Vous êtes sur la page 1sur 8

Kromatografi Penukar Ion Anion

Kromatografi pertukaran ion juga merupakan cara analisis dengan teknik


pemisahan. Pertukaran ion adalah proses substitusi atau penggantian satu jens
senyawa ionik dengan yang lain terjadi pada permukaan fase stasioner. Fase stasioner
tersebut merupaan suatu matriks yang kuat (rigid), yang permukaannya mempunyai
muatan, dapat berupa muatan positif maupun negatif.
Bila matriks padat trsebut mempunyai gugus fungsional yang bermuatan
negatif seperti gugus sulfonat (-SO3-), maka akan dapat berfungsi sebagai penukar
kation. Sebaliknya, bila bermuatan positif, misalnya mempunyai gugus amin
kuaterner (-N(CH)3+), maka akan dapat berfungsi sebagai penukar anion.
Kromatografi penukar ion sangat bermanfaat untuk memisahkan molekul –
molekul bermuatan terutama ion – ion baik anion maupun kation. Detektor yang tepat
untuk kromatografi penukar ion untuk menghilangkan gangguan konduktivitas yang
berasal dari fase gerak.
Kromatografi penukar ion dilakukan dengan fasa diam yang mempunyai
gugus fungsi bermuatan. Kebanyakan mekanisme penukaran ion sederhana:
(a) X- + R+Y- Y- + R+X- (penukar anion)
Dimana X adalah ion cuplikan
Y adalah ion fasa gerak
R adalah bagian Inc. Pada resina
Pada kromatografi penukar anion ion cuplikan X- bersaing dengan ion fasa
gerak Y-, terhadap bagian ionik pada penukar ion R. Pemisahan ion sederhana
berdasarkan pada perbedaan kekuatan interaksi ion terlarut dengan resina. Jika
senyawa terlarut berinteraksi lemah dengan adanya ion fasa gerak, ion terlarut keluar
awal pada kromatogram, sedangkan senyawa terlarut yang berinteraksi kuat dengan
resina, berarti lebih kuat terikat dan keluar belakangan.
Fasa Diam
Ada banyak macam penukar ion, tetapi penukar ion polisterina berikatan
silang paling luas penggunaannya.Gambar 65. b menggambarkan struktur resina
penukar anion dengan matriks poliestirena berikatan silang yang sama, tetapi dengan
gugus tetraalkilamonium. Resina poliestirena kerng cenderng mengembang jika
dimasukkan dalam pelarut. Air menetrasi ke dalam resina dan hidrasi, membentuk
larutan sangat pekat dalam resina. Tekanan osmosa cenderung menekan air lebih
banyak ke dalam resina dan padatan itu mengembang, jadi volumenya bertambah.
Jumlah air yang diambil resina tergantung pada ion penukar dari resina dan menurun
dengan bertambahnya jumlah ikatan silang. Resina penukaran ion juga mengembang
dalam pelarut organik, tetapi pengembangannya lebih kecil daripada dalam air.

Fase Gerak
Kebanyakan pemisahan kromatografi penukar ion dilakukan dalam media air
sebab sifat ionisasi dari air. Dalam beberapa hal, digunakan pelarut campuran seperti
air – alkohol dan juga pelarut organik. Kromatografi penukar ion dengan fase gerak
media air, reteni puncak dipengaruhi oleh kadar garam total atau kekuatan ionik dan
oleh pH fasa gerak. Kenaikkan kadar garam dalam fasa gerak menurunkan retensi
senyawa cuplikan. Hal ini disebabkan oleh penurunan kemampuan ion cuplikan
bersaing dengan ion fasa gerak untuk gugus penukar ion pada resina.
Macam ion dalam fase gerak dapat berpengaruh nyata pada retensi molekul
cuplikan, sebagai akibat dari perbedaan kemampuan ion fasa gerak berinteraksi
dengan resina penukar ion. Urutan retensi dari berbagai aniom untuk resina penukar
anion poliestirena berikatan silang konvensional adalah sebagai berikut;
Sitrat > sulfat > oksalat > yodida > nitrat > kromat >bromida >sianida >
klorida > format > asetat > hidroksida > fluorida.
Untuk retensi ini bervariasi jika resina yang digunakan berbeda, tetapi urutan
di atas merupakan petunjuk kualitatif dari kemampuan berbagai anion untuk
berinteraksi dengan penukar anion kuat. Dalam urutan ini, sitrat terikat sangat kuat
dengan resina sedangkan ion fluorida terikat paling rendah. Molekul cuplikan
biasanya lebih cepat terelusi dengan ion sitrat daripada dengan fluorida.
Pemisahan senyawa-senyawa organik seperti asam-asam amino pun telah
dapat dicapai dengan metode penukar ion. Metode ini juga digunakan dalam berbagai
operasi seperti pelunakan air, menaikkan kadar logam, pemisahan logam. Pada
awalnya penukar ion adalah silikat-silikat, tanah diatonema, aluminosilikat sintetis
seperti zeolit. Penemuan ini adalah suatu kebetulan.

Sintesis dan karakteristik penukar ion

Untuk memperoleh penukar anion, kopolimer styren dan divinil benzena


diaminasi kemudian diklorometilasikan untuk memperoleh produk seperti terlihat
dalam gambar 10.3.
Berdasarkan pada keberadaan gugusan labilnya; resin penukar ion dapat
secara luas diklasifikasikan dalam empat golongan, yakni :
a. resin penukar kation bersifat asam kuat (mengandung gugusan HSO3).
b. Resin penukar kation bersifat asam lemah (mengandung gugusan –
COOH).
c. Resin penukar anion bersifat basa kuat (mengandung gugusan amina
tersier atau kuartener).
d. Resin penukar anion bersifat basa lemah (mengandung OH sebagai
gugusan labil).
Pemakaian penukar ion untuk pemisahan
Pemisahan logam-logam secara penukar anion dilakukan pada berbagai media asam
tergantung dari kapasitas logam-logam yang membentuk kompleks anion. Media
klorida, nitrat, sulfat, flourida, fosfat dan karbonat digunakan untuk pembentukan
kompleks anion dan menghasilkan pemisahan.

Kromatografi pertukaran ion juga merupakan cara analisis dengan teknik pemisahan.
Pertukaran ion adalah proses substitusi atau penggantian satu jenis senyawa ionik
dengan yang lain yang terjadi pada permukaan fase stasioner.
Matriks penukar ion
Untuk mempercepat proses difusi dalam partikel telah dibuat juga bentuk pellicular
(c) dan superficially porous (d) dengan penyangga glass bead.
Perhatian dalam preparasi kolom
1. Pemilihan dan preparasi resin
Sifat-sifat yang perlu diperhatikan dalam membeli resin dalam perdagangan
ialah ukuran partikel (mesh), tingkat ikatan silang, dan kualitasnya (analitycal grade;
AG).
2. Pembengkakan (swelling)
Bila penukar ion, misalnya resin yang tersulfonasi diberi air, gugus SO3- dan
H+ seolah-olah terlarut dalam konsentrasi yang tinggi dalam matriks. Karenanya air
bertendensi untuk mendifusi kedalam matriks.
3. Kapasitas kolom
Kapasitas penukar ion akan mempengaruhi banyaknya sampel maksimum
yang dapat dianalisis dan dipakai untuk mengetahui stabilitas resin.
4. Cara deteksi
Untuk hal-hal khusus digunakan : adsorbsi sinar, indeks refraksi, pH,
radioaktivitas dan pengukuran polarografik.
Penggunaan kromatografi penukar ion.
1. Untuk menghilangkan ion
Untuk menghilangkan ion-ion keseluruhannya, air tersebut dapat dialirkan
melalui penukar kation, kemudian dialirkan melalui penukar anion, yang akan
menghilangkan semua anion dan diganti dengan ion hidroksida. Bila kedua resin
tersebut (kation dan anion) dijadikan satu, penghilangan kedua jenis ion tersebut
sekaligus dapat dikerjakan.
2. Mengkonsentrasikan komponen berkadar kecil
Ion-ion yang jumlahnya kecil (trace element) dapat dikonsentrasikan dengan
penukar ion. Setelah ion solut terikat dalam kolom, kemudian dielusi dengan jumlah
eluen yang kecil.
3. Pemisahan asam-asam amino
Pada suatu pH, Asam-asam amino dapat dipisahkan menjadi tiga golongan
berdasarkan titik isoelektrisnya. Dengan demikian campuran asam-asam amino dapat
dipisahkan dalam suatu aliran fase mobil dengan secara gradual dengan merubah pH
untuk elusi (gradient elution). Perubahan pH sering dikombinasikan dengan
perubahan suhu.
Penggunaan
Penggunaan kromatografi penukar ion modern sekarang meliputi penggunaan yang
luas, terutama untuk senyawa organik dalam sistem biokimia. Penyelidikan
mendalam telah dilakukan pada asam nukleat, nukleosida dan nukleotida. Gambar 71
menunjukkan suatu pemisahan campuran berbagai nukleotida dalam sari hati mencit,
dengan menggunakan suatu penukar ion berpori superfisial fasa terikat.
Banyak obat telah dianalisis dengan kromatografi penukar ion, meliputi benzimidazol
tersubstitusi, isomer pirinda, dan berbagai formulasi obat. Gambar 72 menunjukkan
pemisahan campuran sulfonamida dengan menggunakan penukar ion kation berpori
superfisial.
Metode yang paling populer untuk pemurnian protein dan molekul lainnya yang
dikenakan adalah pertukaran ion kromatografi. Pada kromatografi tukar kation
bermuatan positif molekul tertarik pada suatu dukungan yang solid bermuatan
negatif. Sebaliknya, dalam kromatografi pertukaran anion, molekul bermuatan negatif
tertarik ke bermuatan positif dukungan yang solid. Untuk mengoptimalkan mengikat
semua molekul dibebankan, fase mobile umumnya rendah untuk konduktivitas
medium (konsentrasi garam) larutan. Adsorpsi molekul dukungan solid didorong oleh
interaksi ionik antara dua moieties dan kapasitas mengikat adalah umumnya cukup
tinggi Kekuatan interaksi ditentukan oleh jumlah dan lokasi biaya pada molekul dan
dukungan yang solid.. Dengan meningkatkan konsentrasi garam (biasanya garam
gradien linier) molekul-molekul dengan interaksi ionik terlemah terganggu pertama
dan elute awal gradien garam. Mereka molekul yang memiliki interaksi ionik sangat
kuat memerlukan konsentrasi garam lebih tinggi dan elute kemudian di gradien.

PH buffer harus fase gerak antara PI atau pKa dari molekul dibebankan dan pKa
kelompok dibebankan pada dukungan solid. Sebagai contoh, sebuah molekul dengan
PI dari 8,2 dijalankan dalam buffer fase gerak pada pH 6,0 dengan pKa dukungan
solid sebesar 1,2 dalam kromatografi tukar kation. Pada kromatografi pertukaran
anion molekul dengan PI sebesar 6,8 dijalankan dalam buffer fase gerak pada pH 8,0
dengan pKa dukungan yang solid pada 10.3. Biasanya, aturan ini dapat diubah tetapi
ada kasus-kasus di mana ada pengecualian.

Sebuah alternatif untuk menggunakan gradien linier adalah menggunakan gradien


langkah. Ini memerlukan peralatan yang lebih rumit dan dapat sangat efektif jika
konsentrasi garam yang sesuai diketahui, biasanya dari percobaan gradien linier.

Banyak chromatographers juga menggunakan perubahan pH mempengaruhi


pemisahan sebuah Dalam kromatografi tukar kation, meningkatkan pH buffer fase
gerak akan menyebabkan molekul menjadi kurang terprotonasi dan karenanya kurang
bermuatan positif.. Hasilnya adalah bahwa protein tidak lagi memiliki kemampuan
untuk membentuk interaksi ionik yang kuat dengan dukungan yang solid bermuatan
negatif yang menyebabkan molekul untuk elute dari kromatografi kolom. Pada
kromatografi pertukaran anion, menurunkan pH buffer fase gerak akan menyebabkan
molekul menjadi lebih terprotonasi dan karenanya lebih bermuatan positif. Hasilnya
adalah bahwa protein tidak lagi memiliki kemampuan untuk membentuk interaksi
ionik yang kuat dengan dukungan yang solid bermuatan positif yang menyebabkan
molekul untuk elute dari kromatografi kolom.

Vous aimerez peut-être aussi