Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
KERJA DI DUNIA
Disusun oleh :
Gina Zaomi
Ika Nuraeni
Laela Nadzifah
Nining Rahayu
Nurswastantika
Rahwan Nana Setiana
Siti Sunari
Ucu Purnamasari
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
memberikan nikmat dan karuniaNya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
dengan judul “Perkembangan Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Dunia”
tepat pada waktunya.
Kami nemnyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh
karena itu kami sangat berharap saran dan kritik yang membangun dari para
pembaca guna mencapai makalah yang lebih baik dimasa yang akan dating.
Akhir kata kami ucapkan terimakasih dan selamat membaca, semoga apa
yang kami sajikan dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang
membacanya.
Salam Penulis
Kata Pengantar…………………………………………………………i
Daftar Isi………………………………………………………………ii
Pendahuluan
2. Rumusan Masalah
Pembahasan
Penutupan
1. Kesimpulan
2. Saran
Daftar Pustaka
Pendahuluan
2. Rumusan Masalah
Pembahasan
Jika pembuat kapal membuat perahu untuk seseorang dan tidak membuatnya
dengan kuat, jika selama tahun yang sama perahu tersebut rusak, maka pembuat
kapal harus memperbaikinya dengan biayanya sendiri. Kapal yang telah
diperbaiki tersebut harus diberikan kepada pemiliknya.”
Pada awal abad 18 dan pada saat terjadinya Revolusi Industri, Beardini
Ramazini menulis “Discourse on Disease of Workers”. Dikenal sebagai bapak
pengobatan pekerja, dia menggambarkan penyebab dari penyakit akibat kerja
yang terjadi pada kimiawan yang bekerja di laboratorium. Namun demikian,
perhatiannya yang besar pada kimiawan, membuatnya percaya harus ada
perlindungan terhadap profesi mereka jika dia menyarankan intervensi
keselamatan. Dia juga menggambarkan rasa sakit yang terjadi di tangan tukang
ketik, yang mengawali pengetahuan kita mengenai cidera yang disebabkan
gerakan berulang. Sebagai tambahan pada kuesioner standard sejarah pasien, dia
juga menanyakan “Apa pekerjaan anda?”.
Pada akhir tahun 1700, 8las a pabrik memperkenalkan pekerja bahaya baru
dan tidak diketahui. Perusahaan tekstil dijalankan dengan mesin pintal, gulungan
kapas dan tumpukan benang, bersama dengan resiko yang berhubungan dengan
mesin, kebisingan dan debu. Manajemen diperhadapkan dengan keuntungan dan
kerugian. Kematian dan cidera diterima sebagai bagian dari bidang 8las an8. Pada
saat itu, mungkin rasa sakit dan kesakitan belum diperhatikan sebagai norma dan
diterima dalam beberapa pekerjaan 8las an8. Kemudian manajemen keselamatan
dan kesehatan, tidak dipertimbangkan atau diperlukan. Karena masih buruh sangat
banyaknya pekerja yang senang dengan hanya memperoleh pekerjaan.
Pada awal tahun 1800, revolusi 8las an8 melanda Amerika Serikat,
menekankan pengeluaran biaya, dan tenaga kerja menjadi makin banyak dengan
buruh imigran dan buruh anak-anak. Undang-undang yang umum pada saat itu
menguntungkan para pengusaha dan manajer, dan nyatanya tidak ada kompensasi
untuk penyakit atau cidera serta tidak ada standard yang disetujui untuk
keselamatan tempat kerja. Namun demikian, ketika cidera semakin meningkat,
usaha pertama terhadap kompensasi dimulai di Massachusetts dengan Employer’s
Liability Law pada tahun 1887. Namun demikian pada banyak kasus, usaha
kompensasi ditolak dengan berbagai 8las an legal jika pengusaha dapat
menunjukkan bahwa pekerja lalai atau memberikan kontribusi terhadap penyebab
kecelakaan.
Abad dua puluh merupakan awal perhatian keselamatan kerja pada arena
politik. Pada tahun 1908, Theodore Roosevelt mengatakan : “Jumlah kecelakaan
yang menyebabkan kematian pekerja .... semakin meningkat. Dalam beberapa
tahun ini angka kecelakaan kerja meningkat dengan cepat dan menyebabkan
kematian yang lebih besar daripada perang besar. Ini diikuti dengan penetapan
persyaratan Workers Compensation secara federal serta di seluruh negara bagian.
Pada saat yang sama, standard-standard keselamatan mengenai pelindung mesin
dan perusahaan baja serta rel kereta api memulai apa yang kita kenal sekarang
sebagai program manajemen keselamatan kerja. Kebakaran pabrik Triangle
Shirtwaist yang terkenal pada tahun 1911, yang menyebabkan kematian pekerja
garmen sebanyak 146 orang, membantu untuk menggabungkan usaha-usaha ini.
National Safety Council dibentuk pada saat itu.
Dalam tahun 1970, Occupational Safety and Health Act (OSHA) yang
bersejarah disahkan dan menjadi undang-undang federal yang efektif pada tahun
1971. Ini diikuti dengan beberapa kejadian, termasuk pembaharuan pada
keselamatan kendaraan dengan buku Ralph Nader yang berjudul Unsafe at Any
Speed. Keselamatan dan kesehatan kerja menjadi elemen penting pada sebagian
besar 9las an9 9las an9uring. Standard-standard telah dimulai dan manajemen
telah mengetahui bahwa keuntungan operasi secara langsung terpengaruh ketika
pekerja mengalami lost time karena cidera yang disebabkan kerja.
Negara berkembang adalah objek yang paling sering disorot dunia akibat
masih besarnya angka kecelakaan dan resiko kerja. Banyak kasus-kasus luar biasa
yang terjadi dan tercatat dalam sejarah kecelakaan dan resiko kerja dunia. Berikut
ini kami akan menyajikan negara tertinggi angka kematian kerja dan beberapa
negara yang pernah mengalami kecelakaan dan resiko kerja tinggi serta beberapa
negara yang masih harus berjuang untuk meminimalkan jumlah kecelakaan dan
resiko kerja di setiap perusahaan di negaranya.
Berikut ini adalah sepuluh negara yang tertinggi dalam angka kematian
kerja menurut data WHO pada tahun 2009 :
Atas kenyataan dari fakta bahwa masih banyaknya pekerja yang beresiko
tinggi terkena kecelakaan kerja, maka orang-orang yang perduli akan keselamatan
kerja terus berupaya untuk mengurangi angka kecelakaan tersebut. Berikut ini
kami akan membandingkan tentang pengembangan keselamtan dan kesehatan
kerja di negara maju dan negara berkembang.
Salah satu upaya yang dilakukan oleh beberapa negara maju yaitu, seperti
di Amerika Serikat. Negara adikuasa ini pada tahun 1900an tercatat bahwa jumlah
korban dari kecelakaan kerja sangatlah tinggi. Setiap 5 detik seorang pekerja
terluka di Amerika Serikat, setiap 10 detik setipa pekerja mengalami cacat
sementara atau permanen, setiap hari rata-rata 137 orang meninggal akibat
penyakit yang didapat dari pekerjaan,dan 17 orang meninggal setiap harinya
akibat kecelakaan kerja.
Tahun 2009 Indonesia menempati urutan 140 dalam daftar nama negara
tertinggi resiko dan kecelakaan kerja di tempat kerja. Bagaimana sebenarnya
perkembangan keselamatan dan kesehatan kerja yang terjadi di negara ini?
Angka tersebut memang mengalami tren menurun sejak 2007 yang sempat
mencapai 83.714 kasus dan pada 2008 sebanyak 58.600 kasus. Tinggi angka
kecelakaan kerja ini karena kurangnya pengawasan dan pembinaan dalam bekerja.
Akan tetapi meskipun masih banyak pekerjaan rumah yang harus dibenahi
dalam peningkatan kesehatan kerja, baik di negara maju maupun berkembang kita
dapat sama-sama melihat bahwa terjadi peningkatan setiap tahunnya dalam
mengurangi angka kecelakaan pekerja.
Penutupan
Daftar Pustaka
http///www.google@yahoo.com