Vous êtes sur la page 1sur 12

Angina Ludwig pada Anak

Disusun oleh
Erny Tandanu (060100018)
Chintami Octavia (060100022)
Rizki fadlan I. Siregar (060100114)
Paula l. Sihite (060100116)
R. Andika DC (060100129)
Putri Rasmi Sari (050100228)
Pendahuluan
 Angina Ludwig digambarkan berdasarkan nama
Wilhelm Frederick von Ludwig pada tahun 1836

 Angina Ludwig secara potensial mengancam


nyawa, menyebar secara cepat, inflamasi difus
dari ruang sublingual dan submandibular yang
sering terjadi pada dewasa muda dengan infeksi
gigi
Ilustrasi Kasus

Kasus 1

Seorang anak perempuan berusia 14 bulan dibawa ke Rumah Sakit karena


pembengkakan di bawah dagu yang bertambah besar selama 2 hari ini. Demam
dijumpai pada saat pasien masuk dan asupan cairan dan urine output pasien telah
berkurang.
 
Pada pemeriksaan fisik dijumpai pembengkakan yang sakit, menonjol dan hangat
yang menyebar secara lateral pada area submental. Lesi oval yang terkelupas juga
tampak pada dagu. Anak tersebut merasa tidak nyaman dan lebih suka
mempertahankan mulutnya terrbuka. Tidak dijumpai distress pernafasan atau
sianosis. Suhu tubuh pasien (suhu rektal) adalah 38,8 oC (101,8oF), frekuensi
pernafasan 34 kali per menit dan denyut jantung 116 kali per menit. Saturasi
oksigen, dalam ruangan adalah 95 %.
Pemeriksaan radiografi pada daerah leher didapati
pembengkakan jaringan lunak di submandibula yang
merupakan karakteristik dari angina Ludwig. Tidak
dijumpai abses pada pemeriksaan ultrasonogram.
 
Jumlah sel darah putih meningkat, dengan pergeseran
diftel ke sebelah kiri. Kultur darah menunjukkan hasil
yang steril. Penyakit tersebut membaik setelah
mendapatkan pengobatan inisial berupa pemberian
Oxacillin intravena dikombinasi dengan Dicloxacillin
oral.
Kasus 2

Seorang bayi berusia 33 bulan berada di Instalansi Gawat Darurat


dengan keluhan adanya pembengkakan yang progresif di bawah
dagu selama 1 hari dan mengalami kesulitan menelan. Tiga minggu
sebelumnya, pasien terjatuh dan melukai hidungnya.
 
Pada pemeriksan, pasien mengalami pembengkakan, eritema, dan
terasa perih pada daerah submandibula. Nyeri tersebut menyebabkan
pasien sulit untuk membuka mulutnya. Suhu tubuhnya 38.8oC
(101.8oF). Denyut jantung dan frekuensi pernafasan normal dan tidak
dijumpai distress pernafasan.
Jumlah sel darah putih 14.600 sel per mL (14.6 × 109 per L), dengan
peningkatan jumlah sel batang. Pemeriksaan radiologi leher menunjukkan
pembengkakan jaringan lunak yang prominen, tidak dijumpai adanya
benda asing. Diagnosa angina Ludwig ditegakkan berdasarkan gambaran
klinis, dan pengobatan dimulai dengan Nafcillin intravena.
 
Setelah tiga hari pengobatan, pembengkakan, eritema dan indurasi
submental mulai membaik. Insisi dan drainase menghasilkan kira-kira 10
mL material purulen. Kultur menunjukkan hasil yang steril, seperti pada
kultur darah sebelumnya.

Perbaikan terjadi dalam 24 jam setelah penanganan operasi. Anak tersebut


kemudian dipulangkan setelah 7 hari pengobatan Nafcillin intravena dan
dilanjutkan dengan penicillin oral sebagai tambahan selama 10 hari.
Anatomi

Rongga sublingual, superior dari otot mylohyoid. Rongga


submandibular inferior dari otot mylohyoid.
Anatomi

Proses penyebaran ke bagian atas dan bawah yang terjadi pada permukaan
mulut dan lidah. Pada penyebaran ke depan, tulang myoid membatasi
penyebaran ke bawah, memberikan gambaran “bull neck”.
Gambaran Klinis

Gambaran khas dari angina Ludwig adalah :

 nyeri yang hebat


 pembengkakan leher
 sulit menelan.
Penanganan

 Penilaian dan proteksi jalan nafas


 Penggunaan antibiotik intravena
 Evaluasi pembedahan dan jika perlu, operasi
dekompresi
Kesimpulan

Ludwig’s angina dapat berakibat fatal. Kegagalan


mendiagnosa infeksi leher yang dalam mungkin
disebabkan oleh gambaran klinis yang berubah
akibat riwayat penggunaan antibiotik.

Dengan diagnosis yang awal, terapi antibiotik


intravena yang agresif dan penanganan di unit
perawatan intensif, proses tersebut dapat
disembuhkan tanpa komplikasi.
THANK
YOU….

Vous aimerez peut-être aussi