Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
b. Psikososial
Keluarga, pengasuh dan lingkungan klien sangat mempengaruhi respon psikologis dari klien.
Sikap atau keadaan yang dapat mempengaruhi seperti penolakan dan kekerasan.
c. Sosial Budaya
Kehidupan sosial budaya dapat pula mempengaruhi timbulnya waham seperti kemiskinan.
Konflik sosial budaya (peperangan, kerusuhan, kerawanan) serta kehidupan yang terisolasi dan
stress yang menumpuk.
Faktor prespitasi yang biasanya menimbulkan waham merupakan karakteristik umum latar
belakang termasuk riwayat penganiayaan fisik / emosional, perlakuan kekerasan dari orang tua,
tuntutan pendidikan yang perfeksionis, tekanan, isolasi, permusuhan, perasaan tidak berguna
ataupun tidak berdaya.
4. Jenis-Jenis Waham
a. Waham Kebesaran
Penderita merasa dirinya orang besar, berpangkat tinggi, orang yang pandai sekali, orang kaya.
b. Waham Berdosa
Timbul perasaan bersalah yang luar biasa dan merasakan suatu dosa yang besar. Penderita
percaya sudah selayaknya ia di hukum berat.
c. Waham Dikejar
Individu merasa dirinya senantiasa di kejar-kejar oleh orang lain atau kelompok orang yang
bermaksud berbuat jahat padanya.
d. Waham Curiga
Individu merasa selalu disindir oleh orang-orang sekitarnya. Individu curiga terhadap sekitarnya.
Biasanya individu yang mempunyai waham ini mencari-cari hubungan antara dirinya dengan
orang lain di sekitarnya, yang bermaksud menyindirnya atau menuduh hal-hal yang tidak
senonoh terhadap dirinya. Dalam bentuk yang lebih ringan, kita kenal “Ideas of reference” yaitu
ide atau perasaan bahwa peristiwa tertentu dan perbuatan-perbuatan tertentu dari orang lain
(senyuman, gerak-gerik tangan, nyanyian dan sebagainya) mempunyai hubungan dengan dirinya.
e. Waham Cemburu
Selalu cemburu pada orang lain.
f. Waham Somatik atau Hipokondria
Keyakinan tentang berbagai penyakit yang berada dalam tubuhnya seperti ususnya yang
membusuk, otak yang mencair.
g. Waham Keagamaan
Waham yang keyakinan dan pembicaraan selalu tentang agama.
h. Waham Nihilistik
Keyakinan bahwa dunia ini sudah hancur atau dirinya sendiri sudah meninggal.
i. Waham Pengaruh
Yaitu pikiran, emosi dan perbuatannya diawasi atau dipengaruhi oleh orang lain atau kekuatan.
5. Penatalaksanaan
Perawatan dan pengobatan harus secepat mungkin dilaksanakan karena, kemungkinan dapat
menimbulkan kemunduran mental. Tetapi jangan memandang klien dengan waham pada
gangguan skizofrenia ini sebagai pasien yang tidak dapat disembuhkan lagi atau orang yang aneh
dan inferior bila sudah dapat kontak maka dilakukan bimbingan tentang hal-hal yang praktis.
Biar pun klien tidak sembuh sempurna, dengan pengobatan dan bimbingan yang baik dapat
ditolong untuk bekerja sederhana di rumah ataupun di luar rumah. Keluarga atau orang lain di
lingkungan klien diberi penjelasan (manipulasi lingkungan) agar mereka lebih sabar
menghadapinya.
Penatalaksanaan klien dengan waham meliputi farmako terapi, ECT dan terapi lainnya seperti:
terapi psikomotor, terapi rekreasi, terapi somatik, terapi seni, terapi tingkah laku, terapi keluarga,
terapi spritual dan terapi okupsi yang semuanya bertujuan untuk memperbaiki prilaku klien
dengan waham pada gangguan skizoprenia. Penatalaksanaan yang terakhir adalah rehablitasi
sebagai suatu proses refungsionalisasi dan pengembangan bagi klien agar mampu melaksanakan
fungsi sosialnya secara wajar dalam kehidupan masyarakat.
j. Aspek medik
Terapi yang diterima oleh klien: ECT, terapi antara lain seperti terapi psikomotor, terapi tingkah
laku, terapi keluarga, terapi spiritual, terapi okupasi, terapi lingkungan. Rehabilitasi sebagai
suatu refungsionalisasi dan perkembangan klien supaya dapat melaksanakan sosialisasi secara
wajar dalam kehidupan bermasyarakat.
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah penilaian atau kesimpulan yang diambil dari pengkajian (Gabie,
dikutip oleh Carpernito, 1983).
Diagnosa keperawatan adalah masalah kesehatan aktual atau potensial dan berdasarkan
pendidikan dan pengalamannya perawat mampu mengatasinya (Gordon dikutip oleh Carpernito,
1983)
Masalah keperawatan yang sering muncul yang dapat disimpulkan dari hasil pengkajian adalah:
a. Gangguan proses pikir; waham.
b. Kerusakan komunikasi verbal.
c. Resiko menciderai orang lain.
d. Gangguan interaksi sosial: menarik diri.
e. Gangguan konsep diri; harga diri rendah.
f. Tidak efektifnya koping individu.
Daftar pustaka
Direktorat Kesehatan Jiwa.—Buku Standar Keperawatan Kesehatan Jiwa dan Penerapan Standar Asuhan
A. Definisi
Waham adalah keyakinan tentang suatu pikiran yang kokoh, kuat, tidak sesuai dengan
kenyataan, tidak cocok dengan intelegensia dan latar belakang budaya, selalu
atau kesalahannya atau tidak benar secara umum. (Tim Keperawatan PSIK FK UNSRI,
2005).
Waham adalah keyakinan keliru yang sangat kuat yang tidak dapat dikurangi dengan
Waham adalah keyakinan tentang suatu isi pikiran yang tidak sesuai dengan
Waham adalah keyakinan yang salah dan menetap dan tidak dapat dibuktikan dalam
Kesimpulan:
Waham adalah keyakinan yang salah dan menetap dan selalu dikemukakan berulang-ulang.
B. Etiologi
Waham merupakan salah satu gangguan orientasi realitas. Gangguan orientasi realitas
adalah ketidakmampuan klien menilai dan berespons pada realitas. Klien tidak dapat
membedakan rangsangan internal dan eksternal, tidak dapat membedakan lamunan dan
kenyataan. Klien tidak mampu memberi respons secara akurat, sehingga tampak perilaku yang
Gangguan orientasi realitas disebabkan oleh fungsi otak yang terganggu yaitu fungsi
kognitif dan isi fikir; fungsi persepsi, fungsi emosi, fungsi motorik dan fungsi sosial. Gangguan
pada fungsi kognitif dan persepsi mengakibatkan kemampuan menilai dan menilik terganggu.
Gangguan fungsi emosi, motorik dan sosial mengakibatkan kemampuan berespons terganggu
yang tampak dari perilaku non verbal (ekspresi muka, gerakan tubuh) dan perilaku verbal
(penampilan hubungan sosial). Oleh karena gangguan orientasi realitas terkait dengan fungsi
otak maka gangguan atau respons yang timbul disebut pula respons neurobiologik.
a. Individu diancam oleh lingkungan, cemas dan merasa sesuatu yang tidak
menyenangkan.
b. Individu mengingkari ancaman dari persepsi diri atau objek realitas yang
c. Individu memproyeksikan pikiran, perasaan dan keinginan negative atau tidak dapat
d. Individu memberikan pembenarn atau interpretasi personal tentang realita pada diri
Faktor Biologis
Faktor Genetik
Faktor Psikologis
Sosial budaya
a. Kemiskinan
Stres dan kecemasan akan meningkat bila terjadi penurunan stabilitas keluarga, perpisahan
Faktor biokimia
Faktor psikologi
D. Jenis-jenis Waham
Timbul secara tidak logis sama sekali, tanpa penyebab apa-apa dari luar. Misal seseorang
merasa istrinya sedang selingkuh sebab ia melihat seekor cicak berjalan dan berhenti dua
kali.
Waham Kejar
Klien mempunyai keyakinan ada orang atau komplotan yang sedang mengganggunya atau
Waham Somatik
Keyakinan tentang (sebagian) tubuhnya yang tidak mungkin benar, umpamanya bahwa
ususnya sudah busuk, otaknya sudah cair, ada seekor kuda didalam perutnya.
Waham Kebesaran
Klien meyakini bahwa ia mempunyai kekuatan, pendidikan, kepandaian atau kekayaan yang
luar biasa, umpamanya ia adalah Ratu Kecantikan, dapat membaca pikiran orang lain,
Waham Agama
Keyakinan klien terhadap suatu agama secara berlebihan dan diucapkan secara berulang-ulang
Waham Dosa
Keyakinan bahwa ia telah berbuat dosa atau kesalahan yang besar, yang tidak dapat diampuni
atau bahwa ia bertanggung jawab atas suatu kejadian yang tidak baik, misalnya kecelakaan
Yakin bahwa pikirannya, emosi atau perbuatannya diawasi atau dipengaruhi oleh orang lain
Waham Curiga
Klien mempunyai keyakinan bahwa ada seseorang atau kelompok yang berusah merugikan
atau mencederai dirinya yang disampaikan secara berulang-ulang dan tidak sesuai dengan
kenyataan
Waham Nihilistik
Klien yakin bahwa dirinya sudah tidak ada di dunia atau meninggal yang dinyatakan secara
Delusion of reference
Pikiran yang salah bahwa tingkah laku seseorang ada hubunganya dengan dirinya
1. Kognitif :
2. Afektif
Afek tumpul
Hipersensitif
Depresif
Ragu-ragu
Streotif
Impulsive
Curiga
4. Fisik
Higiene kurang
Muka pucat
Sering menguap
BB menurun
Respon Maldaptif
1. Pikiran logis 1. Kadang-kadang proses pikir 1. Gangguan proses
Perilaku tidak
terorganisir
Data Masalah
Binggung
Pembicaraan berbelit-belit
Data Objektif :
lain
Data Objektif :
TUM : Klien dapat mengontrol wahamnya sehingga komunikasi verbal dapat berjalan dengan baik
Intervensi :
Buat kontrak yang jelas pada tiap pertemuan (topic, tempat dan waktu)
Kata-kata perawat menerima keyakinan klien “saya menerima keyakinan anda” disertai
ekspresi menerima
Kata-kata perawat tidak mendukung disertai ”sukar bagi saya untuk mempercayainya” disertai
Intervensi :
2. Diskusikan dengan klien tentang kemampuan yang dimiliki pada waktu lalu dan saat ini
4. Jika klien selalu bicara tentang wahamnya, dengarkan sampai kebutuhan waham tidak
ada.
Intervensi
2. Diskusikan kebutuhan klien yang tidak terpenuhi baik secara di rumah dan di RS (rasa takut,
ansietas, marah)
4. Tingkat aktivitas yang dapat memenuhi kebutuhan klien dan memerlukan waktu dan tenaga
5. Atur situai agar klien tidak mempunyai waktu untuk menggunakan wahamnya
TUK 4 : Klien dapat b.d realitas (realitas: diri, orang lain, tempat, waktu)
Intervensi :
3. Berikan pujian pada tiap kegiatan positif yang dilakukan klien
Perubahan isi pikir: waham kebesaran b.d HDR
TUM : Klien dapat meningkatkan harga dirinya sehingga mampu mengendalikan wahamnya
Intervensi :
4. Buat kontrak yang jelas pada tiap pertemuan (topic, tempat dan waktu)
TUK 2 : Klien dapat mengenal perasaan yang menyebabkan harga diri rendah (HDR)
Intervensi :
2. Beri kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaan tentang penyebab HDR
3. Diskusikan dengan klien tentang HDR serta penyebab dan akibat yang mungkin muncul
4. Beri penguatan positif pada kemampuan klien dalam mengungkapkan pendapatnya tentang
HDR
Intervensi :
TUK 4 : Klien dapat menerapkan dan merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan yang
dimilikinya
Intervensi :
1. Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai dengan
kemampuannya
3. Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh dilakukan klien
TUK 5 : Keluarga dapat membantu klien untuk berperilaku adaptif terhadap lingkungan
Intervensi :
1. Diskusikan dengan keluarga tentang bentuk dukungan yang perlu diberikan pada klien dengan
HDR
2. Diskusikan dengan keluarga tentang cara merawat dan menghadapi klien dengan HDR
0 Comments:
1.
Post a Comment
A. Definisi
Waham adalah keyakinan tentang suatu pikiran yang kokoh, kuat, tidak sesuai dengan
kenyataan, tidak cocok dengan intelegensia dan latar belakang budaya, selalu
atau kesalahannya atau tidak benar secara umum. (Tim Keperawatan PSIK FK UNSRI,
2005).
Waham adalah keyakinan keliru yang sangat kuat yang tidak dapat dikurangi dengan
Waham adalah keyakinan tentang suatu isi pikiran yang tidak sesuai dengan
Waham adalah keyakinan yang salah dan menetap dan tidak dapat dibuktikan dalam
Kesimpulan:
Waham adalah keyakinan yang salah dan menetap dan selalu dikemukakan berulang-ulang.
B. Etiologi
Waham merupakan salah satu gangguan orientasi realitas. Gangguan orientasi realitas
adalah ketidakmampuan klien menilai dan berespons pada realitas. Klien tidak dapat
membedakan rangsangan internal dan eksternal, tidak dapat membedakan lamunan dan
kenyataan. Klien tidak mampu memberi respons secara akurat, sehingga tampak perilaku yang
Gangguan orientasi realitas disebabkan oleh fungsi otak yang terganggu yaitu fungsi
kognitif dan isi fikir; fungsi persepsi, fungsi emosi, fungsi motorik dan fungsi sosial. Gangguan
pada fungsi kognitif dan persepsi mengakibatkan kemampuan menilai dan menilik terganggu.
Gangguan fungsi emosi, motorik dan sosial mengakibatkan kemampuan berespons terganggu
yang tampak dari perilaku non verbal (ekspresi muka, gerakan tubuh) dan perilaku verbal
(penampilan hubungan sosial). Oleh karena gangguan orientasi realitas terkait dengan fungsi
otak maka gangguan atau respons yang timbul disebut pula respons neurobiologik.
a. Individu diancam oleh lingkungan, cemas dan merasa sesuatu yang tidak
menyenangkan.
b. Individu mengingkari ancaman dari persepsi diri atau objek realitas yang
c. Individu memproyeksikan pikiran, perasaan dan keinginan negative atau tidak dapat
d. Individu memberikan pembenarn atau interpretasi personal tentang realita pada diri
Faktor Biologis
Faktor Psikologis
Sosial budaya
a. Kemiskinan
Stres dan kecemasan akan meningkat bila terjadi penurunan stabilitas keluarga, perpisahan
Faktor biokimia
Faktor psikologi
Intensitas kecemasan yang ekstrim dan menunjang disertai terbatasnya kemampuan
D. Jenis-jenis Waham
Timbul secara tidak logis sama sekali, tanpa penyebab apa-apa dari luar. Misal seseorang
merasa istrinya sedang selingkuh sebab ia melihat seekor cicak berjalan dan berhenti dua
kali.
Biasanya logis kedengarannya, dapat diikuti dan merupakan cara bagi penderita untuk
Waham Kejar
Klien mempunyai keyakinan ada orang atau komplotan yang sedang mengganggunya atau
Waham Somatik
Keyakinan tentang (sebagian) tubuhnya yang tidak mungkin benar, umpamanya bahwa
ususnya sudah busuk, otaknya sudah cair, ada seekor kuda didalam perutnya.
Waham Kebesaran
Klien meyakini bahwa ia mempunyai kekuatan, pendidikan, kepandaian atau kekayaan yang
luar biasa, umpamanya ia adalah Ratu Kecantikan, dapat membaca pikiran orang lain,
Waham Agama
Keyakinan klien terhadap suatu agama secara berlebihan dan diucapkan secara berulang-ulang
Waham Dosa
Keyakinan bahwa ia telah berbuat dosa atau kesalahan yang besar, yang tidak dapat diampuni
atau bahwa ia bertanggung jawab atas suatu kejadian yang tidak baik, misalnya kecelakaan
Waham Pengaruh
Yakin bahwa pikirannya, emosi atau perbuatannya diawasi atau dipengaruhi oleh orang lain
Waham Curiga
Klien mempunyai keyakinan bahwa ada seseorang atau kelompok yang berusah merugikan
atau mencederai dirinya yang disampaikan secara berulang-ulang dan tidak sesuai dengan
kenyataan
Waham Nihilistik
Klien yakin bahwa dirinya sudah tidak ada di dunia atau meninggal yang dinyatakan secara
Pikiran yang salah bahwa tingkah laku seseorang ada hubunganya dengan dirinya
1. Kognitif :
2. Afektif
Afek tumpul
3. Prilaku dan Hubungan Sosial
Hipersensitif
Depresif
Ragu-ragu
Streotif
Impulsive
Curiga
4. Fisik
Higiene kurang
Muka pucat
Sering menguap
BB menurun
Respon Maldaptif
1. Pikiran logis 1. Kadang-kadang proses pikir 1. Gangguan proses
Perilaku tidak
Data Masalah
Binggung
Pembicaraan berbelit-belit
Data Subjektif : Perubahan proses pikir : waham
Data Objektif :
lain
Data Objektif :
TUM : Klien dapat mengontrol wahamnya sehingga komunikasi verbal dapat berjalan dengan baik
Intervensi :
Buat kontrak yang jelas pada tiap pertemuan (topic, tempat dan waktu)
Kata-kata perawat menerima keyakinan klien “saya menerima keyakinan anda” disertai
ekspresi menerima
Kata-kata perawat tidak mendukung disertai ”sukar bagi saya untuk mempercayainya” disertai
Intervensi :
2. Diskusikan dengan klien tentang kemampuan yang dimiliki pada waktu lalu dan saat ini
3. Tanyakan apa yang bisa dilakukan (kaitkan dengan aktifitas sehari-hari) kemudian
4. Jika klien selalu bicara tentang wahamnya, dengarkan sampai kebutuhan waham tidak
ada.
Intervensi
ansietas, marah)
4. Tingkat aktivitas yang dapat memenuhi kebutuhan klien dan memerlukan waktu dan tenaga
5. Atur situai agar klien tidak mempunyai waktu untuk menggunakan wahamnya
TUK 4 : Klien dapat b.d realitas (realitas: diri, orang lain, tempat, waktu)
Intervensi :
3. Berikan pujian pada tiap kegiatan positif yang dilakukan klien
TUM : Klien dapat meningkatkan harga dirinya sehingga mampu mengendalikan wahamnya
Intervensi :
4. Buat kontrak yang jelas pada tiap pertemuan (topic, tempat dan waktu)
TUK 2 : Klien dapat mengenal perasaan yang menyebabkan harga diri rendah (HDR)
Intervensi :
2. Beri kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaan tentang penyebab HDR
3. Diskusikan dengan klien tentang HDR serta penyebab dan akibat yang mungkin muncul
4. Beri penguatan positif pada kemampuan klien dalam mengungkapkan pendapatnya tentang
HDR
TUK 3 : Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimilikinya
Intervensi :
TUK 4 : Klien dapat menerapkan dan merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan yang
dimilikinya
Intervensi :
1. Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai dengan
kemampuannya
3. Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh dilakukan klien
TUK 5 : Keluarga dapat membantu klien untuk berperilaku adaptif terhadap lingkungan
Intervensi :
1. Diskusikan dengan keluarga tentang bentuk dukungan yang perlu diberikan pada klien dengan
HDR
2. Diskusikan dengan keluarga tentang cara merawat dan menghadapi klien dengan HDR
Pengertian
Waham adalah keyakinan seseorang yang berdasarkan penilaian realitas yang salah. Keyakinan
klien tidak konsisten dengan tingkat intelektual dan latar belakang budaya klien. Waham
dipengaruhi oleh faktor pertumbuhan dan perkembangan seperti adanya penolakan, kekerasan,
tidak ada kasih sayang, pertengkaran orang tua dan aniaya. (Budi Anna Keliat,1999).
Penyebab
Salah satu penyebab dari perubahan proses pikir : waham yaitu Gangguan konsep diri : harga diri
rendah. Harga diri adalah penilaian individu tentang pencapaian diri dengan menganalisa
seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri. Gangguan harga diri dapat digambarkan sebagai
perasaan negatif terhadap diri sendiri, hilang kepercayaan diri, dan merasa gagal mencapai
keinginan.
1. Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan tindakan terhadap penyakit
(rambut botak karena terapi)
2. Rasa bersalah terhadap diri sendiri (mengkritik/menyalahkan diri sendiri)
3. Gangguan hubungan sosial (menarik diri)
4. Percaya diri kurang (sukar mengambil keputusan)
5. Mencederai diri (akibat dari harga diri yang rendah disertai harapan yang suram,
mungkin klien akan mengakhiri kehidupannya. ( Budi Anna Keliat, 1999)
Klien dengan waham dapat berakibat terjadinya resiko mencederai diri, orang lain dan
lingkungan. Resiko mencederai merupakan suatu tindakan yang kemungkinan dapat melukai/
membahayakan diri, orang lain dan lingkungan.
1. Memperlihatkan permusuhan
2. Mendekati orang lain dengan ancaman
3. Memberikan kata-kata ancaman dengan rencana melukai
4. Menyentuh orang lain dengan cara yang menakutkan
5. Mempunyai rencana untuk melukai
Data subjektif :
Data objektif :
Klien tampak tidak mempunyai orang lain, curiga, bermusuhan, merusak (diri, orang lain,
lingkungan), takut, kadang panik, sangat waspada, tidak tepat menilai lingkungan/
realitas, ekspresi wajah klien tegang, mudah tersinggung.
Diagnosa Keperawatan
1. Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan berhubungan dengan waham.
2. Perubahan proses pikir : waham berhubungan dengan harga diri rendah.
Intervensi Keperawatan
1. Diagnosa 1: Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan berubungan dengan waham.
Tujuan umum :
Tujuan khusus :
1. Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat. Rasional : Hubungan saling
percaya merupakan dasar untuk kelancaran hubungan interaksinya.
Tindakan :
Bina hubungan saling percaya : salam terapeutik, perkenalkan diri, jelaskan tujuan
interaksi, ciptakan lingkungan yang tenang, buat kontrak yang jelas (topik, waktu,
tempat).
Jangan membantah dan mendukung waham klien : katakan perawat menerima keyakinan
klien "saya menerima keyakinan anda" disertai ekspresi menerima, katakan perawat tidak
mendukung disertai ekspresi ragu dan empati, tidak membicarakan isi waham klien.
Yakinkan klien berada dalam keadaan aman dan terlindungi : katakan perawat akan
menemani klien dan klien berada di tempat yang aman, gunakan keterbukaan dan
kejujuran jangan tinggalkan klien sendirian.
Observasi apakah wahamnya mengganggu aktivitas harian dan perawatan diri.
Tindakan :
Tindakan :
4. Klien dapat berhubungan dengan realitas. Rasional : Menghadirkan realitas dapat membuka
pikiran bahwa realita itu lebih benar dari pada apa yang dipikirkan klien sehingga klien dapat
menghilangkan waham yang ada.
Tindakan :
Berbicara dengan klien dalam konteks realitas (diri, orang lain, tempat dan waktu).
Sertakan klien dalam terapi aktivitas kelompok : orientasi realitas.
Berikan pujian pada tiap kegiatan positif yang dilakukan klien.
5. Klien dapat menggunakan obat dengan benar. Rasional : Penggunaan obat yang secara teratur
dan benar akan mempengaruhi proses penyembuhan dan memberikan efek dan efek samping
obat.
Tindakan :
Diskusikan dengan klien tentang nama obat, dosis, frekuensi, efek dan efek samping
minum obat.
Bantu klien menggunakan obat dengan prinsip 5 benar (nama pasien, obat, dosis, cara
dan waktu).
Anjurkan klien membicarakan efek dan efek samping obat yang dirasakan.
Beri reinforcement bila klien minum obat yang benar.
6. Klien dapat dukungan dari keluarga. Rasional : Dukungan dan perhatian keluarga dalam
merawat klien akan mambentu proses penyembuhan klien.
Tindakan:
Diskusikan dengan keluarga melalui pertemuan keluarga tentang : gejala waham, cara
merawat klien, lingkungan keluarga dan follow up obat.
Beri reinforcement atas keterlibatan keluarga
2. Diagnosa 2: Perubahan proses pikir: waham berhubungan dengan harga diri rendah
Tujuan umum :
Klien tidak terjadi perubahan proses pikir: waham dan klien akan meningkat harga
dirinya.
Tujuan khusus :
Tindakan :
Bina hubungan saling percaya : salam terapeutik, perkenalan diri, jelaskan tujuan
interaksi, ciptakan lingkungan yang tenang, buat kontrak yang jelas (waktu, tempat dan
topik pembicaraan)
Beri kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaannya
Sediakan waktu untuk mendengarkan klien
Katakan kepada klien bahwa dirinya adalah seseorang yang berharga dan bertanggung
jawab serta mampu menolong dirinya sendiri
Tindakan :
Klien dapat menilai kemampuan yang dapat Diskusikan kemampuan dan aspek positif
yang dimiliki
Hindarkan memberi penilaian negatif setiap bertemu klien, utamakan memberi pujian
yang realistis
Klien dapat menilai kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
Tindakan :
4. Klien dapat menetapkan / merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki
Tindakan :
Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai kemampuan
Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien
Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh klien lakukan
Tindakan :
Tindakan :
Evaluasi
Daftar Pustaka
1. Stuart GW, Sundeen, Principles and Practice of Psykiatric Nursing (5 thed.). St.Louis
Mosby Year Book, 1995
2. Keliat Budi Ana, Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa, Edisi I, Jakarta : EGC, 1999
3. Keliat Budi Ana, Gangguan Konsep Diri, Edisi I, Jakarta : EGC, 1999
4. Aziz R, dkk, Pedoman Asuhan Keperawatan Jiwa Semarang : RSJD Dr. Amino
Gonohutomo, 2003
5. Tim Direktorat Keswa, Standar Asuhan Keperawatan Jiwa, Edisi 1, Bandung, RSJP
Bandung, 2000