Vous êtes sur la page 1sur 1

Garam dan Terang Dunia

Bacaan : Matius 5: 13-16

Renungan atau khotbah mengenai garam dan terang dunia sudah menjadi hal yang tidak asing
lagi bagi kita selaku umat percaya. Dari mulai sejak kita kecil saat sekolah minggu hingga kini. “
Jadilah garam dan terang dunia!!”, itulah pesan yang sering kita terima. Lalu garam dan terang yang
bagaimana yang harus ada pada diri kita?
Untuk menjawabnya kita perlu mengetahui fungsinya masing-masing. Garam memiliki banyak
fungsi, diantaranya adalah sebagai bumbu masakan, pengawet makanan, mengusir ular. Sebagai
bumbu masakan garam memberikan rasa pada masakan. Ada pepatah mengatakan “bagai sayur tanpa
garam” yang artinya hambar. Sama halnya dengan keberadaan orang Kristen di masyarakat, yang
mempunyai tugas “menggarami” lingkungan dimana kita tinggal. Dimana kita tinggal disitu orang akan
merasa damai, tentram, membngun suasana kekeluargaan. Keberadaan orang Kristen hendaknya
menciptakan lingkungan dimana ada interaksi social yang baik. Handaknya kita mampu berbaur
dengan masyarakat agar kita juga dihargai oleh mereka. Janganlah kita hanya berdiam diri dirumah
tanpa ada sosialisasi dengan lingkungan tempat kita tinggal. Jika kita ingin diterima di masyarakat,
kuncinya adalah kita juga harus menerima masyarakat sebagai bagian dari kita. Ingat bahwa kita
dilahirkan sebagai makhluk social. Selain itu seperti halnya garam yang berfungsi sebagai pengawet
makanan, keberadaan orang Kristen hendaknya mampu menghilangkan hal-hal yang buruk di
masyarakat. Janganlah kita hanya tinggal diam ketika ada hal tidak baik dilingkungan kita.
Sedangkan terang berfungsi untuk mengusir kegelapan, serta melihat benda-benda yang kecil.
Setiap kita pasti pernah mengalami kejadian lampu rumah mati, kemudian setelah kita menyalakan
satu batang korek, apa yang terjadi? Nyala korek tersebut mampu menerangi seisi ruangan.
Kegelapan yang menyelimuti ruangan besar, mampu diusir dengan setitik cahaya korek api. Cahaya
korek mampu mengubah kegelapan menjadi terang. Hendaknya orang Kristen juga mampu mengubah
keburukan menjadi sesuatu yang baik yang bemanfaat. Orang Kristen dituntut mampu memberikan
pengaruh yang baik kepada lingkungan disekitar kita. Melalui apa? Melalui perbuatan tingkah laku
kita sehari-hari yang mencerminkan orang Kristen. Janganlah kita menutup diri dari masyarakat ,
kita harus peduli dengan lingkungan. Seperti cahaya juga berfungsi untuk melihat benda-benda kecil.
Selain kita mampu melihat Allah, sebagai tujuan kita. Terlebih dahulu kita lihat diri kita apakah kita
telah berubah dari cara hidup kita yang berdosa menjadi cara hidup kepada Allah. Setelah itu
barulah kita melihat sesama kita untuk diubahkan menjadi pola hidup yang lebih baik.
Ada persamaan antara garam dan terang yang pertama ada kekuatan. Keduanya memiliki
kekuatan untuk mengasinkan dan mengusir kegelapan. Ada pengorbanan, garam akan hilang/larut
ketika melakukan fungsinya memberikan rasa atau mengawetkan makanan. Sedangkan suatu lilin atau
korek akan terbakar untuk menghasilkan cahaya yang dapat menerangi dalam kegelapan.
Selain persamaan ada perbedaan pada keduanya, yaitu: fungsi garam yang tidak kelihatan tetapi
dapat dirasakan keberadaannya. Dan fungsi cahaya yang dapat dilihat keberadaannya. Cahaya yang
menggambarkan cara hidup kita, perbuatan kita dapat dilihat oleh masyarakat. Sekarang apakah
cahaya tersebut mampu berfungsi sebagaimana mestinya atau justru membakar dan menghanguskan
apa yang ada di sekitarnya. Kita dilahirkan dengan potensi yang diberikan Allah, kembangkan potensi
itu untuk menjadi berkat bagi orang banyak.
Kamu adalah garam dunia dan kamu adalah terang dunia
Jika kita terus bertanya dan memperbaiki diri untuk dapat memfingsikan diri kita dan gereja
kita sebagai garam dan terang yang lebih baik, niscaya kita akan terus bertumbuh di dalam
kristus untuk mewartakan dan mewujudkan damai sejahtera bagi masyarakat.

Vous aimerez peut-être aussi