Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Dahulu Desa Kertabumi merupakan bagian dari wilayah Desa Cijeungjing. Namun karena
terbelah oleh sungai Cibuyut diadakan pemekaran menjadi dua desa yaitu Desa Cijeungjing dan
Desa Kertabumi.
Kemajuan yang terjadi di Desa Kertabumi menurut narasumber tidak begitu nampak, namun
yang jelas dan menjadikan perbedaan adalah adanya jalan aspal, listrik dan irigasi di Dusun
Sukamulya.
Orang-orang yang telah menjabat sebagai Kepala Desa Kertabumi sepengetahuan narasumber
kami adalah :
1. Kuwu Sarbini
2. Kuwu Endeng
3. Kuwu Raksamanggala
4. Kuwu Nita Pura
5. Kuwu Sudinta
6. Kuwu Sugandi (zaman penjajahan Jepang)
7. Kuwu Udung Abdula (sesudah adanya G 30/S-PKI)
8. Kuwu Darto (Polisi)
9. Kuwu Yeyen
10. Kuwu H. Zaenal Mustopa, Drs. (sekarang)
1.2.2 Sosiografi
A. Kependudukan
Jumlah penduduk Desa Kertabumi secara keseluruhan sebanyak 2.629 jiwa, dengan jumlah
kepala keluarga 292 kepala keluarga (KK), yang terdiri dari :
- Laki-laki : 1.298 jiwa
- Perempuan : 1.331 jiwa
Tingkat kepadatan penduduk sebesar 5,9/km2 dengan luas wilayah sekitar 592,10 ha dan jumlah
penduduk sebanyak 2.629 jiwa.
B. Mata pencaharian
Adapun jenis pekerjaan yang menjadi mata pencaharian penduduk Desa Kertabumi adalah :
1. Subsektor Perikanan
- Pemilik kolam : 430 orang
2. Subsektor Pertanian
- Pemilik tanah sawah : 1.230 orang
- Pemilik tanah tegalan/ladang : 1.820 orang
- Penyewa/penggarap : 45 orang
- Buruh tani : 586 orang
3. Subsektor Perkebunan
- Pemilik tanah perkebunan : 2 orang
- buruh perkebunan : 5 orang
4. Subsektor Industri Kecil/Kerajinan
- Pemilik usaha kerajinan : 40 orang
- Pemilik usaha home-industry : 2 orang
- Pemilik usaha industri kecil : 5 orang
- Buruh industri kecil/kerajinan/
rumah tangga : 6 orang
5. Subsektor Peternakan
- Pemilik ternak sapi : 23 orang
- Pemilik ternak kambing : 32 orang
- Pemilik ternak ayam : 225 orang
- Pemilik ternak itik : 4 orang
- Pemilik ternak domba : 75 orang
- Buruh peternakan : 4 orang
Potensi Desa yang terdapat di Desa Kertabumi dilihat dari berbagai sektor, terdiri dari :
Areal pertanian di doaminasi oleh persawahan dari kategori sawah tadah hujan (3,8000
ha), dengan sumber pengairan dari danau, sungai dan mata air. Dengan prasarana
Desa Kertabumi mempunyai kelompok tani sebagai sarana untuk saling memberi
informasi guna untuk peningkatan berbagai usaha yang ada di bidang pertanian. adapun kegiatan
perkebunan rakyat. berikut ini adalah produktivitas hasil perkebunan menurut jenis tanaman
C. Peternakan
Jumlah ternak yang dipelihara menurut jenisnya oleh penduduk Desa Kertabumi meliputi
Untuk mekanisme pemasaran hasil ternak (ternak, telur, susu) dengan cara :
D. Perikanan
Usaha perikanan hanya terdapat pada kolam yang hasil tangkapan 1 ton/tahun,
Kepala Urusan
- Keuangan :
Kepala Bidang :
Kepala Dusun
BAB II
2.1 Pengertian
Program kerja merupakan satuan rencana kegiatan yang akan dilaksanakan. Dengan demikian,
maka yang dimaksud dengan Program Kerja KKN (PKL) adalah satuan rencana kegiatan yang
akan dilaksanakan selama kegiatan KKN berlangsung.
Pelaksanaan program kerja KKN di Desa Kertabumi didasarkan pada Buku Panduan Kuliah
Kerja Nyata 2005 yang diterbitkan oleh Lembaga Pengabdian pada Masyarakat (LPM)
Universitas Galuh Ciamis. Berdasarkan buku panduan tersebut, bentuk kegiatan KKN adalah
pemberdayaan potensi desa sebagai bentuk implementasi Tridarma Perguruan Tinggi, yakni
Pengabdian pada Masyarakat. Hal tersebut dilaksanakan melalui bentuk-bentuk kegiatan : (1)
penyuluhan dengan model brainstorming, (2) pembimbingan, (3) transfer ilmu pengetahuan, (4)
pengumpulan data base desa, dan (5) pembentukan usaha (industri) kecil baru yang potensial.
Substansi kegiatan lebih difokuskan pada Praktek Kerja Lapangan (PKL) melalui penerapan
ilmu yang diperoleh para mahasiswa di bangku kuliah sesuai dengan program studi dan lapangan
keilmuan yang mereka miliki. Dengan demikian, kegiatannya lebih variatif dan multi disiplin
namun terpadu.
Program kerja KKN di Desa Kertabumi dibagi ke dalam dua kategori, yaitu :
Yang dimaksud dengan Program Kerja Umum yaitu kegiatan yang dilaksanakan secara
bersama-sama oleh peserta KKN terdiri dari mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Bentuk kegiatan yang dilakukan secara bersama-sama diantaranya : (1) serah terima
peserta KKN, (2) pra-seminar lapangan (pengenalan program), (4) silaturahmi dengan tokoh
masyarakat setempat, (5) observasi lapangan, (6) bakti sosial, (7) menghadiri undangan
rapat, dan (8) dialog interaktif dengan berbagai unsur masyarakat setempat. (9) Menghadiri
pengajian rutin yang diadakan tiap minggu di tiap dusun (10) mengadakan kegiatan hiking rally.
Yang dimaksud Program Kerja Khusus yaitu bentuk-bentuk kegiatan yang didasarkan
pada bidang keahlian peserta KKN. bentuk-bentuk kegiatan disesuaikan dengan Rencana
Rencana Program KKN (PKL) 2005 untuk Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris
4. Translation
5. Interpreting
kursus EFC bagi anak-anak di lokasi KKN; dan pemberian informasi tentang EFC (buku.
handout, dll)
2. English for General Application
Kursus Bahasa Inggris untuk masyarakat umum; Kursus Bahasa Inggris untuk pejabat
Kursus Bahasa Inggris untuk Tourism, Bisnis dan Ekonomi, dan Teknik
4. Translation
5. Interpreting
Kursus Pemandu wisata untuk para petugas/ karyawan di daerah objek wisata/ situs; Membina
bahasa Inggris percakapan sehari-hari bagi para pedagang asongan di tempat objek wisata/ situs.
BAB III
Pelaksanaan Program KKN (PKL) Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris di Desa Kertabumi
didasarkan pada : (1) sasaran program, (2) kondisi obyektif yang ditemukan di lokasi tempat
KKN, (3) hasil analisis pengamatan di lapangan, dan (4) sumber daya yang dimiliki kelompok.
Langkah pertama yang kami lakukan adalah pengamatan lapangan serta wawancara dengan
beberapa sumber terkait (aparatur pemerintah desa, pengelola pendidikan, tokoh masyarakat, dan
masyarakat pada umumnya). Setelah itu berhasil observasi dikaji dan dianalisa bersama guna
mendapatkan rancangan program dan bentuk kegiatan yang dapat dilaksanakan dengan
mempertimbangkan faktor-faktor yang berupa peluang dan hambatan yang akan dihadapi.
Berdasarkan hasil analisa dari pengamatan lingkungan dan sumber daya yang kami miliki maka
kami mengorientasikan kegiatan pada dua sektor, yakni : (1) Sektor Pembelajaran dan
Pendidikan, serta (2) Pariwisata, Dua sektor tersebut sangat erat kaitannya dengan bidang
pembelajaran bahasa, khususnya bahasa Inggris.
Kondisi obyektif sektor pembangunan bidang pendidikan di Desa Kertabumi bisa dikatakan
cukup berkembang. Hal ini ditunjukkan dengan adanya lembaga pendidikan untuk jenjang pra
sekolah, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Di Desa tersebut terdapat satu Taman
Kanak-kanak, 1 (satu) Sekolah Dasar Negeri, 1 (satu) Madrasah Ibtidaiyah, 1 (satu) Madrasah
Tsanawiyah dan 1 (satu) Madrasah Aliyah Swasta.
Dalam kaitannya dengan pembelajaran Bahasa Inggris, maka sasaran yang kami pilih sebagai
prioritas adalah Sekolah Dasar Negeri 1 Kertabumi dan Madrasah Ibtidaiyah Kertabumi. Di SDN
1 Kertabumi pembelajaran Bahasa Inggris sudah dilaksanakan lebih dari 4 tahun (sejak tahun
2000) dengan menggunakan tenaga honorer yang berasal dari lulusan Sarjana (S1) Bahasa
Inggris. Sedangkan Madrasah Ibtidaiyah Kertabumi telah melaksanakan pembelajaran Bahasa
Inggris selama lebih dari 2 tahun dengan menggunakan tenaga honorer yang berasal dari lulusan
Gontor Jawa Timur. Pembelajaran Bahasa Inggris di MI sempat terhenti karena tenaga
pengajaran yang lama pindah ke daerah lain.
Melihat kondisi sasaran program sebagaimana disebutkan di atas, maka prioritas program yang
kami pilih dilaksanakan dalam bentuk :
(1) Pembelajaran Bahasa Inggris di SDN 1 Kertabumi untuk tiga rombongan belajar (kelas 4, kelas
5a, kelas 5b, dan kelas 6). Kegiatannya dilaksanakan satu minggu dua kali (setiap hari Senin dan
Rabu) dengan tenaga pengajar dari peserta KKN 3 orang.
(2) Les Fun With English sebagai program penguatan dan pengayaan pembelajaran Bahasa Inggris di
SDN 1 Kertabumi untuk (kelas 4, kelas 5a, kelas 5b, dan kelas 6). Pelaksanaannya dilakukan
dengan teknik “Fun with English” (pembelajaran dilakukan oleh tim yang terdiri dari 9 orang)
dan dilaksanakan setiap seminggu 1 kali setiap hari Sabtu.
(3) Pembelajaran Bahasa Inggris di MI Kertabumi untuk tiga rombongan belajar (kelas 4, kelas 5,
dan kelas 6) dan dilaksanakan setiap seminggu dua kali setiap hari Senin dan Kamis dengan
tenaga pengajar dari peserta KKN 3 orang.
(4) Pembelajaran bahasa Inggris di TK
Pelaksanaannya dilakukan dengan teknik Fun with English atau game, disertai dengan nyanyi
untuk menambah kosakata pada si anak (pembelajaran dilakukan oleh 3 orang yang
dilaksanakan setiap seminggu 2 kali (hari Senin dan Rabu) dari jam 8 – 10 pagi.
Untuk sektor pariwisata, kegiatan yang kami pilih adalah bekerjasama dengan pengelola situs
sejarah untuk mengalih bahasakan buku panduan ke dalam Bahasa Inggris, yaitu buku dengan
judul “Patilasan Kerajaan Galuh Kertabumi” karya Djadja Sukardja. Kami juga membuka
kesempatan kepada pihak-pihak yang memerlukan informasi kebahasaan untuk berkonsultasi
dan diskusi bersama.
3.2 Permasalahan
Permasalahan yang kami temui di lapangan secara umum adalah sebagai berikut :
A. Pembelajaran Bahasa Inggris
(1) Pembelajaran Bahasa Inggris di SDN 1 Kertabumi belum menggunakan metode yang variatif,
misalnya belum dilakukan metode pembelajaran di lingkungan nyata (natural laboratory).
Biasanya guru tersebut mengajar secara monoton sehingga anak- anak cepat bosan, dan di
anggap bahwa pelajaran bahasa Inggris adalah pelajaran yang sangat sulit.
(2) Pembelajaran Bahasa Inggris di Madrasah Ibtidaiyah Kertabumi belum memiliki guru bidang
pengajar yang sesuai. Oleh karenanya pelajaran yang mereka dapat sebagian besar tidak dapat
mereka hapal dan susah diterapkan. Dalam hal pengucapan atau pronunciation kurang bagus.
Namun demikian motivasi mereka untuk belajar Bahasa Inggris cukup besar.
(3) Pembelajaran Bahasa Inggris di TK, sulit mentransfer dari bahasa Indonesia ke Bahasa Inggris,
harus selalu menggunakan obyek yang nyata supaya cepat mengerti serta sambil nyanyi. Di sini
yang di tuntut kreatif adalah guru itu sendiri.
B. Pariwisata
(1) Belum adanya legalitas dan perlindungan hukum lokasi situs Sejarah Gunung Susuru.
(2) Kurangnya promosi kepariwisataan, baik wisata alam maupun wisata budaya.
(3) Kurangnya wawasan masyarakat setempat tentang pemeliharaan serta promosi situs cagar budaya
yang ada.
(4) Kurangnya kepedulian dari masyarakat dan pemerintahan setempat untuk melestarikan potensi
wisata yang ada.
Berdasarkan permasalahan tersebut di atas, maka sebagai salah satu alternatif solusi yang
diperlukan, kami melakukan hal-hal sebagai berikut :
A. Pembelajaran Bahasa Inggris
1. Pembelajaran dilakukan dengan metode dan teknik yang komunikatif dengan membelajarkan
percakapan dasar Bahasa Inggris sehari-hari kepada siswa. Kami memfokuskan kepada hal-hal
yang sifatnya mendasar atau basic sesuai dengan tingkat anak. Kami juga mencoba
memperkenalkan kepada anak-anak bahwa belajar Bahasa Inggris adalah menyenangkan dan
bukan sesuatu yang sulit, misalnya dengan teknik menyanyi sambil menghapal.
2. Pembelajaran Bahasa Inggris dilakukan melalui role playing, nyanyian sederhana, word game,
dan lain-lain yang dilakukan di lokasi di dalam atau di luar ruangan kelas.
3. Kekosongan pembelajaran Bahasa Inggris di MI Kertabumi diisi dengan pembelajaran Bahasa
Inggris dasar, seperti: Pengenalan Alphabet, bilangan, waktu dan penanggalan.
4. Kecuali itu kami merekomendasikan kepada pihak sekolah untuk menggunakan tenaga pengajar
yang ada di daerah tersbeut, yang berasal dari Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris, untuk
mengabdikan ilmunya guna meningkatkan kualitas pendidikan, khususnya pembelajaran Bahasa
Inggris di daerah Kertabumi
5. Pembelajaran Bahasa Inggris di TK dilakukan dengan nyanyian setiap pemberian materi,
sehingga mereka cepat hapal dan tanggap.
B. Pariwisata
(1) Bekerjasama dengan peserta dari Prodi Sejarah, Biologi, Akuntansi dan PJKR serta seluruh
unsur masyarakat, kami mengadakan acara Dialog Interaktif dalam rangka pertukaran dan
transfer ilmu pengetahuan serta pertukaran wacana untuk mencari solusi bersama guna
meningkatkan potensi desa dalam bidang Agribisnis dan Kepariwisataan. Hasil diskusi
mencakup: (1) penyuluhan hukum pertanahan, (2) Kiat promosi potensi kepariwisataan yang
dimiliki desa, (3) penggunaan biologi terapan yang menunjang sektor agribisnis, dan (4)
wawasan kebahasaan dalam rangka promosi kepariwisataan.
(2) Bekerjasama dengan pengelola situs, menerjemahkan buku panduan yang ada ke dalam Bahasa
Inggris. Dan adapun buku yang diterjemahkan adalah buku yang berjudul “Patilasan Kerajaan
Galuh Kertabumi” karya Djadja Sukardja, dan dibukukan kembali sebanyak 10 eksemplar yang
diserahkan kepada pihak-pihak yang memerlukan dan berwenang.
Adapun terjemahan dari buku tersebut kami lampirkan.
BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN
4.1 Simpulan
Dari hasil pelaksanaan Program KKN (PKL) di Desa Kertabumi yang dilaksanakan selama satu
bulan (24 Januari-24 Pebruari 2005) dapat kami simpulkan hal-hal sebagai berikut :
1. Desa Kertabumi memiliki potensi sumber daya alam yang cukup banyak. Oleh karenanya peran
serta dan keaktifan seluruh masyarakat sangat diperlukan untuk pengembangan agribisnis dan
kepariwisataan daerah.
2. Pembelajaran bahasa sudah cukup baik, namun masih perlu peningkatan, khususnya penyediaan
sarana dan prasarana, tenaga pengajar, dan media pembelajaran yang tepat dan memadai.
3. Situs sejarah Gunung Susuru bisa dijadikan primadona Desa Kertabumi jika dikelola dengan
baik. Oleh karenanya, diperlukan kejelasan status hukumnya. Hal tersebut menjadi tanggung
jawab bersama aparat desa, masyarakat, pemerintah lokal dan pusat serta pihak akademisi.
4.2 Saran
Melihat kondisi obyektif Desa Kertabumi sebagaimana disebutkan terdahulu maka kami
sampaikan saran-saran sebagai berikut :
1. Tataguna wilayah Desa Kertabumi hendaknya bisa diimplementasikan melalui jalinan kerjasama
dan kerjasama antar semua unsur masyarakat yang ada dalam bentuk diskusi bersama,
pembentukan dan pemberdayaan kelompok usaha kecil dan koperasi.
2. Untuk mendapatkan status hukum yang pasti maka dibutuhkan proposal potensi kepariwisataan
yang ada di Desa Kertabumi yang ditujukan kepada pihak pemerintah, masyarakat dan calon
investor.
3. Dalam persiapan menyongsong era kepariwisataan Desa Kertabumi, dibutuhkan adanya kursus
Bahasa Asing (khususnya Bahasa Inggris) untuk kalangan pelajar dan masyarakat umum.