Vous êtes sur la page 1sur 2

Asas Hukum Perdata

KEP. MARI NO. 1037 K/SIP/1973:

Berdasarkan azas umum dalam hukum perdata, dalam hal ada dua peraturan yang mengatur hal
yang sama dan memuat ketentuan yang berlainan, maka demi kepastian hukum berlakulah
peraturan yang terbaru, kecuali kalau ditentukan lain dengan undang-undang.

KEP MARI NO. 170 K/SIP/1959:

Jual beli yang ditinjau dalam keseluruhan mengandung ketidak beresan, ialah tidak beres
mengenai orang-orang yang menjadi pihak di dalam perjajinan dan secara materiil tidak
meyakinkan adanya persetujuan kehendak (wilsovereenstemning) yang bebas, haruslah
dinyatakan batal.

KEP MARI NO. 698 K/SIP/1969:

Jual beli yang objeknya tidak ada adalah tidak sah (i.c. jual beli mengenai hak erfpacht yang
telah gugur).

KEP MARI NO. 539 K/SIP/1973:

Bahwa suatu perjanjian hanya mengikat tentang hal-hal yang diperjanjikan;


Bahwa yang diperjanjikan dalam akte perdamaian No. 162/PDT/1966 itu hanyalah tentang
penyakapan tanah tersebut kepada J. Nengah Badera (Penggugat I) apabila Nang Djigeh
(tergugat I) tidak kuat lagi untuk mengerjakannya; tidak diperjanjikan bahwa Nang Djigeh
dilarang untuk menjual atau memindah-tangankan tanah tersebut maka penjualan sawah itu dari
Nang Djigeh kepada tergugat II, tidaklah bertentangan dengan putusan perdamaian Pengadilan
Negeri tersebut dan tuntutan penggugat akan pembatalan jual beli itu harus ditolak karena tidak
beralasan.

KEP MARI NO. 523 K/SIP/1973:

Dalam perkara ini adanya keputusan pidana yang membebaskan Penggugat untuk kasasi
(dibebaskan dari tuduhan penipuan) tidak membebaskannya dari tanggung jawab secara hukum
perdata (dalam rangka perjanjian pembelian truck)

KEP MARI NO. 1230 K/SIP/1980:

Pembeli yang beritikad baik harus mendapat perlindungan hukum.

KEP MARI NO. 1245 K/SIP/1974:

Pelaksanaan suatu perjanjian dan tafsiran suatu perjanjian, tidak dapt didasarkan semata-mata
atas kata-kata dalam perjanjian tersebut. i.c. berdasarkan sifat dari pada bangunan lantai atas
(loods) maka hal ini merupakan suatu "bestending engebruikelijk beding" terhadap pasal X dari
perjanjian antara Penggugat dan Tergugat I (pasal 1347 jo pasal 1339 KUHPerdata)

KEP MARI NO. 80 K/SIP/1975:

Perjanjian yang dibuat karena causa yang tidak diperkenankan (onggeoorloofde oorzaak)
addalah tidak sah (i.c. perjanjian balik nama keagenan Pertamina antara Tergugat dan penggugat)

KEP MARI NO. 38 K/SIP/1961:

Terhadap perjanjian yang diadakan antara orang-orang Indonesia asli, sekalipun barang-barang
yang diperjanjikan (i.c rumah dan tanah) tunduk pada Hukum Barat, haruslah diperlakukan
hukum adat.

KEP MARI NO. 212 K/SIP/1953:

Putusan Pengadilan tidak hanya mempunyai kekuatan terhadap pihak yang kalah, tetapi juga
terhadap seseorang yang mendapat hak dari pihak yang kalah itu (rechtverkrijgende).

KEP MARI NO. 145 K/SIP/1967:

Dalam hal telah ada putusan Pengadilan yang menetapkan hubungan hukum antara pihak-pihak
yang berperkara, maka apabila salah satu pihak meninggal, hak-hak dan kewajiban kewajiban
hukum yang ditetapkan dalam putusan Pengadilan beralih kepada ahli warisnya.

KEP MARI NO. 145 K/SIP/1953:

Pasal 1342 BW hanya dianggap dilanggar, apabila hakim menganggap kata-kata dari surat
perjanjian adalah terang benderang dan meskipun demikian, toh menyimpang dari kata-kata
tersebut secara penafsiran, sedangkan in casu ternyata Pengadilan Negeri menganggap kata-kata
dalam surat perjanjian yang bersangkuta tidaklah terang benderang.

Vous aimerez peut-être aussi