Vous êtes sur la page 1sur 18

PENYAKIT TROFOBLAS GESTASIONAL

Perjalanan Penyakit,Klasifikasi dan Diagnosis


Penyakit trofoblas gestasional atau Gestational trophoblastic disease (GTD) merupakan
sebuah spektrum tumor-tumor terkait, termasuk mola hidatidosa, mola invasif, placental-
site trophoblastic tumor dan koriokarsinoma, yang memiliki berbagai variasi lokal invasi
dan metastasis.Menurut FIGO,2006 istilah Gestational trophoblastic neoplasia (GTN)
atau Penyakit tropoblas ganas (PTG) menggantikan istilah istilah yang meliputi
chorioadenoma destruens, metastasizing mole, mola invasif dan koriokarsinoma. (1)
Molahidatidosa, berdasarkan morfologi, histopatologi dan kariotyping dibedakan
menjadi molahidatidosa komplet dan molahidatidosa parsial.Sejumlah 15-28%
molahidatidosa mengalami degenerasi keganasan menjadi PTG.(2-3)Diagnosis PTG dapat
ditegakkan berdasarkan diagnosis klinik dengan atau tanpa histologi.Diagnosis PTG
ditetapkan dengan pemeriksaan klinis dan pemeriksaan kadar β HCG. Banyak kriteria
diagnosis untuk menegakkan PTG. Pemeriksaan histologi seringkali tidak dimungkinkan
karena penderita pada umumnya berusia muda yang masih membutuhkan fungsi organ
reproduksi.Staging klinik menurut Hammond menyatakan PTG terbagi 2 yaitu PTG tidak
bermetastasis dan PTG bermetastasis. PTG bermetastasis terbagi risiko rendah dan risiko
tinggi. Faktor risiko tinggi bila kadar HCG urin >100.000 u/ml atau kadar HCG serum
>40.000 u/ml, interval lebih dari 4 bulan, bernetastasis ke otak atau hati, kegagalan
kemoterapi sebelumnya, kehamilan sebelumnya adalah kehamilan aterm.(4)Sedangkan
menurut The International Federation of Gynecology and Oncology (FIGO) menetapkan
bebrapa kriteria yang dapat digunakan untuk mendiagnosis PTG yaitu5: 1.
Menetapnya kadar B HCG pada empat kali penilaian dalam 3 minggu atau lebih
(misalnya hari 1,7, 14 dan 21) 2. Kadar B HGC meningkat pada selama tiga minggu
berturut-turut atau lebih (misalnya hari 1,7 dan 14) 3. Tetap terdeteksinya B HCG
sampai 6 bulan pasca evakuasi mola. 4. Gambaran patologi anatomi adalah
koriokarsinoma Secara histopatologis pembakuan istilah yang dianjurkan WHO adalah
sebagai berikut:
1. Molahidatidosa : terbagi menjadi molahidatidosa komplit dan parsial
2. Mola invasif : berupa gambaran hyperplasia trofoblas dan gambaran yang
menyerupai jaringan plasenta. Pada pemeriksaan imnuhistokimia dapat diketahui bahwa
mayoritasadalah sel trofoblas intermediet.Mola invasif dibedakan dari koriokarsinoma
dari adanya gambaran vili.
3. Koriokarsinoma gestasional : Karsinoma yang berasal dari jaringan trofoblas
dengan elemen sitotrofoblas dan trofolas.
4. Placental site trophoblastic tumor (PSST) Berasal dari tempat
melekatnya plasenta dan mayoritas adalah sel tropoblas intermediet.(6)

Stadium dan Skoring Prognosis


Pembagian staging FIGO 1982 bersifat sederhana, mengacu pada hasil
pemeriksaan klinis dan pencitraan, misalnya foto thorak.Tabel I : Staging klinis menurut
FIGO
Stadium 1 Tumor trofoblastik gestasional terbatas pad korpus uteri
Stadium II Tumor trofoblastik gestasional meluas ke adneksa atau vagina,
namun terbatas pada struktur genitalia.

Stadium III Tumor trofoblastik gestasional bermetastasis ke paru, dengan


atau tanpa metastasis di genitalia interna.

Stadium IV Bermetastasis ke tempat lain

Ada beberapa sistem yang digunakan untuk mengkategorikan


penyakit trofoblas ganas. Semua sistem mengkorelasikan antar gejala klinik pasien dan
risiko kegagalan pada kemoterapi. Sistem Skoring FIGO tahun 2000 merupakan
modifikasi sistem skoring WHO. Tabel II : Skoring faktor risiko menurut FIGO
(WHO) dengan staging FIGO
Skor faktor risiko menurut 0 1 2 4
FIGO (WHO) dengan staging
FIGO
Usia < 40 >=40 - -
Kehamilan sebelumnya Mola Abortus Aterm -

Interval dengan kehamilan <4 4-6 7-12 >12


tersebut (bulan)

Kadar hCG sebelum terapi < 103 103-104 >104-105 >105


(mIU/mL)
Ukuran tumor terbesar, - 3-4 > 5 cm -
termasuk uterus
Lokasi metastasis, termasuk Paru-paru Limpa, Traktus Otak, hepar
uterus ginjal gastrointestinal
Jumlah metastasis yang - 1-4 5-8 >8
diidentifikasi
Kegagalan kemoterapi - - Agen tunggal Agen multipel
sebelumnya

Degenerasi Maligna
Patofisiologi degenerasi ganas pada molahidatidosa belum diketahui seluruhnya.
Sejumlah 15-28% molahidatidosa mengalami degenerasi keganasan menjadi PTG.Tiga
aktifitas yang penting dari sel trofoblas adalah :
1. Proliferasi
2. Apoptosis
3. Invasi
Terdapat kesamaan antara mola dan koriokarsinoma, yaitu terdapat peningkatan ekspresi
c-myc, c-fms dan bcl2. Perbedaanya adalah pada koriokarsinoma mengalami peningkatan
ekspresi Ki167 dan p53.Risiko keganasan pasca molahidatidosa antara lain adalah
sebagai berikut :
- Umur : umur belasan atau diatas 35 tahun adalah salah satu faktor
risiko keganasan
- Kadar β HCG praevakuasi : 25 % pasien dengan kadar β HCG >100.000
IU/L mengalami degenerasi ganas, sedangkan bila diwah nilai tersebut hanya sebesar 7
%.
- Besar Uterus : Besar uterus parallel dengan kadar β HCG.
Molahidatidosa dengan besar uterus > 20 minggu merupakan risiko degenerasi ganas.
- Faktor genetik : Molahidatidosa dengan kromosom 46 XX mempunyai
risiko Keganasan yang lebih rendah dinading dengan kromosom 46XY.- Kadar
Vitamin A : Kadar retinol pasien molahidatidosa lebih rendah dibanding kehamilan
normal. Pada kasus kasus yang berdegenerasi ganas didapat kadar vitamin A dibawah
normal.
- Aktifitas Imunologik : aktifitas imunologik pada pasien degenrasi
keganasan menurun berdasar evaluasi hitung limfosit, T helper, T sitotoksik.(4,7)

Invasi dan Metastasis


Sel trofoblas, baik pada kehamilan normal atau pada molahidatidosa, mola persisten
ataupun koriokarsinoma mempunyai kemampuan untuk melakukan invasi. Kadar
angiogenin merupakan salah satu petanda / marker untuk mengetahuiaktifitas invasi
sel. Sel trofoblas intermediate merupakan bagian yang berhubungan dengan jaringan
maternal, sehingga mempunyai kemampuan untuk invasi. Pada lahidatidosa persisten dan
koriokarsinoma, didapatkanpeningkatan yang tinggi dari angiogenin dengan kadar
melebihi nilai batas 711 g/ml.Invasi pada molahidatidosa terjadi pada miometrium
sehingga dapat menimbulkan risiko perforasi dan perdarahan intra abdomen.
(2,4)
Mochizuki mengemukakan bahwa mola invasive sebagain besar terjadi pada 6 bulan
pasca evakuasi. Walaupun jarang nimbulkan metastasis, pengelolaanya sama seperti
koriokarsinoma.
Laboratorium dan Pencitraan
Pemeriksaan β HCG merupakan merupakan cara yang paling bermanfaat baik untuk
diagnosa ataupun pemantauan pada pasien dengan penyakit trofoblas. Human chorionic
gonadothropin adalah hormon glikoprotein yang dihasilkan plasenta. hCG mempuyai
dua rantai asal amino α dan β. Rantai α mirip dengan rantai α darihormon FSH, LH dan
TSH. Kadar β HCG mempengaruhi pada degenerasi keganasan pasca evakuasi
molahidatidosa.Pemeriksaan laboratorium penunjang lain meliputi hematologi, fungsi
liver dan ginjal serta pemeriksaan FT4, TSHS diperlukan bila secara klinis diduga
terdapat komplikasi hipertiroid. Growdon dkk melaporkan bahwa batas kadar >199
mIU/ml pada minggu ke 3 sampai ke 8 berhubungan dengan peningkatn risiko 35%
menjadi PTG. (8) Pencitraan yang penting dalam tatalaksana penyakit trofoblas
adalah foto thorak. Pemeriksaan ultrasonografi – color Doppler saat ini merupakan
pemeriksaan baku untuk membantu menetukan diagnosis penyakit trofoblas
gestasional.Gambaran Neovaskularisasi menunjang diagnosis koriokarsinoma serta dapat
untuk melihat penetrasi pada miometrium atau organ sekitar uterus.(6) Gambaran lain yang
dievaluasi adalah perubahan tahan vaskuler denga mengukur resistance indeks (RI) dan
pulsaltility indeks (PI).

Modalitas Terapi : Kemoterapi, Operasi dan Radioterapi Tatalaksana PTG


adalah berdasarkan staging dan skoring. Kemoterapi adalah modalitas utama pada pasien
dengan PTG.Angka keberhasilan terapi pada PTG risiko rendah adalah 100% dan lebih
dari 80% pada PTG risiko tinggi (3). Andrijono, melaporkan angka keberhasilan terapi
pada PTG nonmetastasis 95,1%, risiko rendah 83,3% , risiko tinggi hanya 50 % dengan
angka kematian karena PTG berkisar 8-9%.(9) Kemoterapi pada PTG risiko rendah
adalah kemoterapi tunggal, dengan pilihan utama Methotrexate. Kemoterapi tunggal lain
yang dapat digunakan adalah Dactinomycin.Sedangkan pada PTG risiko tinggi
menggunakan kemoterapi kombinasi diberikan kombinasi EMA-CO
(etoposide,methotrexate,actinomycin,cyclophosphamaide dan oncovin) sebagai terapi
primer atau menggunakan kombinasi ME ( Metothrexate, Etoposide ), EP ( Etoposide,
Cisplatinum) Evakuasi molahidatidosa dilakukan sesaat setelah diagnosis
ditegakkan,hal didasarkan perhitungan bahwa evakuasi dilakukan untuk menghindari
abortus mola sehingga perlu tingakan akut, menghindari komplikasi hipertiroid atau
perforasi serta untuk memperoleh jaringan untuk diagnosis histopatologi. Dengan
perkembangan kemoterapi yang mempunyai angka keberhasilan terapi yang tinggi,
kuretase cukup dilakukan satu kali Histerektomi dilaporkan dilakukan pada kasus
molahidatidosa usia tua dan terbukti mengurangi angka kematian dari
koriokarsinoma.Histerektomi juga dilakukan pada keadaan darurat pada kasus
perforasi,pada kasus metastasis liver, otak yang tidak respon terhadap kemoterapi serta
pada kasus PSTT. Penyakit trofoblas gestasional adalah radiosensitive, karena
radiasi mempuyai efek tumorosidal serta hemostatik, Radioterapi dapat dilakukan pada
metastasis otak atau pada pasien yang tidak bisa diberikan kemoterapi karena alasan
medis.

Prognosis
Secara umum prognosis pasien adalah baik. Overall survival pasien dengan PTG
risiko tinggi adalah 61,6% s/d 80 %. Survival sangat tergantung pada kadar β HCG pada
saat mulai terapi sekunder dan lokasi metastasis. Rekurensi PTG non metastasis
2,5 %, PTG bermetastasis risiko rendah 3,7 % dan rekurensi terjadi pada 36 bulan.Faktor
yang menyebabkan kurangnya keberhasilan terapi adalah :1. Kurang pengawasan
pasca kemoterapi 2. Staging yang tidak adekuat 3. Pengobatan awal yang
tidak adekuat 4. Pemberian kemoterapi interval terlalu lama Hal lain yang perlu
mendapatkan perhatian adalah sistem rujukan serta adanya pembagian yang baik tentang
kompetensi serta pemilahan fasilitas pelayanan berdasar diagnosis yang ditegakkan.

Daftar pustaka
www.indocancer.com/cancer/article_detail.asp?cat=14

daftar pustaka
id.wikipedia.org/wiki/Kanker_leher_rahim
I. Data Dasar
A. Subjektif
1. Biodata
Sudah jelas……
2. Keluhan utama
Terjadi perdarahan bercak pervaginan tanpa disertai dengan keluarnya jaringan pada usia
kehamilan sebelum 20 mg.
(Sarwono Prawiroharjo, 2002 : 147)
3. Riwayat Penyakit Terdahulu
- Pernah/tidak menderita penyakit pneumonia, tifus abdominalis, malaria, sifilis, anemia,
toksoplasmasis.
- Pernah/tidak menderita penyakit menahun seperti hipertensi, penyakit ginjal, penyakit
hati, DM.
- Pernah/tidak menderita keracunan, nikotin, gas beracun, alkohol.
4. Riwayat Penyakit Sekarang
- Pernah/tidak menderita penyakit pneumonia, tifus abdominalis, malaria, sifilis, anemia,
toksoplasmasis.
- Pernah/tidak menderita penyakit menahun seperti hipertensi, penyakit ginjal, penyakit
hati, DM.
- Pernah/tidak menderita keracunan, nikotin, gas beracun, alkohol.
5. Riwayat Penyakit Keluarga
- Penyakit dalam keluarga seperti menahun (hipertensi, DM).
- Menular (hepatitis, menurun (kencing manis)
6. Riwayat Menstruasi
Menarche :
Siklus haid :
Lama haid :
Banyaknya darah :
Disminorhoe :
Flour albus :
Warna :
Amenorhoe :
HPL :
7. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
Ibu mengatakan hamil yang ke I.
8. Riwayat kehamilan sekarang
Ini merupakan kehamilan 1
Keluhan selama hamil : keluar darah sedikit-sedikit / flek-flek mulai 2 hari yang lalu
tanpa disertai dengan keluarnya jaringan.
- Berapa kali periksa hamil (standar ANC 4 kali, TM I = 1x, TM II = 1x, dan TM III =
2x) apa saja yang didapat saat periksa hamil.
- Belum merasakan gerak janin.
9. Riwayat perkawinan
- Status perkawinan.
- Banyaknya perkawinan.
- Lama perkawinan.
10. Riwayat KB
- KB yang pernah digunakan.
- Lama pemakaian KB.
- Keluhan yang dirasakan saat menggunakan KB.
11. Riwayat Psiko spiritual
Psikologis
- Perasaan yang dirasakan ibu cemas.
- Kehamilan ini diinginkan.
Spiritual
- Ibadah/ajaran agama yang dilaksanakan ibu selama kehamilan, misalnya sholat, mengaji
dll.
12. Latar belakang sosial budaya
- Hubungan ibu dengan suami, orang tua, mertua, dan tetangga baik.
- Tanggapan dan dukungan keluarga dengan kehamilan ini.
- Adanya acara 3 bulanan dalam adat istiadat setempat.
13. Perilaku kesehatan
- Kebiasaan ibu dan keluarga untuk ke pelayanan kesehatan saat sakit misalnya ke
Puskesmas.
- Tidak minum-minuman keras, merokok.
- Tidak memakai obat-obatan terlarang seperti narkoba, zat adiktif, dll.
14. Pola kebiasaan sehari-hari
• Nutrisi
- Makan 2 – 3 x/hari
- Minum air putih 6 – 8 gelas/hari
- Komposisi nasi, lauk, sayur
• Eliminasi
- BAB 1 –2 x/hari
Konsistensi lunak, warna kuning
- BAK 6 – 8 x/hari
• Aktivitas
Boleh melakukan pekerjaan / aktivitas seperti biasa, akan tetapi agak dikurangi hanya
melakukan pekerjaan/aktivitas yang ringan.
• Istirahat
- Tidur siang : 1 – 2 jam/hari
- Tidur malam : + 7 – 8 jam/hari
• Kebersihan
- Mandi 2 – 3x/hari.
- Ganti pakaian dalam 2x/hari.
- Ganti pakaian luar 1 – 2 x/hari.
• Seksualitas
- Boleh melakukan hubungan intim bila tidak terjadi perdarahan / abortus pada TM I
(kehamilan muda)
- Tidak boleh melakukan hubungan intim pada TM III atau apabila kepala sudah masuk
rongga panggul.
B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan fisik
KU : baik
Kesadaran : Composmentis
TD : 110/70 – 129/85 mmHg
N : 60 – 90 X/menit
RR : 16 – 24 X/menit
S : 36,5 oC – 37,5 oC
TB : > 145
Lila : > 23,5 cm
BB : pada trimester I tidak boleh lebih dari 1kg / minggu
2. Pemeriksaan Khusus
Inspeksi
Kepala : Rambut lurus, tidak ada benjolan, ketombe ada/tidak
Muka : Simetris, pucat/tidak, cloasma gravidarum ada/tidak, cemas, takut,
kesakitan/tidak.
Mata : Bentuk simetris, konjungtiva anemis/tidak, seklera ikterus/tidak
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid/vena jugularis
Dada : Hyperpigmentasi areola mamae, puting menonjol
Perut : Terdapat linea alba, tidak ada luka bekas operasi, membesar sesuai dengan usia
kehamilan
Genetalia : Tidak ada odema, perdarahan sedikit-sedikit/flek-flek tanpa ada jaringan yang
keluar di pembalut
Ekstrimitas : Tidak odema, tidak varies
Palpasi
Leopoid I : pertengahan antara Sy – pst
Leopoid II : -
Leopoid III : -
Leopoid IV : -
Auskultasi
DJJ belum terdengar
Perkusi :
Reflek patela : +/+ atau -/-
Pemeriksaan dalam : tidak dilakukan
Pemeriksaan Lab. : PP test +
II. Interpretasi Data
DX : Ny “ “ dengan abortus imminem
DS : Ibu mengatakan keluar darah sedikit-sedikit dari kemaluannya tidak ada gumpalan.
Ibu mengatakan cemas / kawatir dengan keadaannya dan janinnya.
DO : KU : Baik
Kesadaran : Composmentis
TD : 110/70 – 129/85 mmHg
N : 60 – 90 X/menit
S : 36,5 oC – 37,5 oC
R : 16 – 24 X /menit
TB : > 145
BB : pada TM I tidak boleh lebih dari 1 kg / minggu
Inspeksi
Genetalia : keluar darah sedikit-sedikit / flek-flek tanpa adanya jaringan yang keluar dari
pembalut.
Palpasi
Leopoid I : pertengahan antara Sy – pst
Auskultasi
DJJ belum terdengar
III. Identifikasi Diagnosa / masalah potensial
Abortus Incomplit
IV. Evaluasi kebutuhan segera
Bedrest (tirah baring)
V. Intervensi
DX : Ny “ “ dengan abortus imminens
Tujuan : Kehamilan masih dapat dipertahankan
Kriteria hasil :
Intervensi
- Lakukan pendekatan dengan pasien
Rasional : Dapat terjalin kerja sama yang baik sehingga memudahkan dalam
melaksanakan intervensi
- Minta pasien menandatangani surat persetujuan tindakan medis (informet consent)
Rasional : Sebagai bukti tertulis bahwa px setuju dengan tindakan medis yang akan
dilakukan terhadap klien tersebut setelah mendapatkan informasi dan penjelasan dari
petugas
- Bina hubungan baik dengan ibu dan keluarga
Rasional : Rasa percaya ibu dan keluarga akan membantu terlaksananya dan tercapainya
tujuan pemberian intervensi
- Lakukan tes kehamilan kagi
Rasional : Untuk memastikan bahwa kehamilan ibu masih bisa dipertahankan atau tidak
- Lakukan pemeriksaan terhadap ibu
Rasional : Untuk mengetahui keadaan ibu
- Beritahu ibu kondisinya dan janinnya saat ini
Rasional : Dapat mengurangi kecemasan ibu
- Jelaskan ibu banyak istirahat/tirah baring (tidak boleh turun dari tempat tidur)
Rasional : Dapat menyebabkan bertambahnya aliran darah ke uterus dan berkurangnya
rangsang mekanik
- Jelaskan ibu untuk tidak melakukan aktifitas fisik berlebih
Rasional : Dapat mengurangi rangsang mekanik
- Jelaskan ibu untuk tidak melakukan hubungan seksual, TM I (kehamilan muda), TM II
atau apabila kepala sudah masuk rongga pinggul
Rasional : Dengan melakukan hubungan Seks dapat menimbulkan kontraksi uterus
karena sperma mengandung prostaglandin sehingga terjadi perdarahan
- Berikan Vit K, Fe
Rasional : Dapat menghentikan perdarahan dan menggantikan darah yang hilang
- Jadwalkan kunjungan ulang berikutnya
Rasional : Untuk mengetahui perkembangan ibu dan janin
VI. Implementasi
Sesuai dengan intervensi
VII. Evaluasi
Mengacu pada kriteria hasil

Scribd
Upload a Document
Top of Form
Search Documents
Bottom of Form
Explore
Documents
Books - Fiction
Books - Non-fiction
Health & Medicine
Brochures/Catalogs
Government Docs
How-To Guides/Manuals
Magazines/Newspapers
Recipes/Menus
School Work
+ all categories

Featured
Recent
People
Authors
Students
Researchers
Publishers
Government & Nonprofits
Businesses
Musicians
Artists & Designers
Teachers
+ all categories

Most Followed
Popular
Sign Up
|
Log In

/ 15
Top of Form

Bottom of Form
Top of Form
Bottom of Form
Download this Document for Free

BAB IPENDAHULUAN1.1.

Latar Belakang
Choriocarcinoma adalah salah satu tumor ganas dalam jenis penyakit
troblastik gestasional (PTG) yang mengancam jiwa wanita di dunia. Angka kejadian
penyakit initertinggi ditemukan di Asia, afrika dan Amerika Latin sedangkan angka
terendahditemukan di Amerika Utara, Eropa dan Australia. Di Amerika angka
kejadianChoriocarcinoma ini adalah 1 dari 40 kehamilan mola hidtidosa, 1 dari 5.000
kehamilanektopik, 1 dari 50.000 kasus abortus dan 1 dari 150.000 kehamilan normal.Sedangkan untuk
di Indonesia sendiri angka kejadiannya bervariasi mulai dari 1per 120 sampai 1 per 200
kehamilan. Dan yang terbanyak adalah yang didhului olehkehamilan molahidatidosa.
Penyakit ini sering dijumpai pada wanita usia 14-49 tahun danrata-rata usia 30-32 tahun.
PTG sendiri di Indonesia yang non metastase 75% didahuluioleh molahidatidosa dan
25% lainnya didahuui oleh KET, abortus, dan kehamilan biasa.Berkaitan dengan cukup
tingginya angka kejadian penyakit ini di Indonesia,termasuk sumatera barat serta begitu
fatalnya dampak yang ditimbulkan pada penderitamaka hal inilah yang menjadi
latarbelakang bagi penulis untuk menyusun sebuah makalahyang menguraikan materi dan
pengkajian kasus tentang chorocarcinoma ini.Dari uraian diatas, maka judul makalah
yang akan disajikan adalah ManajemenAsuhan Kebidanan pada Ny.S dengan
Chorocarcinoma disertai hematuria dan anemia diruang Onkology IRNA A Kebidanan
RSUP M.Djamil Padang pada tanggal 18-20 Oktober 2010.
1.2.TujuanA.

Tujuan Umum
Mampu menerapkan asuhan kebidanan yang tepat untuk pasien denganchoriocarcinoma
B.

Tujuan Khusus
1.

Mampu melakukan pengumpulan data pada pasien dengan choriocarcinoma2.

Mampu menginterprestasikan data pada pasien dengan choriocarcinoma3.

Mampu menetukan diagnosa potensial pada pasien dengan choriocarcinoma4.

Mampu menetukan tindakan segera pada pasien dengan choriocarcinoma5.

Mampu merencanakan asuhan kebidanan pada pasien dengan choriocarcinoma

6
.

Mampu melaksanakan asuhan kebidanan yang telah direncanakan untuk pasiendengan


choriocarcinoma7.

Mampu mengevaluasi asuhan kebidanan yang telah diberikan pada pasiendengan


choriocarcinoma

BAB IIKONSEP DASAR 2.1. Definisi


Choriocarcinoma adalah sebuah tumor ganas yang timbul dari sel-sl trofoblasdalam
rahim. Dimana termasuk dalam penyakit trofoblastik gestasional (PTG) yang
dapatbermetastase ke jaringan tubuh lain dan merusaknya. (Sarwono
Prawirohardjo,1981)Choriocarcinoma adalah tumor ganas yang mengalami nekrosis yang
berasal darijaringan trofoblas setelah terjadi gestasi. ( Perkumpulan Obgyn Ed.9.199
6
)Choriocarcinoma adalah tumor ganas yang berasal dari jaringan plasnta normaldan
abnormal terdiri dari proliferasi sitotrofoblas dan sinsiotrofoblas.
(Mc.DonaldCuningham.1990)
2.2. Etiologi
Beberapa hal yang diyakini menjadi penyebab choriocarcinoma natara lain :A.

Mola Hidatidosa (50 % dari kasus)B.

Abortus Spontan ( 20 % dari kasus)C.

Kehamilan Ektopik ( 2 % dari kasus)D.

Kehamilan Normal ( 20-30 % dari kasus)E.

Kelainan Pada ovarium ( Sangat jarang )


2.3. Klasifikasi
Oleh international Union Against Cancer (IUCR) maka penyakit trofoblastik
dibedakanmenjadi :A.

Berdasarkan hubungan dengan fertilisasi1.

Gestasional choriocarcinoma (didahului oleh fertilisasi)2.

Non Gestasionl choriocarcinoma ( Tanpa didahului fertilisasi, biasanya padakelainan


ovarium )B.

Berdasarkan diagnosis klinik 1.

Non metastasis choriocarcinoma ( hanya pada uterus )2.

Metastasis (sampai ke luar pelvic)C.

Berdasarkan diagnosis Hystology (villus)1.

Choriocarcinoma villosum ( terdapat villi dan hanya pada pelvic )

2.

Choriocarcinomanon villosum ( menyerang alat genital, paru, otak, hepar,dll)D.

Berdasarkan prognosis metastase1.

Prognosis baik resiko rendaha.

 hCG < 100,000 IU/24 jam urine atau <40,000 ml IU/ml serumb.

lama gejala , 4 bulanc.

Metastase terdapat pada uterus atau paru-paru, pelvic dan vaginad.


Belum pernah di kemoterapie.

Bukan dari fertilisasi uterus2.

Prognosis jelek resiko tinggia.

 hCG > 100,000 IU/24 jam urine atau > 40,000 ml IU/ml serumb.

lama gejala 4 bulanc.

Tidak saja metastase di paru adan genitalia melainkan juga pada otah, hati,saluaran
pencernaand.

Pernah kemoterapie.

Kehamilan uterus ada sebelumnya.E.

Stadium berdasarkan pencitraan stagging FIgo 1982 yaitu ;1.

Stadium I : Tumor terbatas pada uterus2.

Satadium II : Tumor ke adneksa atau vagina namun terbatas pada struktur genitalia3.

Stadium III : Tumor bermetastase ke paru, dengan atau tanpa metastase digenitalia4.

Stadium IV : Bermetastas ke tempat lain : otak, hepar, saluran cerna, dll


2.4.

Patofisiologi
Ada beberapa teoi tentang terjadinya choriocrcinoma Ini, diantaranya :
A.

Teori missed abortion


makalah
Download this Document for FreePrintMobileCollectionsReport Document
Top of Form
Bottom of Form
This is a private document.
Info and Rating
Follow

arzilad
Share & Embed

Related Documents
PreviousNext

p.

p.

p.

p.

p.

p.
p.

p.

p.

p.

p.

p.
p.

p.

p.

p.

More from this user


PreviousNext

15 p.

Add a Comment
Top of Form
Submit
Characters: ...
Bottom of Form

Top of Form
Bottom of Form
Top of Form
Send me the Scribd Newsletter, and occasional account related communications.
Bottom of Form
Discover and connect with people of similar interests.

Publish your documents quickly and easily.

Share your reading interests on Scribd and social sites.

Top of Form
Bottom of Form
Top of Form
Email address:
Submit
Bottom of Form
Upload a Document
Top of Form
Search Documents
Bottom of Form
Follow Us!
scribd.com/scribd
twitter.com/scribd
facebook.com/scribd
About
Press
Blog
Partners
Scribd 101
Web Stuff
Scribd Store
Support
FAQ
Developers / API
Jobs
Terms
Copyright
Privacy
Copyright © 2011 Scribd Inc.
Language:

scribd. scribd. scribd. scribd. scribd. scribd. scribd. scribd. scribd. scribd. scribd. scribd.
scribd. scribd.

Vous aimerez peut-être aussi