Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Kosmopolitan sebagai ide, nilai atau way of tinking dimana manusia atau seseorang
menyadari bahwa dirinya merupakan bagian dari masyarakat dunia, tidak hanya bagian dari
satu etnis atau bangsa tertentu tapi lebih daripada itu. Ide kosmopolitan ini diperkirakan
muncul dan berakar dari peradaban babilonia dan selanjutnya dicetuskan oleh seorang filsuf
Yunani Diogene de Sinope yang untuk pertama kalinya mengatakan “I am the citizen of the
world”. Kosmopolitanisme secara sederhana dikatakan oleh Madam Anne sebagai dunia
dimana ‘one space, many people, and different culture’. Dapat pula ia diartikan sebagai
penerimaan dan hidup berdampingan diantara latar belakang budaya yang berbeda dan
masing-masing memelihara apa yang menjadi miliknya.
Layaknya suatu ide dan nilai, maka kosmopolitanisme juga berkembang dan
mengalami penyebaran sejak ia lahir sampai sekarang di era globalisasi. Adanya globalisasi
yang membawa kemajuan teknologi dan informasi serta saling keterkaitan antara masyarakat
di satu belahan dunia dengan masyarakat di belahan dunia lain, tentunya memberikan
kemudahan bagi kosmopolitanisme untuk tumbuh subur. Secara garis besar ada empat area
atau ikon penyebaran ide kosmopolitanisme ini, yakni metropolis, imigrates, transportation,
dan people. Berikut akan kami bahas satu persatu:
1. Metropolis
Metropolis atau kota besar disini menjadi area penyebaran dan ikon kosmopolitan karena
dalam kota besar biasanya dihuni oleh penduduk yang sangat banyak dan beragam. Namun
untuk menjadi sebuah kota yang kosmopolitan dan sebagai miniatur mini dari dunia atau
representasi dari kota yang universal maka ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi oleh
suatu metropolis yakni ia harus memiliki atau menjadi pusat dari : political power, medias,
science pole, economy and finance dan arts. Dari kriteria diatas maka di dunia ini ada tiga
kota yang paling memenuhi syarat yaitu London di Inggris, Paris di Prancis, dan New York
di Amerika Serikat. London dikatakan sebagai kota yang kosmopolitan karena disana banyak
ditemukan masyarakat dari berbagai ras dan bangsa hidup berdampingan, selain itu disana
banyak terdapat universitas-universitas dan ilmuwan terkemuka kelas dunia seperti Oxford
University, Cambridge University, London School of Economics, di London juga terdapat
daerah Greenwich dimana ia merupakan pusat perhitungan waktu dunia, belum lagi
keberadaannya yang sangat strategis sejak zaman revolusi industri sampai era dekolonisasi,
kota London merupakan urat nadi perkembangan ekonomi dan teknologi mutakhir yang
sangat inovatif. Bahkan saat ini mata dunia sedang terfokus pada Inggris yang mengadakan
perhelatan besar-besaran dalam rangka pernikahan Pangeran William dan Kate Middleton
yang dilangsungkan pada 29 April 2011.
Kota selanjutnya yang menyandang predikat kosmopolitan adalah Paris di Prancis, karena
selain terkenal dengan sebutan kota mode dan pusat fashion serta artistik, ia juga dikenal
sebagai salah satu kota yang banyak dikunjungi oleh masyarakat dunia dari berbagai negara,
hal ini dibuktikkan dengan kehadiran 30 juta turis per tahunnya terutama kunjungan ke
menara Eiffel yang sangat terkenal dengan ke’romantis’annya. Dan kota metropolis terakhir
adalah New York dimana ia merupakan kota bisnis dan pusat finance dunia. Selain itu disana
juga terdapat kantor-kantor berita bergengsi seperti CNN. Keberadaan New York sebagai
pusat bisnis dan finance ini banyak menarik para pebisnis dari berbagai belahan dunia yang
ingin melipatgandakan kekayaan mereka. Sehingga tak jarang kita dapat menemukan orang
etnis Cina, Arab, Afrika dan orang kulit putih berlalu lalang di pusat kota New York.
2. Imigrates
3. Transportation
4. People
People atau orang mempunyai peran yang signifikan dalam menyebarkan ide-ide
kosmopolitanisme. Yang dimaksud dengan ‘orang’ adalah mereka-mereka yang memiliki
profesi yang mendunia sehingga tak jarang mereka bersentuhan dengan kebudayaan lain yang
berbeda dengan asal mereka. Profesi yang dinilai membawa nilai-nilai kosmopolitanisme
adalah diplomats, artists, dan sportive. Diplomat dikatakan sebagai profesi yang
kosmopolitan karena dalam keseharian dan tugasnya mereka diharuskan berinteraksi dengan
masyarakat dari negara lain yang berbeda budaya dan diplomat juga sebagai repsentasi dari
budaya asal mereka. Lain halnya dengan bidang keartisan yang memang menuntut ia untuk
tampil menghibur seluruh dunia, sehingga akibat globalisasi wajah mereka sangat familier
bagi masyarakat. Contoh saja Justin Bieber yang berkebangsaan Kanada sangat dikenal oleh
masyarakat Indonesia, bahkan baru-baru ini ia mengadakan konser di Indonesia. Kemudian
profesi yang terakhir yakni aktor olahraga (sportive) yang mana kita tahu bahwa nilai-nilai
dan semangat sportivitas dalam olahraga berlaku secara mendunia. Siapa saja dapat
memainkan sepak bola tidak peduli apa warna kulitnya mereka dapat menjadi satu tim yang
solid. Seperti beberapa klub sepakbola yang sering kita lihat di televisi, mereka biasanya
tidak hanya terdiri dari satu bangsa melainkan ada beberapa pemain yang sengaja
didatangkan dari Afrika atau Asia.
Referensi :