Vous êtes sur la page 1sur 3

Ketuban Pecah Dini (KPD)

Monday, 30 June 2008 10:40

Warning: Invalid argument supplied for foreach() in /home/bayiseha/public_html/plugins/sy


stem/ki_mootools_control.php on line 5
6

MEMASUKI usia kehamilan trimester ketiga tiba-tiba ibu hamil mengeluarkan cairan dari vagina
seperti mengompol. Selain keluarnya cairan ini tak dapat ditahan, si ibu pun tak merasakan
mulas maupun sakit. Dalam istilah medis, kondisi ini biasanya disebut dengan ketuban pecah
dini.

Sebenarnya ada banyak pertanyaan mengenai cairan ketuban. Apa fungsinya dan seberapa
bahaya jika terjadi pecah dini atau pecah sebelum waktunya? Berbahayakan kondisi tersebut
bagi ibu dan janin? Mengapa bisa terjadi dan bagaimana mengatasinya? Berikut penjelasan
singkatnya mengenai cairan ajaib ini agar ibu hamil mendapatkan informasi yang jelas dan
tepat:

Apakah kantung ketuban itu?

Kantung ketuban adalah sebuah kantung berdinding tipis yang berisi cairan dan janin selama
masa kehamilan. Dinding kantung ini terdiri dari dua bagian. Bagian pertama disebut amnion,
terdapat di sebelah dalam. Sedangkan, bagian kedua, yang terdapat di sebelah luar disebut
chorion.

Apakah cairan ketuban itu?

Cairan ketuban adalah cairan yang ada di dalam kantung amnion. Cairan ketuban ini terdiri dari
98 persen air dan sisanya garam anorganik serta bahan organik. Cairan ini dihasilkan selaput
ketuban dan diduga dibentuk oleh sel-sel amnion, ditambah air kencing janin, serta cairan otak
pada anensefalus. Pada ibu hamil, jumlah cairan ketuban ini beragam. Normalnya antara 1 liter
sampai 1,5 liter. Namun bisa juga kurang dari jumlah tersebut atau lebih hingga mencapai 3-5
liter. Diperkirakan janin menelan lebih kurang 8-10 cc air ketuban atau 1 persen dari seluruh
volume dalam tiap jam.

1/3
Ketuban Pecah Dini (KPD)
Monday, 30 June 2008 10:40

Manfaat air ketuban

Pada ibu hamil, air ketuban ini berguna untuk mempertahankan atau memberikan perlindungan
terhadap bayi dari benturan yang diakibatkan oleh ‘lingkungannya’ di luar rahim. Selain itu air
ketuban bisa membuat janin bergerak dengan bebas ke segala arah. Tak hanya itu, manfaat
lain dari air ketuban ini adalah untuk mendeteksi jenis kelamin, memerikasa kematangan
paru-paru janin, golongan darah serta rhesus, dan kelainan kongenital (bawaan), susunan
genetiknya, dan sebagainya. Caranya yaitu dengan mengambil cairan ketuban melalui alat
yang dimasukkan melalui dinding perut ibu.

Mengapa disebut ketuban pecah dini?

Ada dua macam kemungkinan ketuban pecah dini, yaitu premature rupture of membrane dan
preterm rupture of membrane. Keduamya memiliki gejala yang sama, yaitu keluarnya cairan
dan tidak ada keluhan sakit. Tanda-tanda khasnya adalah keluarnya cairan mendadak disertai
bau yang khas, namun berbeda dengan bau air seni. Alirannya tidak terlalu deras keluar serta
tidak disetai rasa mulas atau sakit perut. Namun, adakalanya hanya terjadi kebocoran kantung
ketuban. Tanpa disadari oleh ibu cairan ketuban merembes sedikit demi sedikit hingga cairan
ini makin berkurang. Akan terdeteksi jika si ibu baru merasakan perih dan sakit jika si janin
bergerak-gerak.

Penyebabnya adalah karena terjadi perobekan pada kantung ketuban karena trauma atau
mulut rahim yang lemah sehingga tidak bisa menahan kehamilan. Bisa juga karena ketegangan
rahim yang berlebihan, seperti kehamilan ganda atau hidramnion, kelainan letak janin seperti
sungsang atau melintang, atau kelainan bawaan dari selaput ketuban. Bisa pula karena infeksi
yang kemudian menimbulkan proses biomekanik pada selaput ketuban sehingga memudahkan
ketuban pecah.

Apa yang harus dilakukan?

Segera periksakan diri ke dokter jika ibu mendapati ada tetesan atau cairan yang mengalir
keluar dari vagina. Sebab pemerikasaan yang dilakukan oleh dokter akan menentukan
Pemeriksaan apakah janin masih bisa tetap tinggal di dalam rahim atau sebaliknya. Umumnya
setelah ketuban pecah, dokter akan memantau kondisi ibu dan janin. Bila ditemukan air

2/3
Ketuban Pecah Dini (KPD)
Monday, 30 June 2008 10:40

ketuban yang banyak dan jernih, berarti keadaan janin masih baik sehingga ibu hamil bisa terus
mempertahankan kehamilannya.

Berikut ini beberapa kondisi kehamilan dengan pengobatan yang berbeda:

1. Jika kehamilan kurang dari 38 minggu akan dilakukan metode konservatif. Ibu hamil
diwajibkan istirahat, dibantu dengan pemberian obat-obatan yang tidak menimbulkan kontraksi,
biasanya melalui infus.
2. Bila si bayi belum cukup besar, dokter akan memberikan obat-obatan untuk
mematangkan paru-parunya agar jika terpaksa dilahirkan, janin sudah siap hidup di luar rahim
ibunya. Kecuali itu, ibu pun akan diberi antibiotika untuk mencegah infeksi.
3. Ibu hamil harus bed rest untuk mencegah air ketuban keluar dalam jumlah lebih banyak.
Sementara itu, lapisan kantung yang sebelumnya terbuka pun akan menutup kembali. Cairan
ketuban akan dibentuk kembali oleh amnion, sehingga janin bisa tumbuh lebih matang lagi.
4. Untuk sementara waktu, berhentilah melakukan hubungan seksual bila ada indikasi yang
menyebabkan ketuban pecah dini, seperti mulut rahim yang lemah.
5. Begitu mengetahui ada rembesan cairan dari vagina segera gunakan pembalut yang
dapat menyerap air ketuban. Penggunaan pembalut ini pun berguna untuk memudahkan Anda
membedakan cairan ketuban dengan cairan lain dari bau serta warnanya.

(Sumber: www.conectique.com)

3/3

Vous aimerez peut-être aussi