dusta, tetapi engkau seorang munafik. Aku benar-benar Bagi saudara muslimin/muslimah yang ingin berbagi ilmu, hikmah, renun-
akan memberitahukan kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam.” gan, atau nasihat bisa dirupakan tulisan dan dikirimkan ke takmir at-taqwa,
Dan Al Qur’an turun. bisa email ke takmir@at-taqwa.org atau seksi Syiar & Dakwah atau seksi
Buletin.
Abdullah bin Umar berkata: “Maka aku melihat laki-laki itu bergantung
pada kendali onta Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, batu-batu melu- keimanan”, maka mereka itu tidaklah menampakkan kekafiran kepada se-
kai kakinya, dan dia mengatakan: “Wahai, Rasulullah. Sesungguhnya kami mua manusia, kecuali kepada orang-orang dekat mereka. Mereka bersama
hanya bersenda gurau dan bermain-main saja”. Rasulullah, berkata: orang-orang dekat mereka selalu begitu. Bahkan (yang benar), ketika
“Katakanlah: Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan RasulNya kamu mereka berbuat nifak dan takut akan diturunkan terhadap mereka surat
selalu berolok-olok?” [At Taubah:65] (HR Ibnu Abi Hatim dan Ibnu Jarir Ath yang menerangkan kemunafikan yang tersembunyi di dalam hati mereka,
Thabari, dinukil dari Ash Shahihul Musnad Min Asbabiln Nuzul, hlm. 122- mereka(pun) berbicara dengan istihza’. Mereka menjadi orang-orang kafir
123, karya Syaikh Muqbil bin Hadi Al Wadi’i ) setelah keimanan mereka. Lafazh itu tidak menunjukkan bahwa mereka
munafik semenjak dahulu”. (Al Iman, hlm. 259, karya Syaikhul Islam Ibnu
Istihza’ yang mereka lakukan di atas menyebabkan kemurtadan
Taimiyah, takhrij Al Albani)
mereka, sebagaimana pada ayat berikutnya:
ISTIZHA’ TERHADAP AYAT
Tidak usah kamu minta maaf, karena kamu telah kafir sesudah
keimanan kamu. [At Taubah:66]. Ini merupakan perbuatan orang kafir yang akan mendapatkan siksa
yang pedih! Allah berfirman:
Sebagian orang berpendapat, mereka itu semenjak awalnya adalah
orang-orang munafik. Namun pendapat ini tidak kuat. Kecelakaan yang besarlah bagi tiap-tiap orang yang banyak berdusta
lagi banyak berdosa, dia mendengar ayat-ayat Allah yang dibacakan
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata: “Pendapat orang
kepadanya kemudian dia tetap menyombongkan diri seakan-akan dia tidak
yang mengatakan tentang semisal ayat-ayat ini bahwa mereka telah kafir
mendengarnya. Maka beri khabar gembiralah dia dengan adzab yang pedih.
sesudah keimanan mereka dengan lidah mereka, sedangkan hati mereka
Dan apabila dia mengetahui barang sedikit tentang ayat-ayat Kami, maka
kafir semenjak awal; pendapat ini tidak benar. Karena iman dengan lidah
ayat-ayat itu dijadikan olok-olok. Merekalah yang memperoleh adzab yang
bersamaan dengan kekafiran hati, berarti kekafiran selalu menyertainya,
menghinakan. [Al Jatsiyah:7-9]
sehingga tidak dikatakan: “kamu telah kafir sesudah keimanan kamu”,
karena hakikatnya mereka terus sebagai orang kafir. Dan jika dimaksud- Allah telah melarang umat Islam duduk bersama orang-orang kafir yang
kan “bahwa kamu menampakkan kekafiran setelah kamu menampakkan sedang memperolok-olok ayat-ayatNya. Allah berfirman.

1
Dan sungguh Allah telah menurunkan kepada kamu di dalam Al Quran
INFAQ, ZAKAT, & SHODAQOH bisa disalurkan melalui Takmir Masjid
bahwa apabila kamu mendengar ayat-ayat Allah diingkari dan diperolok-
At-Taqwa atau transfer ke Rekening BCA 20-10-21-35-95 KCP Krak-
olokkan (oleh orang-orang kafir), maka janganlah kamu duduk beserta
saan a/n Budhi Santoso/Yusuf Effendy.
mereka, sehingga mereka memasuki pembicaraan yang lain. Karena se-
sungguhnya (kalau kamu berbuat demikian), tentulah kamu serupa dengan
mereka. Sesungguhnya Allah akan mengumpulkan orang-orang munafik untuk abad pertengahan, abad onta”.
dan orang-orang kafir di dalam jahannam. [An Nisa’:140] • Mengatakan “agama Islam agama kemunduran, terbelakang”.
Oleh karena itu, barangsiapa mendengar orang-orang yang mem- • Mengatakan “hukuman dalam agama Islam kejam, biadab, buas, dan
perolok-olok ayat-ayat Alloh, sedangkan dia duduk bersama mereka dengan semacamnya”.
ridha, maka dia semisal mereka di dalam dosa, kekafiran, dan keluar dari
Islam. • Mengatakan “agama Islam menzhalimi wanita, karena membolehkan
poligami”.
Imam Asy Syafi’i rahimahullah ditanya tentang orang yang bersendau-
gurau dengan sesuatu dari ayat-ayat Allah, beliau berkata: “Dia kafir”. Beliau • Perkataan “hukum buatan manusia lebih baik dari pada hukum Islam”.
berdalil dengan ayat 65 surat At Taubah yang telah kami sebutkan di atas. • Terhadap orang yang mendakwahkan tauhid dan melarang syirik men-
(Ash Sharimul Maslul, hlm. 513, dinukil dari Syarh Nawaqidhul Islam, hlm. gatakan “orang ini ekstrimis, fundamentalis”, atau “orang ini ingin meme-
74, karya Syaikh Abu Usamah bin Ali Al ‘Awaji.) cah-belah umat Islam”, atau “orang ini Wahhabi”, dan semacamnya.
ISTIZHA’ TERHADAP RASUL • Terhadap orang yang menyerukan Sunnah Nabi mengatakan “agama
bukan pada rambut”, atau “agama bukan pada pakaian”, atau semacam-
Demikian juga istihza’ terhadap Rasul, merupakan kebiasaan orang-
nya.
orang kafir semenjak dahulu. Allah berfirman.
(Lihat Majmu’atut Tauhid An Najdiyah, hlm. 409; Kitab At Tauhid,
Dan sungguh telah diperolok-olokkan beberapa rasul sebelum kamu, hlm. 43-44, karya Syaikh Shalih bin Fauzan Al Fauzan, Penerbit Darul
maka turunlah kepada orang-orang yang mencemoohkan diantara mereka Qasim, Cet. 2, Th. 1421 H / 2000 M; At Tibyan Syarh Nawaqidhul Islam,
balasan (adzab) olok-olokkan mereka. [Al An’am:10]. hlm. 47, karya Syaikh Sulaiman bin Nashir bin Abdullah Al ‘Ulwan,
Penerbit Darul Muslim, Cet. 6, Th: 1417 H / 1996 M.)
Adapun orang yang hatinya terdapat keimanan, tidak mungkin mencela
dan memperolok-olok manusia pilihan Allah; manusia yang wajib dicintai, Sebagai penutup tulisan ini, kami sampaikan firman Allah yang mem-
dihormati, dan diagungkan sesuai dengan kedudukannya yang agung di sisi beritakan tentang balasan pedih terhadap orang-orang yang menjadikan
Allah. ayat-ayat Allah sebagai ejekan. Allah berfirman.
ISTIZHA’ AGAMA Dan dikatakan (kepada mereka):"Pada hari ini Kami melupakan kamu
sebagaimana kamu telah melupakan pertemuan (dengan) harimu ini dan
Dan apabila kamu menyeru (mereka) untuk (mengerjakan) shalat,
tempat kembalimu ialah neraka dan kamu sekali-kali tidak memperoleh
mereka menjadikan buah ejekan dan permainan. Yang demikian itu adalah
penolong. Yang demikian itu, karena sesungguhnya kamu menjadikan ayat-
karena mereka benar-benar kaum yang tidak mau mempergunakan akal. [Al
ayat Allah sebagai olok-olokan dan kamu telah ditipu oleh kehidupan dunia,
Maidah:58].
maka pada hari ini mereka tidak dikeluarkan dari neraka dan tidak pula
Istihza’ terhadap agama juga merupakan kekafiran. Seperti istihza’ ter- mereka diberi kesempatan untuk bertaubat. [Al Jatsiyah:34-35].
hadap pahala dan siksa Allah, istihza’ terhadap shalat, istihza’ terhadap
Semoga Allah selalu membimbing kita di atas kebenaran.
syari’at memelihara lihyah (jenggot dan jambang) bagi laki-laki, istihza’ ter-
hadap larangan isbal (pakaian laki-laki menutupi mata kaki), dan lainnya. [Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 05/Tahun VIII/1425H/2004M]
ISTIZHA’ ORANG BERIMAN
Hai ini juga merupakan kebiasaan orang-orang kafir. Mereka akan men-
getahui balasannya di hari kiamat kelak. Mereka biasa menertawakan
ISTIGHFAR DAN TAUBAT: SALAH SATU
orang-orang yang beriman di dunia, karena keimanan mereka, maka orang- KUNCI PEMBUKA REZEKI
orang beriman akan membalas menertawakan mereka. Allah berfirman.
Sesungguhnya orang-orang yang berdosa adalah mereka yang dahu-
lunya (di dunia) menertawakan orang-orang yang beriman. Apabila orang- Diantara sebab terpenting diturunkannya rizki adalah is-tighfar
orang beriman berlalu di hadapan mereka, mereka saling mengedip- (memohon ampunan) dan taubat kepada Allah Yang Maha Pengampun
ngedipkan matanya. [Al Muthaffifin:29-30] dan Maha Menutupi (kesalahan). Untuk itu, pembahasan mengenai
pasal ini kami bagi menjadi dua pembahasan:
BENTUK ISTIHZA’
a. Hakikat istighfar dan taubat.
Dilihat dari bentuknya, sebagian ulama membagi istihza’ terhadap
agama menjadi dua bagian. b. Dalil syar'i bahwa istighfar dan taubat termasuk kunci rizki.

Pertama. Istihza’ Sharih (nyata, terang-terangan).


Contohnya: A. Hakikat Istighfar dan Taubat
Sebagian besar orang menyangka bahwa istighfar dan taubat han-
• Perkataan orang yang menjadi sebab turunnya ayat 65 surat At Taubah, yalah cukup dengan lisan semata. Sebagian mere-ka mengucapkan,
yang mengatakan tentang Nabi dan para sahabat dengan perkataan: "Aku memohon ampunan kepada Allah dan bertaubat ke- padaNya"
“Aku tidak pernah melihat semisal para qari’ (ahli Al Qur’an atau ahli Tetapi kalimat-kalimat di atas tidak membekas di dalam hati, juga tidak
agama) kita ini, lebih rakus perutnya, lebih dusta lidahnya, dan lebih berpengaruh dalam perbuatan anggota badan. Sesungguhnya stighfar
penakut di saat pertempuran”. dan taubat jenis ini adalah perbuatan orang-orang dusta.
• Mengejek agama dengan perkataan “agama kamu ini agama ke lima”. Para ulama – semoga Allah memberi balasan yang se-baik- baiknya
• Mengejek agama dengan perkataan “agama kamu ini sudah usang kepada mereka telah menjelaskan hakikat istighfar dan taubat.
(kuno)”.
Imam Ar-Raghib Al-Ashfahani menerangkan: "Dalam istilah syara',
• Ketika melihat orang beramar ma’ruf nahi munkar, mengatakan “datang taubat adalah meninggalkan dosa karena ke- burukannya, menyesali
ahli agama”, “datang orang ‘alim”, yang maksudnya untuk merendahkan
dan menertawakan. Dan semacamnya.
Kedua. Istihza’ Ghairush Sharih (tidak nyata, tidak terang-terangan). Hadiri Kajian Rutin Setiap Kamis Malam Jum’at
Contohnya:
Pembicara : Ustad Abu Kharisman
• Mengedipkan mata, menjulurkan lidah, mencibirkan bibir, mencubit den-
gan tangan, saat dibacakan Al Qur’an atau hadits Nabi atau ketika se- Tempat : Masjid At-Taqwa OHC
seorang melakukan amar ma’ruf dan nahi munkar.
Waktu : Ba’da Sholat Maghrib Berjama’ah
• Mengatakan “agama Islam tidak pantas pada abad ini, hanya pantas

2
dosa yang telah dilakukan, berke- inginan kuat untuk tidak mengu- memohon hujan dari Allah . Muthrif meriwayatkan dari Asy-Sya'bi:
langinya dan berusaha mela-kukan apa yang bisa diulangi (diganti). Jika
"Bahwasanya Umar keluar untuk memohon hujan bersama orang ba-nyak.
keempat hal itu telah terpenuhi berarti syarat taubatnya telah sem- Dan beliau tidak lebih dari mengucapkan istighfar (memohon ampun
purna" kepada Allah) lalu beliau pulang. Maka seseorang bertanya kepadanya,
'Aku tidak mendengar Anda memohon hujan'. Maka ia menjawab, 'Aku
Imam An-Nawawi dengan redaksionalnya sendiri menje- laskan:
memohon diturunkannya hujan dengan majadih langit yang dengannya
"Para ulama berkata, 'Bertaubat dari setiap dosa hu-kumnya adalah
diharapkan bakal turun air hujan. Lalu beliau membaca ayat:
wajib. Jika maksiat (dosa) itu antara hamba dengan Allah, yang tidak
ada sangkut pautnya dengan hak manusia maka syaratnya ada tiga. "Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah
Pertama, hendaknya ia menjauhi maksiat tersebut. Kedua, ia harus men- Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu
yesali per-buatan (maksiat)nya. Ketiga, ia harus berkeinginan untuk dengan lebat." (Nuh: 10-11).
tidak mengulanginya lagi. Jika salah satunya hilang, maka taubatnya
Imam Al-Hasan Al-Bashri juga menganjurkan istighfar (memohon
tidak sah.
ampun) kepada setiap orang yang mengadukan kepadanya tentang
Jika taubat itu berkaitan dengan manusia maka syaratnya ada em- kegersangan, kefakiran, sedikitnya ketu- runan dan kekeringan kebun-
pat. Ketiga syarat di atas dan keempat, hendaknya ia membebaskan diri kebun.
(memenuhi) hak orang tersebut. Jika ber-bentuk harta benda atau
Imam Al-Qurthubi menyebutkan dari Ibnu Shabih, bah- wasanya ia
sejenisnya maka ia harus mengem-balikannya. Jika berupa had
berkata: "Ada seorang laki-laki mengadu kepada Al-Hasan Al-Bashri ten-
(hukuman) tuduhan atau seje-nisnya maka ia harus memberinya ke-
tang kegersangan (bumi) maka beliau berkata kepadanya, "Beristighfarlah
sempatan untuk mem-balasnya atau meminta maaf kepadanya. Jika
kepada Allah!" Yang lain mengadu kepadanya tentang kemiskinan
berupa ghibah (menggunjing), maka ia harus meminta maaf."
maka beliau berkata kepadanya, "Beristighfarlah kepada Allah!" Yang
Adapun istighfar, sebagaimana diterangkan Imam Ar-Raghib Al- lain lagi berkata kepadanya, "Do'akanlah (aku) kepada Allah, agar ia
Ashfahani adalah "Meminta (ampunan) dengan ucapan dan perbuatan. memberiku anak!" Maka beliau mengatakan kepadanya, "Beristighfarlah
Dan firman Allah: kepada Allah!" Dan yang lain lagi mengadu kepadanya tentang keker-
ingan kebunnya maka beliau mengatakan (pula) kepadanya,
"Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia Maha Pen-
"Beristighfarlah kepa-da Allah!"
gampun." (Nuh: 10).
Dan kami menganjurkan demikian kepada orang yang mengalami
Tidaklah berarti bahwa mereka diperintahkan meminta ampun hanya
hal yang sama. Dalam riwayat lain disebutkan: "Maka Ar-Rabi' bin
dengan lisan semata, tetapi dengan lisan dan perbuatan. Bahkan hingga
Shabih berkata kepadanya, 'Banyak orang yang mengadukan ber-
dikatakan, memohon ampun (istighfar) hanya dengan lisan saja tanpa
macam-macam (perkara) dan Anda memerintahkan mereka semua
disertai perbuatan adalah pekerjaan para pendusta.
untuk beristighfar. Maka Al-Hasan Al-Bashri menjawab, 'Aku tidak men-
gata- kan hal itu dari diriku sendiri. Tetapi sungguh Allah telah berfirman
dalam surat Nuh:
B. Dalil Syar'i Bahwa Istighfar dan Taubat Termasuk Kunci Rizki
"Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah
Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirim-kan hujan kepadamu
Beberapa nash (teks) Al-Qur'an dan Al-Hadits menunjukkan dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu dan men-
bahwa istighfar dan taubat termasuk sebab-sebab rizki dengan karunia gadakan untukmu ke-bun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya)
Allah . Di bawah ini beberapa nash dimaksud: untukmu sungai- sungai." (Nuh: 10-12).
1. Apa yang disebutkan Allah tentang Nuh yang berkata kepada Allahu Akbar! Betapa agung, besar dan banyak buah dari istighfar!
kaumnya : Ya Allah, jadikanlah kami termasuk hamba-ham- baMu yang pandai ber-
istighfar. Dan karuniakanlah kepada kami buahnya, di dunia maupun di
"Maka aku katakan kepada mereka, 'Mohonlah ampun kepada akhirat. Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar dan Maha Mengabul-
Tuhanmu', sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, niscaya kan. Amin, wahai Yang Maha Hidup dan terus menerus mengurus
Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyak- MakhlukNya.
kan harta dan anak-anakmu dan mengadakan untukmu kebun-kebun
dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai'." (Nuh: 10- 2. Ayat lain adalah firman Allah yang menceritakan ten-tang seruan
12). Hud kepada kaumnya agar beristighfar.
Ayat-ayat di atas menerangkan cara mendapatkan hal-hal berikut "Dan (Hud berkata), 'Hai kaumku, mohonlah ampun kepada Tuhanmu
dengan istighfar. lalu bertaubatlah kepadaNya, niscaya Dia menurunkan hujan yang
sangat lebat atasmu dan Dia akan menambahkan kekuatan kepada kekua-
• Ampunan Allah terhadap dosa-dosanya. Berdasarkan fir- manNya: tanmu dan janganlah kamu berpaling dengan berbuat dosa'." (Hud:52).
"Sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun."
Al-Hafizh Ibnu katsir dalam menafsirkan ayat yang mulia di atas men-
• Diturunkannya hujan yang lebat oleh Allah. Ibnu Abbas radhiallaahu yatakan: "Kemudian Hud memerintahkan kaumnya untuk beristighfar
anhu berkata " " adalah (hujan) yang turun dengan deras. yang dengannya dosa-dosa yang lalu dapat dihapuskan, kemudian
• Allah akan membanyakkan harta dan anak-anak. Dalam menafsirkan memerintahkan mereka bertaubat untuk masa yang akan mereka ha-
ayat:Atha' berkata: "Niscaya Allah akan membanyakkan harta dan dapi. Barangsiapa memiliki sifat seperti ini, niscaya Allah akan memu-
anak-anak kalian". dahkan rizkinya, melancarkan urusannya dan menjaga keadaannya.
Karena itu Allah berfirman:
• Allah akan menjadikan untuknya kebun-kebun.
"Niscaya Dia menurunkan hujan yang sangat lebat atas-mu". Ya Allah,
• Allah akan menjadikan untuknya sungai-sungai. Imam Al-Qurthubi jadikanlah kami termasuk orang-orang yang memiliki sifat taubat dan
berkata: "Dalam ayat ini, juga disebutkan dalam (surat Hud) adalah istighfar, dan mudahkanlah rizki- rizki kami, lancarkanlah urusan-urusan
dalil yang menunjukkan bah- wa istighfar merupakan salah satu sarana kami serta jagalah keadaan kami. Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar
meminta ditu- runkannya rizki dan hujan."
Buletin At-Taqwa diterbitkan oleh Takmir Masjid At-Taqwa
Al-Hafizh Ibnu Katsir dalam Tafsirnya berkata: "Makna-nya, jika kalian
bertaubat kepada Allah, meminta ampun kepadaNya dan kalian PT YTL Jawa Timur - Paiton - Indonesia
senantiasa mentaatiNya niscaya Ia akan membanyakkan rizki kalian Ketua: Budhi Santoso
dan menurunkan air hujan serta keberkahan dari langit, mengeluarkan
untuk kalian berkah dari bumi, menumbuhkan tumbuh- tumbuhan Wakil: Arief Saptahadi
untuk kalian, melimpahkan air susu perahan untuk kalian, mem- Sekretaris: Jaiman
banyakkan harta dan anak-anak untuk kalian, menjadikan kebun-kebun
yang di dalamnya bermacam-macam buah-buahan untuk kalian Bendahara : Yusuf Effendi
serta mengalirkan sungai-sungai di antara kebun-kebun itu (untuk At-Taqwa menerima sumbangan artikel/tulisan bertema pengetahuan Islam.
kalian)." Tulisan bisa dikirimkan ke Seksi Syiar & Dakwah (Redy Hartono : redy@at-
Demikianlah, dan Amirul mukminin Umar bin Khaththab juga ber- taqwa.org) atau Bagian Bulletin (Heri Yuono : heri@at-taqwa.org) atau tak-
pegang dengan apa yang terkandung dalam ayat- ayat ini ketika beliau mir@at-taqwa.org.

3
lagi Maha Mengabulkan doa. Amin, wahai Dzat Yang Memiliki keagun- (1/421, 422), Ibnu Hibban (29064), al-Hakim (1/246) dengan sanad shahih).
gan dan kemuliaan.
Ibnu Abbas -rodliallaahunahu- pernah ditanya tentang udzur tersebut,
3. Ayat yang lain adalah firman Allah: lalu ia menjawab, "Rasa takut (suasana tidak aman) atau sakit (penyakit)."
"Dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Tuhanmu dan ber- Dalam Shahih Muslim dari Abu Hurairah -rodliallaahunahu- dari Nabi
taubat kepadaNya. (jika kamu mengerjakan yang demikian), niscaya Dia Shallallahu 'alaihi wa sallam bahwasanya telah datang kepada beliau seo-
akan memberi kenikmatan yang baik (terus menerus) kepadamu sampai rang laki-laki buta lalu berkata, "Wahai Rasulullah, tidak ada orang yang
kepada waktu yang telah ditentukan, dan Dia akan memberi kepada menuntunku pergi ke masjid. Apakah aku punya rukhshah untuk shalat di
tiap-tiap orang yang mempunyai keutamaan (balasan) keutamaannya. rumahku?" kemudian beliau bertanya,
Jika kamu berpaling, maka sesungguhnya aku takut kamu akan ditimpa
"Apakah engkau mendengar seruan untuk shalat?" ia menjawab, "Ya",
siksa hari Kiamat." (Hud: 3).
beliau berkata lagi, "Kalau begitu, penuhilah (panggilan adzan terse-
Pada ayat yang mulia di atas, terdapat janji dari Allah Yang Maha but)."(HR. Muslim, kitab al-Masajid (653)).
Kuasa dan Maha Menentukan berupa kenikmatan yang baik kepada
Dalam ash-Shahihain (Bukhari-Muslim), dari Abu Hurairah -
orang yang beristighfar dan bertaubat. Dan maksud dari firmanNya:
rodliallaahu'anhu- dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bahwasanya beliau
"Niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik (terus- menerus) bersabda,
kepadamu." Sebagaimana dikatakan oleh Abdullah bin Abbas adalah, "Ia
akan menganugerahi rizki dan kelapangan kepada kalian".
"Sungguh aku sangat ingin memerintahkan shalat untuk didirikan, lalu
aku perintahkan seorang laki-laki untuk mengimami orang-orang, kemudian
Sedangkan Imam Al-Qurthubi dalam tafsirnya mengatakan: "Inilah aku berangkat bersama beberapa orang laki-laki dengan membawa be-
buah dari istighfar dan taubat. Yakni Allah akan memberi kenikmatan berapa ikat kayu bakar kepada orang-orang yang tidak ikut shalat, lalu aku
kepada kalian dengan berbagai manfaat berupa kelapangan rizki dan bakar rumah-rumah mereka dengan api tersebut." (Al-Bukhari, kitab al-
kemakmuran hidup serta Ia tidak akan menyiksa kalian sebagaimana Khushumat (2420), Muslim, kitab al-Masajid (651)).
yang dilakukanNya terhadap orang-orang yang dibinasakan sebelum
Seluruh hadits di atas dan hadits-hadits lain yang semakna dengannya,
kalian.
menunjukkan wajibnya shalat berjamaah di masjid bagi kaum laki-laki. Dan
Dan janji Tuhan Yang Maha Mulia itu diutarakan dalam bentuk orang yang tidak menghadirinya, berhak untuk mendapat hukuman agar ia
pemberian balasan sesuai dengan syaratnya. Syaikh Muhammad Al-Amin jera. Sekiranya shalat berjamaah di masjid itu tidak wajib, maka orang yang
Asy-Syinqithi berkata: "Ayat yang mulia tersebut menunjukkan bahwa meninggalkannya tentu tidak berhak mendapatkan hukuman. Sebab shalat
beristighfar dan ber- taubat kepada Allah dari dosa-dosa adalah sebab di masjid itu adalah termasuk syiar Islam terbesar, penyebab perkenalan
sehingga Allah menganugerahkan kenikmatan yang baik kepada orang antar Muslimin, dan dengan berjamaah akan tercapai kasih sayang dan
yang melakukannya sampai pada waktu yang ditentu- kan. Allah memberi- hilang kebencian.
kan balasan (yang baik) atas istighfar dan taubat itu dengan balasan
Juga orang yang meninggalkannya, menyerupai sifat-sifat kaum mun-
berdasarkan syarat yang dite-tapkan".
afiqin. Jadi yang wajib dilakukan adalah bersikap hati-hati (dari meninggal-
4. Dalil lain bahwa beristighfar dan taubat adalah di antara kunci-kunci kan shalat berjamaah). Dan tak ada arti dari perbedaan pendapat dalam
rizki yaitu hadits yang diriwayatkan Imam Ahmad, Abu Dawud, An- masalah ini, karena seluruh pendapat yang bertentangan dengan dalil-dalil
Nasa'i, Ibnu Majah dan Al-Hakim dari Abdullah bin Abbas ia berkata, syar'iyah wajib untuk dibuang dan tidak boleh dipegang! Berdasarkan firman
Rasulullah bersabda: Allah Subhanahu Wa Ta'ala ,
"Barangsiapa memperbanyak istighfar (mohon ampun kepada "Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kem-
Allah), niscaya Allah menjadikan untuk setiap kesedihannya jalan balikanlah ia kepada Allah (al-Qur'an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu
keluar dan untuk setiap kesempitan-nya kelapangan dan Allah akan benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu
memberinya rizki (yang halal) dari arah yang tiada disangka-sangka". lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya." (Surah An-Nisa': 59).
Dalam hadits yang mulia ini, Nabi yang jujur dan terpercaya,
Dalam ayat lain disebutkan,
yang berbicara berdasarkan wahyu, mengabarkan tentang tiga
hasil yang dapat dipetik oleh orang yang mem-perbanyak istighfar. "Tentang sesuatu apa pun kamu berselisih, maka putusannya (terserah)
Salah satunya yaitu, bahwa Allah Yang Maha Memberi rizki, yang kepada Allah."(Surah asy-Syuraa: 10).
Memiliki kekuatan akan mem-berikan rizki dari arah yang tidak
disangka-sangka dan tidak diharapkan serta tidak pernah terdetik dalam Dan dalam shahih Muslim dari Abdullah bin Mas'ud -rodliallaahu'anhu-,
hatinya. bahwasanya beliau berkata, "Sungguh kami melihat para sahabat di antara
kami, tak ada yang meninggalkannya (yaitu shalat jamaah), kecuali munafiq,
Karena itu, kepada orang yang mengharapkan rizki hen- daklah ia atau orang sakit. Sampai-sampai ada seseorang didatangkan (ke masjid)
bersegera untuk memperbanyak istighfar (memohon ampun), baik dengan dipapah di antara dua orang untuk diberdirikan di tengah-tengah shaf."
ucapan maupun perbuatan. Dan hendaknya setiap muslim waspada,
sekali lagi hendaknya waspada, dari melakukan istighfar hanya sebatas Tak diragukan lagi, bahwa hal ini menunjukkan betapa per-hatian yang
dengan lisan tanpa perbuatan. Sebab itu adalah pekerjaan para pendu- begitu besar dari para sahabat terhadap shalat jamaah di masjid, sampai-
sta. sampai mereka terkadang mengantarkan seseorang yang sakit dengan
dipapah di antara dua orang agar bisa shalat berjamaah. Semoga Allah
Subhanahu Wa Ta'ala meridhai semua perbuatan mereka. Dan hanya Al-
lahlah yang berkuasa memberi petunjuk.
Hukum Menyepelekan Shalat Berjamaah
Sumber: Fatawa Muhimmah Tata'allaqu Bish Shalah, hal. 56-58, Syaikh
Syaikh Ibnu Baz Ibnu Baz. Disalin dari buku Fatwa-Fatwa Terkini Jilid 1, penerbit Darul Haq.

Pertanyaan:
Saat ini, banyak kaum Muslimin, bahkan sebagian penuntut ilmu
(syariah), yang menyepelekan shalat berjamaah. Mereka beralasan bahwa
sebagian ulama berpendapat bahwa shalat berjamaah itu tidak wajib. Bagai-
mana hukum berjamaah itu sendiri? Dan nase-hat apa yang akan Syaikh
sampaikan kepada mereka?
Jawaban:
Tidak diragukan lagi, bahwa shalat berjamaah bersama kaum Muslimin
di masjid, hukumnya wajib, demikian menurut pendapat terkuat dari kedua
pendapat para ulama. Shalat jamaah itu wajib atas setiap pria yang mampu
dan mendengar adzan, berdasarkan sabda Nabi Shallallahu 'alaihi wa sal-
lam ,
"Barangsiapa mendengar adzan, lalu ia tidak datang (ke masjid) maka
tak ada shalat baginya, (tidak diterima shalatnya) kecuali karena udzur
(halangan syar'i)."(Dikeluarkan oleh Ibnu Majah (792), ad-Daru Quthni

Vous aimerez peut-être aussi