Vous êtes sur la page 1sur 23

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN Nn. R DENGAN DIAGNOSA MEDIS TBC PADA KELUARGA Tn. S DI RT. 02 RW.

02 KELURAHAN KEBRAON SURABAYA

DISUSUN OLEH : I MADE ANDI HARTA WIGUNA 200801023

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KATOLIK ST. VINCENTIUS A PAULO SURABAYA 2011

LEMBAR PERSETUJUAN

Asuhan keperawatan ini diajukan untuk memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan mata kuliah Keperawatan Keluarga

Surabaya,

Maret 2011

Menyetujui,

Pembimbing Widayani Yuliana, S.Kep,Ns

BAB III TINJAUAN KASUS A. I. Data Umum 1. Identitas Kepala Keluarga Nama KK Umur Pekerjaan Pendidikan Suku Bangasa Alamat Puskesmas Rumah Sakit No Nama 1. Tn.S 2. Ny. T 3. Nn. U 4. Nn. R L/P L P P P : Jawa : Surabaya : 1 Km : 1,5 Km Umur 53 62 24 20 Agama Islam Islam Islam Islam Pend Pekerjaan Hub. Keluarga Keterangan Tamatan SMP Wiraswasta KK Tamatan SMP IRT IRT Tamatan SMA Wiraswasta Anak 1 Tamatan SMA Wiraswasta Anak 2 Penderita TBC : Tn. S : 53 tahun : Montir : Tamatan SMP Pengkajian

2. Jarak dengan pelayanan kesehatan terdekat

3. Susunan anggota Keluarga

4. Genogram

Tn.S 53 tahun

Ny. T 62 tahun

Nn. R 20 tahun

Keterangan : : Laki-laki : Perempuan

: Penderita : Menikah : Bercerai / : Meninggal : Tinggal serumah 5. Tipe keluarga Tipe keluarga Nn. R adalah extended family atau keluarga besar, karena didalam satu rumah terdiri atas 2 kepala keluarga 6. Status sosial ekonomi Tn. S berperan sebagai kepala keluarga dan bekerja sebagai montir. Tn. S hanya mendapat uang Rp. 1500.000,-/bulan dan uang tambahan dari anak-anaknya yang tidak tentu jumlahnya. Uang ini sebagian digunakan Tn. S untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari membayar tagihan listrik dan air, sedangkan sebagian lagi untuk biaya berobat dan disimpan bila ada keperluan mendadak. Tn. S biasa menyimpan uangnya didalam almari baju milikinya. Istri Tn. S bekerja sebagai ibu rumah tangga. Nn. R bekerja sebagai karyawan swasta di salah satu restaurant Surabaya. Nn. R hanya mendapatkan uang Rp. 1.000.000,-/bulan. Uang ini digunakan untuk membantu orang tuanya dan untuk memenuhi kehidupan sehariharinya. 7. Aktivitas rekereasi keluarga Setiap hari minggu keluarga besar Nn. R selalu menyempatkan untuk rekreasi, baik berkunjung ke rumah saudara-saudara yang ada di Surabaya, maupun ke tempat-tempat rekreasi lainnya. Tiap sore, keluarga berkumpul sambil berbincang-bincang dan nonton TV. 8. Kegiatan dalam kehidupan sehari-hari No 1. Anggota Keluarga Tn.S HP Tn. S mengungkapkan bahwa mandi 2x/hari, sikat gigi 1x/hari, cuci rambut 2x/mgg Tidur Istirahat Tn.S mengungkapkan tidur siang jam 12.00-13.00. Tidur malam 22.0006.00. Jam 01.00 Tn.S bangun untuk sholat. Mengungkapkan tidur siang mulai Makan Tn. S mengungkapkan makan tidak teratur, 2-3 x/hr dengan komposisi nasi, sayur, dan lauk. Dan tiap pagi Tn.S selalu minum kopi. Mengungkapkan makan 3x/hari

2.

Ny.N

Mengungkapkan mandi 2x/hari sikat

gigi 3x/hari cuci rambut 3x/minggu 3. Mengungkapkan mandi 2x/hari, sikat gigi 2x/hari cuci rambut 3x/minggu

pukul 13.00-14.30. tidur malam 22.0004.00 Mengungkapkan jarang tidur siang karena Nn. U kerja pagi ataupun sore belum tentu Nn. U tidur malam dari jam 22.00-04.00 Mengungkapkan jarang tidur siang karena Nn. R kerja pagi ataupun sore belum tentu Nn. R tidur malam dari jam 22.00-04.00

dengan komposisi nasi, lauk dan sayur. Mengungkapkan makan 3x/hari dengan komposisi nasi, lauk dan sayur.

Nn.U

4.

Nn.R

Mengungkapkan mandi 2x/hari, sikat gigi 3x/hari, cuci rambut 2x/minggu

Mengungkapkan makan 3x/hari dengan komposisi nasi, lauk, dan sayur.

II. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN 9. Tahap perkembangan keluarga saat ini Tahap perkembangan keluarga Tn. S saat ini adalah tahap V dimana keluarga menyeimbangkan kebebasan dengan tanggung jawab ketika remaja menjadi dewasa dan semakin mandiri, memfokuskan kembali hubungan perkawinan, berkomunikasi secara terbuka antara orang tua dan anak-anak. 10. Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi Tugas perkembangan keluarga. Tn. S sudah terpenuhi pada tahap V ini.

11. Keadaan kesehatan anggota keluarga

a.

Nn.R

Nn. R mengungkapkan 1 bulan yang lalu ia menderita batuk berdahak , sesak nafas terutama saat malam hari dan saat kelelahan, keringat dingin pada malam hari. Kemudian Nn.R minum obat komik yang di beli di warung. Karena tidak ujung sembuh, Nn. R kemudian dibawa oleh ibunya untuk diperiksa di puskesmas kedurus, setelah dilakukan pemeriksaan oleh dokter di puskesmas, Nn. R dianjurkan untuk periksa dahak dan foto thoraks. Hasil dari pemeriksaan dahak, yaitu BTA positif. kemudian dinyatakan terkena TBC klasifikasi penyakit paru, tipe penderita baru. Oleh petugas kesehatan di puskesmas, Nn. R dianjurkan untuk kontrol satu minggu sekali minum obat secara rutin selama 6 bulan, makan makanan bergizi yang banyak mengandung protein dan istirahat yang cukup. Obat yang diminum Nn. R pada dua bulan pertama terdiri atas 4 macam yaitu INH, rifampicin, ethambutol dan pyrazinamide, dan untuk pengobatan 4 bulan berikutnya Nn.R mendapat 2 macam obat anti TB yang harus diminum rutin setiap harinya, yaitu rifampicin dan INH. Nn. R mengungkapkan membuang dahaknya di halaman depan rumah dan menutup mulut setiap kali batuk dan bersin. Nn. R terlihat kurus, ia mengungkapkan berat badannya turun 45kg menjadi 39 kg. Saat dikaji Nn. R mengungkapkan masih batuk berdahak, sesak nafas sudah berkurang , suhu 365 C, tensi 120/80 mmHg, RR: 18 x/mnt. Nn. R setiap minggu datang 2 kali ke Puskesmas Kedurus untuk mengambil obat. Dari hasil Pemeriksaan Fisik: - Kepala dan leher Rambut agak rontok dan tipis, mata agak cowong, sclera berwarna putih, konjungtiva merah muda telinga bersih - Thorax Pergerakan rongga dada simetris kanan dan kiri saat inspirasi dan ekspirasi, suara nafas vesikuler terdengar pada lapang paru, tidak ada suara nafas tambahan, Nn R terlihat sering batuk. b. Integumen Tidak tampak ada bercak hitam, kulit kering, hangat dan kemerahan. Ny. T Saat pengkajian Ny. T mengungkapkan tidak pernah timbul gejala gejala seperti sering batuk, apa lagi badan terasa lemas. Ny. T tidak mempunyai riwayat penyakit turunan seperti tekanan darah tinggi, asma ataupun kencing manis. Tn. D tidak menjalani diit apapun. Tensi 110/70 mmHg, Nadi 66 x/mnt, suhu 365 C, RR = 18 x/mnt.

c.

Nn. U

Saat pengkajian dan saat kunjungan rumah Nn.U tidak ada di rumah tetapi Ny. T mengungkapkan bahwa Nn. U tidak pernah mengeluh ataupun timbul gejala gejala seperti batuk ataupun yang lain. d. Tn. D

Saat pengkajian Tn. D mengungkapkan tidak pernah timbul gejala gejala seperti sering batuk, apa lagi badan terasa lemas. Tn. D tidak mempunyai riwayat penyakit turunan seperti tekanan darah tinggi, asma ataupun kencing manis. Tn. D tidak menjalani diit apapun. Tensi 120/80 mmHg, Nadi 76 x/mnt, suhu 365 C, RR = 18 x/mnt. III. LINGKUNGAN 12. Karakteristik rumah Rumah yang ditempati Nn. R sekeluarga adalah jenis rumah permanen dengan dinding tembok dan lantai keramik. Lingkungan rumah 50 m, dibagi teras, 1 ruang tamu, 3 kamar tidur, 1 ruang nonton / rekreasi, 1 dapur + ruang makan, 1 kamar mandi, kamar cuci + jemuran, ruangan untuk sholat, bengkel 1 ruang. Lantai rumah tampak bersih dan tidak licin, lantai kamar mandi dan WC maupun kamar cuci tidak licin, perabot dirumah tertata dengan rapi. Setiap ruangan terdapat satu ventilasi, pencahayaan dalam rumah kurang, air yang digunakan adalah air PDAM, sampah rumah tangga di buang di tempat sampah di depan rumah dan diangkut oleh petugas kebersihan. Selokan di depan rumah tampak bersih Denah rumah : Bengkel

Kamar

Ruang Tamu

Teras

Kamar Dapur

KM

Kamar

13. Karakteristik tetangga dan komunitas RW

Kelurga Nn. R tinggal di lingkungan yang cukup bersih, jarak dengan rumah tetangga berdekatan dan berdempetan karena kawasan rumah Tn. S adalah perumahan. Rata-rata pekerjaan masyarakat sekitar adalah wiraswasta, tukang becak, pedagang kaki lima, montir, dan sopir. Untuk para ibu kebanyakan sebagai ibu rumah tangga. Keadaan lingkungan disekitar rumahnya bersih, dan selalu ramai dengan anak kecil. 14. Mobilisasi Geografis Keluarga Nn. R mengungkapkan sudah menempati rumah yang dimilikinya 11 tahun setelah almarhum ayahnya meninggal. 15. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat Nn. R mengungkapkan bahwa dulu beliau aktif ikut kegiatan kampung seperti mengaji, tetapi pada waktu sakit sudah tidak pernah mengikuti kegiatan itu. Tn. D masih mengikuti kegiatan misalnya pengajian maupun kerja bakti di lingkungan. Ny. T mengungkapkan bahwa ia aktif mengikuti arisan, PKK, maupun pengajian di masjid atau dirumah-rumah tangga. 16. Sistem pendukung keluarga Menurut Tn.S hubungan dengan keluarga baik, setiap bulan terkadang orangtua dari Tn.S datang ke rumah Tn.S begitupun sebaliknya, untuk berobat mereka memakai uang sendiri. Sedangkan untuk pengobatan Nn R diberikan secara gratis oleh Puskesmas. Nn R harus datang ke Puskesmas sebanyak 2 kali setiap minggunya. IV. STRUKTUR KELUARGA 17. Pola komunikasi keluarga Hubungan keluarga dengan keluarga yang lain adalah terbuka. Bila ada masalah, setelah dibicarakan bersama dan mencari solusinya pun bersama anggota keluarga yang lainnya. Bahasa yang digunakan sehari-hari adalah bahasa Indonesia dan Jawa. 18. Struktur kekuatan keluarga Tn. S sebagai kepala keluarga berperan dominan dalam pengambilan keputusan tetapi segala keputusan yang akan diambil tetap harus dibicarakan bersama anggota keluarga yang lain.

V. FUNGSI KELUARGA

19. Fungsi afektif Tn. S mengungkapkan dirinya berperan sebagai kepala keluarga dan Ny.T sebagai ibu rumah tangga yang harus memberikan perhatian, kasih sayang kepada semua anggota keluarga. Tn. S juga mengungkapkan bahagia karena berkumpul dengan keluarga besarnya dan mendidik anak menjadi beban bersama sesuai dengan peran yang berlaku. 20. Fungsi sosial Hubungan antar keluarga baik. Orang tua mendidik anaknya untuk sopan santun, disiplin, belajar dan menghormati orang tua dan orang yang lebih tua. Orang tua hanya memperhatikan sikap dan perilaku dari anak-anaknya, jika anaknya berbuat salah. Tanggung jawab dalam membesarkan dan mendidik anak menjadi beban bersama sesuai dengan peran yang berlaku. 21. Fungsi perawatan keluarga Ny.t mengungkapkan bahwa sakit yang biasanya diderita anggota keluarganya adalah batuk, pilek, dan badan panas, oleh Ny.T biasanya langsung dibelikan obat di warung untuk mengatasi gejala tersebut dan bila sakit tidak sembuh baru dibawa ke Puskesmass. Pada waktu Nn.R sakit, Ny.T hanya membelikan obat di warung karena pada waktu itu keluhannya hanya batuk, tetapi karena batuknya tidak sembuh sembuh setelah diberi obat dan juga disertai dengan badan panas, tidak nafsu makan dan Nn.R tambah kurus maka Ny.T membawa Nn.R ke puskesmas untuk berobat dan setelah dilakukan pemeriksaan dahak, Nn. R positif TB paru. Selama sakit Nn.R sakit yang merawat adalah Ny.T selain itu Ny.S juga rutin menemani anaknya kontrol ke puskesmas. Keluarga Ny.T belum bisa menciptakan lingkungan rumah yang sehat, hal itu dapat dilihat dari kondisi rumah yang sempit, memiliki ventilasi yang kurang baik dimana hanya mempunyai 2 jendela dan dapur letaknya berdekatan dengan kamar. 22. Fungsi reproduksi Nn. R mengungkapkan bahwa dirinya sudah haid sejak usia 12 tahun. Ny. N mengikuti KB suntik sehingga melahirkan Nn.R. Ny N sudah memberikan pendidikan seksual pada anak Nn. R sejak umur 14 tahun. VI. STRESS DAN KOPING KELUARGA 23. Stress jangka panjang dan pendek a. Sterss jangka panjang Nn. R mengungkapkan merasa cemas dan takut dengan kesehatannya, ia takut tidak bisa sembuh dan nantinya menular keanggota keluarga lainnya.

b.

Stress jangka pendek

Nn. R takut apabila tetangganya mengerti tentang sakitnya dan tidak ada lagi tetangga yang mau berbicara atau bersosialisasi dengan Nn.R. Nn.R sudah bosan minum obat karena terlalu lama. 24. Strategi koping yng digunakan Nn. R mengungkapkan pasrah kepada Tuhan, kita manusia hanya bisa menjaga tetapi yang menentkan adalah Tuhan. Nn. R mengungkapkan akan minum obat teratur selama 6 bulan supaya cepat sembuh. VII HARAPAN KELUARGA Nn. R mengharapkan agar penyakitnya lekas sembuh dan tidak menular ke orang lain. Nn.R mengharapkan agar petugas kesehatan lebih sering lagi melakukan kunjungan rumah, sehingga dapat melihat kondisi kesehatan masyarakat secara langsung.

A. ANALISA DATA NO DATA 1. S : - Nn. R mengungkapkan menderita TB sudah 1 bulan yang lalu - Nn. R mengungkapkan obat yg didapat dari puskesmas adalah Rimfamicin 150 mg 3x1 - Nn. R mengungkapkan rajin control - Nn. R mengungkapkan mencuci tangan dan alat makan dengan mengunakan air mengalir - Nn. R mengungkapkan tidur sendiri - Tidak tahu cara penularan penyakit TBC - Nn. R mengungkapkan kalau batuk membuang dahaknya dihalaman rumah. O: - Hanya ada 1 jendela di depan ruang tamu - Rumah Nn.R saling berhimpitan dengan tetangga lain. - Mencuci alat makan dengan air mengalir - Sampah basah dan kering dijadikan satu dan dibuang di depan rumah di tempat sampah - Jemuran pakaian di belakang rumah tidak langsung terkena sinar matahari - Pasien membuang dahak dihalaman rumah tidak di kaleng tersendiri DP Resiko terjadi penularan kuman TBC terhadap anggota keluarga yang lain sehubungan dengan ketidaktahuan keuarga mengenai pencegahan penularan penyakit

B. PRIORITAS DIAGNOSE KEPERAWATAN Resiko terjadinya penularan kuman TBC terhadap anggota keluarga yang lain sehubungan dengan ketidaktahuan keluarga mengenai pencegahan penularan penyakit No 1. Masalah Sifat masalah: Skala: Resiko Perhitungan x1 Skor Pembenaran Lingkungan rumah bersih, pencahayaan kurang hanya 2 jendela saja, alat makan cuci digabung dengan tidak menggunakan air hangat. Nn.R kadang-kadang tidur dengan ibunya. Keadaan ini memungkinkan untuk tetular kuman penyakit TBC. Keluarga tidak mengetahui cara penularan TBC, anggota keluarga yang sakit rajin kontrol dan minum obat secara teratur.

2.

Kemungkinan masalah dapat diubah : skala : Sebagian

x2

3.

Potensial masalah dapat dicegah:cukup

x1

Anggota keluarga yang sakit sudah 4 bulan. Anggota keluarga yang sakit rajin kontrol dan minum obat teratur. Keluarga tidak menyadari bahwa dia beresiko menularkan penyakit kepada lingkungannya.

4.

Menonjolnya 0/2 x 1 masalah tidak dirasakan Jumlah

DIAGNOSA KEPERAWATAN No 1 DIAGNOSA KEPERAWATAN Resiko terjadinya penularan kuman TBC terhadap anggota keluarga yang lain sehubungan dengan ketidaktahuan keluarga mengenai pencegahan penularan penyakit

FORMAT PERENCANAAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DP Resiko terjadinya penularan kuman TBC terhadap anggota keluarga yang lain sehubungan dengan ketidaktahuan keluarga mengenai pencegahan penularan penyakit UMUM Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x kunjungan keluarga diharapkan tidak terjadi penularan TBC terhadap anggota keluarga yang lain dan orang disekitarnya. TUJUAN KHUSUS 1. Keluarga mampu menyebutkan sifat kuman TBC KRITERIA Verbal KRITERIA EVALUASI STANDAR 1. Keluarga mampu menyebutkan sifat kuman TBC yaitu: Suka pada tempat yang lembab dan gelap Mati bila terkena sinar matahari Kebal bila tidak minum obat
2. Keluarga mampu mengenali gejala

NO 1.

INTERVENSI
1. Jelaskan pada keluarga

dan penderita sifat-sifat kuman TBC.

2. Keluarga mampu mengenali gejala awal penderita TBC

Verbal awal TBC yaitu: - Badan panas terutama siang hari - Penurunan nafsu makan dan berat badan. - Batuk berdahak selama lebih dari 3 minggu (dapat disertai dengan darah). - Keluar keringat dingin pada malam harimeskipun tidak melakukan aktivitas apapun - Hilangnya nafsu makan
3. Keluarga mampu menyebutkan cara

2. Jelaskan pada keluarga tanda-tanda dini atau gejala awal TBC.

3. Keluarga mampu menyebutkan cara penularan penyakit TBC

Verbal

penularan TBC yaitu melalui saluran pernafasan (percikan dahak), dan melalui alat makan dan luka pada kulit.

3. Jelasakan pada keluarga cara penularan kuman TBC

4. Keluarga dan pasien mampu mengaplikasikan cara untuk pencegahan penularan penyakit TBC

Verbal
4. Keluarga mampu mencegah

5. Anggota keluarga yang lain tetap sehat: - Tidak batuk - Tidak demam - Nafsu makan tidak menurun

Verbal

penularan TBC diantaranya: - Menjemur bantal, kasur, dan guling di terik matahari minimal 1 kali dalam 1 minggu agar kuman TBC mudah mati. - Memisahkan alat makan anggota keluarga yang sakit dengan anggota keluarga yang lain dan mencuci alat makan dengan air panas, ventilasi harus bersih dan tetap terbuka, untuk menghindari terjadinya penularan kuman TBC - Nn. R rajin kontrol ke Puskesmas untuk 5. Anggota keluarga tidak ada yang tertular penyaikit TBC: Meningkatkan ketahanan tubuh dengan makan makanan yang bergizi Observasi adanya gejala TBC pada salah satu anggota keluarga

4. Diskusikan anggota keluarga untuk mengaplikasikan caracara pencegahan dan penularan penyakit TBC

5. Memotivasi keluarga

untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi setiap hari.

FORMAT PELAKSANAAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA NO 1. DP Resiko terjadinya penularan kuman TBC terhadap anggota keluarga yang lain sehubungan dengan ketidaktahuan keluarga mengenai pencegahan penularan penyakit TUJUAN KHUSUS 1. Keluarga dan pasien mampu menyebutkan sifat kuman TBC 2. Keluarga mampu mengenal gejala awal penderita TBC TANGGAL 25 Maret 2011 IMPLEMENTASI 1. Menjelaskan pada keluarga sifat-sifat kuman TBC yaitu dapat hidup di udara bebas, tahan hidup berbulan-bulan pada suhu tempat yang lembab, mudah mati dengan sinar matahari dan mudah mati dengan air mendidih, dan minum obat secara teratur selama 6 bulan agar kumannya cepat mati. 2. Menjelaskan kepada keluarga tentang gejala-gejala dini / tanda-tanda bila salah satu anggota keluarga tertular yaitu: badan panas terutama siang hari, batuk berdahak lebih dari 3 minggu, keluar keringat dingin pada malam hari, meskipun tidak melakukan aktivitas apapun, hilangnya nafsu makan, BB setiap harinya. 3. Menjelaskan pada keluarga cara penularan TBC yaitu melalui saluran nafas (pecikan dahak saat batuk / bersin), saluran cerna (melalui alat makan) dan luka pada kulit. EVALUASI 30 Maret 2011 Maslah tidak terjadi ditandai dengan : a. Keluarga dan Nn.R mengungkapkan akan istirahat cukup b. Keluarga dan Nn. R mengungkapkan akan berusaha untuk menjaga kesehatan c. Nn. R mengungkapkan akan sering datang ke Puskesmas

3. Keluarga dan pasien mampu menyebutkan cara penularan penyakit TBC

4. Keluarga dan pasien mampu untuk mengaplikasikan cara untuk pencegahan penularan penyakit TBC

4. Memotifasi anggota keluarga untuk mengupayakan pencegahan penularan penyakit TBC di antaranya menjemur kasur, bantal, guling, dibawah sinar matahari 1x seminggu. Memisahkan alat makan anggota keluarga yang sakit dengan anggota keluarga yang lain dan mencuci alat makan dengan air panasDahak harus dibuang pada kaleng tersendiri dengan air panas lalu kaleng tersebut dibakar. Dan ventilasi selalu terbuka. 5. Menganjurkan dan memotivasi pasien serta memantau gejala-gejala yang menggambarkan terjadinya TBC antara lain: - Makan makanan bergizi setiap hari antara lain nasi, sayur, daging dan buah-buahan - Istirahat yang cukup - Tidak batuk berdahak secara terus-menerus selama 2 minggu Tidak terjadi penurunan BB nafsu makan menurun

5. Anggota keluarga yang lain tetap sehat

CATATAN PERKEMBANGAN NO 1. Tanggal 28 Maret 2011 S.O.A.P.I.E S : - Pasien mengungkapkan mengenal sifat kuman TBC, yaitu mati oleh sinar matahari dan akan kebal bila tidak minum obat. - Keluarga mengungkapkan gejala awal penderita TBC, yaitu demam, batuk berdahak > 2 minggu. - Keluarga mengungkapkan tahu cara penularan penyakit TBC, yaitu percikan ludah, alat makan, luka pada kulit, ventilasi selalu tertutup - Keluarga mengungkapkn keluarga tidak ada yg sakit O : - Anggota keluarga yang lain kelihatan segar dan tidak sakit ( tidak batuk-batuk, penurunan BB, nafsu makan menurun) - Ventilasi terlihat kurang baik - Nn. R saat batuk, menutup mulut dengan tangan - Alat makan dicuci dengan air mengalir. A : Masalah tidak terjadi P : Intervensi 1,2 dihentikan 3,4,5 dilanjutkan I : - Motifasi Nn.R dan keluarga mencegah penularan TBC dengan ventilasi yg bersih dan selalu terbuka, menjemur kasur,bantal, guling, dibawah sinar matahari. - Menganjurkan keluarga pasien memisahkan alat makan Nn. R dengan keluarga dan mencuci dengan air panas, membuang dahak ditempat tertentu (kaleng yg diberi air panas dan dibakar). - Motivasi Nn. R atau mengingatkan kalau batuk di tutup atau lebih baik memakai masker, - Memantau tanda-tanda/ gejala terjadinya TBC. E : Nn. R mengungkapkan tetap rutin minum obat dan rajin control. Keluarga mengungkapkan akan mencuci alat makan dengan air mengalir dan menyendirikan alat makan serta ventilasi selalu bersih dan terbuka, keluarga yang lain tetap sehat dan tidak sakit ( tidak batuk-batuk, penurunan BB, nafsu makan menurun) 30 Maret 2011 S : - Keluarga mengungkapkan alat makan sudah disendirikan. - Nn. R mengungkapkan sudah mempunyai kaleng untuk membuang ludah dengan diberi air panas. - Keluarga mengungkapkan sudah mencuci alat makan dengan air panas, menjemur bantal, guling, kasur dibawah sinar matahari O : - Nn. R tampak segar - Nn. R saat batuk menutup mulut dengan tangan. - Ventilasi terbuka dengan membuka genteng dan di lapisi dengan seng yang transparan. - Nn. R membuang dahak ke kaleng yang diberi air panas sehingga tidak membuang ludah sembarangan

Anggota keluarga tampak sehat dan tidak sakit

A : Masalah tidak terjadi P : Intervensi 3,4,5 dilanjutkan I : - Memotifasi keluarga untuk makan bergizi seperti tahu, tempe, kacang-kacangan, susu, daging. - Motivasi Nn. R dan keluarga untuk istirahat cukup. - Motivasi keluarga dan Nn. R untuk mencegah penularan TBC E : - Nn. R dan kelurga mengungkapkan akan berusaha untuk menjaga kesehatan - Mengungkapkan akan istirahat cukup - Tiap hari akan control - Tidak ada sakit panas, batuk, pilek - Anggota keluarga yang lain tetap sehat (tidak batukbatuk, penurunan BB, nafsu makan menurun).

Vous aimerez peut-être aussi