Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
ETIKA PROFESI
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Etika Profesi secara individu
Disusun oleh :
NIM : 0810480028
Kelas :D
Prodi : Agroekoteknologi
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2011
1. Etika yang bersumber dari religi dalam hal : membangun citra, cita, kesejahteraan hidup
manusia.
Etika sebagai refleksi manusia tentang apa yang dilakukannya dan dikerjakannya
menunjukkan gejala yang semakin diminati terutama jika dipandang dari situasi etis
dalam dunia modern ini. Demikian juga halnya di bidang ilmu pengetahuan dan
teknologi. Tidak bisa disangkal bahwa pengembangan dan penerapan Iptek
membutuhkan jaminan atas kebebasan dalam mengungkapkan kebenaran ilmu. Namun
kebebasan tersebut tentunya mempunyai makna yang lebih dalam bahwa bebas bagi kita
belum tentu bebas bagi orang lain. Ini berarti ada norma dan etika yang harus dipatuhi
dalam dunia pendidikan dan penelitian. Sebagian besar orang di dunia memiliki agama
dan kepercayaan yang mereka anut. Hal itu karena agama dipandang orang sebagai
sesuatu yang berada dalam posisi yang sedemikian sentral sehingga banyak orang yang
memandang etika beragama sebagai hak yang paling penting. Pada saat yang sama, tren
global, perbedaan wilayah, pilihan lokal, dan riwayat pribadi sering kali berujung pada
ketumpangtindihan antara identitas agama dan suku, kelas, bahasa, atau afiliasi politik.
Hak atas kebebasan beragama dapat dilanggar dengan banyak cara, baik secara kasar
maupun halus. Tipologi berikut, walaupun tidak komprehensif, menguraikan tipe-tipe
pelanggaran utama yang terdapat dalam laporan ini dan dapat berguna sebagai pedoman
untuk menilai kecenderungan kebebasan beragama: rezim totaliter/otoriter, permusuhan
terhadap agama minoritas oleh negara, penyangkalan akan diskriminasi sosial oleh
negara, perundangan yang diskriminatif yang memihak agama mayoritas, dan pernyataan
bahwa agama tertentu dianggap sebagai sekte. Contoh etika yang bersumber religi di
negara maju seperti Amerika.
Sebuah motto biasanya mudah diingat tetapi sulit untuk bertahan lama. Amerika
Serikat dan Indonesia, dalam satu hal, memiliki kesamaan moto yang memberi gambaran
kekompleksitasan kita. Untuk Indonesia ada Bhinneka Tunggal Ika, Berbeda-beda tetapi
Satu. Untuk Amerika Serikat ada, E Pluribus Unum, Satu dari banyak.. Di Amerika,
kalimat ini tercetak di mata uang koin yang ada dalam kantong pakaian kita yang begitu
kita kenali, sehingga kadang kita jarang memikirkan apa artinya.
Satu hal yang sudah pasti E Pluribus Unum (Ismail, 2004), tidak berarti ." dari
banyak agama, satu agama". Dari sudut pandang tradisi banyak agama di Amerika, "ke
satuan" bukan saja berarti pencampuran berbagai agama ke dalam sejenis tempat
pertemuan agama. Mungkin ada yang berpindah agama, seperti yang telah banyak
terjadi. Sesungguhnya, warga Amerika keturunan Eropa dan Amerika keturunan Latin
banyak yang menjadi Muslim. Keturunan Korea beragama Buda menjadi Kristen.
Pemeluk Protestan dan Katolik mulai menjalankan ibadah agama Buddha dan
menyatakan mereka adalah pengikut Buddha. Ada juga perkawinan antar agama, seperti
pernikahan kaum muda antara pemeluk Islam dan Kristen, Hindu dan Yahudi. Ada
kebaktian antaragama pada acara perayaan nasional atau tragedi, di mana kaum Kristen,
Yahudi, Muslim, dan Buddha menyampaikan doa, masing-masing dengan caranya yang
berbeda. Tetapi tidak pernah ada ke satuan agama. Ia lebih berupa ke satuan komitmen
kepada janji kewarganegaraan diluar banyaknya tradisi agama, keragaman cara beretika
dan dunia agama.
Setiap tradisi agama mempunyai caranya sendiri dalam mengartikulasikan
banyaknya keyakinan. Pada Juni 25, 1991, seorang imam Muslim berdiri dimajelis
(chamber) DPR AS di pagi hari dan menyampaikan doa singkat, sebagai imam untuk
hari itu. Itu adalah peristiwa pertama kali dalam sejarah Amerika seorang Muslim
melakukan hal itu. Imam tersebut adalah Siraj Wahaj, pemimpin Muslim Amerika
keturuann Afrika dari Brooklyn, New York. Dia telah mengubah pojok kota yang kotor
yang didominasi oleh penjual obat-obatan menjadi sebuah masjid, namanya Mashid al
Taqwa, rumah bagi komunitas Muslim Brooklyn yang penuh semangat. Doa di depan
Kongress yang sangat penting dijadwalkan sedekat mungkin ke hari besar Agama Islam,
Idhul Adha, perayaan untuk berkorban, ketika kaum Muslim mengenang ketaatan Nabi
Ibrahim kepada Tuhan yang siap mengorbankan putranya Ismail. Doa yang disampaikan
oleh Siraj Wahaj memasukkan ayat-ayat dari Al-Qur.an yang menjelaskan istilah
pluribus dan unum, yang menjadi pertanyaan kita. .Dengan nama Allah Yang Maha
Pengasih Lagi Maha Penyayang. Segala Puji kami panjatkan kepadaMu yang
membentuk dan memberi warna kamidalam kandungan ibu kami, memberi kami warna
putih, coklat, merah, kuning. Segala puji kami panjatkan kepadaMu yang telah
menciptakan kami dari laki-laki dan perempuan dan menjadikan kami berbangsa-bangsa
dan bersuku bangsa yang membuat kami saling mengenal..
Pada 1996, Angkatan laut AS (Ismail, 2004), mengangkat Imam Muslim
pertamanya, Lt. Malak Ibn Noel, dan pada 1998 masjid Angkatan Laut AS pertama
dibuka di pangkalan Angkatan Laut Norfolk di Virginia, dimana Letnan Noel
ditempatkan. Ketika lima puluh pelaut menghadiri sholat Jum.at di masjid ini, mereka
memberi tanda kepada kita adanya era baru etika kehidupan beragama Amerika
Agama sebagai pilihan pribadi dan kebebasan hakiki merupakan dasar dari karakter
bangsa Amerika, Sebagaimana Menteri Luar Negeri (Menlu) Amerika Serikat (AS)
Condoleezza Rice katakan (usembassyjakarta, 2006), "Tidak ada hal yang lebih
mendasar bagi AS selain kebebasan beragama dan kesadaran agama. Negeri ini dibangun
atas dasar itu dan itulah inti dari demokrasi."
Kebebasan beragama adalah "kebebasan pertama" Amerika, yang tercantum
dalam Amandemen Pertama Bill of Rights. Demikian pula etika hidup kebebasan
beragama merupakan dasar hak asasi manusia yang universal, karena ia mencakup
kebebasan berbicara, berkumpul, dan nurani, yang bersama-sama membentuk fondasi
pemerintahan demokratis dan penghormatan atas individu. Oleh karena itu,
perkembangan demokrasi yang kita saksikan kini telah berjalan seiring dengan
perkembangan kebebasan beragama dan hak asasi manusia yang lain. Freedom House,
lembaga yang tiap tahunnya menggolongkan tiap negara sebagai "bebas", "bebas
sebagian", atau "tidak bebas" berdasarkan kriteria yang luas, termasuk kebebasan
beragama, memperkirakan bahwa 44 negara tergolong "bebas" pada tahun 1972, ketika
pertama kalinya lembaga ini mengeluarkan peringkat tersebut. Sejak tahun lalu, angka
itu telah bertambah menjadi 89 negara. Jumlah negara yang "tidak bebas", sebaliknya,
telah berkurang dari 68 negara pada tahun 1972 menjadi 45 negara pada saat ini.
Hutan dianggap sebagai persekutuan antara tumbuhan dan binatang dalam suatu
asosiasi biotis. Asosiasi ini bersama-sama dengan lingkungannya membentuk suatu
sistem ekologis dimana organisme dan lingkungan saling berpengaruh di dalam suatu
siklus energi yang kompleks.
Hutan hujan tropis merupakan salah satu jenis hutan yang ada di dunia, hutan
hujan tropis sering disebut sebagai hutan tropis basah. Atas dasar pembagian daerah
secara iklim, zona hutan hujan tropis ini termasuk yang memiliki iklim Af, yang
memiliki ciri-ciri utama antara lain: memiliki banyak curah hujan antara 2.000 sampai
5.000 mm/th, dengan curah hujan tersebut dapat dipastikan Indonesia khususnya Pulau
Kalimantan merupakan daerah yang memiliki hutan hujan tropis ini.
Hutan hujan tropis memiliki fungsi yang vital bagi keberlangsungan hidup semua
makhluk yang ada di bumi, dalam hal iklim dunia. Hutan hujan tropis sangat membantu
sekali dalam hal menstabilkan iklim dunia dengan cara menyerap karbon dioksida yang
ada di atmosfor, sehingga mengurangi pula dalam efek rumah kaca. Hutan hujan tropis
juga merupakan rumah atau habitat bagi keberlangsungan hidupnya. Pada saat banyak
pihak yang tidak bertanggung jawab melakukan penebangan hutan secara liar, hal ini
dapat mengakibatkan kepunahan berbagai spesies yang hidup.
Peranan hutan sebagai penyerap karbon mulai menjadi sorotan pada saat bumi
dihadapkan pada persoalan efek rumah kaca, berupa kecenderungan peningkatan suhu
udara atau biasa disebut sebagai pemanasan global. Penyebab terjadinya pemanasan
global ini adalah adanya peningkatan konsentrasi Gas Rumah Kaca di atmosfer dimana
peningkatan ini menyebabkan kesetimbangan radiasi berubah dan suhu bumi menjadi
lebih panas.
Perlindungan hutan adalah sebagai upaya perlindungan dirinya. Bumi merupakan
satu complex adapted system yang mampu menyesuaikan dirinya dalam menghadapi
perubahan, terutama perubahan yang diakibatkan manusia. Pemanasan global adalah
salah satu bentuk adaptasi bumi dalam menghadapi tindakan manusia yang semakin
eksesif dalam skala yang sangat luas. Pemanasan globalmerupakan upaya mencapai
keseimbangan baru bagi alam tanpa memperhitungngkan akaibatnya bagi manusia.
Perubahan keseimbangan adalah mekanisme umpan balik dan fenomena umpan balik
adalah sangat alamiah. Bahwa manusia terkena dampak secara hukum sebab akibat
adalah satu kewajaran, karena manusia adalah bagian dari evolusi alam senesta dan
puncak evolusi di bumi. Penjagaan dan perlindungan kawasan hutan bermakna menjaga
eksistensi kemanusiaan karena manusia merupakan salah satu tangga nada dalam
kehidupan semesta. Kehilangan hutan dan fenomenanya menimbulkan kegamangan dan
nada sumbang dalam matriks kehidupan.
Contoh nyata etika masyarakat dalam ekosistem hutan adalah pada masyarakat
bali yang sangat menghargai fungsi hutan. Keunikan pengetahuan dan perilaku
masyarakat adat di berbagai belahan bumi telah mewariskan hutan dalam sejarah
kebudayaannya. Masyarakat Desa Adat Tenganan Bali merupakan salah satu masyarakat
dimana sebagian besar wilayahnya berupa hutan. Masyarakatnya bersifat endogenous
yaitu masyarakat yang telah terbukti mampu merancang dan menyediakan sumber
kehidupan dengan menjaga kualitas lingkungannya. Masyarakat memiliki komitmen
memelihara dan menjaga lingkungan sebagai sistem penyangga kehidupannya. Kajian ini
bertujuan untuk memberikan tinjauan analitik peran masyarakat adat Desa Tenganan
dalam menjaga stabilitas iklim dalam menjalani kehidupannya. Kajian analitik eksistensi
dan peran masyarakat dapat menjadi alternatif pilihan basi para pihak dalam memberikan
hak masyarakat adat dalam memperoleh konpensasi nilai tukar karbon. Analisis kajian
menggunakan pendekatan analitik teoritik dan bukti autentik pola hidup dan luasan lahan
hutan masyarakat berdasarkan hasil wawancara dan penggunaan data sekunder.
Masyarakat Adat Tenganan turun temurun melalui mekanisme kelembagaannya telah
mampu menjaga hutan dan stabilitas ekosistemnya. Dalam perspektif deep ecology
masyarakat tersebut memandang keberlangsungan kehidupan dan eksistensi alamnya
merupakan kombinasi faktor yang tampak dan tidak tampak. Konsepsi yang sesuai
dengan peta aksi deep ecology yaitu pandangan ekologi yang lebih mendalam.
Pandangan dan aksi ekologis bertumpu tidak hanya pada gejala biofisik, tetapi
mengutamakan etika- moral. Pemanasan global adalah satu gejala biofisik alam sebagai
dampak perilaku manusia. Masyarakat adat memiliki keseimbangan tapak ekologis
sehingga tidak memiliki sumbangan terhadap pemanasan global. Realitas kehidupan dan
perilaku masyarakat tersebut semestinya menjadi inspirasi dan mendapat kompensasi
nilai tukar karbon. Mereka telah menyediakan kelestarian hutan bagi kehidupan terutama
masyarakat perkotaan. Konpensasinya antara lain dapat diwujudkan dalam bentuk
subsidi silang dalam upaya pemantapan kehidupan masyarakat yang menganut pola
memetik buah tergantung rendah. Subsidi silang benrtumpu pada aspek pemantapan
eksistensi dan pemeliharaan hutan melalui penggunaan energi terbarukan dalam bentuk
pelatihan dan ketrampilan.
3. Peradaban manusia yang telah hilang karena tidak memegang etika yang benar.