Vous êtes sur la page 1sur 43

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Rokok adalah produk yang berbahaya & adiktif (menimbulkan
ketergantungan) karena didalam rokok terdapat 4000 bahan kimia berbahaya yang 69
diantaranya merupakan zat karsinogenik (dapat menimbulkan kanker). Zat-zat
berbahaya yang terkandung didalam rokok antara lain : tar, karbon monoksida,
sianida, arsen, formalin, nitrosamine dll.

Efek rokok terhadap kesehatan sendiri sangat membahayakan, akibat kandungan


berbagai bahan kimia berbahaya yang ada di dalam rokok maka dengan merokok
sama saja kita memasukkan bahan-bahan berbahaya tersebut ke dalam tubuh kita.
Penyakit-penyakit yang diketahui dapat disebabkan oleh rokok antara lain : kanker
tenggorokan, kanker paru-paru, kanker lambung, penyakit jantung koroner,
pneumonia, gangguan sistem reproduksi dll.

Tetapi walaupun rokok sudah banyak diketahui bahayanya & menimbulkan banyak
penyakit , masih banyak saja orang yang tetap merokok. Salah satu alasannya adalah
kandungan nikotin di dalam rokok akan menimbulkan kecanduan bagi para
penghisapnya sehingga apabila mereka tidak merokok, mereka akan merasakan
gangguan seperti gelisah, berkeringat dingin, sakit perut dll. Kemudian ketika mereka
merokok kembali & nikotin telah menyentuh otak lagi, barulah mereka akan merasa
tenang & dapat berkonsentrasi.

Oleh sebab itu banyak perokok yang akan terus menjadi perokok seumur hidupnya,
walaupun apabila mereka mempunyai keinginan yang kuat untuk berhenti, mereka
sulit menghentikan kecanduan mereka terhadap rokok. Salah satu hal lain yang turut
menjadi keprihatinan adalah jumlah perokok yang semakin meningkat dari tahun ke
tahun, hal ini berarti bahwa terdapat pertambahan perokok baru setiap saat yang
kemungkinan besar akan terus menjadi perokok aktif seumur hidupnya. Perokok baru
tersebut sebagaian besar adalah anak-anak & remaja.
Gambar Perbandingan Organ Tubuh yang Sehat dengan Yang Sakit
Berdasarkan data Susenas (Survei Sosial Ekonomi Nasional) yang dilakukan oleh
BPS (Badan Pusat Statistik) pada tahun 2001 & 2004 didapatkan kenaikan pada
jumlah perokok baik dewasa maupun anak-anak di Indonesia. Dimana kenaikan
berarti terjadi pada perokok perempuan (baik dewasa ataupun remaja) serta anak-
anak. Pada tahun 2001 jumlah perokok perempuan dewasa di Indonesia adalah 1,3 %
yang kemudian pada tahun 2004 angka tersebut naik menjadi 4,5 % (naik 3,5x)
kemudian untuk perempuan remaja (usia 15-19 tahun) pada tahun 2001 sebanyak 0,2
% naik menjadi 1,9 % pada tahun 2004 (naik 9,5x). Untuk perokok anak-anak sendiri
(usia 5-9 tahun) pada tahun 2001 sebesar 0,4 % naik menjadi 1,8 % pada tahun 2004
(naik > 4x).

Hal ini tentu menjadi keprihatinan bagi kita semua


karena bila dilihat berdasarkan statistik pengguna rokok
tersebut didapatkan peningkatan jumlah perokok aktif
dari waktu ke waktu. Bisa dilihat bahkan anak-anak
seusia 5 tahun pun sudah mulai mengenal rokok &
kemungkinan besar akan menjadi perokok aktif
sepanjang hidupnya yang tentu saja akan membuatnya
lebih lama terkena bahaya rokok & lebih rentan pula
untuk terkena penyakit karena rokok.

Salah satu penyebab kenapa perokok baru terus bertambah adalah karena gencarnya
iklan rokok yang beredar di masyarakat, ditambah dengan adanya image yang
dibentuk oleh iklan rokok tersebut sehingga terlihat seakan orang yang merokok
adalah orang yang sukses & tangguh yang dapat melalui rintangan apapun.

Iklan, promosi ataupun sponsor kegiatan yang dilakukan oleh para produsen rokok
merupakan sarana yang sangat ampuh untuk mempengaruhi remaja & anak-anak.
Penelitian yang dilakukan oleh Universitas Hamka beserta Komnas Anak pada tahun
2007 memperlihatkan bahwa sebanyak 99,7 % anak melihat iklan rokok di televisi,
dimana 68 % mengatakan memiliki kesan positif terhadap iklan rokok tersebut & 50
% mengatakan menjadi lebih percaya diri seperti di iklan.

Untuk remaja, pengaruh pergaulan teman sebaya juga turut menjadi andil untuk
pertumbuhan perokok baru. Terkadang remaja menjadi perokok pemula karena
adanya desakan dari teman-teman mereka untuk dapat diterima dalam pergaulan
ataupun supaya dapat dipandang lebih keren oleh lawan jenisnya. Para remaja tersebut
tentu belum mengerti benar mengenai bahaya yang dapat disebabkan oleh rokok
ataupun penyakit yang dapat timbul karena rokok. Hal ini tentu harus menjadi
perhatian tersendiri bagi para orang tua untuk dapat memberi pemahaman terhadap
anak-anaknya.

Pada remaja, masalah kesehatan jangka pendek termasuk diantaranya penyakit yang
dapat timbul akibat rokok adalah gangguan pernafasan, kecanduan nikotin serta
meningkatnya resiko untuk menggunakan bahan berbahaya lain termasuk obat
terlarang. Sedangkan masalah jangka panjangnya adalah kenyataan bahwa sekali
orang telah menjadi perokok aktif maka biasanya akan terus menjadi perokok aktif
sepanjang hidupnya.

Berikut beberapa masalah lain yang dapat timbul akibat bahaya rokok :

• Perokok mempunyai fungsi paru-paru yang lebih rendah dibandingkan dengan


mereka yang bukan perokok.
• Merokok mengurangi pertumbuhan paru-paru.
• Pada orang dewasa, penyakit yang disebabkan oleh rokok adalah penyakit
jantung & stroke. Penelitian menunjukkan bahwa hal tersebut juga mulai
terlihat pada remaja yang menggunakan rokok.
• Merokok dapat menurunkan performa & daya tahan tubuh para remaja,
bahkan pada remaja yang aktif berolahraga.
• Secara rata-rata, orang yang merokok 1 bungkus atau lebih setiap harinya
berkurang hidupnya selama 7 tahun dibandingkan orang yang tidak merokok.
• Merokok sejak usia dini akan meningkatkan resiko untuk terkena kanker paru-
paru. Untuk penyakit lain karena rokok maka resikonya juga akan semakin
meningkat apabila terus merokok.
• Remaja yang menggunakan rokok mempunyai kemungkinan 3x lebih banyak
dibandingkan mereka yang tidak merokok untuk menggunakan alkohol, 8x
lebih banyak untuk menghisap ganja serta 22x lebih banyak untuk
menggunakan kokain. Merokok juga sering dihubungkan dengan terjadinya
kelakukan beresiko lain seperti berkelahi ataupun melakukan hubungan
seksual secara dini. Bahaya merokok pada remaja dengan kata lain memberi
efek buruk lebih dini.
Berikut tips dari mayoclinic untuk membantu remaja agar dapat menjauhi
rokok :

1. Pahami ketertarikan yang dapat ditimbulkan oleh rokok.


Terkadang remaja melihat rokok sebagai suatu bentuk pemberontakan atau
sebagai cara untuk dapat diterima oleh teman-temannya. Untuk mengetahui
lebih jelas ajaklah anak berdiskusi mengenai rokok termasuk pandangannya
mengenai rokok tersebut.
2. Katakan tidak pada rokok.
Mungkin terkadang para orang tua merasa bahwa anak tidak pernah
mendengarkan ucapan mereka, tetapi jangan patah semangat. Tetaplah katakan
tidak pada rokok & bilang bahwa tindakan tersebut tidak dapat diterima oleh
anda.
3. Berikan contoh yang baik.
Anak biasanya akan meniru tindakan orang terdekatnya, jadi apabila orang tua
melarang anaknya untuk merokok, sebaiknya mereka pun juga tidak
mengkonsumsi rokok.
4. Rokok bukanlah hal yang keren.
Tunjukkan pada anak bahwa merokok bukanlah sesuatu hal yang keren atau
dapat dibanggakan. Rokok dapat membuat nafas menjadi bau, membuat gigi
menjadi kuning, menyebabkan batuk & kehilangan tenaga untuk dapat
melakukan aktifitas olahraga ataupun kegiatan lain.
5. Rokok membuang uang.
Merokok merupakan hal yang mahal. Bantu anak untuk menghitung
pengeluaran yang harus dilakukan apabila mengkonsumsi rokok selama
seminggu, sebulan ataupun setahun. Bandingkan uang tersebut dengan barang
elektronik ataupun barang lain yang dapat diperoleh apabila tidak merokok.
6. Pahami tekanan dari teman sebaya.
Adanya teman yang merokok dapat mempengaruhi anak. Berikan mereka
kepercayaan diri untuk dapat bersosialisasi dengan teman mereka tanpa
merokok.
7. Tangani kecanduan akibat rokok dengan serius.
Banyak remaja yang percaya bahwa mereka dapat berhenti merokok kapanpun
mereka mau, tetapi kenyataannya nikotin dapat membuat mereka menjadi
kecanduan sama seperti pada orang dewasa.
8. Berikan gambaran mengenai masa depan mereka.
Anak-anak cenderung percaya bahwa mereka tidak akan terkena dampak
buruk dari rokok. Tetapi masalah kesehatan seperti kanker, serangan jantung
& stroke sangat beresiko dialami oleh mereka yang merokok. Berilah contoh
orang yang anda kenal yang menderita karena rokok.
9. Awasi penggunaan produk bertembakau lainnya
Banyak jenis produk bertembakau lainnya yang dianggap lebih aman daripada
rokok. Tetapi sebenarnya produks tersebut sama saja dengan rokok, dapat
menimbulkan ketergantungan serta bahaya kesehatan yang sama.
10. Ikut terlibat secara aktif.
Aktiflah untuk ikut terlibat dalam kegiatan pencegahan rokok baik di sekolah
ataupun lingkungan rumah.

Apabila anak anda sudah terlanjur untuk merokok, jangan mengancam dengan
memberi ultimatum untuk berhenti merokok. Sebaiknya dukung dia, cari tahu alasan
kenapa mereka merokok kemudian diskusikan mengenai langkah yang dapat diambil
untuk membantu mereka berhenti merokok.

B, Tujuan Penyusunan
1. Tujuan Umum
Diperolehnya data yang nyata dalam melaksanakan asuhan keperawatan
keluarga dengan anak usia Remaja yang perokok berat dikalangan masyarakat
2. Tujuan Khusus
a. Anak Remaja dapat mengetahui bahaya merokok
b. Keluarga dapat memantau aktivitas anaknya diluar
c. Keluarga dapat merawat angoota keluarganya dari bahaya merokok
d. Keluargaa dapat menciptakan lingkungan rumah yang sehat
e. Keluarga dapat menggunakan fasilitas kesehatan di Masyarakat

C. Metode Pengumpulan Data


1. Observasi langsung
Dengan mengevaluasi secara langsung dapat diperoleh data-data dan
diketahui tingkah laku dan kondisi keluarga untuk memperoleh informasi.

2. Wawancara
Suatu cara untuk mendapatkan data melalui wawancara oleh menanyakan
langsung kepada anggota keluarga yang bertanggung jawab atas
kesehatan keluarga tersebut.

3. Dokumentasi
Suatu cara dimana penulis mencatat oleh mendokumentasi suatu data
Yang lengkap nyata yang mencakup tipe kualitas dalam pemenuhan
kebutuhan klien.

D. Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan dalam kasus ini adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Tujuan Penyusunan
C. Metode Pengumpulan Data
D. Sistematika Penulisan
BAB II PENGKAJIAN KESEHATAN KELUARGA
A. Pengumpulan Data Kesehatan Keluarga
B. Identifikasi Masalah Kesehatan Keluarga
C. Prioritas Masalah Berdasarkan Skoring
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
A. Perencanaan
B. Pelaksanaan
C. Evaluasi

BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran

BAB II
FORMAT PENGKAJIAN KELUARGA

IDENTITAS DATA
1. NAMA KELUARGA :
2. ALAMAT : Ds Djatigede Kec,Sumberjo Kab.Bojonegoro
3. KOMPOSISI KELUARGA : Suami, istri, anak

N NAM JENIS HUBUNGA TEMPAT PEKERJAA PENDIDIKA


o A KELAMI N TANGGA N N
N L LAHIR

Riwayat Imunisasi

Genogram

5. Tipe Bentuk Keluarga : Nuclear family/keluarga inti dimana terdiri dari


Kepala keluarga, ibu dan anak.
6. Latar Belakang Budaya (Etnis)
6.1 Latar Belakang Enis Keluarga atau Anggota Keluarga
Seluruh anggota keluarga suku bangsanya adalah suku jawa.
6.2 tempat Tinggal Keluarga (bagian dari sebuah lingkungan yang secara
Etnis bersifat homogen). Uraikan ! di lingkungan tempat tinggal
an.A semuanya bersuku bahasa jawa dan sifatnya homogen.
6.3 Kegiatan-kegiatan Keagamaan, social, budaya, rekreasi, pendidikan
(Apakah kegiatan-kegiatan ini berada dalam kelompok cultural /budaya
keluarga). Sebutkan !
Anggota keluarga Tn. S tidak ada yang memiliki organisasi dalam
masyarakat, tetapi jika masyarakat mengadakan kerja bakti Ny. S selalu ikut
serta dan mereka tidak ada kebiasaan melakukan rekreasi/keluar rumah.

6.4 Kebiasaan-kebiasaan Diet dan berbusana (tradisional atau modern) Sebutkan!


Keluarga sudah menggunakan busana modern.
6.5 Struktur kekuasaan keluarga tradisional atau modern. Sebutkan !
Kekuasaan keluarga teradisional.
6.6 Bahasa (bahasa-bahasa) yang digunakan di Rumah
Dalam kehidupan sehari-hari semua anggota keluarga menggunakan bahasa
jawa.
6.7 Penggunaan jasa-jasa perawatan kesehatan keluarga dan praktisi (apakah
keluarga mengunjungi pelayanan praktisi, terlibat dalam praktik-praktik
pelayanan kesehatan tradisional, atau memiliki kepercayaan tradisional asli
dalam bidang kesehatan asli dalam bidang kesehatan) Uraikan !
Jika ada anggota keluarga yang sakit maka maka anggota keluarga yang sakit
tersebut langsung di bawa ke Pelayanan Kesehatan.

7. Identifikasi Religius
7.1 Apakah anggota keluarga berbeda dalam praktek keyakinan
Beragamaan mereka. Jelaskan !
Semua anggota keluarga beragama islam.
7.2 Seberapa aktif keluarga tersebut terlibat dalam kegiatan agama atau
organisasi-organisasi keagamaan lain. Jelaskan !
Ny. S aktif mengikuti sedangkan Tn. S mengikuti tadarusan.
7.3 Keluarga menganut agama apa. Sebutkan !
Semua keluarga menganut agama islam.
7.4 Kepercayaan-kepercayaan dan nilai-nilai keagamaan yang dianut dalam
kehidupan keluarga terutama dalam hal kesehatan. Sebutkan !
Keluarga tidak percaya akan dukun/yang lain oleh sebab itu keluarga selalu
menjaga kesehatan dengan membawa anggota keluarga ke Puskesmas.
8. Status Kelas Sosial (berdasarkan pekerjaan, pendidikan dan keluarga)

8.1 Status Ekonomi


Jumlah pendapatan perbulan : Rp. 500.000,-
sumber-sumber pendapatan perbulan : dari hasil pertanian dan
jualan ayam
Jumlah pengeluaran perbulan : ± Rp. 300.000,- - Rp. 400.000,-

Apakah sumber pendapatan mencukupi kebutuhan keluarga :

Ya Tidtidak

9. Aktifitas rekreas atau waktu luang


9.1 Tulislah aktifitas-aktifitas waktu luang dari subsistem keluarga !
Pada waktu luang keluarga nonton TV bersama dan dengerin radio.
RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN
10. Tahap perkembangan keluarga saat ini.
Anak dapat berinteraksi dengan teman-temannya dan sudah bisa baca tulis. Bapak
sebagai kepala keluarga dan ibu sebagai ibu rumah tangga.
8
11. Sejauh mana keluarga memenuhi tugas-tugas perkembangan yang sesuai dengan
tahap perkembangan saat ini.
Keluarga telah mampu memenuhi tugas-tugas perkembangan dimana Ayah
sebagai kepala keluarga, ibu sebagai pengatur rumah tangga, serata anak juga
memenuhi perannya pada masa pertmbuhan.
12. Riwayat keluarga mulai lahir hingga saat ini, termasuk riwayat perkembangan dan
kejadian-kejadian dan pengalaman-pengalaman kesehatan yang unik atau yang
berkaitan dengan kesehatan (perceraian, kemaian, hilang dan lain-lain) yang
terjadi dalam kehidupan keluarga. Sebutkan.
Dalam keluarga tidak ada yang mengaklami perceraian dan kematian maupun
hilang.
13. Keluarga asal kedua orang tua (seperti apa kehidupan keluarga asalnya ;
hubungan masa silam dan saat dengan orang tua dari kedua orang tua). Ceritakan.
Hubungan dalam keluarga mereka baik, hubungan Ny. S dan Tn. S baik. Jika
terjadi masalah biasanya diselesaikan secara damai dan kekeluargaan.
DATA LINGKUNGAN
14. Karakteristik Rumah
14.1 Denah Rumah
Keterangan :
A. Ruang tamu
B. Ruang tidur anak
C. Ruang tidur utama
D. Ruang keluarga
E. Ruang keluarga makan
F. Dapur
G. Sumur
H. Kamar mandi
14.2 Di dapur, amati suplai air minum, penggunaan alat-alat masak,
pengamanan untuk kebakaran. Jelaskan
Untuk memenuhi kebutuhan Ny. S dan Tn. S mengambil air dari sumur
menggunakan keran untuk memasak, mencuci dan mandi.
14.3 Di kamar Mandi, amati sanitasi, air, fasilitas toilet, ada tidaknya sabun dan
handuk. Jelaskan
Pembuangan air di di comberan dengan keadaan kotor tidak lancar (ada
genangan air yang menimbulkan basi) toilet berupa WC cemplung,
terdapat sabun dan handuk dikamar mandi.
14.4 Kaji pengaturan tidur didalam rumah. Apakah pengaturan tersebut
memadai bagi para anggota keluarga, dengan pertimbangan usia mereka,
hubungan dan pertimbangan-pertimbangan khusus mereka lainnya.
Jelaskan.
Pengaturan kamar tidur sudah memadai dan sesuai dengan umur anggota
keluarga.
14.5 Amati keadaan umum kebersihan dan sanitasi rumah. Apakah ada serbuan
serangga-serangga kecil (khususnya didalam) dan / atau masalah-masalah
sanitasi yang disebabkan oleh kehadiran binatang-binatang piaraan.
Jelaskan.
Masih terdapat serbuan serangga dan nyamuk kecil , misal semut dan
nyamuk sebab disekitar lingkungan agak kumuh dan jarang dilakukan
kerja bakti.
10
14.6 Kaji perasaan-perasaan subjektif keluarga terhadap rumah. Apakah
keluarga menganggap rumahnya memadai bagi mereka. Jelaskan.
Keluarga Ny. S menilai bahwa rumah mereka sudah cukup memadai bagi
keluarganya.
14.7 Evaluasi pengaturan privasi dan bagaimana keluarga merasakan privasi
mereka memadai. Jelaskan.
Semua anggota keluarga merasa mempunyai prifasi masing-masing dan
saling menghormati antar anggota yang lain.
14.8 Evaluasi ada dan tidaknya bahaya-bahaya terhadap keamanan rumah /
lingkungan
Masih ada perabot rumah tangga yang belum ditempatkan dengan benar,
jendela belum diberi teralis.
14.9 Evaluasi adekuasi pembuangan sampah. Jelaskan.
Di dalam rumah ada tempat sampah kecil yang setiap hari di buang
dibelakang rumah (membuat lubang) dan jika sampah sudah menumpuk
dibakar.
14.10 Kaji perasaan puas / tidak puas dari anggota keluarga secara keseluruhan
dengan pengaturan/penataan rumah. Jelaskan.
Keluarga masih kurang puas terhadap pengaturan rumah, mereka
menginginkan rumah mereka diperbaiki tapi kartena keterbatasan dana
mereka menunda kegiatan tersebut.
15. Karakteristik lingkungan dan tempat tinggal yang lebih luas
15.1 Apakah karakteristik-karakteristik fisik dari lingkungan yang paling dekat
dan komunitas yang lebih luas ?
 T ipe lingkungan / komunitas (desa, kota, sub kota, antar kota).
Sebutkan
Tempat tinggal Ny. S dan Tn. S dan An. K di daerah Desa
Tipe tempat tinggal (hunian, industrial, campuran hunian dan industri
kecil, agraris) di lingkungan. Jelaskan.
11
An. K tinggal di daerah Desa.
Keadaan tempat tinggal dan jalan raya (terpelihara, rusak, terpelihara,
sementara diperbaiki). Jelaskan.
Jalan yang ada di tempat tinggal An. K belum beraspal tapi masih
sirtu, terpelihara.
Sanitasi jalan, rumah (keberhasilan, pengumpulan sampah, dll).
Jelaskan.
Kebersihan di jalan agak kumuh karena jarang melakukan kerja bakti,
sampah dibuang dibelakang rumah jikasudah penuh dibakar.
Adanya dan jenis-jenis industri di lingkungan (udara, kebisingan,
masalah-masalah polusi air). Jelaskan.
Dilinkungan ada industri yaitu selep/gilingan padi tetapi tidak
mengganggu lingkungan.
15.2 Bagaimana karakteristik demografis dari lingkungan dan komunitas ?
Kelas social dan karakteristik etnis penghuni. Sebutkan.
Kelas sosial menengah kebawah dari karakteristik etnisnya adalah
rata-rata jawa.
Perubahan-perubahan secara demografis yang berlangsung
belakangan ini dalam lingkungan / komunitas. Jelaskan.
Terdapat iklim kemarau tidak terjadi perubahan demografi lain.
15.3 Pelayanan-pelayanan kesehatan dan pelayanan-pelayanan social apa yang
ada dalam lingkungan dan komunitas ?
Fasilitas-fasilitas ekonomi (warung, toko,apotik, pasar). Sebutkan.
Di lingkungan tempat tinggal An. K hanya ada satu warung dan satu
toko tetapi letaknya agak jauh.
Lembaga-lembaga kesehatan (klinik-klinik, rumah sakit, dan
fasilitas-fasilitas gawat darurat). Sebutkan.
Rumah An. K agak jauh dari Puskesmas.
Lembaga-lembaga pelayanan sosial (kesejahteraan, konseling,
pekerjaan).
12
Tidak ada lembaga pelayanan sosial.
15.4 Bagaimana mudahnya sekolah-sekolah di lingkungan atau komunitas
dapat diakses dan bagaimana kondisinya ? Jelaskan.
Sekolah yang ada dilingkungan tersebut mudah dijangkau (dengan naik
sepeda) dan kondisinya masih baik.
15.5 Fasilitas-fasilitas yang dimiliki daerah ini. Sebutkan
Sekolah, masjid, mushola, toko.
15.6 Tersedianya transportasi umum. Bagaimana pelayanan-pelayanan dari
fasilitas-fasilitas tersebut dapat diakses (dalam arti, jarak, kecocokan dan
jam, dan lain-lain) kepada keluarga. Jelaskan.
Tidak terdapat transportasi umum sekitar tempat tinggal An.R.
15.7 Bagaimana insiden kejahatan dilingkungan dan komunitas ? Apakah ada
masalah keselamatan yang serius ? Jelaskan.
Dalam lingkungan An. K jarang sekali insiden kejahatan.
16. Mobilitas Geografis keluarga
16.1 Sudah berapa lama keluarga tinggal di daerah ini.
Sekali tinggal di Desa ini (± 24 tahun) sebelum tinggal dengan orang
tuanya.
16.2 Apakah sering berpindah-pindah tempat tinggal ? jelaskan.
Keluarga An. K tidak mempunyai kebiasaan pindah rumah/pindah tempat.
17. Hubungan keluarga dengan fasilitas dalam komunitas
17.1 Siapa didalam keluarga yang sering menggunakan fasilitas kesehatan ?
Sebutkan tempat pelayanan kesehatannya.
Yang sering menggunakan fasilitas kesehatan adalah Ny. S yaitu di
Rumah Sakit dan Puskesmas.
17.2 Berapa kali atau sejauh mana mereka menggunakan pelayanan dan
fasilitas ?
Mereka sering menggunakan pelayanan dan fasilitas kesehatan terutama
jika sakit Ny. S kambuh.
13
17.3 Apakah keluarga menggunakan lembaga-lembaga yang ada di komunitas
untuk kesehatan keluarga (JPS, JPKM, Dana sehat, LSM) ? Sebutkan ?
Keluarga menggunakan JPS.
17.4 Bagaimana keluarga memandang system komunitasnya ?
Keluarga memandang masyarakat merupakan bagian dari mereka
sehingga rasa keterikatan masih ada misal gotong royong..
18. Sistem Pendukung atau Jaringan Social Keluarga
18.1 Siapa penolong keluarga pada saat keluarga membutuhkan bantuan,
dukungan konseling aktivitas-aktivitas keluarga (sebutkan Lembaga
Formal atau Informal : Ikatan Keluarga, teman-teman dekat, tetangga,
Formal : Lembaga Resmi Pemerintahan maupun Swasta / LSM).
Biasanya keluarga meminta bantuan pada tetangga bila ada masalah
STRUKTUR KELUARGA
19. Pola-pola Komunikasi
19.1 Apakah mayoritas pesan anggota keluarga sesuai dengan isi dan
instruksi ?
Pesan yang disampaikan sesuai dengan isi dan intruksi.
Apakah anggota keluarga mengutarakan kebutuhan-kebutuhan dan
perasaan-perasaan mereka dengan jelas.
Semua anggota keluarga dapat mengutarakan perasaan masingmasing
dengan jelas.
Apakah anggota keluarga memperoleh dan memberikan respons
dengan baik terhadap pesan.
Anggota keluarga memberikan respon yang baik terhadap pesan yang
disampaikan.
Apakah anggota keluarga mendengar dan mengikuti suatu pesan ?
Jika pesan yang diterima baik biasanya mereka mendengarkan dan
mengikuti.
Bahasa apa yang digunakan dalam keluarga ?
14
Dalam komunikasi menggunakan bahasa jawa.
Apakah keluarga berkomunikasi secara langsung atau tidak
langsung?
Keluarga dalam berkomunikasi di lakukan secara langsung.
19.2 Bagaimana pesan-pesan emosional (afektif) disampaikan dalam
keluarga ? (langsung, terbuka).
Biasanya dalam keluarga pesan dilakukan secara langsung. Bercanda
kadang jika berupa kritikan.
Jenis-jenis emosi apa yang disampaikan dalam keluarga ? sebutkan.
Emosi yang disampaikan biasanya berupa gurauan/bercanda tapi
kadang, jika berupa kritikan.
Apakah emosi-emosi yang disampaikan bersifat negatif, positif atau
keduanya ? Sebutkan.
Emosi yang disampaikan bersifat positif tetapi kadang-kadang
bersifat negatif.
Apakah anggota keluarga mendengar dan mengikuti suatu pesan?
Jika pesan yang diterima baik biasanya mereka mendengar dan
mengikuti.
Bahasa apa yang digunakan dalam keluarga?
Menggunakan bahasa jawa.
Apakah keluarga berkomunikasi secara langsung atau tidak
langsung? Jelaskan.
Keluarga biasanya berkomunikasi secara langsung
19.3 Bagaimana frekuensi dan kualitas komunikasi yang berlangsung
dalam keluarga ? sebutkan.
Keluarga Ny. S selalu mengatakan komunikasi sesama anggota
keluarga pada waktu malam hari dalam situasi nonton TV bersama
yang hanya bercanda maupun dalam hal mendiskusikan suatu
masalah.
15
Pola-pola umum yang digunakan menyampaikan pesan-pesan penting
? (langsung, tidak langsung, sebutkan caranya).
Pesan biasanya disampaikan secara langsung.
19.4 Jenis-jenis disfungsional komunikasi apa yang nampak dalam pola-pola
komunikasi keluarga ? Sebutkan.
Semua anggota keluarga mempunyai sifat terbuka antara satu dengan yang
lainnya dan tidak nampak disfungsi anal komunikasi.
19.5 Adakah hal-hal / masalah dalam keluarga yang tertutup untuk
didiskusikan ? sebutkan.
Semua anggota keluargamemiliki sifat terbuka dalam mendiskusikan
suatu masalah.
20. Struktur Kekuasaan
Keputusan dalam Keluarga
20.1 Siapa yang membuat keputusan dalam keluarga ?
dalam keluarga yang membuat keputusan adalah semua anggota
keluarga (dengan musyawarah).
Siapa yang memutuskan dalam penggunaan keuangan keluarga ?
Keluarga diatur Tn. S selaku ibu rumah tangga tetapi denga meminta
pertimbangan Tn. N.
Sioapa yang memutuskan dalam masalah pindah pekerjaan atau
tempat tinggal ?
Yang memutuskan masalah pindah pekerjaan/empat tinggal adalah
semua anggota keluarga.
Siapa yang mendiskusikan dan memutuskan kegiatan-kegiatan anak ?
Yang mendiskusikan dan memutuskan kegiatan anak adalah Tn. N.
20.2 Bagaimana cara keluarga dalam mengambil keputusan (otoriter,
musyawarah / kesepakatan, diserahkan pada masing-masing individu)
?
Dalam mengambil keputusan dilakukan dengan musyawarah
/kesepakatan
16
Apakah keluarga merasa puas dengan pola pengambilan keputusan
tersebut ?
Keluarga merasa puas dengan pola pengambilan tersebut.
20.3 Atas dasar kekuasaan apa anggota keluarga membuat keputusan ?
(kekuasaan tak berdaya, keahlian, penghargaan, paksaan kekuasaan
berdasarkan kekuasaan / berpengaruh, kekuasaan aktif ?
Anggota keluarga membuat keputusan atas dasar kesepakatan yaitu cara
musyawarah.
20.4 Kekuasaan dalam keluarga didominasi oleh siapa ? Sebutkan dan jelaskan
Kekuasaan dalam keluarga di dominasi oleh Ny. S tetapi dalam
pengambilan keputusan yaitu cara musyawarah.
21. Struktur Peran
Struktur Peran Formal
21.1 Posisi dan peran formal apa pada setiap anggota keluarga ?
Gambarkan bagaimana setiap anggota keluarga melakukan peranperan
formal mereka
Ny. S sebagai kepala keluarga
Tn. S sebagai ibnu rumah tangga
An. K sebagi anak.
Adakah konflik peran dalam anggota keluarga ? Jelaskan
Tidak ada konflik peran dalam keluarga, semuanya melaksanakan
peran masing-masing.
STRUKTUR PERAN INFORMAL
21.2 Apakah peran-peran informal dalam keluarga ? Jelaskan
Ada jika Ny. S sakit maka tugasnya membantu Tn. S di rumah diganti
Tn. S.
Siapa yang memainkan peran-peran tersebut dan berapa kali peranperan
tersebut sering dilakukan atau bagaimana peran-peran tersebut
dilaksanakan secara konsisten ?
Tn. S melakukan peran tersebut secara konsisten jika Ny. S sakit.
17
Tujuan dari peran-peran informal yang dijalankan keluarga adalah ?
sebutkan
Untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.
21.3 Jika peran-peran informal bersifat disfungsional, siapa yang melaksanaka
peran-peran ini pada generasi sebelumnya ?
Yang melakukan peran ini sebelumnya Tn. S.
21.4 Apa pengaruh / dampak terhadap orang-orang yang memainkan peranperan
tersebut ?
Mereka melakukan peran tersebut dengan rasa senang karena peran
tersebut merupakan suatu kebutuhan keluarga mereka.
Analisa Model Peran
21.5 Siapa yang menjadi model dalam menjalankan peran di Keluarga ?
Sebutkan.
Ny. S karena dia yang paling tertua dan sebagai kepala keluarga.
21.6 Apakah status social keluarga mempengaruhi dalam pembagian peran di
keluarga ?
Iya status sosial mempengaruhi pembagian peran keluarga.
21.7 Apakah budaya masyarakat, agama mempengaruhi dalam pembagian
peran keluarga?
Iya sangat berpengaruh.
21.8 Apakah peran yang dijalankan oleh anggota keluarga sesuai dengan tahap
perkembangannya ?
Peran yang dijalankan anggota keluarga sesuai dengan tahap
perkembangannya.
21.9 Bagaimana masalah-masalah kesehatan mempengaruhi peran-peran
keluarga
jika salah satu anggota keluarga yang sakit misal Ny. S maka Tn. S
akan mengantikannya dalam dalam membantu Ny. S di sawah.
18
Adakah pengaturan kembali peran-peran baru dalam keluarga
(sehubungan dengan adanya yang sakit, meninggal, pindah, berpisah,
dll)
Jika ada yang sakit/meninggal maka akan ada pengaturan kembali
peran-peran keluarga.
Bagaimana anggota keluarga menerima peran-peran baru /
menyesuaikan diri ?
Biasanya mereka akan segera menerima/menyesuaikan dengan peran
baru mereka.
Apakah ada bukti tentang stress atau konflik akibat peran ?
Tidak ada.
Bagaimana respon anggota keluarga yang sakit bereaksi terhadap
perubahan atau hilangnya peran ?
Respon yang ditunjukan biasanya berupa mengalahkan diri sendiri
dan sering meminta maaf pada yang sakit.
22. Nilai-nilai Keluarga
22.1 Apakah ada kesesuaian antar nilai-nilai keluarga dengan kelompok atau
komunitas yang lebih luas ? Jelaskan.
Ada kesesuaian antara nilai-nilai yang ada dalam keluarga dengan
komunitas yang ada dilinkungan tersebut.
22.2 Bagaimana pentingnya nilai-nilai yang dianut dalam keluarga ? jelaskan.
Mereka menganggap nilai dalam keluarga sangat mempengaruhi setiap
tingkah laku mereka.
22.3 Apakah nilai-nilai ini dianut secara sadar atau tidak sadar ?
Setiap anggota keluarga menganut niloai-nilai ini secara tidak sadar
karena sudah ada sejak mereka belum lahir (turun-menurun).
22.4 Apakah ada konflik nilai yang menonjol dalam keluarga ? Sebutkan.
Tidak ada konflik nilai yang menonjol.
19
22.5 Bagaimana kelas social keluarga, latar belakang budaya mempengaruhi
nilai-nilai keluarga ? Jelaskan.
Ny. S tinggal di suatu daerah yang mempunyai kebudayaan daerah maka
secara otomatis nilai-nilai keluarga akan mengikuti kebudayaan/nilai-nilai
yang ada di daerah tersebut.
22.6 Bagaimana nilai-nilai keluarga mempengaruhi status kesehatan keluarga ?
jelaskan
Nilai-nilai keluaraga mempegaruhi status kesehatan keluarga adalah
berupa pantangan terhadap suatu makanan.
FUNGSI KELUARGA
23. Fungsi Afektif
Pola kebutuhan keluarga respon
23.1 Apakah anggota keluarga merasakan kebutuhan-kebutuhan individu
lain dalam keluarga ?
Dalam kuluarga yang lebih peka terhadap kebutuhan anggota keluarga
lain adalah Tn. N.
Apakah orang tua (suami / istri) mampu menggambarkan kebutuhankebutuhan
psikologis anggota keluarganya ?
Tn. S lebih mampu mengambarkan kebutuhan ” psikologis ” anggota
keluarganya dari pada Tn. N.
Apakah setiap anggota keluarga memiliki orang yang dipercaya
dalam keluarga untuk memenuhi kebutuhan psikologisnya ?
Ya, setiap anggota keluarga memiliki memiliki orang yang orang
yang dipercaya misal : anak lebih percaya kepada bapak dalam
mengumpulkan kebutuhan psikologisnya.
23.2 Apakah kebutuhan-kebutuhan, keinginan-keinginan, perbedaan
dihormati oleh anggota keluarga yang lain ?
Kebutuhan dan keingginan yang ada dalam keluarga sangat dihormati
oleh anggota keluarga sangat dihormati oleh anggota keluarga yang
20
lain karena mereka merasa setiap anggota keluarga saling
membutuhkan.
Apakah dalam keluarga ada saling menghormati satu sama lain ?
Setiap anggota keluarga saling menghormati satu sama lain karena
mereka saling membutuhkan.
Apakah keluarga sensitive terhadap persoalan-persoalan setiap
individu ?
Yang paling sensitif dalam keluarga adalah Tn. N.
Saling memperhatikan (mutual naturance), keakraban, dan identifikasi
23.3 Sejauhmana anggota keluarga memberikan perhatian satu sama lain ?
Dalam keluarga mereka saling mengingatkan.
Apakah mereka saling mendukung satu sama lain ?
23.4 Apakah terdapat perasaan akrab dan intim diantara lingkungan
hubungan keluarga ?
Semua penghuni rumah mempunyai keakraban dan kehidupan
mereka sangat dekat satu sama lain terutama Tn. S dengan Tn. N.
Apakah menunjukkan kasih sayang satu sama lain ?
Tiap anggota keluarga saling menghargai satu sama lain.
Keterpisahan dan Keterkaitan
23.5 Bagaimana keluarga menghadapi keterpisahan dengan anggota
keluarga?
Selama ini mereka selalu tinggal bersama belum pernah terpisah, jika
dengan keluarga yang lain biasanyamereka akan sangat merindukan
dan berharap mereka akan datang.
Apakah anggota keluarga merasa adanya keterikatan yang erat antara
satu dengan yang lainnya ?
Antara anggota keluarga mempunyai keterkaitan dan hubungan yang
sangat erat terutama Tn. S dengan Tn. N.
21
24. Fungsi Sosialisasi
24.1 Adakah otonom setiap anggota dalam keluarga ? jelaskan
Setiap anggota keluarga mempunyai hak untuk menyelesaikan
urusannya masing-masing tetapi jika masalah tersebut memerlukan
pemecahan bersama dan mereka akan mendiskusikan untuk mendapat
keputusan yang baik.
Adakah saling ketergantungan dalam keluarga ?
Ada anggota keluarga saling tergantung satu sama lain.
24.2 Siapa yang menerima tanggung jawab untuk peran membesarkan
anak atau fungsi sosialisasi ?
Ny. S dan Tn. S bersama-sama membesarkan anaknya.
Apakah fungsi ini dipikul bersama ?
Fungsi sosialisasi ini oleh keluarga Ny. S dilakukan bersama-sama.
Jika demikian, bagaimana hal ini diatur ?
Jika Tn. S banyak memberikan kasih sayang (mengasuh dan
menyayangi) maka Ny. S lebih banyak berpengaruh dalam
pembentukan sikap disiplin.
24.3 Adakah faktor sosial budaya yang mempengaruhi pola-pola membesarkan
anak ? Jelaskan.
Ada sosial budaya di suatu lingkungan sangat mempengaruhi dalam
membesarkan anak, misalnya anak perempuan dibesarkan untuk menjadi
seorang anak perempuan dalam arti diajari untuk memasak dan
mengerjakan pekerjaan perempuan.
24.4 Apakah saat keluarga saat ini mempunyai masalah / resiko dalam
mengasuh anak ? Sebutkan.
Tidak ada masalah.
24.5 Apakah lingkungan rumah cukup memadai bagi anak-anak untuk
bermain (cocok dengan tahap perkembangan) ?
Sudah memahami.
22
Apakah ada peralatan / permainan anak-anak yang cocok dengan
usia?
Tidak ada.
25. Fungsi Keperawatan Kesehatan
25.1 Keyakinan-keyakinan, nilai-nilai dan perilaku keluarga
Nilai-nilai yang dianut keluarga terkait dengan kesehatan ?
Jika ada yang sakit sebelum sembuh tidak boleh memotong kuku.
Apakah terdapat kekonsistenan antara nilai-nilai kesehatan keluarga
dengan perilakunya ? Jelaskan.
Ya, kuku yang tidak dipotong menjadi sumber penyakit.
Kegiatan-kegiatan apa saja peningkatan kesehatan apa saja yang
dilaksanakan dalam keluarga ? Sebutkan.
Jalan-jalan pada saat pagi hari saat berangkat ke sawah.
Apakah perilaku dari semua anggota keluarga mendukung
peningkatan kesehatan keluarga ? jelaskan.
Tn. S meludah disembarang tempat dan saat batuk tidak di tutup.
25.2 Definisi dari keluarga tentang sehat / sakit dan tingkat pengetahuan
mereka
Apakah keluarga mendefinisikan kesehatan dan sakit bagi anggota
keluarga ?
Kurang mengerti tentang pengertian hidup sehat yang mereka ketahui
jika mereka tidak merasa sakit itulah sehat.
Apakah keluarga dapat melaporkan dan mengobservasi gejala-gejala
dan perubahan-perubahan penting pada anggota yang sakit ?
Mengerti tentang tanda-tanda dan gejala penyakit yang diserita oleh
anggota keluarga yang lain.
Apa sumber-sumber informasi kesehatan dari anggota keluarga ?
Biasanya keluarga memperoleh informasi tentang kesehatan dari
televisi.
23
Bagaimana pengetahuan tentang kesehatan diteruskan kepada
anggota keluarga ?
Pengetahuan kesehatan diteruskan kepada anggota keluarga lainnya
dengan cara bincang-bincang, bercerita setelah nonton TV.
25.3 Status kesehatan keluarga dan kerentanan terhadap sakit yang dirasa /
diketahui ;
Apakah keluarga mengetahui bahwa anggota keluarga mengalami
masalah kesehatan ?
Jika salah satu anggota keluarga mengalami masalah kesehatan
biasanya yang lain segera mengetahui.
Masalah-masalah kesehatan apa yang saat ini diidentifikasi oleh
keluarga ? Sebutkan.
Batuk dan sesak.
Masalah kesehatan apa dianggap serius sangat penting bagi keluarga?
Sebutkan.
Penyakit paru-paru.
Tindakan-tindakan yang telah dilakuan keluarga terhadap masalah
kesehatan saat ini. Sebutkan.
Pergi berobat ke Puskesmas.
25.4 Praktik diit keluarga
Apakah keluarga mengetahui tentang makanan yang bergizi ?
Jelaskan.
Kurang begitu mengetahui makanan bergizi, mereka makan apa yang
tersedia.
Apakah diet keluarga memadai ? (catatan riwayat pola-pola makan
keluarga untuk tiga hari) Sebutkan.
Siapa yang bertanggung jawab terhadap perencanaan, belanja, dan
penyiapan makanan ?
Tn. S
24
Bagaimana makanan disiapkan ? Apakah kebanyakan di goreng,
direbus, dipanggang, dimasak dengan microwave, atau disaji mentah?
Kebanyakan makan dimasak di rebus dan di goreng.
Jenis makanan yang dikonsumsi keluarga setiap hari ? Sebutkan.
Nasi, sayur (bayam, daun ketela, dll), tahu, tempe, telur, ikan,
pindang, ayam, dll.
Apakah ada pembatasan-pembatasan anggaran ?
Ya ada.
Apakah makanan disimpan pada tempat yang benar ? Jelaskan.
Ya disimpan dalam almari.
Jadwal makan keluarga (Utama dan selingan) Sebutkan
Jadwal makan pagi, siang dan sore/malam.
25.5 Kebiasaan tidur dan istirahat :
Pada jam berapa keluarga bisa tidur ?
Keluarga biasanya tidur jam 21.00 WIB.
Apakah jumlah jam tidur setiap anggota keluarga cukup ? Bila tidak
lasannya ?
Jumlah tidur setiap anggota keluarga cukup.
Adakah kesulitan tidur pada keluarga ? Sebutkan.
Jika ada suatu masalah yang belum selesai kadang keluarga kesulitan
saat tidur.
Dimana anggota keluarga tidur ?
Di kamar tidur.
25.6 Latihan dan Rekreasi
Apakah keluarga menyadari bahwa reaksi dan olah raga secara aktif
sangat dibutuhkan untuk kesehatan ? (Menyadari/tidak).
Tidak menyadari.
25
Jenis-jenis rekreasi dan aktivitas-aktivitas fisik apa yang anggota
keluarga lakukan secara reguler ? Sebutkan.
Ny. S setiap pagi jan-jalan ” bersepeda ” pergi ke sawah.
Apakah kegiatan-kegiatan ini diikuti oleh semua anggota keluarga
atau hanya anggota keluarga tertentu ? Sebutkan.
Hanya di ikuti oleh Tn. N.
25.7 Kebiasaan penggunaan obat-obatan dalam keluarga
Apakah ada kebiasaan penggunaan alkohol, tembakau, kopi, cola atau
teh (kafein danteobromin, adalah stimulan yang dilakukan oleh
keluarga) ?
Ada Ny. S biasa merokok dan minum kopi.
Apakah anggota keluarga secara reguler menggunaka obat-obatan
tanpa resep atau dengan resep ? (dengan resep / tidak).
Dengan resep.
Apakah keluarga menyimpan obat-obatan dalam jangka waktu lama
dan menggunakannya kembali ? (Ya / Tidak).
Tidak.
Apakah obat-obatan diberi label secara tepat dan berada ditempat
yang aman, jauh dari jangkauan anak-anak ? (Ya, Tidak).
Ya.
25.8 Peran keluarga dalam praktek perawatan diri ?
Apa yang keluarga lakukan untuk memperbaiki status kesehatan ?
Jelaskan.
Dengan makan yang teratur dan cukup, serta minum air matang yang
cukup.
Apa yang keluarga lakukan untuk mencegah sakit / penyakit ?
jelaskan.
Dengan makan minum cukup.
26
Siapa yang membuat keputusan dalam bidang kesehatan dalam
keluarga ?
Ny. S tetapi melalui musyawarah.
Apakah keluarga mengetahui cara perawatan pada anggota keluarga
yang sakit ? Jelaskan.
Keluarga tidak mengetahui cara perawatan orang sakit.
25.9 Praktek lingkungan
Apakah saat ini keluarga terpapar polusi udara, air, suara dari
lingkungan ? Jelaskan.
Tidak karena tidak terdapat pabrik/industri tetapi masih terdapat
debu-debu yang berterbangan karena jalan masih belum beraspal.
Apakah anggota keluarga menggunakan pestisida, cairan pembersih,
lem, pelarut, logam berat, dan racun dalam rumah ? Sebutkan.
Ny. S menggunakan pestisida untuk membasmi hama di sawah.
Jelaskan bagaimana pola keluarga dalam mandi, cuci, penggunaan
jamban !
Keluarga mandi ± 2-3x sehari dikamar mandi, penggunaan jamban
setiap hari, mencuci 2 hari sekali.
25.10 Cara-cara pencegahan secara medis
Bagaimana pendapat keluarga tentang kondisi sehat ?
Keluarga kurang mengerti tentang hidup yang sehat.
Kapan pemeriksaan terakhir terhadap kesehatan dilakukan ?
1 bulan yang lalu.
Apa status imunisasi dari keluarga pada bayi, balita, ibu hamil ?
jelaskan.
Keluarga Ny. S pernah mendapatkan imunisasi (lengkap).
25.11 Praktik Kesehatan Gigi
Apakah keluarga teratur dalam pemeriksaan gigi ? Jelaskan.
Tidak, keluarga tidak pernah memeriksakan gigi.
27
Jelaskan bagimana keluarga melakukan perawatan gigi ?
Dengan gosok gigi tiap mandi.
Apakah ada kebiasaan makan anis (permen, coklat) ?
Tidak ada.
25.12 Riwayat kesehatan keluarga
Buatlah riwayat dan penyakit keluarga pada masa lalu mauun masa
sekarang diabetes, penyakit jantung, tekanan darah tinggi, kanker,
stroke dan rematik, penyakit ginjal, tiroid, asma, keadaan alergi lain.
Penyakit-penyakit darah, dan penyakit keluarga lainnya !
Ayah Tn. S menderita TB paru anggota keluarga yang lain tidak ada
yang menderita penyakit darah/penyakit lainnya.
Apakah terdapat penyakit-penyakit keluarga yang berkaitan dengan
lingkungan ?
Tidak ada.
25.13 Pelayanan kesehatan yang diterima
Dari praktisi kesehatan apa dan / atau lembaga perawatan kesehatan
apa anggota keluarga menerima perawatan ?
Keluarga mendapatkan perawatan kesehatan di rumah sakit.
Apakah praktisi atau lembaga ini bertemu dengan semua anggota
keluarga dan memperhatikan kebutuhan-kebutuhan perawatan
kesehatan anggota keluarga ?
Ya, praktisi/lembaga ini memperhatikan kebutuhan perawatan
kesehatan anggota keluarga.
25.14 Perasaan dan persepsi menyangkut pelayanan perawatan kesehatan
Apa perasaan keluarga terhadap jenis-jenis pelayanan perawatan
kesehatan bagi keluarga yang tersedia dalam komunitas ? Jelaskan.
Keluarga merasa bahwa pelayanan kesehatan sangat penting bagi
mereka.
28
Apakah keluarga memiliki pengalaman masa lalu dengan pelayanan
perawatan kesehatan yang keluarga terima ? Jelaskan.
Sejak dahulu keluarga percaya pada pelayanan perawatan kesehatan.
Apakah keluarga merasa uas, nyaman, percaya dengan perawatan
yang diterimanya dari pemberian pelayanan kesehatan ? Jelaskan.
Kurang merasa puas, nyaman, percaya dengan perawatan yang
diterimanya dari pemberi pelayanan kesehatan.
Apa sikap dan harapan keluarga terhadap peran perawat ?
Dapat melaksanakan tugasnya dengan baik yaitu merawat dan
menolong masyarakat/orang yang membutuhkan pertolongan.
25.15 Pelayanan kesehatan darurat
Jika tidak ada pelayanan darurat, apakah keluarga tahu dimana
pelayanan terdekat (menuju syarat-syaratnya) baik untuk anak-anak
maupun anggota keluarga yang dewasa ? Jelaskan.
Ya, keluarga tau misal : pergi ke bidan desa/mantri yang ada disekitar
tempat tinggalnya.
Apakah keluarga tahu bagaimana memanggil ambulance dan
perawatan paramedis ? Jelaskan.
Keluarga tidak tahu cara memanggil ambulan tetapi kalau memanggil
perawat medis (bidan) mereka tahu.
Apakah keluarga memiliki suatu perencanaan kesehatan darurat ?
Jelaskan.
Tidak.
25.16 Sumber Pembiayaan
Bagaimana keluarga akan membayar pelayanan-pelayanan
kesehatan? Jelaskan.
Keluarga Ny. S memiliki JPS dalam melakukan pembayaran
pelayanan kesehatan.
Apakah keluarga memiliki asuransi swasta atau bantuan medis ?
Haruskah keluarga membayar penuh atau sebagian ? Jelaskan.
Keluarga tidak memiliki asuransi swata jika ke bantuan medis
keluarga membayar sebagian.
29
Apakah keluarga mendapat pelayanan gratis (atau mengetahui
pelayanan gratis bagi mereka) ?
Keluarga mendapat pelayanan geratis dari JPS.
25.17 Transportasi untuk mendapat perawatan
Berapa jauh perawatan dari rumah keluarga ?
Sekitar 5 Km dari Puskesmas dan 3 Km dari mantri dan 4 Km dari
bidan.
Alat transportasi apa yang keluarga gunakan untuk mencapai fasilitas
perawatan ?
Menggunakan sepeda motor.
Jika keluarga harus menggunakan angkutan umum, masalah-masalah
apa yang timbul dalam hubungannya dengan jam pelayanan dan
lamanya perjalanan kefasilitas pelayanan kesehatan ? Jelaskan
26. Sebutkan stresor jangka pendek (kurang dari 6 bulan) dan stressor jangka
panjang (lebih dari enam bulan) yang saat ini terjadi pada keluarga.
Keluarga menghawatirkan penyakit Ny. S kambuh.
Apakah keluarga dapat mengatasi stressor biasa dan ketegangan sehari-hari ?
Jelaskan.
Keluarga dapat mengatasi stresor dengan sering memeriksakan kesehatan Tn.
N.
27. Bagaimana keluarga mengatasi masalah tersebut ? Jelaskan.
Mengatasi masalah dengan musyawarah.
28. Strategi koping apa yang digunakan oleh keluarga untuk menghadapi tipe-tipe
masalah ? Koping apa yang dibuat ?
Strategi koping apa yang digunakan oleh keluarga untuk menghadapi tipe-tipe
masalah ?
Apakah anggota keluarga berbeda dalam cara-cara koping terhadap
masalahmasalah
mereka sekarang ? jelaskan.
Dialog mereka sama-sama mencoba menyelesaikan masalah dengan
bermusyawarah.
30
BAB III
PEMERIKSAAN KESEHATAN TIAP INDIVIDU ANGGOTA KELUARGA
(PEMERIKSAAN FISIK HEAD TO TOE)
1. Pemeriksaan Fisik Tn. S
a) Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 130/90 mmHg
Nadi : 80x/menit
Suhu : 360C
Respirasi : 20x/menit
b) Pemeriksaan kepala dan leher
1) Bentuk kepala simetris, tidak ada benjolan dan nyeri tekan, rambut lurus
pendek, penyebaran rambut rata.
2) Mata
Mata kanan dan kiri simetris, tidak ada kelainan penglihatan, pupil
mengecil bila terkena cahaya.
3) Leher
Bentuk leher simetris tidak ada benjolan.
c) Pemeriksaan integumen dan kuku
Kulit : warna kulit sawo matang, keadaan kulit agak kotor (CRT < 2 detik),
tidak ada lesi.
Kuku : kuku agak kotor dan panjang.
d) Pemeriksaan ketiak
Ketiak : tidak ada pembesaran limfe, berbau.
e) Pemeriksaan thorak dan paru
Inspeksi : tidak menggunakan otot bantu pernafasan RR : 20x/menit.
Perkusi : terdengar suara sonor.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, teraba denyut jantung sebelah kiri di
bawah papila mamae coste ke IV-V.
Auskultasi : tidak ada suara tambahan whezing/ronchi.
31
f) Jantung
Terdengar Bj 1 tunggal Bj 2 tunggal (auskultasi).
Teraba detak jantung di dada sebelah kiri dibawah papila mamae ICS 4-5.
g) Abdomen
Inspeksi : tidak ada lesi.
Auskultasi : peristaltik 10x/menit.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan.
Perkusi : terdengar suara timpani.
h) Pemeriksaan muskuluskeletal
Pergerakan ekstremitas baik, tidak ada kekakuan otot pada ekstremitas atas
dan bawah.
2. Pemeriksaan Fisik Ny. S
a) Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 120/90 mmHg
Nadi : 80x/menit
Suhu : 360C
Respirasi : 30x/menit
b) Pemeriksaan kepala dan leher
1) Bentuk kepala simetris, tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan,
penyebaran rambut rata, rambut lurus tidak berbau.
2) Mata
Mata kanan dan kiri simetris, tidak ada kelainan penglihatan, pupil
mengecil bila terkena cahaya.
3) Leher
Bentuk leher simetris tidak ada benjolan.
55
55
32
c) Pemeriksaan integumen dan kuku
Kulit : warna kulit sawo matang, tidak ada lesi, kulit bersih (CRT < 2 detik).
Kuku : keadaan kuku pendek dan bersih.
d) Pemeriksaan ketiak
Ketiak : tidak ada pembesaran limfe, berbau.
e) Pemeriksaan thorak dan paru
Inspeksi : tidak menggunakan otot bantu pernafasan RR : 30x/menit.
Perkusi : terdengar suara sonor.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, teraba denyut jantung di ICS IV-V di
bawah papila mamae.
Auskultasi : ada suara tambahan ronchi.
f) Jantung
Auskultasi : terdengar Bj 1 tunggal Bj 2 tunggal.
Palpasi : teraba detak jantung di dada sebelah kiri dibawah papila mamae ICS
IV-V.
g) Abdomen
Inspeksi : tidak ada lesi.
Auskultasi : peristaltik 11x/menit.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan.
Perkusi : terdengar suara timpani.
h) Pemeriksaan muskuluskeletal
Pergerakan ekstremitas baik, tidak ada kekakuan otot pada ekstremitas atas
dan bawah.
55
55
+
_
_
+
_
33
3. Pemeriksaan Fisik An. K
a) Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 110/80 mmHg
Nadi : 80x/menit
Suhu : 360C
Respirasi : 18x/menit
b) Pemeriksaan kepala dan leher
1) Bentuk kepala simetris, tidak ada benjolan dan nyeri tekan, penyebaran
rambut merata, rambut lurus tidak beruban.
2) Mata
Mata kanan dan kiri simetris, tidak ada kelainan penglihatan, pupil
mengecil bila terkena cahaya.
3) Leher
Bentuk leher simetris tidak ada benjolan.
c) Pemeriksaan integumen dan kuku
1. Integumen/kulit : warna kulit sawo matang, keadaan kulit agak kotor
(CRT < 2 detik), tidak ada lesi.
2. Kuku dalam keadaan bersih dan pendek.
d) Pemeriksaan thorak dan paru
Inspeksi : tidak menggunakan otot bantu pernafasan RR : 24x/menit.
Perkusi : terdengar suara sonor.
Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan, teraba denyut jantung di bawah
papila mamae ICS IV-V.
Auskultasi : tidak ada suara tambahan whezing/ronchi.
e) Jantung
Auskultasi : terdengar Bj 1 tunggal dan Bj 2 tunggal (auskultasi).
Palpasi : teraba denyut jantung dibawah papila mamae ICS IV-V.
f) Abdomen
Inspeksi : tidak ada lesi.
Auskultasi : peristaltik 10x/menit.
34
Palpasi : tidak ada nyeri tekan dan benjolan.
Perkusi : terdengar suara timpani.
g) Pemeriksaan muskuluskeletal
Pergerakan ekstremitas baik, tidak ada kekakuan otot pada ekstremitas atas
dan bawah.
4. Pemeriksaan Fisik An. Y
a) Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 100/80 mmHg
Nadi : 80x/menit
Suhu : 370C
Respirasi : 24x/menit
b) Pemeriksaan kepala dan leher
1) Bentuk kepala simetris, tidak ada benjolan dan nyeri tekan, penyebaran
rambut merata, rambut lurus tidak beruban.
2) Mata
Mata kanan dan kiri simetris, tidak ada kelainan penglihatan, pupil
mengecil bila terkena cahaya.
3) Leher
Bentuk leher simetris tidak ada benjolan.
c) Pemeriksaan integumen dan kuku
1. Integumen/kulit : warna kulit sawo matang, keadaan kulit agak kotor
(CRT < 2 detik), tidak ada lesi.
2. Kuku dalam keadaan bersih dan pendek.
d) Pemeriksaan thorak dan paru
Inspeksi : tidak menggunakan otot bantu pernafasan RR : 24x/menit.
Perkusi : terdengar suara sonor.
Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan, teraba denyut jantung di bawah
papila mamae ICS IV-V.
Auskultasi : tidak ada suara tambahan whezing/ronchi.
35
e) Jantung
Auskultasi : terdengar Bj 1 tunggal dan Bj 2 tunggal (auskultasi).
Palpasi : teraba denyut jantung dibawah papila mamae ICS IV-V.
f) Abdomen
Inspeksi : tidak ada lesi.
Auskultasi : peristaltik 10x/menit.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan dan benjolan.
Perkusi : terdengar suara timpani.
g) Pemeriksaan muskuluskeletal
Pergerakan ekstremitas baik, tidak ada kekakuan otot pada ekstremitas atas
dan bawah.
36
DIAGNOSIS KEPERAWATAN KELUARGA
1. Analisa Data
No Data Masalah Penyebab
1 Ds :
b. N
y. S mengatakan sudah
menderita batuk lama dan
sesak nafas.
c. T
n. S mengatakan tidak tau
kalau Ny. S telah
menderita TB paru.
d. N
y. S jarang sekali
memperoleh informasi
tentang kesehatan.
Do :
e. T
TV : (TD : 120/80 mmHg,
S : 360C, N : 80x/menit,
RR : 28x/menit).
f. U
sia Ny. S 25 tahun.
g. A
nggota keluarga jarang
memperoleh informasi
kesehatan.
Perubahan
pemeliharaan
kesehatan pada
Tn.N.
Kurang
pengetahuan
tentang penyakit
dan cara
pencegahan serata
perawatan penyakit
TB Paru.
2 Ds : Kerusakan Kurang
37
h. N
y. S mengatakan keluarga
tidak mengetahui upaya
pencegahan penyakit yang
ditimbulkan oleh
linkungan yang kumuh.
i. K
eluarga mengatakan
tinggal di pemukiman
yang padat penghuni dan
jarang membersihkan
rumah.
Do :
j. P
embuangan air yang
digunakan di comberan
sehingga menimbulkan
bau.
k. B
anyak serangga masuk
rumah, misal semut dan
nyamuk.
l. L
ingkungan rumah tampak
kotor dan kumuh.
m. J
endela jarang dibuka.
penatalaksanaan
pemeliharaan
rumah dan
lingkungan.
pengetahuan
keluarga dalam
dalam melihat
manfaat
pemeliharaan
rumah dan
lingkungan.
3. Ds :
n. T
Resiko terhadap
penularan penyakit.
Kurang
pengetahuan
38
n. Tidak mengetahui kalau
penyakitnya menular.
o. N
y. S mengatakan sering
membuang ludah di
sembarang tempat.
Do :
p. N
y. S tidak menutup mulut
jika batuk.
q. N
y. S membuang ludah
sembarangan.
r. A
nggota keluargajarang
memperoleh infgormasi
kesehatan.
keluarga tentang
penyakit dan cara
pencegahan, serata
perawatan dan
penularan penyakit
TB paru.
2. Perumusan Diagnosis Keperawatan
No Diagnosa Keperawatan
1. Perubahan pemeliharaan kesehatan pada Ny. S b.d kurang pengetahuan
keluarga tentang penyakit dan cara pencegahannya serta perawatan TB
paru.
2. Kerusakan penatalaksanaan pemeliharaan rumah b.d kurang
pengetahuan keluarga dalam melihat manfaat pemeliharaan rumah dan
lingkungan.
3. Resiko terhadap penularan penyakit b.d kurang pengetahuan keluarga
tentang penyakit dan cara pencegahannya serta perawatan TB paru.
3. Penilaian (scoring) diagnosis Keperawatan
39
No. Dx.
Kep.
Kriteria Skor Pembenaran
1 a. Sifat masalah : aktual
b. kemungkinan masalah dapat
diubah : sebagian
c. Potensial masalah untuk
dicegah : cukup
d. Menonjolnya masalah :
masalah dirasakan dan harus
segera di tangani
3/3x1 = 1
1/2x2 = 1
2/3x1 = 2/3
2/2x1 = 1
Penyakit ini
menyebabkan
keadaan yang
lebih parah
Kurang
pengetahuan
keluarga tentang
penyakit ini
Masalah dapat
dicegah bila ada
pengetahuan yang
cukup
Berat jika tidak
segera ditangani
Total Skor 3 2/3
2
a. Sifat masalah : aktul
b. kemungkinan masalah dapat
diubah : sebagian
c. Potensial masalah untuk
dicegah : rendah
3/3x1 = 1
1/2x2 = 1
1/3x1 = 1/3
Ventilasi yang
selalu tertutup, air
limbah yang
selalu tergenang
dapat
mengganggu
kesehatan
Ada keinginan
keluarga untuk
membuka
ventilasi serta
memperbaiki
sanitasi linkungan
Keluarga tidak
menyadari bahwa
sanitasi yang
buruk dapat
40
d. Menonjolnya masalah : ada
masalah tetapi tidak segera
ditangani
1/2x1 = 1/2
buruk dapat
merugikan
kesehatan
Keluarga kurang
menyadari
tentang
pentingnya
kebersihan
linkungan
Total Skor 2 5/6
3 a. Sifat masalah : resiko
b. kemungkinan masalah dapat
diubah : sebagian
c. Potensial masalah untuk
dicegah : cukup
d. Menonjolnya masalah :
masalah tidak dirasakan
2/3x1 = 2/3
1/2x2 = 1
2/3x1 = 2/3
0/2x1 = 0
Penyakit ini
beresiko menular
pada orang lain
Kurangnya
pengetahuan
keluarga tentang
penyakit ini
Bila ada
pengetahuan
Keluarga kurang
menyadari
tentang perawatan
kesehatan pada
TB paru
Total Skor 2 1/3
4. Prioritas Diagnosis Keperawatan
Prioritas Diagnosis Keperawatan Skor
1. Perubahan pemeliharaan kesehatan pada Ny. 3 2/3
41
S berhubungan dengan kurang pengetahuan
keluarga tentang penyakit dan cara
pencegahan serata perawatan Tb paru
2. Kerusakan penatalaksanaan pemeliharaan
rumah berhubungan dengan kurang
pengetahuan keluarga dalam melihat manfaat
pemeliharaan rumah dan lingkungan
2 5/6
3. Resiko terhadap penularan penyakit
berhubungan dengan kurang pengetahuan
keluarga tentang penyakit dan cara
pencegahannya serta perawatan TB paru.
2 2/3
42
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
No
Diagnosa
Kep
Tujuan / Kriteria standart Intervensi Rasional
1. I Tujuan jangka panjang :
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan yang baik
keluarga dapat memelihara
kesehatan penderita, merubah
gaya hidup yang tidak sehat,
melakukan pencegahan
penyakit, mengenali tanda dan
gejala, melakukan perawatan
mandiri dalam waktu 1 bulan.
Tujungan jangka pendek :
s.
eluarga dapat
menyebutkan tentang
terjadinya TB paru.
t.
eluarga dapat
mengidentifikasi gaya
hidup penderita yang
tidak sehat.
Kriteria standart :
u.
eluarga dapat
menyebutkan tentang :
pengertian, tanda dan
gejala serta cara
pencegahan penyakit TB
1)
elaskan pada
klien/keluarga
tentang penyakit TB
paru.
2)
elaskan cara
perawatan pada saat
batuk dan sesak.
3)
njurkan pada
keluarga untuk
berobat secara
teratur dan minum
obat degan rutin
agar tidak terjadi
komplikasi.
4)
enganjurkan klien
untuk banyak
istirahat dan
a. Agar keluarga
mampu dan
mengerti tentang
penyakit TB paru.
b. Keluarga mampu
memberikan
pertolongan pertama
pada Ny. S bila
batuk dan sesak
nafas.
c. Keluarga memahami
tentang pentingnya
berobat secara
teratur dan minum
obat dengan rutin
untuk mempercepat
penyembuhan dan
tidak terjadi
komplikasi.
d. Mengurangi
keletihan otot
sehingga
mempercepat
penyembuhan.
43
paru.
v.
eluarga dapat
menyebutkan kebiasaan
tidak sehat yang
dilakukan oleh penderita.
membatasi aktifitas
fisik yang berat.
2. II Tujuan jangka panjang :
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan keluarga dapat
melaksanakan dan memelihara
lingkungan rumah.
Tujungan jangka pendek :
Keluarga mampu menjelaskan
pentingnya kesehatan
linkungan dan pengaruhnya
terhadap kesehatan serta dapat
mengidentifikasi linkungan
yang sehat.
Kriteria standart :
w.
eluarga dapat
menyebutkan pentingnya
kesehatan linkungan
x.
eluarga dapat
menyebutkan pengaryh
lingkungan yang tidak
terpelihara terhadap
kesehatan dan cara
1)
elaskan
padapasien/keluarga
tentang pentingnya
menjaga kesehatan
linkungan serta
pengaruhnya
terhadap kesehatan.
2)
njurkan keluarga
untuk membuka
ventilasi/jendela.
3)
erikan motivasi pada
keluarga untuk
memperbaiki
kekurangan sanitasi
dalam rumah.
a. Keluarga dapat
mengerti kesehatan
lingkungan
sehingga
mempermudah
untuk mengubah
prilaku keluarga
guna menciptakan
linkungan yang
sehat.
b. Membantu sirkulasi
udara agar lancar
dan baik.
c. Dengan
memperbaiki
sanitasi di
dalam/diluar rmah
akan meningkatkan
derajat kesehatan
keluarga.
d. Agar kebersihan
lingkungan terjaga.
44
pemeliharaan lingkungan
yang sehat.
4)
njurkan pada
keluarga supaya
menjaga kebersihan
linkungan.
3. III Tujuan jangka panjang :
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan yang baik kelarga
dapat memelihara keshatan
penderita serta tidak terjadi
penularan serta mampu
melaksanakan perawatan
mandiri dalam waktu 1 bulan.
Tujungan jangka pendek :
Keluarga dapat menjelaskan
cara pencegahan dan prinsip
perawatan penyakit setelah
diberikan penyuluhan,
keluarga mampu
melaksanakan kehidupan yang
sehat.
Kriteria standart :
y.
eluarga dapat
menyebutkan cara
pencegahan dan cara
penularan TB paru.
z.
1)
elaskan pada
keluarga bahwa
penyakit yang ada di
dalam keluarga
menular.
2)
elaskan pada
keluarga cara
pencegahan,
penularan dan
prinsip perawatan
penyakit.
3)
njurkan pada klien
untuk selalu
melakukan gaya
hidup sehat (dengan
tidak membuang
ludah sembarang
tempat).
a. Keluarga lebih
berhati-hati dalam
melakukan
perawatan kesehatan
pada penderita.
b. Keluarga memahami
cara pencegahan,
penularan penyakit
dan prinsip
perawatan penyakit
sehingga anggota
keluarga tidak
tertular TB paru.
c. Menurunkan resiko
terjadinya penularan
penyakit.
d. Mempercepat
penyembuhan.
45
eluarga mampu
mewujudkan cara hidup
sehat dalam aktifitas
sehari-hari.
aa.
B klien bertambah.
4)
njurkan pada klien
untuk meminum
obat secara teratur.
5)
njurkan pada klien
untuk memakan
makanan yang
bergizi.
e. Dengan makan
bergizi dapat
meningkatkan daya
tahan tubuh.
46
IMPLEMENTASI
No. Diagnosa
Kep.
Tanggal dan
Waktu
Implementasi
I 11 september 06
jam 15.00
13 september 06
jam 15.00
1. Menjelaskan pada pasien/keluarga penyakit
TB paru.
2. menjelaskan pada pasien/keluarga tentang
cara perawatan saat batuk dan sesak nafas
seperti.
bb. Mengajarkan batuk
efektif.
cc. Anjurkan ntuk
nafas dalam.
dd. Bila sesak saat tidur
dengan posisi semifolwer.
3. menganjurkan klien ntuk berubah dan minum
obat secara teratur.
1. Menjelaskan kembali pada pasien tentang
penyakit TB paru.
2. menganjurkan klien untuk minum obat
secara teratur.
3. menganjurkan klien untuk banyak istirahat
dan membatasi aktifitas fisik yang berlebih.
II 11 september 06
jam 17.00
1. Menjelaskan pada keluarga tentang
pentingnya menjaga kesehatan linkungan
serta pengaruhnya terhadap kesehatan misal :
muntaber dikarenakan makanan yang
dikerubungi lalat.
2. Menjelaskan pada keluarga supaya selalu
membuka jendela.
3. Memberikan motivasi pada keluarga untuk
47
13 september 06
jam 16.30
memperbaiki sanitasi yang ada misal dengan
membersihkan tiap minggu sekali
pembuangan air agar tidak tersumbat dan
tidak menimbulkan bau.
1. Menganjurkan pada keluarga untuk selalu
membuka ventilasi/jendela.
2. Menjelaskan pada keluarga pentingnya
membuka ventilasi/jendela.
3. Memberikan motivasi pada keluarga untuk
memperbaiki sanitasi yang ada misalnya :
memperbaiki tempat penampungan air
comberan/air limbah rumah tangga sehingga
tidak tergenang.
4. Menganjurkan kepada keluarga untuk
membuat tempat penampungan sampah
sementara.
5. Menganjurkan pada keluarga untuk selalu
menjaga kebersihan lingkunagan dan
meletakkan prabot rumah tangga dan
makanan pada tempatnya.
III 12 september 06
jam 15.00
13 september 06
1. Menjelaskan kembali pada keluarga bahwa
penyakit yang ada di dalam keluarga (pada
Tn. N) menular.
2. Menjelaskan pada keluarga cara pencegahan
penularan dan prinsip perawatan penyakit.
3. Menganjurkan pada klien untuk selalu
melakukan gaya hidup sehat misal : tidak
membuang ludah sembarang tempat.
1. Menjelaskan pada keluarga cara pencegahan
48
jam 17.00 dan perawatan penyakit TB paru.
2. Menganjurkan pada klien untuk melakukan
pencegahan penularan pada orang lain.
Misal : - menutup mulut saat batuk.
ee. tidak meludah di
sembarang tempat.
3. Menganjurkan pada klien untuk minum obat
secara teratur.
4. Menganjurkan pada klien untuk makan
makanan yang bergizi.
49
EVALUASI
No. Diagnosa
Kep.
Tanggal dan
Waktu
Evaluasi
I 14 September 06
jam 15.00
16 September 06
jam 15.00
S : - Ny. S mengatakan bahwa dia dan
keluarganya dapat memahami dan
menjelaskan tentang tanda dan gejala TB
paru.
ff. Keluarga sudah
memperoleh informasi kesehatan
terutama yang menyangkut penyakitnya.
gg. Keluarga sudah
mampu menanggulangi dan melakukan
perawatan secara mandiri.
O : - Sesak nafas berkurang.
hh. Ny. S sudah
mampu melakukan batuk efektif.
ii. Keluarga sudah
memanfaatkan fasilitas yang ada.
A : Masalah teratasi sebagian.
P : Menganjurkan kepada klien dan keluarga agar
mampu memahami dan mengetahui masalah
kesehatan serta dapat melakukan perawatan
keluarga dengan baik.
S : - Ny. S mengatakan bahwa dia dan
keluarganyadapat memahami dan
menjelaskan tentang tanda dan gejala TB
paru.
jj. Keluarga sudah
memperoleh informasi kesehatan
terutama yang menyangkut penyakitnya.
50
kk. Keluarga sudah
mampu menanggulangi dan melakukan
perawatan secara mandiri.
O : - Ny. S tidak merasa sesak lagi.
- Ny. S batuk berkurang
- Ny. S minum obat TB secara teratur.
- Keluarga sudah memanfaatkan fasilitas
kesehatan.
A : Masalah teratasi.
P : Rencana dihentikan.
II 14 September 06
jam 16.00
16 September 06
jam 15.00
S : - Keluarga mengatakan tinggal di pemukiman
yang padatpenghuni dan sering
membersihkan rumah.
ll. Keluarga
mengetahui upaya pencegahan penyakit
yang ditimbulkan oleh lingkungan yang
kumuh.
mm. Keluarga
mengatakan belum memperbaiki sanitasi
lingkungan yang ada (tempat comberan).
O: - Ventilasi sering dan cukup dibuka.
nn. Pembuangan air
masih di comberan dan lingkungan rumah
agak bersih.
A: Masalah teratasi sebagian.
P: Menganjurkan pada klien untuk memperbaiki
kekurangan sanitasi dan rumah (untuk
pembuangan air/comberan) untuk
meningkatkan derajat kesehatan keluarga.
51
S: - Keluarga mengatakan tinggal di pemukiman
yang padat penghuni dan sering
membersihkan rumah.
oo. Keluarga
mengatakan sudah memperbaiki sanitasi
lingkungan (comberan).
O: - Pembuangan air sudah tidak tergenang,
aliran air lancar dan tidak mampet.
pp. Ventilasi cukup
baik dan serangga kecil/nyamuk sudah
berkurang, rumah tampak bersih.
qq. Perabot rumah
tangga sesuai tempatnya.
A: Masalah teratasi.
P: Rencana dihentikan.
III 15 September 06
jam 15.00
16 September 06
jam 15.00
S : - Ny. S mengatakan bahwa dia mengetahui
kalau penyakit dideritanya menular.
O : - Ny. S menutup mulut jika batuk.
rr. Ny. S tidak
meludah di sembarang tempat.
ss. Ny. S minum obat
secara teratur.
tt. Ny. S makan
makanan yang bergizi.
A : Masalah tidak terjadi.
P : Rencana dilanjutkan.
S : Ny. S mengatakan dia mengetahui penyakit
yang dideritanya.
O : - Ny. S menutup mulut jika batuk.
52
uu. Ny. S tidak
meludah disembarang tempat.
vv. Ny. S minum obat
TB secara teratur.
ww. Ny. S makan
makanan yang bergizi.
A : Masalah tidak terjadi.
P : Rencana dihentikan.
53
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan keluarga dengan kasus
TB paru selama praktek kerja lapangan di Wilayah Kerja Puskesmas tanggal 28
Agustus – 23 September 2006 penulis dapat mengambil keputusan sebagai
berikut :
1. Asuhan keperawatan keluarga dengan TB paru dibuat atau disusun sesuai
dengan masalah yang ditemukan dengan pertimbangan kondisi klien, keluarga
dan kemampuan keluarga.
2. Untuk mendapatkan data lengkap yang ada pada keluarga dengan kasus TB
paru diperlukan kerja sama antar klien, keluarga masyarakat dan petugas
kesehatan.
3. Kunci utama kebersihan asuhan keperawatan keluarga dengan masalah TB
paru kesan pertama dan tanggapan keluarga atau klien pada penulis
berkunjung pertama kali dan pada saat pengkajian.
B. Saran
1. Bagi petugas kesehatan di Puskesmas
Perlu meningkatkan mutu pelayanan kesehatan masyarakat dan lebih sering
mengadakan penuturan yang menunjang dalam melaksanakan pelayanan
kesehatan masyarakat.
2. Bagi keluarga
Perlu adanya pendekatan yang lebih baik dan terus menerus dengan keluarga
untuk menciptakan sikap saling percaya dan keterbukaan agar keluarga ikut
aktif berperan serta dalam memberikan asuhan keperawatan keluarga kepada
anggota keluarga.
54
3. Bagi mahasiswa
Sebelum melaskanakan asuhan keperawatan keluarga sebaiknya setiap
mahasiswa mampu mengetahui dan ketrampilan dalam asuhan keperawatan
keluarga
55
DAFTAR PUSTAKA
Mansjoer Arief, (2000), Kapita Selekta Kedokteran, Jilid II, Media Ausculapius,
Jakarta.

Vous aimerez peut-être aussi