Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK GEOLOGI
TUGAS
GEOLOGI BATUBARA
“Hubungan Sifat Fisik Batubara dengan Rank”
MAKASSAR
2008
Hubungan anatar sifat fisik batubara dengan peringkat batubara (coal rank)
PERINGKAT BATUBARA
Peringkat batubara
ORGANIC METHAMORPHISM
1. Fase biokimia
Tingkatan biokimia (atau biogenetik) daripada metamorfisme organik
adalah aksi orgsnisme hidup, khususnya dominan bakteri dan fungi
(jamur). Dalam pembentukan batubara, material tanaman mengalami
proses peatifikasi (humifikasi) terhadap humic matter. Komposisi
microbiologi tidak dapat terjadi di atas temperatur tertentu (> ± 800C)
2. Fase geokimia
Fase geokimia didominasi oleh pengaruh peningkatan temperatur dan
tekanan, disebabkan oleh peningkatan kedalaman penimbunan unsur
organik di bawah tutupan sedimen (sedimentary overburden).
Tidak jelas batas kedua fase tersebut, tetapi bisa dikatakan reaksi berakhir pada
tingkat gambut dan aksi geokimia menjadi agen utama pada tingkat brown-coal
dan hard-coal.
Belerang dan nitrogen dan unsur-unsur teras elemen lainnya hadir hanya dalam
jumlah yang kecil.
C = 50%
H = 6%
O = 43%.
Grafit yang terbentuk pada tahap akhir coalifikasi terdiri dari 100% C. Coalifikasi
adalah suatu proses pengayaan yang konstan terhadap karbon dengan
pengurangan H dan O, pelepasan terutama H2O. CO 2, CH4, dan hidrokarbon
lainnya.
Di sisi lain : Nilai kalori dan kandungan air adalah parameter sangat baik untuk
batubara muda dan batubara tua berperingkat derajat rendah, tetapi tidak baik
untuk peringkat tinggi.
American system
Berdasarkan atas fixed carbon untuk batubara berperingkat tinggi, dan Nilai kalori
yang diexpresikan dalam British Thermal Unit (Btu) untuk batubara berderajat
rendah. Sistem Amerika terdiri dari 4 grup peringkat utama dan 13 sub-grup
dengan nama masing-masing. Misalnya low-volatle bituminous Penamaan
tersebut di atas sangat umum digunakan. (lihat tabel: Tabel Peringkat Batubara)
Untuk batubara tua, didasarkan pada : Volatile matter untuk peringkat tinggi,
Nilai kalori (diekspresikan dengan kalori) untuk batubara peringkat rendah, Batas
antara batubara muda dan batubara tua terletak pada nilai kalori 5700 kCal/Kg.
Tidak ada penamaan batubara berdasakan peringkat, tetapi perbedaannya hanya
berdasarkan 9 klas batubara. Untuk batubara muda, meskipun nilai kalori cukup
bisa dipakai sebagai parameter, komite Internasional memilih water content
sebagai indikator, dan menetapkan 6 klas (10-15) untuk batubara muda Sistim
Eropa keseluruhan mencakup 15 kelas batubara
Metode penentuan peringkat (Rank) didasarkan pada Kandungan fixed carbon
dan nilai kalori ditentukan berdasarkan metode standard analysis sifat batubara.
Intrusi batuan beku dapat mempengaruhi DOM daripada seam (lapisan) batubara
dengan 2 cara:
Effek pertama adalah metamorfisma regional oleh intrusi magma kedalam seri
batuan sedimen diatas, atau biasanya dibawah coal seam.
1. Analisis proximat,
Fixed Carbon
Fixed carbon ialah kadar karbon tetap yang terdapat dalam batubara
setelah volatile matters dipisahkan dari batubara. Kadar fixed carbon ini berbeda
dengan kadar karbon (C) hasil analisis ultimat karena sebagian karbon berikatan
membentuk senyawa hidrokarbon volatile.
Salah satu parameter penentu kualitas batubara ialah nilai kalornya, yaitu
seberapa banyak energi yang dihasilkan per satuan massanya. Nilai kalor batubara
diukur menggunakan alat yang disebut bomb kalorimeter.
Kalorimater bom terdiri dari 2 unit yang digabungkan menjadi satu alat. Unit
pertama ialah unit pembakaran di mana batubara dimasukkan ke dalam bomb lalu
diinjeksikan oksigen lalu bomb tersebut dimasukkan kedalam bejana disini
batubara dibakar dengan adanya pasokan udara/oksigen sebagai pembakar. Unit
kedua ialah unit pendingin/kondensor (water handling)
Kadar Sulfur
Salah satu cara untuk menentukan kadar sulfur yaitu melalui pembakaran
pada suhu tinggi. Batubara dioksidasi dalam tube furnace dengan suhu mencapai
1350°C. Sulfur oksida (SOx) yang terbentuk sebagai hasil pembakaran kemudian
ditangkap oleh oleh detektor infra merah kalau menggunakan metode infrared
sedangkan kalau menggunakan metode HTM akan ditangkap oleh larutan
peroksida lalu dititrasi dengan natrium borat dan kemudian dianalisis.
Data analisis dari suatu hasil tambang ialah satu data dari data-data yang
diperlukan dalam perancangan coal preparation plant, pada crushing plant dan
screening plant pemeriksaan size diperlukan untuk melihat apakah hasil dari
proses masih sesuai dengan spesifikasi atau tidak, pada proses loading dilakukan
untuk mengantisifasi masalah yang timbul karena kalau terlalu banyak yang fine
coal nilai total moisturenya cenderung meningkat dan akan berdebu pada saat
kering.
2. Analisis proximate
Warna, perbedaan warna /shades adalah catatan untuk berbagai macam litotipe
(yaitu cerah untuk vitrain, gelap untuk fusain). Yang lebih penting adalah
perubahan makroskopik dari coklat cerah ke gelap dalam batubara muda dan
hitam sempurna dalam batubara tua, tergantung pada peringkat.
Densitas (density): densitas berkurang pada batubara muda (± 1.5 gr/cm3) hingga
batubara bituminous pada sekitar DOM 70 (1.25 gr/ cm3), dan kemudian
bertambah lagi hingga 1.5 pada antrasit dengan DOM 95, selanjutnya akan
meningkat tajam melalui meta-antrasit hingga grafit (± 2.2).
Porositas (porosity). Sebenarnya ada 2 sistim pori dalam batubara, yaitu: Yang
pertama dibentuk oleh pori-pori lebih besar dengan menembuskan mercury
dibawah tekanan, dan pori-pori ultrafines lainnya dengan memasukkan helium ,
Dalam batubara peringkat rendah porositas bisa lebih dari 20% , tetapi cepat
berkurang hingga minimum sekitar 2.5% pada DOM 75. bertambah kembali
kearah antrasit (± 10%).
Moisture holding capacity atau “total moisture” atau “bed moisture”, dalam
batubara peringkat rendah tergantung besarnya makroporositas dan kecepatan
pengurangan dalam range batubara muda ( yaitu sesungghnya diklassifikasikan
dengan kandungan total moisture), hingga mencapai kurang dari 5% pada DOM
60, Porositas serupa, mencapai minimum sekitar 1% sekitar DOM 75 dan secara
nyata bertambah kembali hingga sekitar 2 – 3% dalam peringkat tertinggi.
Nilai kalori (calorific value), sebenarnya takaran nilai kalori, berbeda untuk 3
grup maseral; tertinggi pada exinite, menengah pda vitrinite dan terrendah pada
inertenit. Nilai kalori daripada vitrinite adalah parameter rank-classification untuk
batubara tua berderajat rendah dan ketinggiannya tergantung kepada kandungan
air (moisture content).
Nitrogen berasal dari protein unsur tanaman asli, biasanya dibawah 1% dan pada
batubara peringkat tinggi hadir hanya sebagai trace,
Sifat Teknis
Nilai praktis daripada suatu batubara adalah ditentukan oleh 3 faktor utama;