Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Minggu Xiii PWK IV Pengelolaan Das
Minggu Xiii PWK IV Pengelolaan Das
MINGGU XIII
&
(DAS) menurut Dictionary of Scientific and Technical Term, DAS
(Watershed) diartikan sebagai suatu kawasan yang mengalirkan air
kesatu sungai utama. Dikemukakan oleh Manan (1978) bahwa DAS
adalah suatu wilayah penerima air hujan yang dibatasi oleh punggung
bukit atau gunung, dimana semua curah hujan yang jatuh diatasnya akan
mengalir di sungai utama dan akhirnya bermuara kelaut.
DAS Kurus
Yaitu DAS yang relative kecil sehingga daya tampung air hujan juga sedikit.
DAS ini tidak mengalami luapan air yang begitu besar pada saat hujan
turun di bagian hulu
Fungsi DAS
Dalam rangka memberikan gambaran keterkaitan secara menyeluruh dalam
pengelolaan DAS, terlebih dahulu diperlukan batasan-batasan mengenai DAS
berdasarkan fungsi, yaitu
pertama
DAS bagian hulu didasarkan pada fungsi konservasi yang dikelola untuk
mempertahankan kondisi lingkungan DAS agar tidak terdegradasi, yang antara lain
dapat diindikasikan dari kondisi tutupan vegetasi lahan DAS, kualitas air,
kemampuan menyimpan air (debit), dan curah hujan.
Kedua
DAS bagian tengah didasarkan pada fungsi pemanfaatan air sungai yang dikelola
untuk dapat memberikan manfaat bagi kepentingan sosial dan ekonomi, yang
antara lain dapat diindikasikan dari kuantitas air, kualitas air, kemampuan
menyalurkan air, dan ketinggian muka air tanah, serta terkait pada prasarana
pengairan seperti pengelolaan sungai, waduk, dan danau.
Ketiga
DAS bagian hilir didasarkan pada fungsi pemanfaatan air sungai yang dikelola untuk
dapat memberikan manfaat bagi kepentingan sosial dan ekonomi, yang
diindikasikan melalui kuantitas dan kualitas air, kemampuan menyalurkan air,
ketinggian curah hujan, dan terkait untuk kebutuhan pertanian, air bersih, serta
pengelolaan air limbah.
Usaha-usaha menjaga kelestarian lingkungan DAS:
1. Mengusahakan DAS daerah hulu sebagai penyangga, dapat
tertutup, oleh vegetasi pelindung, dengan tujuan: menjaga agar
debit sungai antara musim penghujan dan kemarau dapat
terkendali, menjaga supaya terhindar banjir, menjaga supaya
daerah bagian hulu tidak terjadi erosi yang kuat.
2. Mengusahakan DAS bagian hilir dapat terhindar dari berbagai bentuk
polusi.
Salah satu DAS yang perlu perhatian adalah : Sungai Brantas; Provinsi
Jawa Timur dengan Daerah Aliran Sungai seluas 1.553.235 ha.
Penyebab Degradasi Kondisi Das
Keadaan alam geomorfologi (geologi, tanah, dan topografi) yang
rentan terjadi erosi, banjir, tanah longsor dan kekeringan
(kemampuan lahan/daya dukung wilayah)
Iklim/curah hujan tinggi yang potensial menimbulkan daya
merusak lahan/ tanah (erosivitas tinggi)
Aktivitas manusia ( Penebangan hutan ilegal/pencurian kayu
hutan, Kebakaran hutan, Perambahan hutan, Eksploitasi hutan
dan lahan berlebihan ( HPH, tambang,kebun, industri,
permukiman, jalan, pertanian dll.), Penggunaan / pemanfaatan
lahan tidak menerapkan kaidah konservasi tanah dan air)
PENGELOLAAN DAS TERPADU
DAS merupakan unit hydro-geologis yang meliputi daerah dalam sebuah tempat
penyaluran air. Air hujan yang jatuh di daerah ini mengalir melalui suatu pola
aliran permukaan menuju suatu titik yang disebut outlet aliran air. Untuk tujuan
pengelolaan dan perlindungan, DAS dibagi menjadi tiga bagian, yaitu DAS
bagian hulu, DAS bagian tengah dan DAS bagian hilir. Daerah hulu merupakan
daerah yang berada dekat dengan aliran sungai yang merupakan tempat
tertinggi dalam suatu DAS, sedangkan daerah hilir adalah daerah yang dekat
dengan jalan ke luar air bagi setiap DAS dan daerah tengah adalah daerah yang
terletak di antara daerah hulu dan daerah hilir.
Tujuan pengelolaan DAS terpadu adalah membantu masyarakat
mengembangkan visinya tentang apa yang mereka inginkan terhadap
DAS yang berada di daerah mereka, misalnya dalam 10 tahun ke
depan, dan mencari strategi untuk mencapai visi tersebut. Program
ini hanya menyediakan sumberdaya yang dibutuhkan untuk
melaksanakan strategi yang secara kritis dipicu oleh faktor pemicu
dan mengembangkan kelembagaan masyarakat yang dibutuhkan
untuk memenuhi visi tersebut.
Konsep Resiko :
Tipe Kerentanan :
Kerentanan Sosial
Kerentanan Kelembagaan
Kerentanan Sistem
Kerentanan Ekonomi
Kerentanan Lingkungan
Kerentanan akibat praktik-praktik yang tidak berprinsip sustainable development
Tipe Ketahanan :
Kelengkapan dan kesiapan fasilitas kesehatan dan tenaga medis
Kelengkapan dan kesiapsiagaan institusi penanggulangan bencana
Ketersediaan cadangan logistik yang cukup
Kehidupan sosial ekonomi yang kondusif
Lingkungan fisik yang tidak terlalu padat
Tersedianya jalur / tempat evakuasi
l.
Mitigasi Bencana :
“Tindakan yang ditujukan untuk mengurangi dampak dari suatu bencana
(alam atau ulah-manusia) terhadap suatu komunitas, kawasan, wilayah”
Mitigasi Struktural
Bangunan pengelak/pengalih banjir (waduk, retarding basin,
tanggul, drainase, gorong-gorong, banjir kanal/sudetan)
Perkuatan bangunan, peninggian dasar, bangunan, peninggian
lantai/plint
Sistem polder, pompa, pintu air pasang, Sumur resapan, injeksi
Tanggul laut / sea wall , Kantong lahar
Penataan Ruang Wilayah = Usaha Mitigasi Bencana