Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
STROKE
Dokter Pembimbing:
2011
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt karena berkat rahmat dan hidayah-Nya
lah penulis dapat menyelesaikan pembuatan laporan kasus yang berjudul “ stroke non
hemoraghik“ yang merupakan salah satu penyakit anak terbanyak yang terdapat di Rumah Sakit
islam Jakarta pondok kopi bagian neurologi.
Ucapan terima kasih tak lupa penulis ucapkan kepada DR. Gea Panditha Sp.S selaku
pembimbing dalam laporan ini dan rekan-rekan yang telah membantu penulis dalam pembuatan
laporan kasus ini.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan laporan kasus ini masih banyak terdapat
kesalahan. Untuk itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan guna
perbaikan dalam pembuatan laporan kasus selanjutnya.
Semoga tinjauan pustaka ini dapat berguna bagi kita semua, khususnya bagi para
pembaca.
Penulis,
BAB I
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. AM
Umur : 30 tahun
Status : Menikah
Agama : Islam
Keluhan Utama : Lemah anggota badan sebelah kiri sejak 20 jam SMRS.
Pasien datang ke RSIJ pondok kopi dengan keluhan lemah anggota badan sebelah kiri sejak 1
hari SMRS. Lemah badan dirasakan pada malam hari ketika pasien sedang duduk santai sambil
mengetik. Awalnya pasien mengaku lemah timbul di tangan sebelah kiri, dimana tangannya
masih dapat sedikit digerakan namun terasa berat dan lemas kalau mengangkat tangannya keatas
dan tanpa diawali kesemutan. Pasien juga mengeluh sedikit pusing seperti berat dikepala dan
tegang ditengkuknya.
Kemudian tidak lama berselang ± 2 jam pasien merasakan kelemahan sampai kebagian bawah,
terutama kaki. Dan disaat bersamaan os juga merasa bahwa bicaranya pelo/susah bicara dan
mulutnya mencong kesebelah kanan. Pasien mengatakan bahwa keluhan yang ia rasakan ini
terjadi secara tiba-tiba.
Keluhan seperti mual, muntah dan penurunan kesadaran disangkal. Riwayat terdapat trauma
pada kepala disangkal. Riwayat kejang atau demam disangkal. Riwayat penurunan berat badan
disangkal. Penurunan penglihatan, dan gangguan menelan, gangguan penciuman dan
pendengaran juga disangkal. BAB dan BAK tidak ada keluhan. Pasien mengaku bahwa baru
petama kali mengalami keluhan seperti ini.
Pasien mengaku menderita hipertensi sejak 1 tahun SMRS, dan selama ini os jarang berobat atau
mengontrol hipertensinya, dan riwayat penyakit kencing manis dan jantung disangkal.
Riwayat Keluarga
Ayah os memiliki riwayat hipertensi dan stroke, penyakit jantung atau DM disangkal.
Riwayat Pengobatan
Riwayat Psikososial
PEMERIKSAAN FISIK
STATUS GENERALIS
Kepala : normocephal, distribusi rambut merata. Tanda-tanda trauma (-)
Mata : anemis (-/-), ikterik (-/-), refleks cahaya (+/+)
Hidung : Deviasi septum (-), Sekret (-/-) napas cuping hidung (-)
Telinga : Normotia, Sekret (-/-)
Mulut
Terlihat mencong kesebelah kanan
Mukosa bibir lembab, sianosis (-),
Lidah : asimetris – deviasi ke kiri, tremor (-)
Leher : Tidak terlihat pembesaran KGB atau pembesaran kelenjar tyroid.
Torax :
o Inspeksi :
Pergerakan dinding dada simetris.
Retraksi intercostal (-/-).
Penggunaan otot-otot bantu pernapasan (-)
o Palpasi :
Nyeri tekan (-/-) , tidak teraba massa
Vokal fremitus dextra-sinistra sama.
Iktus cordis teraba di ICS V linea midklavikularis kiri.
o Perkusi : Sonor seluruh lapang paru
o Auskultasi : Vesikuler + / +, ronkhi -/- , wheezing -/- , murmur (-), gallop (-)
Abdomen
o Inspeksi : Supel
o Palpasi
Nyeri tekan : Tidak ada
Hepar : Tidak teraba
Splen : Tidak teraba
Ballotement :-/-
o Perkusi : Timpani
o Auskultasi : Bising usus (+) N
Ekstremitas :
Edema : Negatif
Akral hangat
Sianosis : Negatif
RCT > 2 s
STATUS NEUROLOGIS
Kesadaran : Compos mentis
Kuantitatif (GCS) : E4V5M6
Mata : pupil isokor, reflek cahaya (+/+)
Orientasi
(tempat, waktu, orang, sekitar) : baik
Daya ingat kejadian : baik
Kemampuan bicara : Kurang - Disartria
Meningeal sign :
Kaku kuduk : negative
Kernig dan leseague : negative
Burdinzki 1& 2 : negative
Daya penglihatan N N
Pengenalan warna N N
Medan penglihatan N N
Nervus III
Dextra Sinistra
(Okulomotorius)
Ptosis - -
Gerak mata ke :
Medial + +
Atas + +
Bawah + +
Refleks cahaya
+ +
konsensuil
Diplopia - -
Diplopia - -
Menggigit + +
Membuka mulut + +
Sensibilitas muka :
Atas + +
Tengah + +
Bawah + +
Kerut dahi +
Mengerutkan dahi Kerutan dahi +
-
Bersiul -
+
Mengedip +
Sudut nasolabialis
Meringis Sudut nasolabialis (+)
(+)
Menutup mata +
+
Mengembungkan pipi +
+
arkus farings ? ?
Arkus farings ? ?
Menelan + +
Memalingkan kepala + +
Sikap bahu + +
Mengangkat bahu + +
tremor lidah - -
menjulurkan lidah + +
kekuatan lidah + +
D S D S D S
Kekuatan 5 4 5 4 5 4
Tonus N N N N N N
SENSIBILITAS
Nyeri + + + + + +
Posisi N N N N N N
D S D S D S
Gerakan terbata terbata
bebas terbatas bebas terbatas
s s
Kekuata
5 4 5 4 5 4
n
Tonus N N N N N N
Trofi eu Eu eu eu eu eu
Sensibilitas :
nyeri + + + + + +
taktil + + + + + +
posisi N N N N N N
REFLEX FISIOLOGI
Reflex Biceps : +/++ Reflex Patella: +/++
Reflex Trisep : +/++ Reflex Achilles: +/++
Reflex Ulnaris: tdl Reflex Glabella : tdl
Miksi
Inkontinensia urin : Negatif
Retensio urin : Negatif
Poliuri : Negatif
Anuri : Negatif
Defekasi
Inkontinensia alvi : Negatif
Retensio alvi : Negatif
PEMERIKASAAN PENUNJANG
b. Lab Darah
Hematokrit 37 % 40 – 50
Ur 29 Mg/dl 13-43
RESUME
Laki-laki 30 tahun
Hemiparese sinistra
Disatria, mulut mencong ke kanan
Pusing
Timbul tiba-tiba
Riwayat HT 1 tahun.
Pemeriksaan fisik
TD : 150/80 mmHg
Status neurologis :
DIAGNOSIS
Diagnosis Banding : SH
PENATALAKSANAAN
Airway
Bebaskan jalan nafas; jika diperlukan pasang gudel; kepala dan tubuh dalam posisi 30º
dengan bahu pada sisi lemah diganjal dengan bantal.
Breathing
Periksa kadar oksigen, bila hipoksia berikan oksigen 2-4 ltr/mnt.
Circulation
Pasang infus pada sisi yang sehat; asering
FARMAKOTERAPI NONFARMAKOTERAPI
Aspilet 1 dd 80 ( peroral)
PROGNOSIS
Dubia ad bonam
Follow up
16-04-11
S : Lemas anggota badan kiri, suara pelo
O : TD:160/100 mmHg, HR : 78 x/mnt , RR : 20x/mnt , suhu : 36,5˚C, mulut mencong ke
kanan, nasilabilais sedikit menghilang sebelah kiri, reflek siul (-), reflek menggembung (-
) kekuatan otot kiri atas bawah 4, kanan 5, ektrimitas kiri hiperepleks. Reflek patologis (-
Lab : hipoagregasi trombosit
A : SNH
P : Ass/ 12 jam, valsatan 1dd 80 mg, plavix 1 dd 75 mg,
aspilet 1 dd 80 mg, neurolin 2 dd 500
17-0411
S : Lemas anggota badan kiri, suara pelo
O : TD:160/100 mmHg, HR : 78 x/mnt , RR : 20x/mnt , suhu : 36,5˚C, mulut mencong ke
kanan, nasilabilais sedikit menghilang sebelah kiri, reflek siul (-), reflek menggembung (-
) kekuatan otot kiri atas bawah 4, kanan 5, ektrimitas kiri hiperepleks. Reflek patologis (-
A : SNH
P : Ass/ 12 jam, valsatan 1dd 80 mg, plavix 1 dd 75 mg,
aspilet 1 dd 80 mg, neurolin 2 dd 500
18-04-2011
S : Lemas anggota badan kiri, suara pelo
O : TD:160/100 mmHg, HR : 78 x/mnt , RR : 20x/mnt , suhu : 36,5˚C, mulut mencong ke
kanan, nasilabilais sedikit menghilang sebelah kiri, reflek siul (-), reflek menggembung (-
) kekuatan otot kiri atas bawah 4, kanan 5, ektrimitas kiri hiperepleks. Reflek patologis (-
Lab : INR 0.9
A : SNH
P : Ass/ 12 jam, valsatan 1dd 80 mg, plavix 1 dd 75 mg,
aspilet 1 dd 80 mg, neurolin 2 dd 500
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Defenisi Stroke
Stroke adalah suatu penyakit defisit neurologis akut yang disebabkan oleh gangguan pembuluh
darah otak yang terjadi secara mendadak dan dapat menimbulkan cacat atau kematian.2
Secara umum, stroke digunakan sebagai sinonim Cerebro Vascular Disease (CVD) dan
kurikulum Inti Pendidikan Dokter di Indonesia (KIPDI) mengistilahkan stroke sebagai penyakit
akibat gangguan peredaran darah otak (GPDO)2. Stroke atau gangguan aliran darah di otak
disebut juga sebagai serangan otak (brain attack), merupakan penyebab cacat (disabilitas,
invaliditas).11
Anatomi Pembuluh Darah Otak
Otak terdiri dari sel-sel otak yang disebut neuron, sel-sel penunjang yang dikenal sebagai sel
glia, cairan serebrospinal, dan pembuluh darah. Semua orang memiliki jumlah neuron yang sama
sekitar 100 miliar, tetapi koneksi di antara berbagi neuron berbeda-beda. Pada orang dewasa,
otak membentuk hanya sekitar 2% (sekitar 1,4 kg) dari berat tubuh total, tetapi mengkonsumsi
sekitar 20% oksigen dan 50% glukosa yang ada di dalam darah arterial (Gambar 2.1.). Otak
harus menerima lebih kurang satu liter darah per menit, yaitu sekitar 15% dari darah total yang
dipompa oleh jantung saat istirahat agar berfungsi normal. Otak mendapat darah dari arteri. Yang
pertama adalah arteri karotis interna yang terdiri dari arteri karotis (kanan dan kiri), yang
menyalurkan darah ke bagian depan. otak disebut sebagai sirkulasi arteri serebrum anterior.
Yang kedua adalah vertebrobasiler, yang memasok darah ke bagian belakang otak disebut
sebagai sirkulasi arteri serebrum posterior. Selanjutnya sirkulasi arteri serebrum anterior bertemu
dengan sirkulasi arteri serebrum posterior membentuk suatu sirkulus willisi (Gambar 2.2).
Ada dua hemisfer di otak yang memiliki masing-masing fungsi. Fungsi-fungsi dari otak adalah
otak merupakan pusat gerakan atau motorik, sebagai pusat sensibilitas, sebagai area broca atau
pusat bicara motorik, sebagai area wernicke atau pusat bicara sensoris, sebagai area
visuosensoris, dan otak kecil yang berfungsisebagai pusat koordinasi serta batang otak yang
merupakan tempat jalan serabutserabut saraf ke target organ (gambar 2.3.)
Gambar 2.1. Sel Glia Pada Otak
Etiologi
Usia Hipertensi
Jenis kelamin pria Diabetes mellitus
Ras Merokok
Riwayat keluarga Penyalahgunaan alcohol dan obat
Riwayat TIA atau Kontrasepsi oral
stroke Hematokrit meningkat
Penyakit Jantung Bruit karotis asimptomatis
Koroner Hiperurisemia dan dislipidemia
Fibrilasi atrium
Heterozigot/homozigot
homosistinemia
Gejala Klinis Perdarahan Perdarahan Stroke Non
Intraserebral Subarachnoid Hemoragik
(PIS) (PSA)
TIA - - +
sebelumnya
Hipertensi +++ - ++
Penurunan ++ + +/-
Kesadaran
Gangguan ++ +++ ++
bicara
Perdarahan ++ + -
subhialoid
Paresis/ - + -
gangguan
N.III
+ + + Perdarahan
+ _ _ Perdarahan
_ + _ Perdarahan
_ _ + Iskemik
_ _ _ Iskemik
Prognosis
a. Sekitar 50% penderita yang mengalami kesembuhan dan kembali menjalankan fungsi
normalnya.
b. Penderita lainnya mengalami kelumpuhan fisik dan mental dan tidak mampu bergerak,
berbicara atau makan secara normal.
c. Sekitar 20% penderita meninggal di rumah sakit.
DAFTAR PUSTAKA
1. Snell RS. Clinical Anatomy for Medical Student. 6th ed. Sugiharto L, Hartanto H,
3. Mahar Mardjono. Neurologi Klinis Dasar. Cetakan ke -11. PT.Dian Rakyat. Jakarta.2006
4. Ratna Mardiati. Buku Kuliah Susunan Saraf Otak Manusia. Sagung Seto. Jakarta. 1996.