Vous êtes sur la page 1sur 1

AKI/AKB Masih Jauh dari Target

 
CISAAT--Angka kematian bayi (AKB) dan angka kematian ibu (AKI) saat ini masih terbilang
tinggi. Berdaarkan data yang dihimpun Radar Sukabumi, sejak 2005 hingga 2009 memang
mengalami penurunan namun masih jauh dari target penanganan bayi dan ibu melahirkan. Untuk
menekan AKI/AKB itu, Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi akan mulai melaksanakan
program Jaminan Persalinan (Jampersal), akhir bulan ini. Data tahun 2005 versi Dinkes
Kabupaten Sukabumi, AKB berada pada angka 58 per 1.000. Empat tahun kemudian dilakukan
pendataan (2009), memang terjadi penurunan namun angkanya tidak signifikan, yaitu 43 per
1.000. Sedangkan AKI versi Aliansi Pita Putih Indonesia (APPI) menyebutkan pada 2005
berjumlah 364 per 100.000. Pada 2009 juga tercatat penurunan menjadi 226 per 100.000.
Kendati mengalami penurunan, namun angka tersebut harus bisa dikurangi lagi, sebab pada 2015
pemerintah mencanangkan penekanan angka kematian ibu dan bayi hingga batas, AKB 23 per
1000 dan AKI 102 per 100.000. Kepala Bidang Promosi Kesehatan (Promkes) Dinkes Kesehatan
Kabupaten Sukabumi, Ujang Zulkifli mengatakan perlu penanganan serius dari berbagai pihak
untuk mengurangi AKI dan AKB ini. Salah satunya dengan membangun kemitraan bidan dan
dukun serta memberikan keterampilan kepada petugas kesehatan. "AKI dan AKB dipengaruhi
berbagai faktor, yaitu pendidikan dan pengetahuan, sosial budaya, sosial ekonomi, geografi dan
lingkungan, aksesibilitas ibu pada fasilitas kesehatan," jelas Ujang yang di temui di ruang
kerjanya. Penyebab AKB lainnya, sebagaimana yang kebanyakan terjadi di Kabupaten Sukabumi
disebabkan Asfiksia. Yaitu bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), Infeksi serta Tetanus
Neonatorum. Dua penyakit yang paling sering ditemui pada bayi baru lahir di Sukabumi Asfiksia
dan BBLR. Menurut Ujang AKB tersebut masuk kategori rawan jika umur bayi 0-28 hari atau
Neonatus. Sedangkan faktor AKI di kabupaten Sukabumi disebabkan oleh pendarahan, Eklasi
serta Infeksi. Dengan kondisi itu, lanjut Ujang, untuk menekan AKB dan AKI 2011 pemerintah
mencanangkan program Jampersal. Harapannya, ibu hamil mendapat pelayanan tanpa
mengeluarkan biaya, karena masyarakat yang saat ini jauh dari pelayanan ksehatan disebabkan
keraguan biaya melahirkan di rumah sakit atau menggunakan tenaga medis itu lebih mahal.
"Dengan program ini ibu hamil leluasa mendapat pelayanan tanpa memilikirkan biaya. Hanya
perlu KTP, serta KK saja, Jampersal ini seperti Jamkesmas. Sebelumnya dari dinkes sering
melakukan sosialisasi kesehatan ibu hamil dan penyuluhan kesehatan di Kabupaten Sukabumi
ini," jelas Ujang. Namun pada teknisnya program Jampersal ini menuai kendala, sebab harus ada
anggaran dari APBD kepada Dinkes untuk melaksanakannya, sebagai biaya operasional. Setiap
program yang diberlakukan harus ada promosi, sosialiasasi, monitoring, serta persiapan sarana
serta fasilitas untuk melengkapi supaya program ini berjalan. "Kendati terkendala masalah teknis
namun dinkes tetap optimis melayani masyarakat dengan Jampersal yang rencananya dimulai
pada akhir Januari ini," tukasnya.(rp14)

Vous aimerez peut-être aussi