Vous êtes sur la page 1sur 2

Assalmu’alaikum Wr.

Wb

Saya dari kelompok 1 akan mencoba mempresentasikan sebuah kasus yaitu “kasus SEKAR Indosiar
Vs Manajemen PT INDOVISUAL MANDIRI”.

PT Indosiar Karya Mandiri merupakan induk dari PT Indovisual Mandiri yang berusaha di industry
pertelevisian berskala nasional. PT Indovisual Mandiri berdiri sejak tahun 1991 dan mulai
menayangkan program acaranya pada tahun 1995.

Kasus PT Indovisual Mandiri berawal dari adanya pengekangan terhadap karyawan Indosiar untuk
berserikat dan berorganisasi serta menyatakan pendapatnya. Sedangkan dalam UUD 1945 Pasal 28E
(3) dinyatakan bahwa “setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul, dan
mengeluarkan pendapat.”

SEKAR Indosiar telah mengupayakan perjuangan terhadap hak-hak karyawan, baik kenaikan gaji,
status kekaryawanan, dan hak lain melalui kegiatan Pengurus Serikat Pekerja. Dalam
memperjuangkan hak-hak karyawan, SEKAR Indosiar melakukan pembahasan bipartit dengan pihak
manajemen Indosiar yang difasilitasi oleh pihak Komisi IX DPR RI dan Disnaker Propinsi DKI Jakarta.

Di satu sisi hasil dari pembahasan tersebut telah membawa angin segar kepada karyawan indosiar,
tapi di sisi lain para karyawan dikhawatirkan dengan adanya pernyataan dari pihak manajemen
Indosiar yang menyatakan bahwa akan melakukan PHK terhadap karyawan dalam jumlah besar di
waktu dekat.

Seharusnya keputusan pihak manajemen Indosiar untuk mem-PHK karyawannya haruslah dihindari.
Karena tidak sesuai dengan UU Ketenagakerjaan No. 13 Tahun 2003 pasal 153 ayat 1 poin “g” yang
bunyinya “Pengusaha dilarang melakukan pemutusan hubungan kerja dengan alasan : pekerja/buruh
melakukan/menjadi anggota dan/atau pengurus serikat pekerja/serikat buruh, pekerja/buruh
melakukan kegiatan serikat pekerja/serikat buruh di luar jam kerja, atau di dalam jam kerja atas
kesepakatan pengusaha, atau berdasarkan ketentuan yang diatur dalam perjanjian kerja, peraturan
perusahaan, atau perjanjian kerja bersama.”

Kalaupun ada PHK sesuai dengan UU Ketenagakerjaan adalah karena : Karyawan itu sendiri
mengundurkan diri, karyawan itu sendiri habis masa kontraknya, keryawan itu sendiri meninggal
dunia, dan karyawan itu sendiri pensiun.

Setelah melakukan beberapa kali persidangan, pada hari Selasa tanggal 5 Oktober 2010 Majelis
Hakim Persidangan Hubungan Industrial (PHI) DKI Jakarta mengabulkan gugatan PHK oleh
manajemen PT. Indovisual Mandiri terhadap 22 orang pengurus SEKAR Indosiar. Dalam gugatan
tersebut, pihak manajemen PT Indovisual Mandiri memberikan alasan mem-PHK karyawannya
dikarenakan adanya kerugian selama masa 2 tahun terakhir secara berturut-turut sebagaimana
bunyi pasal 164 ayat 2 UU Ketenagakerjaan No. 13 Tahun 2003.

Sedangkan fakta yang muncul dari kesaksian selama tujuh bulan proses persidangan berlangsung
adalah

- Manajemen PT Indovisual Mandiri tidak dapat membuktikan adanya kerugian tersebut.


- Aktivitas Sekar Indosiar sebagai serikat pekerja yang badan hukum telah diberanguskan dan
lumpuh. Kebebasan untuk terwujudnya PKB dan memperjuangkan kesejahteraan pekerja di
Indosiar. Padahal hak untuk berserikan dan berkumpul dilindungi oleh UU No. 21 tahun 2000
dan Pasal 28 UUD 1945.

Kendati demikian, SEKAR Indosiar tidak hilang akal, mereka menyatakan banding terhadap putusan
tersebut.

Pada hari Rabu tanggal 8 Des 2010 sidang gugatan anti berserikat yang diajukan oleh pengurus
SEKAR Indosiar terhadap manajemen PT. Indovisual Mandiri telah berlangsung. Dalam sidang kali ini
kedua kuasa hukum menyerahkan kesimpulan atas persidangan yang sudah berlangsung dari April
2010 hingga Des 2010. Selanjutnya tgl 22 Des 2010 Majelis Hakim PN Jakarta Barat akan
memutuskan perkara anti berserikat ini.

Vous aimerez peut-être aussi