Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
liturgi gerejawi Kristen. Bagi umat Kristen, Paskah identik dengan Yesus, yang oleh Paulus
disebut sebagai "anak domba Paskah"; jemaat Kristen hingga saat ini percaya bahwa Yesus
disalibkan, mati dan dikuburkan[a], dan pada hari yang ketiga[b] bangkit dari antara orang mati.
Paskah merayakan hari kebangkitan tersebut dan merupakan perayaan yang terpenting karena
memperingati peristiwa yang paling sakral dalam hidup Yesus.
Paskah juga merujuk pada masa di dalam kalender gereja yang disebut masa Paskah, yaitu
masa yang dirayakan dulu selama empat puluh hari sejak Minggu Paskah (puncak dari Pekan
Suci) hingga hari Kenaikan Yesus namun sekarang masa tersebut diperpanjang hingga lima
puluh hari, yaitu sampai dengan hari Pentakosta (yang artinya "hari kelima puluh" - hari ke-
50 setelah Paskah, terjadi peristiwa turunnya Roh Kudus). Minggu pertama di dalam masa
Paskah dinamakan Oktaf Paskah oleh Gereja Katolik Roma. Hari Paskah juga mengakhiri
perayaan Pra-Paskah yang dimulai sejak empat puluh hari sebelum Kamis Putih, yaitu masa-
masa berdoa, penyesalan, dan persiapan berkabung.
Paskah merupakan salah satu hari raya yang berubah-ubah tanggalnya (dalam kekristenan
disebut dengan perayaan yang berpindah[2]) karena disesuaikan dengan hari tertentu (dalam
hal ini hari Minggu), bukan tanggal tertentu di dalam kalender sipil. Hari raya-hari raya
Kristen lainnya tanggalnya disesuaikan dengan hari Paskah tersebut dengan menggunakan
sebuah formula kompleks. Paskah biasanya dirayakan antara akhir bulan Maret hingga akhir
bulan April (ritus Barat) atau awal bulan April hingga awal bulan Mei (ritus Timur) setiap
tahunnya, tergantung kepada siklus bulan. Setelah ratusan tahun gereja-gereja tidak mencapai
suatu kesepakatan, saat ini semua gereja telah menerima perhitungan Gereja Aleksandria
(sekarang disebut Gereja Koptik) yang menentukan bahwa hari Paskah jatuh pada hari
Minggu pertama setelah Bulan Purnama Paskah, yaitu bulan purnama pertama yang hari
keempat belasnya ("bulan purnama" gerejawi) jatuh pada atau setelah 21 Maret (titik Musim
Semi Matahari/vernal equinox gerejawi)
Minggu Paskah bukan perayaan yang sama (namun masih berhubungan) dengan Paskah
Yahudi (bahasa Ibrani: פסחatau Pesakh[1])[3][c] dalam hal simbolisme dan juga
penanggalannya. Bahasa Indonesia tidak memiliki istilah yang berbeda untuk Paskah Pesakh
(Yahudi) dan Paskah Paskha (Kristen) sebagaimana beberapa bahasa Eropa yang mempunyai
dua istilah yang berbeda, oleh sebab itu kata Paskah dapat memiliki dua arti yang berbeda di
dalam bahasa Indonesia.
Banyak elemen budaya, termasuk kelinci Paskah dan telur Paskah, telah menjadi bagian dari
perayaan Paskah modern, dan elemen-elemen tersebut biasa dirayakan oleh umat Kristen
maupun non-Kristen.
Daftar isi
• 1 Paskah dalam kekristenan
o 1.1 Paskah pada gereja mula-mula
o 1.2 Paskah menurut kalender liturgi
o 1.3 Paskah pada gereja modern
• 2 Etimologi
o 2.1 Bahasa-bahasa Semitik, Roman, Keltik, Jermanik, dan Indonesia
o 2.2 Bahasa-bahasa Anglo-Saxon
o 2.3 Bahasa-bahasa Slavia
• 3 Tanggal Paskah
o 3.1 Perhitungan
o 3.2 Hubungan dengan penanggalan Paskah Yahudi
o 3.3 Reformasi penanggalan Paskah
• 4 Perayaan Paskah
o 4.1 Tradisi Paskah Kristen
o 4.2 Tradisi Paskah sekuler
• 5 Kontroversi seputar Paskah
• 6 Catatan
• 7 Referensi dan pranala luar
• 8 Lihat pula
Kekristenan
Yesus Kristus
Dasar
Alkitab
Teologi
Ajaran
Sejarah Kekristenan
Denominasi Kristen
[tampilkan]Katolik
[tampilkan]Protestan
[tampilkan]Ortodoks
Topik terkait
Portal Kristen
Kotak ini: lihat • bicara • sunting
Paskah merupakan perayaan tertua di dalam gereja Kristen, penghubung antara Perjanjian
Lama dan Perjanjian Baru. Paus Leo Agung (440-461) menekankan pentingnya Paskah dan
menyebutnya festum festorum - perayaan dari semua perayaan, dan berkata bahwa Natal
hanya dirayakan untuk mempersiapkan perayaan Paskah.
Menurut tradisi Sinoptik[4], Paskah menunjuk pada Perjamuan Kudus, yang didasari dari
Perjamuan Malam, perjamuan perpisahan antara Yesus dan murid-murid Yesus[5][3]. Pada
malam itu sebelum Yesus dihukum mati, Yesus memberikan makna baru bagi Paskah
Yahudi. Roti[d] dilambangkan sebagai tubuh Yesus dan anggur dilambangkan sebagai darah
Yesus, yaitu perlambangan diri Yesus sebagai korban Paskah[6]. Rasul Yohanes dan Pauluslah
yang mengaitkan kematian Yesus sebagai penggenapan Paskah Perjanjian Lama (Yesus
wafat pada saat domba-domba Paskah Yahudi dikorbankan di kenisah atau Bait Allah)[7].
Kematian dan kebangkitan Yesus inilah yang kemudian diasosiasikan dengan istilah Paskah
dalam kekristenan.
Di dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, kata Paskah disebutkan sebanyak 80 kali
dalam 72 ayat[8] sementara di dalam terjemahan BIS disebutkan sebanyak 86 kali dalam 77
ayat[9][10].
Sebuah fresko (gambar dinding) yang menggambarkan kisah kebangkitan; karya Fra
Angelico, di Florence, Italia.
Orang Kristen Yahudi terus merayakan Paskah Yahudi, namun mereka tidak lagi
mengorbankan domba Paskah karena Kristus dianggap sebagai korban Paskah yang sejati.
Perayaan ini diawali dengan berpuasa hingga Jumat jam 3 sore (ada yang melanjutkan hingga
pagi Paskah). Perbedaan timbul di seputar tanggal Paskah. Orang Kristen Yahudi dan jemaat
provinsi Asia merayakannya pada hari yang bersamaan dengan Paskah Yahudi, yaitu sehari
setelah tanggal 14 Nisan (bulan pertama) menurut kalender mereka - kematian Yesus pada 15
Nisan dan kebangkitan Yesus pada 17 Nisan - tanpa memedulikan harinya[14]; namun orang
Kristen non-Yahudi yang tinggal di Kekaisaran Romawi dan juga gereja di Roma dan
Aleksandria merayakannya pada hari pertama, yaitu hari Minggu - hari kebangkitan Yesus,
tanpa memedulikan tanggalnya[g]. Metode yang kedua inilah yang akhirnya lebih banyak
digunakan di gereja[h][15], dan penganut metode yang pertama perlahan-lahan mulai tergusur.
Uskup Viktor dari Roma pada akhir abad ke-2 menyatakan perayaan menurut tanggal 14
Nisan adalah bidat dan mengucilkan semua pengikutnya[16][17]. Beberapa metode
penghitungan yang lain di antaranya oleh beberapa uskup di Galia yang menghitung Paskah
berdasarkan tanggal tertentu sesuai kalender Romawi, yaitu 25 Maret memperingati kematian
Yesus dan 27 Maret memperingati kematian Yesus[18] karena sejak abad ke-3 tanggal 25
Maret dianggap sebagai tanggal penyaliban[19]. Namun metode yang terakhir ini tidak
digunakan lama. Banyak kalender di Abad Pertengahan yang mencatat tanggal perayaan ini
(25 dan 27 Maret) untuk alasan historis, bukan liturgis[20]. Kaum Montanis di Asia Minor
merayakan Paskah pada hari Minggu pertama setelah 6 April[21]. Berbagai variasi perhitungan
tanggal Paskah tersebut terus berlangsung hingga abad ke-4.
Perselisihan seputar penghitungan hari Minggu Paskah yang tepat tersebut akhirnya dibahas
secara resmi pada Konsili Nicea I pada tahun 325 yang memutuskan bahwa hari Paskah
adalah hari Minggu, namun tidak mematok hari Minggu tertentu. Kelompok yang merayakan
Paskah dengan perhitungan Yahudi dinamakan "Quartodeciman" (bahasa Latin untuk 14)
(Nisan) dan dikucilkan dari gereja[i]. Uskup Aleksandria kemudian ditugaskan untuk mencari
cara menghitung tanggal Paskah, karena kota itu dianggap sebagai otoritas tertinggi untuk
hal-hal yang berhubungan dengan astronomi, dan sang uskup diharapkan dapat memutuskan
hasilnya untuk diikuti keuskupan-keuskupan yang lain. Namun hasil yang diperoleh tidak
memuaskan, terutama untuk gereja-gereja Latin. Banyak gereja masih memakai cara mereka
sendiri-sendiri, termasuk gereja di Roma. Akhirnya baru pada abad ke-7 gereja-gereja
berhasil mencapai kesepakatan mengenai perhitungan tanggal Minggu Paskah[17]. (lebih lanjut
lihat #Tanggal Paskah)
Tahun Liturgi
Gereja Ritus Barat
• Adven
• Natal
• Epifani
• Masa Biasa
• Masa Pra-Paskah
o Rabu Abu
• Pekan Suci
o Minggu Palma
o Trihari Suci/
Masa Sengsara
Kamis Putih
Jumat Agung
Sabtu Suci
o Paskah
• Asensi
• Pentakosta
Gereja Ritus Timur
• Eksaltasi Salib
• Puasa Natal
• Natal
• Teofani
• Puasa Besar
• Paskah
• Pentakosta
• Transfigurasi
• Tertidurnya Theotokos
Pada kekristenan ritus Latin (Barat), Paskah menandai berakhirnya masa Pra-Paskah, yaitu 40
hari (tidak termasuk hari Minggu) menjelang Minggu Paskah. Sepekan sebelum Minggu
Paskah disebut sebagai Pekan Suci. Hari Minggu sebelum Minggu Paskah, yaitu hari pertama
Pekan Suci, adalah hari Minggu Palem yang memperingati masuknya Yesus ke kota
Yerusalem menaiki seekor keledai. Tiga hari terakhir sebelum Minggu Paskah disebut
sebagai Kamis Putih atau Kamis Suci, Jumat Agung, dan Sabtu Suci atau Sabtu Sunyi, yang
ketiganya sering disebut sebagai Trihari Suci atau Triduum Paskah; Kamis Putih
memperingati Perjamuan Malam terakhir Yesus, Jumat Agung memperingati kematian
Yesus, dan Sabtu Suci memperingati hari pada saat Yesus di dalam kuburan.
Banyak gereja yang mulai merayakan Paskah semalam sebelumnya, yaitu dengan kebaktian
Malam Paskah. Pada beberapa negara, Minggu Paskah dirayakan selama dua hari hingga
Senin Paskah, dan hari-hari dalam sepekan setelah Minggu Paskah, yang disebut dengan
Pekan Paskah, masing-masing diberi akhiran Paskah, seperti "Selasa Paskah", "Rabu
Paskah", hingga Oktaf Paskah, yaitu hari Minggu setelah Minggu Paskah. 40 hari (yang
kemudian diperpanjang menjadi 50 hari atau 7 minggu) setelah Paskah biasa disebut dengan
masa Paskah yang diakhiri dengan hari Pentakosta (hari ke-50).
Pada kekristenan ritus Oriental (Timur), masa persiapan Paskah dikenal dengan nama masa
Puasa Besar dan dimulai sejak Senin Bersih selama 40 hari (termasuk hari Minggu). Pekan
terakhir dalam masa persiapan itu disebut dengan Pekan Palma, yang berakhir dengan hari
Sabtu Lazarus. Sehari setelah itu adalah Minggu Palma, Pekan Suci, lalu Minggu Paskah.
Pada Sabtu tengah malam menjelang Minggu Paskah perayaan Paskah resmi dimulai, yang
terdiri atas Matins, Jam-jam Paskah, dan Liturgi Surgawi Paskah; dengan demikian liturgi
tersebut dijamin merupakan liturgi pertama Minggu Paskah, sesuai gelarnya sebagai festum
festorum - perayaan dari semua perayaan. Pekan setelah Minggu Paskah disebut sebagai
Pekan Terang, sedangkan masa setelah Minggu Paskah hingga Minggu Para Orang Kudus
(hari Minggu setelah Pentakosta) disebut sebagai Pentakostarion.
Di dalam gereja-gereja Kristen, terutama ritus Latin, perayaan dimulai pada hari Jumat
Agung. Gereja-gereja biasanya menyelenggarakan kebaktian pada hari tersebut, umat Katolik
Roma biasanya juga berpuasa pada hari ini. Kebaktiannya diliputi dengan perasaan duka
karena memperingati sengsara penderitaan dan kematian Yesus di kayu salib. Gereja-gereja
Protestan biasanya melanjutkan kebaktian dengan sakramen Perjamuan Paskah untuk
memperingati Perjamuan Malam Terakhir Yesus; lagu-lagu sendu seperti "Jangan Lupa
Getsemani"[22] juga dinyanyikan. Sang pastor atau pendeta kadang-kadang memberikan
kotbah singkat. Gereja-gereja Katolik Roma biasanya tidak melakukan sakramen Perjamuan
Kudus pada hari ini, sakramen pengakuan dosa dan pengurapan orang sakit. (lebih
lengkapnya lihat Jumat Agung)
Pada hari Sabtunya gereja-gereja Katolik dan beberapa gereja Anglikan dan Lutheran juga
menyelenggarakan kebaktian malam Paskah. Dalam kebaktian itu sebuah lilin Paskah
dinyalakan untuk melambangkan Kristus yang bangkit; Exultet atau proklamasi Paskah
dinyanyikan; ayat-ayat Alkitab dari Perjanjian Lama yang menceritakan keluarnya bangsa
Israel dari Mesir dan nubuatan tentang Mesias dibacakan. Bagian kebaktian ini mencapai
puncaknya dengan menyanyikan Gloria dan Alleluia, dan Injil tentang kisah kebangkitan
dibacakan. Sama seperti kebaktian Jumat Agung, sang pastor atau pendeta kadang-kadang
juga menyampaikan kotbah sesudah pembacaan Alkitab. Bagi gereja Katolik Roma, malam
ini biasanya juga digunakan untuk sakramen baptisan kudus, malam penerimaan anggota
jemaat gereja yang baru. Untuk anggota jemaat yang lain, mereka juga menerima percikan air
suci sebagai lambang perbaruan iman kepercayaan mereka. Kebaktian pada gereja-gereja
Katolik Roma kemudian dilanjutkan dengan sakramen Konfirmasi. Kebaktian kemudian
diakhiri dengan sakramen Ekaristi. Kebaktian malam Paskah ini memiliki bermacam-macam
variasi. Beberapa gereja mengadakannya pada
Etimologi
Istilah Paskah dalam bahasa-bahasa Latin biasanya diturunkan dari salah satu dari dua
sumber: Paskha atau Pesakh dan Estre/Eostre atau Easter[25]. Dalam bahasa-bahasa Slavia,
biasanya istilah yang digunakan memiliki arti "Hari Agung".
Istilah Yunani untuk Paskah, paskha/pascha, tidak ada hubungannya dengan kata kerja
paschein, "menderita", meskipun para penulis simbolis sering menghubungkan keduanya;
kata tersebut berasal dari bentuk bahasa Aram untuk kata dalam bahasa Ibrani pesach. Orang
Yunani menyebut Paskah pascha anastasimon; Jumat Agung pascha staurosimon. Kata
setara yang digunakan di dalam bahasa Latin adalah Pascha resurrectionis dan Pascha
crucifixionis. Di dalam buku liturgi Katolik Romawi perayaannya diberi nama Dominica
Resurrectionis; di buku liturgi Mozarabik In Lætatione Diei Pasch Resurrectionis; di buku
liturgi Ambrosius In Die Sancto Paschæ.. Bahasa-bahasa Romans telah mengambil istilah
Ibrani-Yunani tersebut: Latin, Pascha; Italia, Pasqua; Spanyol, Pascua; Perancis, Pâques.
Beberapa negara-negara Keltik dan Teutonik juga menggunakannya: Skotlandia, Pask;
Belanda, Paschen (kata dalam bahasa Belanda yang betul sebenarnya adalah Pasen);
Denmark dan Norwegia, Påske; Swedia: Påsk (Huruf å merupakan huruf 'a' berganda dan
dieja /o/, ejaan alternatifnya adalah Paaske atau Paask.); Islandia: Páskar; Faroe: Páskir;
bahkan di beberapa provinsi Jerman di Rhein Hulu menggunakan istilah Paisken, bukan
Ostern. Istilah tersebut, terutama di Spanyol dan Italia, mengalami perluasan makna dan
memiliki makna tambahan "keheningan" dan digunakan untuk perayaan-perayaan lainnya,
Pascua florida (Minggu Palem); Pascua de Pentecostes (Pentakosta); Pascua de la
Natividad (Natal); Pascua de Epifania (Epifani) di Spanyol; Pasko (Natal); Pasko ng
Pagkabuhay (Paskah Kebangkitan) di Filipina. Di beberapa wilayah di Perancis kebaktian
Komuni Pertama juga disebut dengan Pâques, tidak peduli kapan dilangsungkannya.[17]
Bahasa Indonesia menggunakan istilah Paskah. Demikian juga bahasa Melayu, bahasa Jawa,
dan bahasa-bahasa Nusantara lainnya.
Bahasa-bahasa Anglo-Saxon
Dalam bahasa Inggris, istilah Easter (Paskah) menurut Bede berasal dari bahasa Saxon, yaitu
kata Ēastre atau Ēostre yang masih berhubungan dengan Estre, seorang dewi bangsa
Teutonik, dewi cahaya fajar dan musim semi, yang perayaannya berdekatan dengan perayaan
Paskah, yang sudah tidak dikenal lagi pada zaman Bede, bahkan di "Edda"[26]; bahasa Anglo-
Saxon, termasuk Inggris: eâster, eâstron[27][28]; Jerman Kuna: ôstra, ôstrara, ôstrarûn; Jerman:
Ostern. April disebut easter-monadh. Bentuk plural eâstron digunakan, karena perayaannya
berlangsung selama tujuh hari. Seperti bentuk plural dalam bahasa Perancis Pâques, istilah
tersebut diterjemahkan dari bahasa Latin Festa Paschalia, seluruh Oktaf Paskah.[17]
Di dalam bahasa-bahasa Slavia istilah yang digunakan biasanya berarti "Hari Agung" atau
"Malam Agung". Polandia dan Ceko, Wielkanoc dan Velikonoce yang berarti "Malam(-
malam) Agung"; Ukrainia, Великдень (Velykden); Bulgaria, Великден (Velikden); Belarusia,
Вялікдзень (Vyalikdzyen) yang berarti "Hari Agung".
Serbia, Bosnia, dan Kroasia menggunakan istilah Uskrs yang berarti "Kebangkitan". (Tiga
istilah yang digunakan dalam aksara Sirilik dan Latin: Ускрс->Uskrs, Васкрс->Vaskrs,
Вeликден->Velikden)
Rusia adalah perkecualian; ia menggunakan istilah Пасха (Paskha) yang meminjam dari
bentuk Yunani melalui bahasa Gereja Slavonia Lama[29].
• bahasa Zulu:
IPhasika
Tanggal Paskah
Tanggal Minggu Paskah
1982–2022
Menurut penanggalan Gregorian
1984 April 22
1987 April 19
1990 April 15
2001 April 15
2004 April 11
2007 April 8
2010 April 4
2011 April 24
2014 April 20
2017 April 16
Paskah (dan perayaan lain yang berhubungan) yang merupakan hari terpenting dalam
kalender gerejawi disebut sebagai perayaan yang berpindah, yang berarti perayaannya tidak
terpaku pada tanggal tertentu di dalam kalender Gregorian maupun Julian (yang sama-sama
mengikuti perputaran matahari dan keempat musim) melainkan dihitung menurut kalender
suryacandra seperti kalender Ibrani. Hal inilah yang mendasari ilmuwan-ilmuwan
mempelajari astronomi secara sistematis.[30]
Di dalam kalender Gregorian, Paskah selalu jatuh pada hari Minggu antara 22 Maret dan 25
April (inklusif).[30][31] Hari berikutnya, Senin Paskah, merupakan hari libur di banyak negara
dengan tradisi Kristen yang kuat. Untuk negara-negara yang mengikuti kalender Julian untuk
perayaan-perayaan keagamaan, Paskah juga jatuh pada hari Minggu antara 22 Maret (KJ) dan
25 April (KJ), yang dalam kalender Gregorian adalah 4 April-8 Mei (inklusif).
Tanggal Paskah yang tepat pernah menjadi pokok perdebatan. Di dalam Konsili Nicaea I
pada 325 diputuskan bahwa seluruh umat Kristen akan merayakan Paskah pada hari yang
sama, yang akan dihitung secara berbeda dari perhitungan umat Yahudi untuk menentukan
tanggal Paskah Yahudi. Karena tidak adanya catatan keputusan konsili yang selamat hingga
zaman modern, ada kemungkinan bahwa konsili tersebut tidak memutuskan cara tertentu
untuk menghitung tanggal Paskah. Epifanius dari Salamis menulis pada pertengahan abad ke-
4:
Pada tahun berikutnya, cara perhitungan yang dikerjakan oleh gereja Aleksandria menjadi
standar perhitungan. Secara perlahan sistem tersebut mulai tersebar ke gereja-gereja Kristen
di Eropa. Gereja Roma meneruskan penggunaan siklus kalender suryacandra yang berusia 84
tahun sejak akhir abad ke-3 hingga 457. Gereja Roma terus menggunakan caranya sendiri
hingga abad ke-6 saat metode Aleksandria telah dikonversikan ke kalender Julian oleh
Dionysius Exiguus. Gereja mula-mula di Britania dan Irlandia juga menggunakan metode
Roma yang lama tersebut hingga Sinode Whitby tahun 664 saat mereka mulai menggunakan
metode Aleksandria. Gereja-gereja di belahan barat Eropa menggunakan metode Roma
hingga akhir abad ke-8 pada masa pemerintahan Karel yang Agung, lalu mereka
menggunakan metode Aleksandria. Namun demikian, sejak Gereja Katolik mulai
menggunakan kalender Gregorian menggantikan kalender Julian sejak 1582 dan Gereja
Ortodoks Timur tetap berpegang pada kalender Julian, maka perayaan Paskah kembali
dirayakan secara berbeda, dan perbedaan itu tetap ada hingga saat ini.
Perhitungan
Metode penghitungan computus paschalis sejak dulu dianggap sangat penting bahkan
Durandus mengatakan bahwa seorang pastor tidak layak disebut pastor jika tidak tahu (cara
menghitung) computus paschalis. [33]
Perhitungan dasar yang berlaku sejak Zaman Pertengahan adalah Paskah dirayakan pada
hari Minggu setelah bulan purnama pertama setelah hari pertama musim semi (vernal
equinox). Kalimat tersebut sebenarnya tidak tepat benar dengan sistem perhitungan gerejawi.
Paskah ditentukan berdasarkan siklus suryacandra. Satu bulan dalam penanggalan candra
(bulan) terdiri dari bulan-bulan sepanjang 30 hari dan 29 hari, berselang-seling, dengan satu
bulan tambahan yang ditambahkan secara berkala agar pas dengan penanggalan surya
(matahari). Dalam setiap tahun surya (1 Januari hingga 31 Desember), bulan candra dimulai
dengan sebuah purnama gerejawi yang jatuh pada periode 29 hari di antara 8 Maret hingga 5
April (inklusif) dan dinamakan "bulan candra Paskah" tahun tersebut. Paskah adalah hari
Minggu ke-3 dalam bulan candra Paskah, atau dengan kata lain hari Minggu setelah hari ke-
14 bulan candra Paskah. Hari ke-14 itu sendiri dinamakan purnama Paskah, walaupun hari
ke-14 pada bulan candra dapat berbeda dengan purnama astronomis hingga 2 hari lamanya.[j]
Karena purnama gerejawi jatuh pada tanggal 8 Maret hingga 5 April (>8 Maret & <=5 April),
purnama Paskah atau hari ke-14-nya pasti jatuh pada tanggal 21 Maret hingga 18 April (>21
Maret & <=18 April).
Persentase distribusi tanggal Paskah (Siklus 5.700.000 tahun)
Dengan demikian Paskah menurut kalender Gregorian akan memiliki 35 kemungkinan hari -
antara 22 Maret hingga 25 April (inklusif)[k]. Terakhir kali Paskah jatuh pada tanggal 22
Maret adalah pada tahun 1818 dan berikutnya adalah tahun 2285. Terakhir kali Paskah jatuh
pada tanggal 25 April adalah pada 1943 dan berikutnya adalah tahun 2038. Siklus perputaran
tangan-tanggal Paskah berulang tepat setiap 5.700.000 tahun; 19 April merupakan tanggal
Paskah yang tersering, yang terjadi 220.400 kali, atau 3.9%, dibanding dengan median
tanggal-tanggal lainnya sebanyak 189.525 kali atau 3.3%. Paskah menurut kalender Julian
seringkali (sekitar 50%) dirayakan 1 minggu setelah kalender Gregorian, karena tidak adanya
penyesuaian perhitungan tanggal seperti yang dilakukan di kalender Gregorian. Namun tidak
jarang pula selisih waktunya hingga 3-4 minggu.
Untuk menghindari perbedaan cara perhintungan Paskah, gereja Katolik telah membuat tabel
tanggal Paskah menurut aturan di atas. Seluruh gereja yang merayakan Paskah merayakannya
sesuai dengan tanggal di tabel.
Beberapa algoritma yang digunakan untuk menghitung Paskah antara lain perhitungan
Gregorian, algoritma Gauss, algoritma Gregorian anonim, dan algoritma Julian Meeus.
Paskah Yahudi juga menggunakan kalender suryacandra untuk menghitung tanggal perayaan.
Minggu Paskah biasanya jatuh sekitar seminggu setelah hari pertama Paskah Yahudi (tanggal
15 Nisan pada penanggalan Yahudi). Namun karena perbedaan sistem penghitungan tanggal
suryacandra antara kalender Yahudi dan Gregorian[l], dalam siklus 19 tahun Paskah Yahudi
jatuhnya satu bulan setelah hari Minggu Paskah, yaitu tahun ke-3, 11, dan 14 dalam siklus 19
tahun kalender Gregorian (atau tahun ke 19, 8, dan 11 berturut-turut pada siklus 19 tahun
kalender
Karena dalam kalender Yahudi modern tanggal 15 Nisan tidak pernah jatuh pada hari Senin,
Rabu, atau Jumat, seder tanggal 15 Nisan tidak pernah jatuh pada malam Kamis Putih. Seder
kedua, yang diperingati oleh sebagian komunitas Yahudi sebagai malam Paskah (Yahudi)
kedua, dapat jatuh pada Kamis malam.
[sunting] Reformasi penanggalan Paskah
Notes: 1. Paskah Astronomis adalah hari Minggu pertama setelah Purnama Astronomis.
2. Paskah Yahudi dimulai saat matahari tenggelam pada hari sebelum tanggal tercantum.
Dalam sebuah kongres Pan-Ortodoks tahun 1923, uskup-uskup Gereja Ortodoks Timur
bertemu di Konstantinopel di bawah kepemimpinan Patriark Meletios IV. Di dalam kongres
tersebut para uskup menyetujui Perubahan kalender Julian. Aslinya, kalender ini akan dapat
menentukan tanggal Paskah berdasarkan perhitungan astronomis yang berlandaskan meridian
Yerusalem.[34][35] Namun negara-negara yang menggunakan revisi tersebut hanya
menggunakan revisi-revisi hari-hari raya yang memiliki tanggal tetap pada kalender Julian,
revisi rumus perhitungan tanggal Paskah tidak pernah diterapkan di keuskupan Ortodoks
manapun.
Pada pertemuan puncak Dewan Gereja-gereja se-Dunia (DGD) di Aleppo, Suriah pada 1997,
DGD mengusulkan reformasi penghitungan Paskah yang akan mempersatukan kembali
kedua sistem yang ada (Barat/Gregorian dan Timur/Julian) dengan pengetahuan ilmu
astronomis modern yang menghitung equinox musim semi astronomis dan bulan purnama di
meridian Yerusalem, dan juga mengikuti Konsili Nicea I tentang penanggalan Paskah pada
hari Minggu pertama setelah bulan purnama.[36] DGD melampirkan tabel di samping.
Perubahan yang diusulkan DGD ini akan menyelesaikan masalah penanggalan dan
menghilangkan perbedaan di antara gereja-gereja (ritus) Timur dan Barat. Reformasi ini
diusulkan mulai digunakan sejak 2001, namun hingga kini hal tersebut belum digunakan oleh
anggota manapun.
Perayaan Paskah
Tradisi Paskah Kristen
Anak Domba
Di antara simbol-simbol Paskah Kristiani yang populer, anak domba adalah yang paling
penting dalam perayaan agung ini. Yesus Kristus sebagai "Anak Domba Paskah",
sebagaimana yang diungkapkan Paulus dalam 1 Korintus 5:7, dengan bendera kemenangan,
dapat dilihat dalam lukisan-lukisan yang dipasang di rumah-rumah keluarga Eropa.
Doa paling kuno untuk pemberkatan anak domba ditemukan dalam buku ritual abad ketujuh
biara Benediktin di Bobbio, Italia. Dua ratus tahun kemudian Roma mempergunakannya dan
sesudah itu, selama berabad-abad kemudian, menu utama santap malam Paus pada Hari Raya
Paskah adalah anak domba panggang. Setelah abad kesepuluh, sebagai ganti anak domba
utuh, disajikan potongan-potongan daging yang lebih kecil.
Tradiri kuno anak domba Paskah juga mengilhami umat Kristiani untuk menyajikan daging
anak domba sebagai hidangan populer pada masa Paskah. Hingga sekarang, daging anak
domba disajikan sebagai menu utama Minggu Paskah di berbagai daerah di Eropa timur.
Tetapi, seringkali bentuk-bentuk anak domba kecil terbuat dari mentega, roti atau pun gula-
gula menggantikan sajian daging anak domba, dan menjadi hidangan utama jamuan Paskah.
Tuguran
Tuguran adalah tradisi penting dalam Gereja Katolik Roma, yang mencakup puasa sampai 40
jam mulai Jumat pagi sebelum Paskah. Hari Sabtu tengah malam mereka berbuka puasa,
dengan menyanyikan kidung rohani, membaca kitab suci dan melakukan ritual dengan roti
dan anggur. Misa fajar pada Minggu Paskah merupakan salah satu bentuk tuguran.
Acara musik Paskah
Di kota Winston-Salem, negara bagian North Carolina, AS terdapat sebuah jemaat Gereja
Persaudaraan Moravia yang memiliki tradisi Paskah tahunan. Mulai hari Minggu pukul dua
dini hari, para anggota gereja Moravia kota tersebut datang ke sebuah kuburan bersejarah
bernama God's Acre untuk menyambut kebangkitan Yesus diiringi dengan koor alat-alat
musik yang berjumlah hingga 500 alat musik. Acara ini sudah dilangsungkan setiap tahun
selama lebih dari dua abad dan telah menarik ribuan turis setiap tahunnya sehingga kota
Winston-Salem diberi julukan "Kota Paskah" (Easter City).
Salubong
Di Filipina yang mayoritasnya Katolik Roma, pada hari Minggu Paskah paginya
diselenggarakan dengan perayaan yang penuh sukacita, yang dikenal dengan nama Salubong
(Pertemuan). Pada festival tersebut patung raksasa Maria dan Yesus, dan beberapa orang suci
lainnya, diarak di jalanan yang m. Perayaan kemudian dilanjutkan dengan misa Paskah.
Di New Mexico, AS setiap tahun, sampai 50 ribu orang berbaris di jalan-jalan di negara
bagian tersebut untuk mencapai sebuah gereja kecil berumur 200 tahun pada fajar Hari
Paskah. Ada yang berjalan sejauh 165 kilometer. Gereja ini menyelenggarakan misa sehari
penuh tanpa henti, memberikan sakramen komuni suci untuk semua umat yang datang.
Gua Maria
Di Nusa Tenggara Timur, Indonesia setiap menjelang Paskah, puluhan ribu peziarah
mengunjungi Kapel Tuan Ma di Kota Larantuka, untuk menghormati Mater Dolorosa atau
patung Bunda Maria. Selain hari Paskah, patung ini tidak diperkenankan dilihat untuk umum.
Puluhan ribu umat Katolik dari berbagai daerah rela mengantre berjam-jam untuk dapat
masuk dalam Kapel Tuan Ma. Di kapel itu, digelar upacara Muda Tuan atau pembersihan
patung Bunda Maria. Selesai upacara, pintu-pintu kapela dibuka dan umat diperbolehkan
masuk untuk memberikan penghormatan kepada Mater Dolorosa. Di dalam kapela, para
peziarah menyalakan lilin sambil menyanyikan lagu-lagu untuk memuji Mater Dolorosa.
Patung Mater Dolorosa hanya dapat dilihat setahun sekali pada saat menjelang Paskah.
Kota Sevile di Spanyol biasanya menyelenggarakan perayaan Paskah yang sangat meriah.
Selama Pekan Suci, prosesi demi prosesi berlangsung di kota tersebut (total 58 prosesi selama
Pekan Suci 2007) yang tidak jarang diikuti oleh 3000 orang per prosesi. Pemain musik ikut
dalam iring-iringan tersebut. Prosesi yang paling terkenal adalah pada Jumat Agung malam.
Selain di Seville, kota-kota lainnya di Spanyol juga terkenal akan tradisi festival Paskah
mereka, seperti kota Málaga, León, Cartagena, Castille, dll. Negara-negara lain yang
memiliki tradisi Paskah yang kuat antara lain Italia, Malta, negara-negara Amerika Tengah
dan Amerika Latin.
Telur Paskah
Karena telur tidak diperkenankan untuk dimakan selama masa Pra-Paskah, maka pada hari
Paskah telur kembali disantap bersama-sama, dan pada mulanya diberi warna merah untuk
melambangkan sukacita Paskah. Tradisi ini tidak hanya ditemukan di gereja-gereja Latin, tapi
juga Oriental. Pemberian makna simbolis yang mengkaitkan telur dengan kelahiran baru
diperkirakan baru diciptakan lama setelah tradisi ini ada. Tradisi ini diduga berasal
dari/dipengaruhi oleh paganisme. Pada beberapa negara, orang tua-orang tua baptis
memberikan telur Paskah kepada anak-anak baptis mereka. Telur yang bewarna biasanya
digunakan sebagai mainan anak-anak. Di Amerika Serikat terdapat permainan yang cukup
populer, yang dikenal dengan sebutan "egg-picking" (mengambil telur). Permainan yang lain
misalnya "egg-rolling" (menggelindingkan telur) yang dilakukan anak-anak pada Senin
Paskah di halaman Gedung Putih di Washington.[17]
Di Puy, Perancis, ada tradisi Paskah yang tidak diketahui sejak kapan mulainya, yaitu pada
saat menyanyikan mazmur Matins seorang penyanyi yang menjadi bagian dari koor tersebut
absen, maka beberapa penyanyi dan seorang pendeta akan berjalan membawa salib prosesi
dan air suci, lalu pergi ke rumah penyanyi yang absen tadi, sambil menyanyikan lagu "Haec
Dies", lalu memerciknya dengan air suci jika ia masih berada di tempat tidur, lalu
menuntunnya ke gereja. Sebagai hukuman atas absennya, ia harus membuatkan makan pagi
untuk sang konduktor. Tradisi yang serupa juga ditemui di Nantes dan Angers pada abad ke-
15; sinode melarangnya pada 1431 dan 1448[17].
Di Gereja-gereja Latin dan Oriental, ada tradisi untuk memberkati makanan yang selama
masa Pra-Paskah tidak boleh disantap sebelum memakannya pada hari Paskah, terutama
daging, telur, mentega, dan keju[37]. Mereka yang makan makanan tersebut sebelum diberkati,
menurut kepercayaan pada masa lampau, akan dihukum oleh Tuhan[38].
Pemberkatan rumah
Paskah saat ini telah menjadi salah satu hari raya yang penting secara ekonomi, terlihat dari
banyaknya penjualan kartu Paskah, telur Paskah yang terbuat dari cokelat, serta pernak-
pernik serta makanan-makanan bertemakan Paskah lainnya. Berawal dari Eropa dan Amerika
Serikat, tradisi-tradisi Paskah yang sekuler mulai menyebar ke negara-negara lainnya di
dunia, termasuk yang populasi Kristennya sedikit. Hotel-hotel dan pusat-pusat perbelanjaan
banyak mengambil tema Paskah yang terlepas dari unsur kekristenannya.
Di banyak negara-negara berbahasa Inggris seperti Amerika Serikat, Australia, dan Selandia
Baru tradisi Paskah yang berlangsung biasanya di seputar telur Paskah. Menghias telur
Paskah pada hari Sabtu dan berburu telur-telur tersebut yang disembunyikan pada hari
Minggunya. Selama lebih dari 100 tahun, anak-anak datang ke halaman Gedung Putih pada
hari Senin Paskah, untuk ikut berburu telur Paskah.
Di berbagai daerah di Jerman kelinci-kelinci Paskah dalam bentuk kue-kue dan gula-gula
mulai populer di Jerman Selatan, dan sekarang kue dan gula-gula tersebut amat disukai anak-
anak di berbagai macam negara.
Berski saat liburan Paskah di Norwegia
Ski
Di bagian utara dan timur Belanda (Twente dan Achterhoek) dan di Jerman Utara
(Osterfeuer), api Paskah (Paasvuur) dinyalakan pada Minggu Paskah malam.
Pada zaman dahulu, api Oster dinyalakan di atas gunung (gunung Easter/Osterberg) dan
dinyalakan dari api yang baru pada kayu nodfyr; Ini merupakan tradisi pagan yang menyebar
di benua Eropa yang melambangkan dimulainya musim semi dan berakhirnya musim dingin.
Para uskup gereja mengeluarkan larangan terhadap penyalaan api ini[41], namun tidak berhasil
menghapuskan tradisi non-Kristen ini. Gereja lalu mengadopsi upacara ini, dan memberi
lambang yang baru, yaitu memperingati "tiang api" yang menuntun bangsa Israel keluar dari
Mesir dan kebangkitan Yesus; api Paskah yang baru ini dinyalakan pada hari Sabtu Suci dari
batu api, melambangkan batu penutup kubur yang digulingkan ketika Yesus bangkit. Di
beberapa tempat di Eropa sebuah lambang musim dingin dilemparkan ke api, namun di
Rhine, Tyrol, dan Bohemia, yang dilemparkan ke api adalah lambang Yudas[42]
Jemaat Yunani dan Rusia, setelah melewati masa Pra-Paskah mereka yang panjang,
merayakan Paskah dengan olahraga-olahraga populer; di mana-mana ada musik, tari-tarian,
dan aktivitas-aktivitas lainnya. Di Rusia orang-orang boleh berkunjung ke menara lonceng
gereja dan membunyikan sendiri loncengnya khusus pada hari tersebut, sebuah kesempatan
yang jarang dilewatkan oleh penduduk setempat[17].
Bola tangan
Bola tangan merupakan salah satu kegiatan Paskah yang dilakukan di Perancis dan Jerman[43].
Bola dapat melambangkan matahari. Para uskup, pendeta, dan biarawan, setelah melewati
masa Pra-Paskah yang ketat, biasa bermain bola tangan sepanjang pekan Paskah[44]. Kegiatan
ini disebut dengan nama libertas Decembrica, karena sebelumnya pada bulan Desember para
tuan biasa bermain bola dengan pelayan-pelayan dan gembala-gembala ternak mereka.
Permainan bola tangan tersebut kemudian disambung dengan tari-tarian yang bahkan diikuti
oleh para uskup dan biarawan. Di Inggris, permainan bola ini juga merupakan olahraga
favorit Paskah, namun saat ini tradisi-tradisi tersebut telah menghilang[45].
Kota Salzburg di Austria setiap tahunnya mengadakan Festival Paskah Salzburg (Salzburger
Osterfestspiele), yaitu festival opera dan musik klasik selama pekan Paskah. Festival itu telah
berlangsung sejak 1967 dan diperkuat oleh Die Berliner Philharmoniker (Orkestra
Filharmonik Berlin), Gustav Mahler Jugendorchester (Orkestra Muda Gustav Mahler), dll.
Kelinci Paskah
Kelinci Paskah merupakan simbol pagan dan selalu merupakan simbol kesuburan[26][17]