A.Pengertian Aqidah Secara etimologis (lughatan), aqidah berakar dari kata ‘aqada- ya’qidu-’aqdan-’aqidatan. ‘Aqdan berarti simpul, ikatan, perjanjian dan kokoh. Relevansi antara arti kata ‘aqdan dan ‘aqidah adalah keyakinan itu tersimpul dengan kokoh di dalam hati, bersifat mengikat dan mengandung perjanjian. Aqidah secara bahasa dapat diartikan sebagai suatu keyakinan atau keimanan. Secara istilah berarti suatu keyakinan yang kokoh yang ada dalam hati sanubari, digetarkan akal yang sehat, diucapkan lidah, dan diwujudkan dalam perbuatan nyata. Jadi komponen aqidah ada 3 yakni hati/akal, lidah, dan seluruh anggota tubuh. Aqidah Ruhaniyah (Metafisis) Meyakini, menjiwai, memahami, segala sesuatu yang bersifat ghoib (tidak terdeteksi oleh panca indera). Misalnya pahala, dosa, surga, neraka, adanya Allah, malaikat, Jin, adanya alam kubur, adanya kiamat, masa kebangkitan dan alam akhirat. Kita sebagai orang islam wajib mengimani adanya alam dan makhluk ghaib, hal itu karena Islam memiliki 6 rukun iman, diantaranya adalah iman kepada Malaikat dan Iman kepada Hari Akhir (kiamat) yang merupakan makhluk dan tempat yang bersifat ghaib (tidak dapat terdeteksi oleh panca indera) Sebagaimana malaikat, kita tidak dapat mengetahui informasi tentang jin serta alam ghaib lainnya kecuali melalui khabar shadiq (riwayat & informasi yang shahih) dari Rasulullah saw baik melalui Al-Quran maupun Hadits beliau yang shahih. Alasan nya adalah karena kita tidak dapat berhubungan secara fisik dengan alam ghaib dengan hubungan yang melahirkan informasi yang meyakinkan atau pasti.
Katakanlah: “tidak ada seorang pun di langit dan di
bumi yang mengetahui perkara yang ghaib, kecuali Allah”, dan mereka tidak mengetahui bila (kapan) mereka akan dibangkitkan. (An-Naml: 65) Makhluk Ghaib Semua makhluk yang diciptakan oleh Allah SWT dapat dibagi menjadi dua macam: pertama, yang ghaib (al-ghaib), dan kedua, yang nyata (as-syahadah). Segala sesuatu yang tidak bisa dijangkau oleh salah satu pancaindera manusia digolongkan kepada al- ghaib.
Yang dimaksud dengan al-ghaib disini adalah
yang bersifat mutlak, yaitu tidak terjangkau pancaindera siapapun dan kapan pun. Malaikat “Malaikat telah diciptakan dari cahaya, jin diciptakan dari nyala api, dan Adam diciptakan dari tanah (yang telah dijelaskan kepada kalian)”. (HR.Muslim) Malaikat selalu taat, tunduk, dan patuh pada Allah SWT, tidak pernah ingkar janji kepada-Nya, dan tidak membutuhkan makan dan minum ataupun tidur. Mereka tidak mempunyai keinginan apa pun yang bersifat fisik dan juga kebutuhan yang bersifat materiil. Mereka menghabiskan waktu siang dan malam untuk mengabdi kepada Tuhan. Sebagai makhluk ghaib, wujud Malaikat tidak dapat dilihat, didengar, diraba, dicium dan dicicipi (dirasakan) oleh manusia. Dengan kata lain tidak dapat dijangkau oleh pancaindera, kecuali jika malaikat menampilkan diri dalam rupa tertentu, seperti rupa manusia. Malaikat tidak dilengkapi dengan hawa nafsu, tidak memiliki keinginan seperti manusia, tidak berjenis lelaki atau perempuan, dan tidak berkeluarga. Hidup dalam alam yang berbeda dengan kehidupan alam semesta yang kita saksikan ini. Yang mengetahui hakikat wujudnya hanyalah Allah SWT. Diantara nama-nama dan tugas tugas malaikat adalah sebagai berikut :
Jibril = menyampaikan wahyu
Mikail = mengatur hal-hal yang berhubungan dengan alam, seperti menurunkan hujan Israfil = meniup sangkakala Izrail = mencabut nyawa Raqib dan ‘Atid = mencatat amal perbuatan manusia Munkar dan Nakir = menanyai mayat dalam alam kubur Malik = menjaga neraka Ridwan = menjaga surga Jin, Iblis, dan Syaitan Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk. Dan Kami telah menciptakan jin sebelumnya dari api yang sangat panas. (Al-Hijr: 26-27). Beberapa Informasi tentang Jin dari Al-Quran & Hadits
a. Jin diciptakan dari api dan diciptakan sebelum
manusia b. Jin adalah makhluk yang berkembang biak dan berketurunan c. Jin dapat melihat manusia sedangkan manusia tidak dapat melihat jin d. Bahwa di antara bangsa jin ada yang beriman dan ada pula yang kafir, karena mereka diberikan iradah (kehendak) dan hak memilih seperti manusia. Dari banyak keterangan baik al Qur’an maupun Hadis Nabi SAW, bahwa setan termasuk dari golongan jin. Q.s.al An’am:112. dan setan adalah keturunan iblis yang membangkang terhadap perintah Allah serta memusuhi manusia. Q.s.al Kahfi 50.
Setan sebagai keturunan iblis memusuhi manusia karena
dendamnya kepada Adam sebagai kakek manusia yang kedudukannya lebih tinggi disisi Allah dari kedudukan kakek setan. Karena keengganan iblis untuk respek/hormat kepada Adam yang mengakibatkan ia terusir dari surga, kemudian ia mengancam Adam serta keturunannya untuk ia jerumuskan kedalam pengingkaran kepada Allah SWT.
Iblis bersumpah dihadapah Allah, bahwa ia akan menggoda
umat manusia dari hadapan mereka, dari belakang mereka, dari kiri dan kanan mereka. Q. S. al A’raf : 17. Dengan beriman kepada malaikat kita bisa lebih mengenal kebesaran dan kekuasaan Allah SWT yang menciptakan dan menugaskan para malaikat tersebut Kita harus berusaha selalu berbuat kebaikan dan menjauhi segala kemaksiatan serta ingat senantiasa kepada Allah SWT, sebab para Malaikat selalu mengawasi dan mencatat amal perbuatan manusia Dengan meyakini keberadaan syaitan, kita jadi semakin yakin bahwa para malaikat berusaha menggerakkan hati umat manusia untuk berbuat kebaikan, sedangkan setan sebaliknya. Selalu berusaha untuk menggoda umat manusia dan menyesatkan umat manusia dengan berbagai cara. Sehingga kita bisa lebih waspada dan hati-hati dalam mengantisipasi godaan syaitan. Juga agar kita tidak meminta pertolongan kepada jin, sesungguhnya hal itu adalah dosa dan suatu kesalahan.